Anda di halaman 1dari 34

KUNCI JAWABAN KUESIONER TENGAH PELATIHAN

Instruksi: Pilih satu huruf dengan jawaban yang benar untuk setiap pernyataan di bawah
ini
KONSELING, KELAIKAN PENGGUNA (WHO), PENAPISAN KLIEN

1. Pada konseling awal, seorang klien:


a. Membuat keputusan tentang metode kontrasepsi pilihannya
b. Menandatangani formulir informed consent
c. Mendapatkan penjelasan umum tentang semua metode kontrasepsi yang
tersedia
d. Mendapat informasi rinci tentang proses pemasangan/pencabutan AKDR

2. Orang yang paling tepat dalam memutuskan metode kontrasepsi pilihan adalah:
a. Klien beserta pasangannya
b. Petugas lapangan keluarga berencana
c. Keluarga klien terutama mertua
d. Dokter

3. Bila klien mendapat konseling yang baik pada saat memilih metode kontrasepsinya,
maka klien:
a. Tidak perlu konseling lagi selama memakai metode kontrasepsi pilihannya
b. Akan menggunakan kontrasepsi pilihannya secara lebih efektif
c. Tidak akan mengalami efek samping selama menggunakan kontrasepsi pilihannya
d. Tidak perlu melakukan kunjungan ulang

4. Kondisi mana yang harus diperhatikan (WHO klas 4) pada calon pengguna implan?
a. Diabetes
b. Benjolan pada payudara
c. Hipertensi
d. Perdarahan per vaginam yang belum diketahui penyebabnya

5. Menurut HTSP waktu terbaik bagi klien pascakeguguran untuk hamil kembali adalah:
a. 6 minggu
b. 6 siklus
c. 6 bulan
d. 6 semester

PENCEGAHAN INFEKSI

6. Tujuan utama dari tindakan pencegahan infeksi pada pelayanan KB adalah:


a. Mengurangi biaya dan pengadaan obat-obat yang digunakan pada operasi
b. Membuat standar penggunaan antibiotika profilaksis
c. Menghindarkan penyebaran HBV dan HIV pada klien, petugas pelayanan
dan staf klinik lainnya.
d. Semua pernyataan diatas benar

62 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


7. Bakteri endospora yang menyebabkan tetanus dan gangren dapat dibunuh dengan
jalan:
a. Merendam dalam Savlon
b. Pengasapan (fumigasi)
c. Merebus (Disinfeksi Tingkat Tinggi)
d. Mensterilkan (otoklaf atau oven)

8. Peralatan operasi (logam) yang telah melalui proses dekontaminasi dan cuci-bilas
dapat disterilkan dengan jalan:
a. Pemanasan (autoklaf atau oven)
b. Merendam peralatan tersebut selama 30 menit dalam larutan Yodium
c. Merebus selama 20 menit
d. Menyinari dengan cahaya ultra violet selama 1 jam

9. Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan sediaan dengan konsentrasi klorin
(sodium hypochlorite) 5%, maka tambahkan 1 bagian larutan klorin 5% tersebut
dengan:
a. Tiga bagian air
b. Lima bagian air
c. Tujuh bagian air
d. Sembilan bagian air

10. Alat-alat logam yang digunakan untuk pemasangan AKDR (misalnya spekulum,
sonde uterus dan tenakulum) dapat dengan aman dipakai bila setelah cuci dan bilas:
a. Dikeringkan dan disimpan dalam wadah steril/DTT
b. Dilanjutkan ke proses disinfeksi tingkat tinggi
c. Direndam dalam Savlon® atau Zephiran® selama 30 menit
d. Langsung digunakan

11. Memasukkan lengan AKDR dengan benar di dalam kemasan sterilnya:


a. Tak perlu dilakukan bila petugas pelaksana menggunakan sarung tangan steril
untuk memasukkan lengan AKDR ke dalam inserter
b. Menjamin AKDR tetap steril sampai dikeluarkan dari kemasannya
c. Sulit dilakukan karena plastiknya dapat robek dan diperlukan latihan khusus
untuk itu
d. Semua pernyataan diatas benar

12. Bila tidak tersedia sarung tangan steril, masih diperbolehkan untuk menggunakan
sarung tangan DTT untuk melakukan:
a. Pemeriksaan panggul
b. Mencabut AKDR
c. Minilaparotomi
d. Semua pernyataan diatas benar

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 63


13. Penggunaan antibiotik profilaksis pascapemasangan AKDR:
a. Mencegah infeksi panggul pascapemasangan
b. Tak perlu lagi langkah membersihkan serviks (dan vagina) dengan antiseptik
sebelum pemasangan AKDR
c. Tak perlu dilakukan bila sudah melakukan tindakan pencegahan infeksi
dengan benar
d. Semua pernyataan diatas benar

14. Yang sering mengalami luka tusuk karena jarum suntik atau pisau bedah adalah:
a. Petugas pembersih
b. Perawat kamar operasi/asisten operator
c. Dokter anestesi
d. Operator

15. Bahan habis pakai yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh lainnya, harus
a. dibuang bersama sampah lainnya
b. dibuang ke dalam kantung plastik untuk kemudian dibakar atau dikubur
c. dibungkus dalam kantung kertas agar mudah dibakar
d. dibiarkan mengering agar tidak mengkontaminasi barang lainnya

AKDR

16. Mekanisme kerja AKDR CuT 380 A dalam mencegah kehamilan adalah dengan cara:
a. menutup muara tuba falopii dengan kedua ujung lengannya
b. mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi
c. membentuk reaksi inflamasi di dalam uterus
d. mencegah terjadinya fertilisasi

17. AKDR Cu T 380A dalam kemasan steril dan telah mengalami perubahan warna,
harus dibuang karena:
a. perubahan warna menunjukkan lapisan tembaganya telah rusak
b. AKDR sudah tidak steril
c. perubahan warna membuat kawat tembaga menjadi rapuh
d. semua pernyataan di atas salah

18. Seorang wanita yang pernah menderita infeksi panggul pascapersalinan lebih dari 3
bulan yang lalu dapat menggunakan AKDR dengan syarat:
a. Tidak melakukan sanggama selama siklus menstruasinya
b. Membilas vagina secara teratur
c. Tidak mempunyai risiko menderita infeksi saluran reproduksi atau penyakit
menular seksual
d. Uterusnya tidak retroversi

64 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


19. Pemeriksaan fisik pada calon potensial untuk pengguna AKDR, harus meliputi
a. Pemeriksaan perut dan bimanual
b. Pemeriksaan perut, inspekulo dan bimanual
c. Pemeriksaan payudara, perut dan panggul (inspekulo dan bimanual)
d. Pemeriksaan umum, payudara, perut dan panggul (inspekulo dan bimanual)

20. Memasukkan lengan AKDR Cu T 380A di dalam kemasan sterilnya:


a. tak perlu bila ada sarung tangan steril untuk memasukkan lengannya ke inserter
b. menjamin AKDR masih tetap steril sampai dikeluarkan dari kemasannya
c. dapat menyebabkan plastik pembungkusnya menjadi robek dan terkontaminasi
d. semua pernyataan di atas benar

21. Pemasangan AKDR sebaiknya TIDAK dilakukan pada saat:


a. haid sedang berlangsung
b. 48 jam pertama setelah persalinan
c. 6 minggu setelah persalinan
d. diantara 1-4 minggu setelah persalinan

22. Pemberian antibiotik profilaksis pada pemasangan AKDR CuT 380A:


a. mencegah terjadinya infeksi pasca-insersi
b. mengurangi penggunaan antiseptik pada serviks (dan vagina) sebelum
pemasangan
c. tidak perlu dikerjakan apabila tindakan pencegahan infeksi yang
dianjurkan telah diterapkan
d. semua pernyataan di atas benar

23. Bila terjadi kehamilan dengan AKDR masih di dalam uterus, kemungkinan yang
dapat terjadi adalah:
a. Kehamilan ektopik
b. Dapat terjadi abortus spontan bila AKDR tidak dicabut
c. Risiko tinggi untuk terjadi infeksi intra uterin bila AKDR tidak dicabut
d. Semua pernyataan di atas benar

24. Penanganan klien AKDR dengan diagnosis pasti PRP (Penyakit Radang Panggul)
akut adalah dengan:
a. memberikan antibiotika
b. berikan antibiotika dan pemantauan ketat untuk melihat perbaikan kondisinya
c. memberikan antibiotika dan mencabut AKDR
d. mencabut AKDR dan melakukan pemantauan untuk melihat perbaikan kondisi

25. Penanganan kasus hilangnya benang pada klien AKDR yang dipastikan tidak hamil
adalah:
a. melakukan sonde uterus
b. memeriksa kanalis servikalis
c. melakukan foto Rontgen atau ultrasonografi
d. menunggu hingga saat haid berikutnya

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 65


KONTRASEPSI HORMONAL: PIL KOMBINASI, PIL PROGESTIN,
SUNTIKAN, IMPLANT

26. Pertama kali minum pil hormon kombinasi kemasan 28 tablet adalah:
a. dalam 5 hari pertama siklus haid
b. di hari pertama siklus haid
c. setelah selesai haid
d. satu hari menjelang datangnya haid

27. Apabila klien lupa minum pil dua hari atau lebih, maka hal yang harus dilakukan
klien adalah
a. tetap meneruskan minum pil berikutnya
b. berhenti minum pil dan menghindarkan sanggama sampai haid berikutnya
c. periksa urin untuk membuktikan kehamilan
d. minum dua pil sehari sampai kembali ke jadwal minum pil yang seharusnya

28. Efek samping pil kombinasi yang mungkin terjadi


a. ikterus dan gangguan penglihatan
b. akan terus terjadi selama pil diminum
c. derajat gangguan akan semakin berat bila pil kombinasi semakin lama digunakan
d. mual, payudara tegang, pertambahan berat badan

29. Keadaan yang mengharuskan klien pemakai pil datang kembali ke klinik/petugas
kesehatan adalah:
a. nyeri berat pada perut bagian bawah, sakit kepala berat, nyeri dada hebat
disertai kesulitan bernafas
b. nyeri pada saat haid
c. gatal-gatal seluruh tubuh
d. rambut rontok

30. Cara kerja pil progestin dalam mencegah kehamilan


a. mematikan spermatozoa
b. merangsang ovulasi
c. mengentalkan lendir serviks
d. mencegah implantasi

31. Sesudah pemasangan kontrasepsi implan pada hari ke-7 menstruasi, maka metode ini
akan bekerja efektif sesudah pasca-insersi:
a. setelah 24 jam
b. dalam 7 hari
c. dalam 14 hari
d. setelah menstruasi berikutnya

66 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


32. Setelah selesai melakukan insersi Implan-2, salah satu ujung kapsul teraba di bawah
kulit dekat tempat insisi, maka harus dilakukan:
a. pencabutan kapsul tersebut dan tutup tempat insisi dengan satu jahitan
b. penutupan tempat insisi dengan satu jahitan
c. ambil kapsul dan lakukan insersi ulang kapsul tersebut
d. balut lengan dan klien diminta datang kembali esok hari untuk melakukan periksa
ulang posisi dari kapsul tersebut.

33. Penapisan calon potensial pengguna implan adalah:


a. Riwayat medik dan pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan pelvik bila ada indikasi
c. Pemeriksaan laboratorium dasar, misalnya Hb (bila diperlukan)
d. Semua pernyataan di atas benar

34. Bila insersi kapsul terlalu dalam:


a. menyebabkan kesulitan pada saat pencabutan
b. akan migrasi ke bawah kulit
c. menjadi kurang efektif karena levonogestrel dilepaskan lebih lambat
d. akan menyebabkan timbulnya jaringan parut di sekeliling kapsul

35. Wanita telah memakai Implan-2 selama 2 bulan dan mengalami perdarahan tidak
teratur dan spotting selama itu. Apa nasehat yang sebaiknya diberikan pada klien?
a. konseling untuk pencabutan Implan-2
b. anjurkan untuk menambah 1 kapsul Implan-2
c. berikan nasihat (reassurance) bahwa hal itu normal dan tidak serius
d. lakukan uji konsentrasi Hb dan pemeriksaan ferritin untuk evaluasi anemia

BARIER & SPERMATISIDA, METODE AMENOREA LAKTASI, KB ALAMIAH

36. Konseling pada calon pengguna kondom terutama ditujukan untuk


a. mendapatkan pengetahuan dan cara memakai kondom yang benar
b. memilih metode kontrasepsi yang mudah digunakan dan non-hormonal
c. informasi tentang kegagalan yang tinggi
d. informasi tentang partisipasi pria dalam KB

37. Kondom harus dipakai setelah ereksi dan


a. menjelang ejakulasi
b. sebelum penis masuk vagina
c. harus dipasangkan oleh pasangannya
d. harus diberi pelumas minyak petrolatum

38. Keuntungan penggunaan kondom adalah


a. perlu dipakai pada setiap kali melakukan sanggama
b. tidak memerlukan motivasi yang tinggi
c. dapat mempertahankan dan memperlama ereksi
d. ekonomis dan mudah diperoleh

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 67


39. Efek samping utama pemakai kondom adalah:
a. menimbulkan lecet pada glans penis
b. menyebabkan asma bronkial
c. menyebabkan tidak dapat ejakulasi
d. menimbulkan allergi atau iritasi pada penis dan vagina

40. Setelah dipakai, kondom dibuang dengan cara


a. dicuci sampai bersih dan dibuang ke tempat sampah
b. dibungkus dan dibuang ke tempat sampah
c. dibuang ke dalam WC
d. segera dilepas dan dibuang ke tempat sampah

KONTRASEPSI MANTAP

41. Jika seorang wanita karena alasan kesehatan tidak diperbolehkan hamil lagi, maka
pilihan kontrasepsi yang paling tepat adalah:
a. kondom
b. oklusi vas deferens
c. oklusi tuba
d. AKDR

42. Hal yang paling penting untuk ditekankan pada konseling kontrasepsi mantap
(sterilisasi) adalah:
a. hanya wanita dengan 6 anak atau lebih yang diperbolehkan menjalani kontap
b. kontrasepsi mantap perlu prosedur bedah yang rumit dan butuh rawat inap
c. kontrasepsi mantap merupakan kontrasepsi permanen
d. segera setelah vasektomi, metode ini segera efektif dalam mencegah kehamilan

43. Komplikasi segera prosedur vasektomi adalah:


a. pria menjadi lemah dan tidak bisa bekerja
b. pembengkakan scrotum dan rasa sakit
c. hilangnya hasrat seksual
d. pria tidak dapat ejakulasi seperti saat sebelum menjalani prosedur vasektomi

44. Tiga prosedur penghentian fertilitas sebagai pilihan dalam kontrasepsi mantap adalah:
a. vasektomi, minilaparotomi, histerektomi
b. minilaparotomi, laparoskopi, histerektomi
c. laparoskopi, histerektomi, vasektomi
d. vasektomi, minilaparotomi, oklusi tuba laparoskopik

45. Saat yang paling tepat bagi pasangan usia subur yang telah mempunyai 2 anak untuk
dilayani sebagai akseptor kontap adalah:
a. segera setelah kelahiran anak kedua, umur ibu di atas 30 tahun
b. anak terkecil berusia 2 tahun dan umur ibu di atas 25 tahun
c. segera setelah kelahiran anak kedua, asalkan dengan persetujuan suami
d. dapat dilaksanakan kapan saja

68 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KB PADA KEADAAN KHUSUS

46. Pada klien pascapersalinan yang tidak menyusui, klien diminta melakukan kunjungan
ulang untuk pelayanan KB:
a. 4 minggu pasca persalinan
b. 6 minggu pasca persalinan
c. 3 bulan pasca persalinan
d. bukan salah satu di atas

47. Pemberian pil kombinasi sebagai kontrasepsi pascapersalinan:


a. Diberikan 8 – 12 minggu pasca bersalin
b. Tidak mengganggu pertumbuhan janin
c. Tidak mengurangi produksi ASI
d. Semua pernyataan di atas salah

48. Kontrasepsi pasca keguguran perlu segera diberikan karena:


a. Klien dapat hamil lagi sebelum haid berikutnya datang
b. Dapat digunakan semua metode kontrasepsi
c. Keguguran trimester pertama atau kedua tidak merupakan masalah
d. Semua pernyataan di atas benar

49. Waktu merupakan hal penting untuk penggunaan kontrasepsi darurat, oleh sebab itu:
a. Pil kombinasi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah hubungan
seksual
b. Pil kombinasi memperpanjang waktu penggunaan dibandingkan pil progestin
c. AKDR sebaiknya dipasang dalam 7 hari sesudah hubungan seksual
d. Semua pernyataan di atas benar

50. Efektivitas dari kontrasepsi darurat:


a. Tingkat kehamilan < 3 %
b. Sekitar 50 % mendapat haid pada waktunya
c. Perlu dosis ulangan bila terjadi muntah dalam 2 jam setelah minum pil kombinasi
d. Semua pernyataan di atas benar

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 69


PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN AKDR

MENGGUNAKAN ALAT PENILAI KOMPETENSI KETERAMPILAN

Penilaian kompetensi untuk keterampilan AKDR digunakan oleh pelatih untuk


menilai kinerja setiap peserta dalam memberikan pelayananan AKDR pada klien
(misalnya konseling, seleksi klien, praktik pencegahan infeksi, pemasangan dan
pencabutan). Penilaian kompetensi keterampilan ini berasal dari buku acuan sesuai
dengan slide pengajaran dan penuntun belajar dasar. Berbeda dengan penuntun belajar
dasar yang sangat rinci dan dipisahkan antara kegiatan konseling, pemasangan dan
pencabutan maka pada formulir penilaian ini hanya ditekankan pada langkah-langkah
penting dari seluruh kegiatan.

Kriteria untuk kinerja yang memuaskan dari peserta didasarkan pada pengetahuan, sikap
dan keterampilan seperti yang terdapat pada buku acuan dan penuntun belajar.

Memuaskan : Langkah atau kegiatan dilakukan sesuai dengan penuntun belajar


Tidak memuaskan: Tidak dapat melakukan langkah atau kegiatan sesuai dengan
penuntun belajar
Tidak sesuai: Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan
keadaan

Penilaian keterampilan konseling dari setiap peserta dilakukan dengan klien, selain itu
juga dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan pada waktu peserta melakukan
permainan peran pada setiap saat selama pelatihan.

Penilaian keterampilan klinik biasanya dilakukan pada hari terakhir dari pelatihan
(tergantung dari jumlah peserta dan klien). Pada beberapa kasus pertama, pelatih tidak
diharuskan untuk mengamati dari awal sampai akhir langkah/kegiatan yang dilakukan
oleh setiap peserta. Sebagai contoh, pelatih mula-mula mengamati seorang peserta
melakukan persiapan pemasangan AKDR pada seorang klien, kemudian mengamati
peserta lain memasang AKDR dan selanjutnya mengamati peserta lainnya lagi yang
sedang melakukan dekontaminasi alat-alat. Yang terpenting setiap peserta memperagakan
langkah/kegiatan paling sedikit sekali sehingga pelatih dapat memberikan umpan balik
dan bimbingan sebelum penilaian akhir (Bila ada langkah/kegiatan yang salah dilakukan,
peserta harus mengulangi semua langkah/ kegiatan dari awal, tidak hanya langkah yang
salah saja). Pelatih dianjurkan untuk tidak menghentikan pada saat peserta salah
melakukan suatu langkah/kegiatan, kecuali membahayakan keselamatan klien. Bila tidak
membahayakan klien, pelatih harus membiarkan peserta menyelesaikan langkah/kegiatan
sampai selesai sebelum memberikan bimbingan dan umpan balik untuk seluruh kinerja
peserta tersebut. Untuk menentukan apakah peserta sudah memenuhi syarat (qualified),
pelatih mengamati dan menilai kinerja peserta pada setiap langkah/kegiatan. Peserta
harus mendapat nilai "Memuaskan" pada setiap langkah/kegiatan yang terdapat pada
formulir penilaian untuk dapat dinyatakan sudah memenuhi syarat.

70 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


Selama pelatihan ini, pelatih bertanggung jawab untuk mengamati kinerja setiap peserta
dalam melakukan pelayanan AKDR. Hanya dengan melakukan ini pelatih dapat menilai
cara peserta mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya (misalnya sikap peserta
terhadap klien). Hal ini merupakan suatu kesempatan yang sangat baik untuk mengamati
sikap peserta terhadap klien oleh karena sikap tersebut merupakan komponen utama
dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

KUALIFIKASI

Jumlah langkah dari setiap peserta yang perlu dibantu dan mendapat pengamatan sangat
beragam, tergantung dari pengalaman atau latihan yang pernah didapat sebelumnya dan
pelatihan yang diberikan saat ini (misalnya apakah memakai model untuk berlatih
keterampilan awal). Jumlah praktik klinik yang diperlukan harus dinilai perorangan
(tidak sama pada setiap peserta), tidak ada "jumlah tertentu" yang memastikan seseorang
dapat dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan AKDR.

Bila model anatomik digunakan untuk berlatih keterampilan awal, dapat dipastikan
hampir semua peserta dapat dinyatakan mampu setelah 2 sampai 4 kali praktik klinik.
Untuk menjadi mahir diperlukan praktik klinik yang lebih banyak. Oleh karena itu untuk
peserta yang baru pertama kali mengenal AKDR (tidak punya pengalaman atau tidak
pemah mengikuti pelatihan sebelumnya) diperlukan paling sedikit 5-10 kali praktik klinik
untuk membuat peserta tersebut percaya diri akan keterampilannya. Keputusan pelatih
merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kemampuan peserta (apakah
peserta sudah memenuhi syarat).

Tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah setiap peserta memiliki kemampuan
(misalnya memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan AKDR). Oleh karena itu, bila
diperlukan praktik tambahan, misalnya untuk konseling atau pemasangan AKDR,
tambahan kasus yang cukup harus sudah tersedia selama pelatihan untuk memastikan
peserta dapat memenuhi syarat pada akhir pelatihan. Setelah peserta dinilai memenuhi
syarat maka setiap peserta harus mendapat kesempatan untuk mempraktikkan
pengetahuan dan keterampilannya secepat mungkin. Bila tidak dapat mempraktikkan
secepat mungkin maka kepercayaan diri peserta akan hilang yang pada akhirnya akan
menyebabkan kemampuannya juga hilang.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 71


PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih)

Beri tanda √ pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah
klinik/kegiatan yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap
langkah/kegiatan yang dilakukan dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang
tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan/situasi
√ Memuaskan: Langkah atau kegiatan dilakukan sesuai dengan penuntun belajar
X Tidak memuaskan: Tidak dapat melakukan langkah atau kegiatan sesuai dengan
penuntun belajar
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal & Metode Khusus
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya.
2. Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum
melakukan pemasangan AKDR:
• Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan &
keterbatasan
• Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan.
3. Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping pemakai AKDR Cu T 380A
Konseling pra pemasangan & Seleksi Klien
4. Lakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
5. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
membersihkan area genitalia dengan air bersih dan sabun
7. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
9. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
10. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
11. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril
atau DTT
12. Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna
13. Lakukan pemeriksaan spekulum
14. Lakukan pemeriksaan bimanual
15. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%

72 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Tindakan pra pemasangan
16. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
17. Masukkan lengan AKDR Cu T 380A di dalam kemasan sterilnya
Tindakan pemasangan AKDR
18. Pakai sarung tangan yang baru
19. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
20. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
21. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
22. Masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh” (no touch
technique)
23. Geser biru pada tabung inserter sesuai dengan hasil pengukuran
kedalaman uterus, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
24. Pasang AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal
25. Gunting benang AKDR, lepas dan keluarkan tenakulum dan
spekulum
Tindakan pasca pemasangan
26. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
27. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah
disediakan
28. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
29. Cuci tangan dengan air dan sabun
30. Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang
Konseling pasca pemasangan
31. Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus
dilakukan
32. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
33. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
34. Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya dicabut setiap saat
35. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 73


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
KETERAMPILAN INSERSI (MANUAL) AKDR PASCAPLASENTA
(Digunakan oleh Pelatih )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar dilakukan
sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang benar, dan
mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar diacu
pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya tidak dapat
memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai telah
mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah tersebut tidak
dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: ______________________________ Tanggal: _______________

INSERSI AKDR PASCAPLASENTA


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien, kenalkan diri dan tanya tujuan kedatangannya.
2. Informasikan Keluarga Berencana dan kontrasepsi yang tersedia.
3. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.
Penapisan Klien
4. Pastikan klien adalah calon pengguna AKDR dan berikan
jaminan kerahasiaan klien
5. Pastikan klien telah mendapat konseling yang benar tentang
AKDR, penjarangan kehamilan dan KB postpartum
Konseling Spesifik
6. Lakukan konseling dan diskusikan keuntungan-keterbatasan
AKDR Pascaplasenta, termasuk penyulit pascapemasangan
7. Bila ada masalah, jelaskan sekarang bukan saat terbaik untuk
insersi AKDR, anjurkan evaluasi ulang, dan tawarkan
kontrasepsi efektif lainnya
8. Pastikan kandung kemih sudah kosong, bantu klien naik ke
ranjang, tentukan kondisi uterus layak untuk insersi AKDR.
9. Siapkan peralatan dan AKDR untuk insersi

74 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Persiapan Sebelum Pemasangan
10. Beritahukan pada klien bahwa prosedur insersi akan
dilaksanakan.
11. Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan DTT/Steril.
12. Susun peralatan dan bahan diatas meja dan atur sesuai dengan
urutan tindakan serta siapkan AKDR
Insersi AKDR
13. Inspeksi genitalia eksterna, pasang spekulum, dan visualisasikan
serviks
14. Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada serviks dan vagina,
kemudian jepit dan traksi bibir depan serviks (porsio)
15. Masukkan kedua jari ke lumen vagina hingga melewati ostium,
lepaskan jepitan dan keluarkan klem ovum porsio
16. Lanjutkan penetrasi AKDR (dijepit diantara jari tengah dan
telunjuk) ke kavum uteri, fasilitasi insersi dengan menekan SBR
dorso-kaudal hingga AKDR mencapai fundus uteri
17. Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan melonggarkan jepitan
jari tengah dan telunjuk) sambil memutar tangan 30° kemudian
geser kedua jari tersebut (ke arah kanan atau kiri penolong)
18. Stabilisasi AKDR hingga tangan dalam dapat dikeluarkan
19. Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila
tidak terpasang baik dan lakukan insersi ulang
20. Lepaskan klem ovum porsio dan masukkan semua peralatan
bekas pakai kedalam klorin 0.5%
Tindakan Pascainsersi
21. Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini
serta jelaskan keperluan kunjungan ulang termasuk asuhan nifas.
22. Kumpulkan dan amankan bahan-bahan bekas pakai, rendam
tangan, lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin 0.5%.
23. Cuci tangan pascainsersi
24. Jelaskan Asuhan Mandiri dan lengkapi rekam medik klien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 75


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
KETERAMPILAN INSERSI (KLEM) AKDR PASCAPLASENTA
(Digunakan oleh Pelatih )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar dilakukan
sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang benar, dan
mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar diacu
pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya tidak dapat
memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai telah
mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah tersebut tidak
dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: _________________________________ Tanggal: _____________

INSERSI AKDR PASCAPLASENTA


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien, kenalkan diri dan tanya tujuan kedatangannya.
2. Informasikan Keluarga Berencana dan kontrasepsi yang tersedia.
3. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.
Penapisan Klien
4. Pastikan klien adalah calon pengguna AKDR dan berikan
jaminan kerahasiaan klien
5. Pastikan klien telah mendapat konseling yang benar tentang
AKDR, penjarangan kehamilan dan KB postpartum
Konseling Spesifik
6. Lakukan konseling dan diskusikan keuntungan-keterbatasan
AKDR Pascaplasenta, termasuk penyulit pascapemasangan
7. Bila ada masalah, jelaskan sekarang bukan saat terbaik untuk
insersi AKDR, anjurkan evaluasi ulang, dan tawarkan
kontrasepsi efektif lainnya
8. Pastikan kandung kemih sudah kosong, bantu klien naik ke
ranjang, tentukan kondisi uterus layak untuk insersi AKDR.
9. Siapkan peralatan dan AKDR untuk insersi

76 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Persiapan Sebelum Pemasangan
10. Beritahukan pada klien bahwa prosedur insersi akan
dilaksanakan.
11. Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan
DTT/Steril.
12. Susun peralatan dan bahan diatas meja dan atur sesuai dengan
urutan tindakan serta siapkan AKDR (jepit dengan klem
ovum).
Insersi AKDR
13. Inspeksi genitalia eksterna, pasang spekulum, dan
visualisasikan serviks
14. Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada serviks dan vagina,
kemudian jepit dan traksi bibir depan serviks (porsio)
15. Masukkan klem ovum AKDR ke kavum uteri, fasilitasi insersi
dengan menekan SBR hingga AKDR mencapai fundus uteri
16. Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan membuka jepitan
klem sambil memutar gagangnya 45° kemudian geser ujung
klem (ke arah kanan atau kiri penolong)
17. Stabilisasi AKDR hingga klem ovum AKDR dapat
dikeluarkan
18. Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila
tidak terpasang baik dan lakukan insersi ulang
19. Lepaskan klem ovum porsio dan masukkan semua peralatan
bekas pakai kedalam klorin 0.5%
Tindakan Pascainsersi
20. Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini
serta jelaskan keperluan kunjungan ulang termasuk asuhan
nifas.
21. Kumpulkan dan amankan bahan-bahan bekas pakai, rendam
tangan, lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin
0.5%.
22. Cuci tangan pascainsersi
23. Jelaskan Asuhan Mandiri dan lengkapi rekam medik klien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 77


PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih)

Beri tanda √ pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah
klinik/kegiatan yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap
langkah/kegiatan yang dilakukan dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang
tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan/situasi
√ Memuaskan: Langkah atau kegiatan dilakukan sesuai dengan penuntun belajar
X Tidak memuaskan: Tidak dapat melakukan langkah atau kegiatan sesuai dengan
penuntun belajar
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal & Metode Khusus
1. Sapa klien dengan ramah
2. Tanyakan alasannya ingin mencabut dan jawab semua pertanyaannya
3. Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
4. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat dan setelah pencabutan
Tindakan pra pencabutan
5. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
membersihkan area genitalia dengan air bersih dan sabun
6. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
7. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
8. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
Tindakan pencabutan
9. Lakukan pemeriksaan bimanual
10. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
11. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
12. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem dan tarik keluar benang
dengan mantap tapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
13. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam
klorin 0,5%
14. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
Tindakan pasca pencabutan
15. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
16. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang
disediakan
17. Rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
18. Cuci tangan dengan air dan sabun

78 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling pasca pencabutan
19. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah
akibat pencabutan
20. Lakukan konseling untuk metode kontrasepsi yang lain bila klien
ingin mengganti dengan yang baru
21. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau beri
alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai
22. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 79


DAFTAR TILIK KINERJA KLINIK DAN KONSELING PEMASANGAN IMPLAN-2
(Digunakan oleh Pelatih)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur


atau kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar


dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar, dan mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur
standar diacu pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang
telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: ________________________________ Tanggal: ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MEMASANG IMPLAN-2
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PEMASANGAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan tujuan reproduksi dan alasan penggunaan Implan-2
3. Pastikan klien calon pengguna yang sesuai untuk Implan-2
4. Pastikan klien memahami efek samping, alasan memilih dan
kekhawatiran terkait dengan Implan-2
5. Jelaskan proses dan apa yang dirasakan klien selama dan setelah
pemasangan Implan-2
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2
Persiapan
6. Pastikan klien telah mencuci lengan atasnya sebersih mungkin
7. Tentukan tempat pemasangan implan di lengan atas
8. Beri tanda pada tempat pemasangan
9. Pastikan ketersediaan instrumen steril/DTT dan Implan-2
Tindakan pra pemasangan
10. Cuci dan keringkan tangan petugas
11. Pakai sarung tangan steril/DTT
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik

80 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2
13. Pasang kain penutup steril/DTT di tempat pemasangan Implan-2
Pemasangan kapsul Implan-2
14. Suntikkan anestesi lokal secara intrakutan
15. Lanjutkan dengan anestesi subdermal di tempat insisi dan alur
pemasangan implan-2 (masing-masing 1 cc)
16. Uji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit
17. Buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/skalpel hingga subdermal
18. Masukkan ujung trokar melalui luka insisi hingga mencapai
subdermal kemudian ungkit dan dorong sejajar kulit hingga tanda 1
(trokar) berada di luka insisi
19. Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul ke dalam trokar
20. Masukkan pendorong, dorong kapsul ke ujung trokar
21. Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal
pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
22. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga tanda 2 mencapai luka insisi
23. Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian dorong
trokar (mengikuti alur kaki setitiga terbalik) hingga tanda 1 mencapai
luka insisi
24. Tarik pendorong keluar, masukkan kapsul kedua dan dorong dengan
pendorong ke ujung trokar hingga terasa tahanan
25. Tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 2
di subdermal
26. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga keluar seluruhnya melalui luka
27. Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada
posisi yang telah direncanakan
Tindakan pasca pemasangan
28. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
29. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan Implan-2
30. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
31. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
32. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
33. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pemasangan
34. Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik
35. Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat
klien harus datang ke klinik
36. Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi, kontrol
dan mencabut Implan-2
37. Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 81


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KLINIK DAN KONSELING
PEMASANGAN IMPLAN-2 PLUS
(Digunakan oleh Pelatih)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur


atau kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar


dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar, dan mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur
standar diacu pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang
telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: ________________________________ Tanggal: ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PEMASANGAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan tujuan reproduksi & alasan penggunaan Implan-2 Plus
3. Pastikan klien calon pengguna yang sesuai untuk Implan-2 Plus
4. Pastikan klien memahami efek samping, alasan memilih dan
kekhawatiran terkait dengan Implan-2 Plus
5. Jelaskan proses dan apa yang dirasakan klien selama dan setelah
pemasangan Implan-2 Plus
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2 PLUS
Persiapan
6. Pastikan klien telah mencuci lengan atasnya sebersih mungkin
7. Tentukan tempat pemasangan implan di lengan atas
8. Beri tanda pada tempat pemasangan
9. Pastikan ketersediaan instrumen steril/DTT dan Implan-2 Plus
Tindakan pra pemasangan
10. Cuci dan keringkan tangan petugas
11. Pakai sarung tangan steril/DTT

82 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik
13. Pasang doek steril/DTT di tempat pemasangan Implan-2 Plus
Pemasangan kapsul Implan-2 Plus
14. Suntikkan anestesi lokal secara intrakutan
15. Lanjutkan dengan anestesi subdermal di tempat insisi dan alur
pemasangan implan-2 (masing-masing 1 cc)
16. Uji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit
17. Buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/skalpel hingga subdermal
18. Masukkan ujung trokar (tanda panah di atas) melalui luka insisi
hingga mencapai subdermal kemudian ungkit dan dorong sejajar kulit
hingga tanda 1 (trokar) berada di luka insisi
19. Masukkan pendorong (tanda panah di atas) dan masukkan ujungnya
ke dalam trokar, putar 180° untuk masuk ke alur kapsul
20. Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal
pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
21. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga tanda 2 mencapai luka insisi
22. Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian dorong
trokar (mengikuti alur kaki segitiga terbalik) hingga tanda 1 mencapai
luka insisi
23. Putar pendorong 180° hingga masuk ke alur kapsul kemudian tarik
trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 2 di
subdermal
24. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga keluar seluruhnya melalui luka
25. Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada
posisi yang telah direncanakan
Tindakan pasca pemasangan
26. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
27. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
28. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
29. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
30. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
31. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pemasangan
32. Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik
33. Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat
klien harus datang ke klinik
34. Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi, kontrol
dan mencabut Implan-2 Plus
35. Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 83


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KLINIK DAN KONSELING
PEMASANGAN IMPLAN-2 FIN
(Digunakan oleh Pelatih)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur


atau kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar


dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar, dan mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur
standar diacu pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang
telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: ________________________________ Tanggal: ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MEMASANG IMPLAN-2 FIN
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PEMASANGAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan tujuan reproduksi & alasan penggunaan Implan-2 Fin
3. Pastikan klien calon pengguna yang sesuai untuk Implan-2 Fin
4. Pastikan klien memahami efek samping, alasan memilih dan
kekhawatiran terkait dengan Implan-2 Fin
5. Jelaskan proses dan apa yang dirasakan klien selama dan setelah
pemasangan Implan-2 Fin
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2 FIN
Persiapan
6. Pastikan klien telah mencuci lengan atasnya sebersih mungkin
7. Tentukan tempat pemasangan implan di lengan atas
8. Beri tanda pada tempat pemasangan
9. Pastikan ketersediaan instrumen steril/DTT dan Implan-2 Fin
Tindakan prapemasangan
10. Cuci dan keringkan tangan petugas

84 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 FIN
11. Pakai sarung tangan steril/DTT
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik
13. Pasang doek steril/DTT di tempat pemasangan Implan-2 Fin
Pemasangan kapsul Implan-2 Fin
14. Suntikkan anestesi lokal secara intrakutan
15. Lanjutkan dengan anestesi subdermal di tempat insisi dan alur
pemasangan implan-2 (masing-masing 1 cc)
16. Uji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit
17. Buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/skalpel hingga subdermal
18. Masukkan ujung trokar (tanda panah di atas) melalui luka insisi hingga
mencapai subdermal kemudian ungkit dan dorong sejajar kulit hingga
tanda 1 (trokar) berada di luka insisi
19. Masukkan pendorong (sirip menarah ke bawah) dan masukkan
ujungnya ke dalam trokar (pastikan celah trokar ada di bawah)
20. Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal
pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
21. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga tanda 2 mencapai luka insisi
22. Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian dorong
trokar (ke titik 1,5 cm lateral dari ujung luka sehingga membentuk
huruf V) hingga tanda 1 mencapai luka insisi
23. Putar pendorong searah jarum jam untuk mematahkan tangkai sirip
sehingga trokar dapat ditarik ke arah pendorong untuk menempatkan
kapsul 2 di subdermal
24. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan)
hingga keluar seluruhnya melalui luka
25. Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada posisi
yang telah direncanakan
Tindakan pascapemasangan
26. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
27. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
28. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
29. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
30. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
31. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pascapemasangan
32. Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik
33. Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat klien
harus datang ke klinik
34. Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi, kontrol
dan mencabut Implan-2
35. Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 85


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KETERAMPILAN KLINIK & KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2 (Digunakan oleh Pelatih)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur


atau kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini:
: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur standar
dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar, dan mematuhi standar yang ditetapkan
⌧ : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada di dalam prosedur
standar diacu pada prosedur standar tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik yang
telah ditetapkan
: Tidak diamati : Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA: ________________________________ Tanggal: ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MENCABUT IMPLAN-2
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan alasan klien untuk mencabut Implan-2 dan rencana KB
selanjutnya
3. Jelaskan proses pencabutan Implan-2 dan rencana pasang ulang atau
kondisi setelah pencabutan
TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL IMPLAN-2
Persiapan
4. Pastikan klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin
5. Atur posisi lengan, tentukan lokasi kapsul dan tempat insisi
6. Pastikan ketersediaan instrumen steril atau DTT
Tindakan pra pencabutan
7. Cuci dan keringkan tangan
8. Pakai sarung tangan steril atau DTT
9. Usapkan larutan antiseptik di area insisi dan pasang doek steril
A. Pencabutan kapsul dengan Teknik Dorong dan Jepit
a. Suntikkan anestesi intrakutan dan subdermal (bawah kapsul)
b. Uji efek anestesi dan lakukan 2-3 mm pada kulit
c. Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit ujung kaudal dengan klem
lengkung (mosquito)

86 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2
d. Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari jaringan ikat) sehingga
dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal dan letakkan di dalam
wadah yang tersedia.
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
B. Pencabutan dengan Teknik Hand Pop Out
a. Suntikkan anestesi (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
subdermal (di bawah ¼ ujung kapsul)
b. Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
c. Dorong kapsul hingga mencuat dari luka insisi dan jepit ujung
kaudal dengan klem mosquito/pean lengkung
d. Tarik kapsul ke luar dari luka insisi, bersihkan ujung kapsul (dari
jaringan ikat) sehingga dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Tarik ujung kapsul untuk mengeluarkannya dari lapisan subdermal
dan letakkan kapsul pada tempatnya
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
C. Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
a. Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan subdermal di bawah
ujung kapsul dan lakukan uji efek anestesi
b. Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada kulit untuk menjepit
batang kapsul dengan klem ‘U’ atau klem fiksasi
c. Angkat klem ‘U’ dan presentasikan ujung kapsul sehingga dapat
dilakukan pembebasan jaringan ikat di bagian tersebut
d. Bersihkan dan dorong jaringan ikat pembungkus kapsul dan jepit
ujung kapsul dengan klem diseksi
e. Tarik keluar ujung kapsul hingga seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan dan letakkan kapsul tersebut pada mangkok
f. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Tindakan pasca pencabutan
10. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
11. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
12. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
13. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
14. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
15. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pencabutan
16. Jelaskan cara merawat luka dan jadwal kontrol
17. Jelaskan kondisi yang menyebabkan klien harus kembali ke klinik
18. Beri penjelasan terkait dengan pasang ulang atau rencana reproduksi
atau pilihan alat kontrasepsi lainnya
19. Observasi selama 5 menit sebelum klien pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 87


PESERTA: F MEMENUHI SYARAT F TIDAK MEMENUHI SYARAT UNTUK
MELAKUKAN PEMASANGAN IMPLAN-2, BERDASARKAN KRITERIA
SEBAGAI BERIKUT :

• Nilai kuesioner tengah pelatihan _______________ % (lembar jawaban terlampir)

• Penilaian ketrampilan klinik dan konseling Implan : F Memuaskan F Tidak memuaskan

• Praktik kilinik : F Memuaskan F Tidak memuaskan

Tanda tangan pelatih __________________________Tanggal ___________________________

88 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


STUDI KASUS KONTRASEPSI HORMONAL
Studi Kasus 1: Penggunaan Pil Kontrasepsi yang tidak teratur

Ibu Yeni, seorang ibu berusia 29 tahun, baru memperoleh satu anak, tak dapat lagi
menggunakan metode kontrasepsi Laktasi Amenore karena bayinya yang telah berusia 7
bulan dan mulai mendapat makanan tambahan karena asupan ASI sudah tidak mencukupi
dan ia mulai mendapat haid. Setelah mendapat konseling kontrasepsi, ibu Yeni memilih
pil KB kombinasi karena dianggap paling sesuai untuknya, termasuk juga ingin
menghentikan produksi ASI karena ia akan mulai bekerja kembali dan meninggalkan
tugas kantor (untuk menyusui) adalah tidak memungkinkan.

Mungkin akibat tidak mendengarkan dengan baik petunjuk petugas KB tentang cara
penggunaan dan ingin cepat-cepat saja memperoleh pil KB maka ibu Yeni menggunakan
pil KB hanya jika suaminya sedang di rumah. Suaminya bekerja sebagai pelaut dan hanya
pulang seminggu sekali. Selama menggunakan pil KB, siklus haidnya jadi tidak teratur
dan haid tidak dimulai pada tanggal yang sama di bulan berikutnya, seperti yang
dialaminya sebelum kehamilan yang lalu.

Setelah 2 bulan menggunakan pil KB, pada bulan berikutnya, ibu Yeni tidak mendapat
haid. Setelah 7 hari terlambat haid, ia periksa ke dokter dan menurut hasil pemeriksaan
urine, ia dinyatakan hamil. Ibu Yeni tidak terima bahwa ia hamil karena ia memakai pil
KB dan hanya melakukan sanggama seminggu sekali. Ia mengajukan alasan mungkin
hormon dalam pil KB tidak efektif atau konsentrasinya kurang karena ia membaca di
brosur pil Microgynon® kandungan etinil estradiol hanya 30 μgram, tidak 50 μgram
seperti pil KB milik temannya. Karena dokter menganjurkan pemeriksaan lanjutan untuk
memastikan kehamilan, ibu Yeni merasa kurang puas dan pulang dalam keadaan gusar.

Diskusi

1. Mengapa metode Laktasi Amenore untuk ibu Yeni, tidak dapat dilanjutkan dan
apa risikonya bila tetap dilanjutkan?
2. Bagaimana penggunaan pil KB secara benar? Apakah ibu Yeni menggunakan pil
KB ini secara benar?
3. Mengapa penggunaan pil KB seperti yang dilakukan oleh ibu Yeni mempunyai
risiko tinggi untuk terjadinya kehamilan, sedangkan ia melakukan sanggama
hanya jika suaminya pulang ke rumah?
4. Mengapa siklus haidnya menjadi tidak teratur?
5. Apakah hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan dirinya hamil mempunyai
tingkat kemungkinan yang sangat tinggi?
6. Apakah pengamatan ibu Yeni tentang kandungan EE Microgynon 30 μgram
adalah benar? Apakah dapat diterima alasan terjadinya kehamilan karena adanya
perbedaan kandungan etinil estradiol? Apakah ada hormon lain dalam pil KB ini?
7. Mengapa komponen estrogen dalam pil KB mempunyai peran yang cukup
penting dalam mencegah proses fertilisasi?

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 89


Jawaban untuk Diskusi

1. Mengapa metode Laktasi Amenore untuk ibu Yeni, tidak dapat dilanjutkan
dan apa risikonya bila tetap dilanjutkan?
Kembalinya haid dan berkurangnya produksi ASI dapat menjadi petunjuk
tentang kembalinya kesuburan atau ovulasi pada seorang wanita. Bila wanita
ini belum ingin untuk hamil kembali maka ia membutuhkan kontrasepsi yang
efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Bila gejala dan tanda
kembalinya kesuburan telah tampak dan metode Laktasi Amenore masih
dilanjutkan maka akan sangat mungkin terjadi kehamilan yang tidak
direncanakan pada ibu Yeni.

2. Bagaimana penggunaan pil KB secara benar? Apakah ibu Yeni menggunakan


pil KB ini secara benar?
Pil KB harus diminum secara teratur, 1 tablet dan sekali sehari, dianjurkan
untuk minum pada waktu yang sama. Bila mengalami muntah dalam 2 jam
pertama setelah minum pil maka minum kembali 1 pil KB (kalau perlu dari
keping yang baru). Bila lupa satu pil pada hari sebelumnya, minum pil
tersebut dengan pil pada hari bersangkutan (total 2 pil). Bila lupa selama 2
hari berturut-turut maka minum pil dari dua hari sebelumnya, ditambah
dengan pil dari hari sebelumnya (total dua pil) pada hari ini dan pil untuk
hari ini dan besok, diminum sekaligus pada keesokan harinya sehingga pada
hari selanjutnya dapat dilanjutkan 1 pil setiap hari.
Melihat cara penggunaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ibu Yeni
tidak menggunakan pil KB ini secara benar.

3. Mengapa penggunaan pil KB seperti yang dilakukan oleh ibu Yeni


mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya kehamilan, sedangkan ia melakukan
sanggama hanya jika suaminya pulang ke rumah?
Penggunaan pil KB secara tidak teratur tidak menjamin mekanisme umpan
balik untuk pencegahan ovulasi dan implantasi karena asupan secara
intermiten tidak mampu untuk menghalangi proses-proses dalam sistem
reproduksi yang terjadi sepanjang siklus. Asupan yang hanya sekali-sekali
saja hanya akan memberikan efek interuptif (bukan supresif) yang mana
proses tersebut akan kembali terjadi atau berlangsung apabila umpan balik
dari hormon asupan tidak secara terus-menerus menghambat proses tersebut.
Bila sanggama pada saat suami di rumah, kebetulan terjadi disaat tidak subur
maka kehamilan masih mungkin dihindarkan tetapi bila sanggama terjadi di
masa subur dan asupan hormon dari luar tidak digunakan sebelum dan
dilanjutkan sesudah sanggama maka kehamilan mungkin tidak dapat dicegah.

90 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


4. Mengapa siklus haidnya menjadi tidak teratur?
Interupsi beberapa proses yang sedang berjalan dapat menimbulkan
kekacauan dalam regularitas efek dan respon hormonal alami dari organ-
organ reproduksi termasuk uterus dan endometrium sehingga terjadi
perdarahan lucut yang ditandai dengan perdarahan bercak berulang kali
atau gangguan terhadap keteraturan atau regularitas siklus haid.

5. Apakah hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan dirinya hamil mempunyai


tingkat kemungkinan yang sangat tinggi?
Mengingat kesinambungan penghambatan proses-proses reproduksi penting
seperti ovulasi, fertilisasi atau implantasi tidak berlangsung secara penuh
maka kemungkinan terjadinya kehamilan adalah sangat tinggi. Hasil
pemeriksaan dokter serta hasil uji kehamilan yang positif, sangat mendukung
terjadinya kehamilan tersebut.

6. Apakah pengamatan ibu Yeni tentang kandungan EE Microgynon 30 μgram


adalah benar? Apakah dapat diterima alasan terjadinya kehamilan karena
adanya perbedaan kandungan etinil estradiol? Apakah ada hormon lain dalam
pil KB ini?
Hasil pembacaan brosur pil KB Microgynon sangat tepat, kadar etinil
estradiol dalam pil ini adalah 30 μgram tetapi kehamilan yang terjadi tidak
berkaitan dengan dosis yang lebih rendah, melainkan lebih terkait dengan
keteraturan ibu Yeni dalam mengkonsumsi pil KB. Dengan dosis yang
demikian rendah dan penggunaan secara teratur maka supresi ovulasi,
pencegahan fertilisasi dan implantasi dapat berjalan secara penuh dan
sehingga kehamilan dapat dicegah. Pengurangan dosis justru menguntungkan
para pengguna karena berbagai kejadian efek samping hormon kombinasi
dapat dikurangi seminimal mungkin.

7. Mengapa komponen estrogen dalam pil KB mempunyai peran yang cukup


penting dalam mencegah proses fertilisasi?

Komponen estrogen lebih berperan dalam menekan ovulasi sehingga proses


pematangan dan pelepasan sel telur yang siap dibuahi dapat dicegah dan
fertilisasi dapat dihindarkan. Progestagen lebih berperan pada pengentalan
lendir serviks sehingga memperlambat penetrasi dan gerak spermatozoa ke
dalam kavum uteri, memperlambat motilitas tuba untuk menangkap dan
membawa sel telur (ovum), dan mencegah proses implantasi (endometrium
tidak siap untuk menerima hasil pembuahan).

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 91


Studi Kasus 2: Kontrasepsi Suntikan dan haid yang hilang

Ibu Mia telah berusia 35 tahun dan memiliki 3 anak. Anak terkecil berusia 3 bulan dan
masih menyusui. Untuk sementara, ibu Mia tidak ingin menambah anak lagi dan ingin
menggunakan kontrasepsi jangka menengah yang cara penggunaannya tidak merepotkan
dan juga tidak harus dikonsumsi atau diingat setiap hari. Setelah mendapat konseling dari
petugas kesehatan di poliklinik KB Puskesmas Kota Cirebon, ibu Mia memilih suntikan
Depo Provera® sebagai metode kontrasepsi yang paling sesuai untuknya.

Setelah menggunakan suntikan hingga 2 kali, ibu Mia merasa cocok dengan kontrasepsi
pilihannya karena selain praktis, juga hanya diberikan setiap 3 bulan sekali. Tetapi pada
awal penggunaan, kadang-kadang terjadi perdarahan bercak. Dalam 2 bulan terakhir, ibu
Mia tidak lagi mendapat haid seperti biasanya. Hal ini selalu menjadi beban pikiran
menjelang tanggal perkiraan haid, walaupun telah diberitahukan oleh petugas di klinik
KB bahwa hal tersebut adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan ini. Ibu Mia
masih belum mengerti mengapa haidnya menghilang dan kemana perginya darah haid
yang biasanya keluar selama 5 hari menstruasi. Apakah hal ini akan menyebabkan
gangguan kesehatan bagi dirinya? Walaupun banyak pengguna suntikan KB, juga tidak
mendapat haid dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi mereka tetapi ibu Mia
tetap merasa cemas tentang kemungkinan darah haid yang seharusnya keluar setiap bulan
akan menumpuk dan menyebabkan akibat serius bagi dirinya.

Diskusi

1. Apakah pilihan ibu Mia untuk menggunakan kontrasepsi suntikan telah sesuai
dengan keinginannya untuk tidak menambah anak lagi dan bayinya yang masih
menyusui?
2. Apa jenis hormon yang terkandung dalam suntikan KB dan apa pengaruh hormon
tersebut terhadap produksi ASI? Apakah suntikan Depo Provera® juga
mengandung hormon jenis lainnya?
3. Apakah tersedia suntikan KB lain yang mengandung hormon serupa dengan yang
ada di dalam suntikan Depo Provera®? Berapa lama waktu penggunaan suntikan
KB jenis ini?
4. Bila ibu Mia ingin metode kontrasepsi dengan hormon yang sama tetapi dalam
bentuk pil, maka pil KB manakah yang anda sarankan?
5. Beri satu contoh suntikan KB hormon kombinasi dan sebutkan jenis hormon
dalam bahan suntikan tersebut?
6. Mengapa terjadi perdarahan bercak pada 3 bulan pertama penggunaan suntikan
KB Depo Provera®?
7. Mengapa haid ibu Mia menghilang setelah 2 kali penggunaan suntikan KB?
Kemana darah haid yang seharusnya datang setiap bulan?
8. Apakah keadaan ini akan mengganggu kesehatan ibu Mia?

92 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


Jawaban untuk Diskusi

1. Apakah pilihan ibu Mia untuk menggunakan kontrasepsi suntikan telah sesuai
dengan keinginannya untuk tidak menambah anak lagi dan bayinya yang
masih menyusui?
Kontrasepsi suntikan (Depo Provera) dengan waktu kerja efektif 12 minggu
digolongkan sebagai metode kontrasepsi jangka menengah dan apabila
dikaitkan dengan keinginan untuk tidak menambah anak lagi, maka pilihan
ini dianggap kurang tepat. Pilihan yang paling tepat untuk keinginan itu
adalah kontrasepsi mantap. Metode reversibel seperti suntikan ini, lebih
sesuai untuk mereka yang ingin menjarangkan kehamilan. Pilihan ini masih
tergolong memadai bila penggunaan kontrasepsi suntikan merupakan
peralihan antara metode reversibel dan mantap di kemudian hari. Depo
Provera cocok digunakan untuk ibu yang menyusukan anaknya.

2. Apa jenis hormon yang terkandung dalam suntikan KB dan apa pengaruh
hormon tersebut terhadap produksi ASI? Apakah suntikan Depo Provera®
juga mengandung hormon jenis lainnya?
Depo Provera mengandung hormon jenis progestagen (progesteron sintetik)
dari golongan Medroxy Progesterone Acetate (MPA) dengan dosis 150 mg
untuk sekali pemberian (1 vial). Hormon ini tidak menimbulkan supresi
produksi ASI sehingga cocok digunakan oleh ibu yang sedang menyusukan
bayinya. Walaupun sebagian kecil hormon ini disekresikan melalui ASI tetapi
jumlahnya sangat minimal dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada
bayi. Depo Provera hanya mengandung progestagen (progestin only
injectable) dan tidak dikombinasikan dengan hormon lain.

3. Apakah tersedia suntikan KB lain yang mengandung hormon serupa dengan


yang ada di dalam suntikan Depo Provera®? Berapa lama waktu penggunaan
suntikan KB jenis ini?
Ya, Noristerat® yang dalam setiap ampul mengandung 200 mg norethistrone
enanthate dalam larutan minyak, disuntikkan intramuskuler setiap 8-10
minggu.

4. Bila ibu Mia ingin metode kontrasepsi dengan hormon yang sama tetapi
dalam bentuk pil, maka pil KB manakah yang anda sarankan?
Di Indonesia, tersedia pil mini dengan nama Exluton® yang mengandung
progestagen (300 mg levo-norgestrel) dengan kemasan 35 pil dalam 1 keping.
Cocok untuk ibu yang sedang menyusukan anaknya tetapi masalah ketepatan
waktu minum pil menjadi masalah utama dalam menjamin efektifitas
pencegahan kehamilan.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 93


5. Beri satu contoh suntikan KB hormon kombinasi dan sebutkan jenis hormon
dalam bahan suntikan tersebut?
Suntikan KB Cyclofem yang mengandung 5 mg estrogen sipionat dan 25 mg
medroksi progesteron asetat yang diberikan setiap 4 minggu. Cara kerja, efek
samping, dan kesesuaian penggunaan, sama dengan pil hormon kombinasi,
hanya cara penggunaan metode suntikan berbeda dengan pil yang dikonsumsi
setiap hari.

6. Mengapa terjadi perdarahan bercak pada 3 bulan pertama penggunaan


suntikan KB Depo Provera®?
Organ reproduksi seperti hipofise, ovarium, dan uterus masih beradaptasi
dengan mekanisme umpan balik dari pelepasan dosis mikro-kristal progestin
yang belum stabil sehingga terjadi penebalan dan pelepasan endometrium
secara bergantian, yang ini ditunjukkan dengan adanya masa bebas dan masa
perdarahan bercak. Setelah organ tersebut beradaptasi dan pelepasan dosis
secara lambat mencapai level yang stabil maka perdarahan bercak berkurang
atau malah tidak haid sama sekali.

7. Mengapa haid ibu Mia menghilang setelah 2 kali penggunaan suntikan KB?
Kemana darah haid yang seharusnya datang setiap bulan?
Setelah level hormon dari pelepasan lambat di tempat depo mencapai level
yang stabil akibat adaptasi organ reproduksi dan mekanisme umpan balik
progestin menekan produksi alamiah estrogen yang akan memulai
pertumbuhan endometrium dan kadar progestin yang tidak adekuat untuk
proliferasi dan sekresi endometrium maka dinding dalam uterus tidak dilapisi
oleh lapisan fungsional endometrium yang akan terlepas bila umpan balik
progestin turun secara mendadak. Dengan tidak terbentuknya lapisan
fungsional dan kadar progestin yang tetap stabil (bila dilakukan penyuntikan
sesuai jadwal) maka tidak akan terjadi haid atau perdarahan bercak.
Haid terjadi akibat pelepasan lapisan fungsional endometrium dan bila tidak
terbentuk lapisan tersebut (akibat pengaruh progestin terhadap organ
reproduksi) maka tidak ada darah yang harus dikeluarkan. Hal ini bukan
berarti bahwa darah haid terkumpul di dalam kavum uteri atau mengalir
kembali ke dalam sirkulasi.

8. Apakah keadaan ini akan mengganggu kesehatan ibu Mia?


Tidak ada gangguan langsung terhadap kesehatan ibu Mia, berbagai efek
samping yang terjadi, masih tergolong normal dan bukan merupakan gejala
suatu penyakit. Kenaikan berat badan dan jerawat merupakan keluhan utama
pada klien yang sangat memperhatikan unsur estetika. Sedangkan perdarahan
bercak atau amenore dan perubahan lipid/lemak serum merupakan efek
samping yang cukup mengganggu bagi mereka yang sangat memperhatikan
gejala-gejala fisiologis yang secara normal seharusnya terjadi (haid teratur,
kadar fisiologis lipid serum, libido normal, densitas tulang dsb).

94 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


Disisi lain, progestagen juga memiliki efek menguntungkan seperti misalnya
tidak mengganggu produksi ASI, menurunkan krisis anemia bulan sabit,
mencegah radang panggul, mencegah kanker endometrium atau kehamilan
ektopik, tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan pembekuan
darah.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 95

Anda mungkin juga menyukai