Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Hukum dan Jenis-Jenis Hukum

v Pengertian Hukum

Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar
tingkah laku manusia dapat terkontrol. Hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan, hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarakat berhak mendapatkan pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi bagi yang
melanggarnya.

v Jenis-jenis hukum

 Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena
peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.

 Hukum Publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga
negaranya. Atau Hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang
masyarakat dan menjadi Hukum perlindungan Publik.

 Hukum Privat hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.

 Hukum Positif atau ius constitutum, adalah hukum yang berlaku saat ini di suatu negara.
Misalnya, di Indonesia persoalan perdata diatur dalam KUH Perdata, persoalah pidana
diatur melalui KUH Pidana, dll.

 Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan


apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa
yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.
 JENIS-JENIS HUKUM

 Hukum terdiri atas bermacam-macam. Untuk mengetahui tentang macam-macam hukum,
ada beberapa penggolongan hukum.

a . Hukum menurut Bentuknya


Menurut bentuknya, hukum dikelompokkan sebagai berikut.
1) Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan
perundangan. Hukum tertulis dapat merupakan hukum tertulis yang dikodifikasikan dan
hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.
2) Hukum tak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat,
tetapi tidak tertulis.
Hukum tak tertulis juga disebut hukum kebiasaan.
Hukum tidak tertulis ditaati seperti suatu peraturan perundangan.

b . Hukum menurut Tempat Berlakunya


Menurut tempat berlakunya, hukum dibedakan sebagai berikut.
1) Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2) Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional.
3) Hukum asing adalah hukum yang berlaku di negara lain.
4) Hukum lokal adalah hukum yang berlaku di suatu daerah atau wilayah tertentu.

c . Hukum menurut Sumbernya


Menurut sumbernya, hukum dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.
2) Hukum kebiasaan adalah hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.
3) Hukum traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu
perjanjian antarnegara.
4) Hukum yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.

d . Hukum menurut Waktu Berlakunya


Menurut waktu berlakunya, hukum dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Hukum positif (ius constitutum) adalah hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Hukum positif (ius constitutum) disebut
juga tata hukum.
2) Ius constituendum adalah hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang.
3) Hukum asasi adalah hukum yang berlaku di mana-mana dalam segala waktu dan untuk
segala bangsa di dunia.
Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi)
terhadap siapa pun di seluruh tempat.

e . Hukum menurut Isinya


Menurut isinya, hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Hukum privat adalah kumpulan hukum yang mengatur hubungan-hubungan
antarorang dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Hukum privat
juga disebut hukum sipil. Contoh: KUH Perdata dan KUH Dagang.
2) Hukum publik adalah kumpulan hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara
negara dengan alat perlengkapannya atau antara negara dengan perorangan. Hukum
publik bertujuan untuk melindungi kepentingan umum. Hukum publik juga disebut
hukum negara.

f . Hukum menurut Wujudnya


Menurut wujudnya, hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Hukum objektif adalah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak
mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini untuk menyatakan peraturan yang
mengatur antara dua orang atau lebih. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP)
2) Hukum subjektif adalah hukum yang dihubungkan dengan seseorang tertentu dan
dengan demikian menjadi hak. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Militer.

g . Hukum menurut Sifatnya


Menurut sifatnya, hukum dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Hukum yang memaksa adalah hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga harus
dan mempunyai paksaan mutlak. Contoh: hukum pidana
2) Hukum yang mengatur adalah hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. Contoh:
hukum dagang.

h . Hukum menurut Cara Mempertahankannya Menurut cara mempertahankannya,


hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Hukum materiil adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah-perintah dan
larangan-larangan. Contoh: hukum pidana, hukum perdata, dan hukum dagang.
2) Hukum formal adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur cara-
cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil atau suatu peraturan yang
mengatur cara mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan dan bagaimana caranya
hakim memberi putusan. Hukum formal disebut hukum acara. Contoh: hukum acara
pidana dan hukum acara perdata
Macam-macam Jenis Hukum Menurut Isinya

Menurut Isinya, Hukum dapat dibagi menjadi kedalam beberapa bidang, antara lain hukum
perdata, hukum publik, hukum pidana, hukum acara, hukum tata negara, dan hukum
internasional (universal).

1. Hukum Perdata
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu dalam
masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum Perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil.
Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat di kehidupan sehari-hari adalah jual beli
rumah atau kendaraan.
*couresty farhanshare.blogspot.com
Hukum perdata dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:

 Hukum keluarga
 Hukum harta kekayaan
 Hukum benda
 Hukum perikatan
 Hukum waris

2. Hukum publik
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara subjek hukum dengan
pemerintah. Dengan kata lain, hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan
masyarakat dan penduduk luas.
*Couresty farhanshare.blogspot.com
3. Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah hukum perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan
berakibat diterapkanya sanksi hukuman bagi siapapun yang melanggarnya dan memenuhi unsur
perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana. Seperti perbuatan yang dilarang dalam
kitab undang-undang pidana, Undang-undang korupsi, Undang-undang HAM, dan sebagainya.

Dalam hukum pidana, dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan
ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan nilai moral, nilai agama, dan rasa keadlian
masyarakat, contohnya mencuri, membunuh, bersetubuh, memerkosa, menyiksa, dan sebagainya.
Sedangkan, pelanggaran adalah perbuatan yang hanya dilarang oleh udang-undang, seperti tidak
pakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam mengemudi kendaraan, dan sebagainya.
*couresty farhanshare.blogspot.com
4. Hukum Acara
Demi tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau juga sering disebut hukum
formal. Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur agar hukum (materiil) itu terwujud
atau dapat diterapkan kepada subjek yang memenuhi perbuatanya. Tanpa hukum acara maka
tidak ada manfaat hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum pidana diperlukan
hukum acara pidana. Untuk menegakkan hukum perdata maka ada hukum acara perdata. Hukum
acara ini harus dikuasai para praktisi hukum, polisi, jaksa, pengacara, dan hakim.

Tegaknya supermasi hukum itu harus dimulai dari penegak hukum itu sendiri. yang paling
utama bermula dari pejabat yang jabatanya paling tinggi, yaitu Mahkamah Agung (MA). MA
harus benar-benar melaksanakan hukum materil itu dengan tegas, baru akan terlaksana hukum
yang sebenarnya di kalangan anak buah/bawahanya.
*couresty farhanshare.blogspot.com
5. Hukum Internasional
Hukum Internasional ialah hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antar-negara satu
dengan negara lain secara internasional (universal), yang mengandung dua pengertian dalam arti
sempit dan luas.

 Dalam arti sempit meliputi : Hukum publik internasional saja.


 Dalam arti luas meliputi : Hukum publik internasional dan hukum perdata internasional.
6. Hukum Ekonomis
Hukum yang mengelola dan memimpin segala aktivitas individu maupun pemerintah di
bidang perkonomian.

7. Hukum Pajak
Hukum yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan Pajak.

8. Hukum Perburuhan
Hukum yang mengatur hak dan kewajiban buruh serta hubungan dengan atasan/majikanya.

9. Hukum Privat (Hukum Sipil)


Hukum Sipil dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

 Hukum umum : yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu
dengan yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan individu/perseorangan.
 Hukum khusus : yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan manusia sebagai anggota
masyarakat bersifat khusus seperti perniagaan, perseroan, wesel, dan sebagainya.
 Hukum perselisihan : yaitu hukum yang mengatur tentang peraturan yang menjadi
peraturan hukum mengenai sesuatu peristiwa hukum, di mana dua pihak atau lebih
mempunyai hukum yang berlainan.

Demikian informasi tentang Macam-macam Jenis Hukum Menurut Isinya, semoga bermanfaat,
dan menambah wawasan kita semua terutama dibidang hukum.

Sumber : Sejarah Hukum di Indonesia (Fidelara/Armandelta)

Read more: http://www.tuliskan.com/2013/02/macam-macam-jenis-hukum-menurut-


isinya.html#ixzz2fkIHrcyb

Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan terhadap sesuatu,
dimana seseorang berhak seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak mempunyai atau
memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang mepunyai hak untuk
masuk restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal ini jika ditinjau dari sudut
hukum orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang menyertainya yaitu orang
tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar makanan tersebut. Dari sudut pribadi
mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu pertimbangan etis, cara seseorang mengatur
kehidupannya, keputusan yang dibuat berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada
dilingkungan tempat ia hidup dan tinggal dalam kurun waktu tertentu.
Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang dengan
kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk menginstruksikan
pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut
mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien, hal ini
mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena terlalu
lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia
mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan
asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi.
Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut
mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan bilamana ia
mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan
kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia
mengingkari kebebasan pasien.

Jenis-jenis hak :

1. Hak untuk memilih/kebebasan


Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang
telah ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang
diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air
bersih, dan lain-lain.
3. Hak legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh
suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan
dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25 The United
Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United Nations International
Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :

1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)


2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland 1964
muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to informasi)

Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :

1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan


2. Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar

Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :

1. Hak memberikan consent (persetujuan)


Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa
paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang
ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan
consent. Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak
untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b.Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya
c.Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d.Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan
konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang diharapkan,
Tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat
keputusan
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter, salah satu
kriteria kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering
bertolak belakang dengan hak untuk tetap mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak mamapu membuat
keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam keadaan koma. Dalam situasi
inipasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan
peralatan mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah orang dengan
gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum
mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia
lanjut yang sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian misalnya
penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien harus memperhatikan
aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi
secara jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien
untuk menolak atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam
penelitian yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak
dilanggar baik secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus memahami hak-hak
pasien : membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang
lengkap, menghentikan partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau
resiko cidera, percakapan tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari
pelayanan orang yang tidak kompeten.

Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey, 1974), terdiri
dari 4 katagori yanitu :

1. Hak kebenaran secara menyeluruh


2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit

HAK PASIEN DAN PERAWAT


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai
dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk berbuat,
menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu dari orang
lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam menuntut suatu
hak, tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan yangmerupakan
kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala sesuatunya dapat memberikan
dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman tentang
hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan tercipta
kehidupan yang damai dan tentram.
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak manusia atau
lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan
kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat
dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis:

1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)


Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama, kebebasan
bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)
Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara
berlebihan oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian
dengan bebas.
3. Rights of legal aquality
Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum
dan pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik)
Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih,
mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak
untuk memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan
dengan jelas beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak
kemerdekaan, hak asasi ekonomi berupa kemakmuran dan hak asasi sosial serta
kebudayaan. Kemudian dalam batang tubuh terdapat dalam pasal-pasal :
a. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak)
b. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun
tulisan
c.Pasal 29 ( kebebasan beragama)
d.Pasal 31 ( mendapatkan pengajaran)
e. Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)
f. Pasal 33 (ekonomi)
g.Pasal 34 ( kesejahteraan sosial)

PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN


Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American Hospital
Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.

1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan


keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti
masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan
tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan
akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut
program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan
dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap
dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan RS yang
ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain,
seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang
diterimanya.
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke
dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya
sebagai pasien dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :

1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besarnya
partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan
dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak
berpartisipai apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.

Kewajiban Pasien :
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang
memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan haknya.

1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada
diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun perawat
yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban untuk
menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama
perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai
dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.

Hak – Hak Perawat


Sebagai tenaga profesional perawat mempunyai berbagai macam hak, seperti yang telah
disebutkan dalam UU Kes. No. 23 tahun 1992 pasal 50 tentang pelaksanaan tugas tenaga
kesehatan dan pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan, maka
pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat dijabarkan dari pasal-pasal ini.
Berikut ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat :

1. Hak perlindungan wanita


Jumlah perawat wanita sampai saat ini masih lebih banyak dari pada pria. Secara nasional
hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari pemerintah seperti tercantum dalam
GBHN (1980 telah disebutkan kedudukan wanita sebagai subjek pembangunan “
………………. wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dengan kaum pria serta mempunyai peran sangat penting
……………….. “ Kemudian dalam Pelita V dikatakan: ……….. wanita mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan
……………
Jadi keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam pembangunan
kesehatan diakui cukup banyak tidak diragukan.
2. Hak berserikat dan berkumpul
Ini merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Hak
perawat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi profesi dengan menjadi
anggota dan juga mengambil peran dalam aksi politik untuk mewakili keperawatan atau
masyarakt sebagai penerima layanan kesehatan.
3. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan. Dalam setiap pembuatan keputusan yang
menyangkut nasib perawat, maka para perawat harus dilibatkan secara aktif sehingga
pelanggaran hak tidak terjadi.
4. Hak mendapat upah yang layak
Perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara ekonomi atau upah kerja.
Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga,
asuransi kesehatan, termasuk biaya bila sakit, melahirkan atau kecelakaan, upah hari
libur, kenaikan gaji berkala dan jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat harus tetap mejaga
kesehatannya sendiri, meningkatkan ilmu dan ketrampilan, mempunyai tempat tinggal
yang layak yang semuanya membutuhkan biaya. Untuk itu upah yang diberikan dapat
memenuhi kebutuhan dan seimbang dengan tanggung jawabnya
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik
Maksudnya lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam keselamatan dan
kesehatan fisik maupun mental. Lingkungan juga hatus mempunyai sarana dan peralatan
yang memadai untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat berhak
untukbekerja sesuai jam kerja yang tepat dan tidak bekerja secara terus menerus tanpa
memperhatikan istirahat atau melebihi jam kerja.
6. Hak terhadap pengembangan profesional
Dengan mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti temu kerja,
konferensi, seminar atau berbagai kursus singkat. Pendidikan berkelanjutan penting
diikuti perawat agar mereka dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan
Standar yang baik akan membantu dalam mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Perawat juga mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum yang
diajukan untuk melindungi perawat dan penerima jasa keperawatan.

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH


SAKIT DASAR HUKUM
1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997
tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Dirjen Yanmed No. 00.03.2.6.951 Tahun 1997 tentang berlakunya Hak
dan Kewajiban Perawat dan Bidan di RS.

PENGERTIAN-PENGERTIAN
Hak : Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hokum
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat
maupun sakit
Perawat : seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Rumah Sakit : sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian
Hak pasien : hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RS :


HAK PASIEN :

1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi keperawatan
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang
merawat.
8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :

 penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan


 kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk
mengatasinya
 alternatif terapi lainnya
 prognosanva.
 perkiraan biaya pengobatan

10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
14. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
15. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

KEWAJIBAN PASIEN

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

HAK-HAK PERAWAT :

1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.


2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
pendidikannya.
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah
sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.

KEWAJIBAN PERAWAT :

1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan


2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas-
batas kegunaannya
3. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan standar profesi yang ada
5. Memberikan kesempatan pada apsien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agamanya sepanjang tidak menganggu pasien lain
6. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
7. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakana keperawatan yang diberikan pada
pasien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya
8. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan
demi kepuasan pasien
9. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan
10. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus menerus
11. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas-batas
kewenangannya
12. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
13. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja
HAK CACAT FISIK DAN MENTAL

1. Hak mendapatkan penghargaan


2. Hak sebagai penduduk dan berpolitik sesuai dengan kemampuannya
3. Hak atas tindakan yang memungkinkan dia untuk percaya diri
4. Hak memperoleh tindakan atau pengobatan medis dan perawatan
5. Hak memperoleh kesejahteraan sosial, ekonomi dalam kehidupannya
6. Hak mendapatkan kebutuhan spesifik
7. Hak untuk tinggal bersama keluarga atau orang tua dan hidup bersosialisasi di
masyarakat
8. Hak untuk menggunakan kesempatan bantuan hukum
9. Hak untuk berorganisasi
10. Hak untuk mendapatkan informasi tentang hak mereka

HAK INDIVIDU YANG AKAN MENINGGAL

1. Hak diperlakukan sebagai manusia yang hidup sampai ajalnya tiba


2. Berhak mempertahankan harapan hidup
3. Hak mendapatkan perawatan
4. Hak mengekspresikan perasaan
5. Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
6. Hak memperoleh perhatian, perawatan ,pengobatan secara berkesinambungan
7. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian
8. Hak untuk bebas dari rasa sakit
9. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan secara jujur
10. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau tenaga medis
11. Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat
12. Hak untuk tetap dalam kepercayaan agamanya
13. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya
14. Hak untuk mengharapan kesucian raga manusia akan dihormati setelah mereka
meninggal
15. Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang lain secara profesiona

HAK-HAK WANITA HAMIL

1. Hak meperoleh informasi tentang obat yang diminumnya


2. Hak mendapatkan informasi persiapan kehamilan
3. Hak untuk mendapatkan operasi sesar
4. Hak mendapatkan informasi tentang perubahan fisik dan mental
5. Hak mendapatkan infroas tantang komposisi obat dan pabrik yang memproduksinya
6. Hak untuk membuat keputusan tentang dirinya baik untuk menerima dan menolak
7. Hak untuk mengetahui nama orang yang menolongnya
8. Hak untuk memperoleh keuntungan prosedur suatu tindakan
9. Hak untuk didampingi oleh perawat selama dalam persalinan
10. Hak untuk memilih posisi setelah melahirkan
11. Ha mendapatkan informasi tentang kemungkinan konsisi anak yang sehat agar lebih
produktif

HAK ANAK

1. Hak mendapat perlindungan fisik dan mental


2. Hak untuk dihargai
3. Hak untuk memperoleh kasih sayang
4. Hak untuk memperoleh pendidikan
5. Hak untuk berkomunikasi
6. Hak untuk bermain
7. Hak untuk tumbuh dan kembang
8. Hak untuk menolak dipekerjakan sebagai orang dewasa
9. Hak untuk diperlakukan baik, sopan, dan santun
10. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum

TANGGUNG JAWAB HUKUM / URAIAN TUGAS PERAWAT DALAM PRAKTEK


Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu
tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan yang dilakukan secara
mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum
dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada
perawat.

1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis


Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi
mereka secara hukum :
a. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter , Jika pasien yang telah menerima
injeksi im memberitahu perawat bahwa dokter telah mengganti pesanan dari obat
injeksi ke obat oral, maka perawat harus memeriksa kembali pesanan sebelum
meberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah. Perawat bertanggung
jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap perubahan kondisi pasien.
Misalnya bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-tiba mengalami
peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk, perawat harus segera
memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan
infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi. Catat
waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus diberitahukan
dokter, baca kembali pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter telah
menyepakati pesanannya seaktu diberikan.
d. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman. Hal ini memberikan
tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri membuat keputusan
sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harus
minta petunjuk baik dari perawat senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri

b. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk berfungsi sesuai
dengan tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak diharapkan.
c. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
d. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
e. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang benar.
f. Lakukan setiap prosedur secara tepat.
g. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat.
h. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan untuk tetap
melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah
pengulangan kembali.
i. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.
j. Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman.
k. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
l. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi
delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan.
m. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap
tugas yang dilaksanakan.

KONTRAK
Dalam setiap bentuk kerjasama dibutuhkan kontrak. 2 jenis kontrak yang paling banyak
dilakukan dalam keperawatan adalah :

1. Kontrak antara perawat dengan pihak/ institusi yang mengerjakan perawat


2. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih
partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Kontrak dapat secara lisan atau tertulis.
Kontrak secara hukum tidak berlaku apabila tidak dapat dipahami. Pada umumnya
kontrak ditandatangani oleh dua pihak yang mengadakan perjanjian.
Perikatan/perjanjian dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (consensus)
b. Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)
c. Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal

Sebelum menerima atau diterima bekerja disuatu tempat, perawat mempelajari dan menyetujui
kontrak bila kedua belah pihak setuju. Kontrak perjanjian ini dapat meliputi berbagai hal
misalnya gaji, jam kerja, liburan, asuransi kesehatan, ijin cuti dan lain-lain.
Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum asuhan keperawatan diberikan. Perawat seringkali
tidak melaksankan hal ini sehingga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sering terjadi hal-hal
yang tidak diiginkan kedua belah pihak.
Kontrak pada dasarnya dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara kedua belah pihak yang
bekerja sama. Secara hukum antara kedua pihak dapat menggugat apabila rekanan kerjanya
melanggar kontrak yang disepakati bersama.

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTEK


Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu
tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan yang dilakukan secara
mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum
dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada
perawat.

1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis


Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi
mereka secara hukum :
a. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
Jika pasien yang telah menerima injeksi im memberitahu perawat bahwa dokter telah
mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat oral, maka perawat harus memeriksa kembali
pesanan sebelum meberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap perubahan kondisi
pasien. Misalnya bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-tiba mengalami
peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk, perawat harus segera
memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.
Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus diberitahukan
dokter, baca kembali pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter telah menyepakati
pesanannya seaktu diberikan.
d. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman.
Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri membuat
keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman
harus minta petunjuk baik dari perawat senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
a. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk berfungsi sesuai
dengan tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak diharapkan.
b. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
c.Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
d. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang benar.
e.Lakukan setiap prosedur secara tepat.
f. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat.
g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan untuk
tetap melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan
mencegah pengulangan kembali.
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.
i.Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman.
j. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi
delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan.
l. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh
setiap tugas yang dilaksanakan.

TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT


Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yangberhubungan dengan
peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat perawat bertanggung jawab untuk
mengkaji kebutuhan pasien akan obat tersebut, memberikannya dengan aman dan benar dan
mengevaluai respons pasien terhadap obat tersebut. Perawat yang selalu bertanggung jawab
dalam bertindak akan mendapatkan kepercayaan dari pasien karena melaksanakan tugas
berdasarkan kode etiknya.
Tanggung jawab perawat secara umum :

1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.


2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-obatan tertentu
dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orang-orang yang tepat ditempat
tersebut.
3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi
4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dan memberi
informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada orang
yang tepat.

Tanggung gugat (akuntabilitas) ialah mempertanggungjawabkan prilaku dan hasil-hasilnya yang


termasuk dalam lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam laporan
periodik secara tertulis tentang prilku tersebut dan hasil-hasilnya. Perawat bertanggunggugat
terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan mayarakat. Jika seorang perawat
memberikan dosis obat yang salah kepada pasien, maka ia dapat digugat oleh pasien yang
menerima obat tersebut, dokter yang memberikan instruksi, pembuat standar kerja dan
masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak berdasarkan kode etik
profesinya. Akuntabilitas dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas perawat dalam melakukan
praktek. Akuntabilitas bertujuan untuk :

1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-prakstisi


yang sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi
sebagai bagian dari profeional perawatan kesehatan
4. Memberi dasar untukmebuat keputusan etis.

Anda mungkin juga menyukai