Anda di halaman 1dari 13

ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH.

RETNO NURHAYATI

ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH


I. Pengertian lansia
Usia lnjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
(Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun,
II. Klasifikasi lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifiaksi pada lansia
1. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Lansia
Seseorang yang berusia antara 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003)
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa (Depkes RI, 2003)
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain (Depkes RI, 2003)
III. Karakteristik lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No 13 tentang kesehatan).
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladatif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervarisai.
IV. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya (Nugroho, 2000).
Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tipe arif dan bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai
kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi
panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul
dengan teman dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut,

4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan kegiatan apa
saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak
acuh.
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa
akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Sedangkan bila dilhat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan
utuk melakukan aktifitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan
menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung
keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan
sosial. Lansia di panti wreda, lansia yang dirawat di rumah sakit dan lansia dengan gangguan
mental.
V. Pembinaan kesehatan lansia
Tujuan: meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya
dalam masyarakat (Depkes RI, 2003).
Sasaran
1. Sasaran langsung
 Kelompok pralansia (45-59 tahun)
 Kelompok lansia (60 tahun ke atas)
 Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung
 Keluarga dimana usia lanjut berada.
 Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut.
 Masyarakat.
Pedoman pelaksanaan
1. Bagi petugas kesehatan
 Upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar merasa tetap
dihargai dan berguna, baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
 Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan.
 Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang penanggulangannya perlu melibatkan multidislipin
ilmu kedokteran.
 Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi tubuh yang telah menurun.
2. Bagi lansia itu sendiri
Untuk kelompok pralansia, membutuhkan informasi sebagai berikut:
 Adanya proses penuaan,
 Pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala
 Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani
 Pentingnya melakukan diet dengan menu seimbang
 Pentingnya melakukan kegiatan sosial di masyarakat
Untuk kelompok lansia, membutukan informasi sebagai berikut:
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala
 Kegiatan olahraga
 Pola makan dengan menu seimbang
 Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan
 Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuannya
Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi, membutuhkan informasi sebagai berikut:
 Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan melakukan aktifitas, baik
didalam maupun di luar rumah
 Pemeriksaan kesehatan berkala
 Latihan kesehatan jasmani
 Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan
 Perawatan fisioterapi
3. Bagi keluarga dan lingkungannya
 Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan kesejahteraan lansia
 Upaya pencegahan dimulai dalam rumah tangga
 Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan YME.
 Melatih berkarya dan menyalurkan hobi
 Menghargai dan kasih sayang terhada para lansia
VI. Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan perilaku yang
baik (adaptif) dan tidak baik (maladatif).
1. Perilaku yang kurang baik
 Kurang berserah diri
 Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa
 Sering menyendiri
 Kurang melakukan aktifitas fisik/olah raga/kurang gerak
 Makan tidak teratur dan kurang minum
 Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras
 Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan
 Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan
 Mengangap kehidupan seks tidak diperlukan lagi
 Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur
2. Perilaku yang baik
 Mendekatkan diri pada Tuhan YME
 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan
melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
 Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat
 Melakukan olah raga ringan setiap hari
 Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras
 Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan
 Mengembangkan hobi sesuai kemampuan
 Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks
 Memeriksakan kesehatan secara teratur
3. Manfaat perilaku yang baik
 Lebih takwa dan tenang
 Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
 Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat
 Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara
 Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru,
diabetes, kanker dan lain-lain
 Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya
 Mengurangi stress dan kecemasan
 Hubungan harmonis tetap terpelihara
 Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin
VII. Tugas perkembangan lansia
Menurut Erickson, kesiapan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya.
Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-
hari dengan teratur yang baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang
disekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada
tahap perkembangan sebelumnya seperti olah raga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan
lain-lain.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2. Mempersiapkan diri untuk pension
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4. Mempersiapkan kehidupan baru
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan
VIII. Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan
yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam
melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:
 Melakukan pembicaraan terarah
 Mempertahankan kehangatan keluarga
 Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
 Membantu dalam hal transportasi
 Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
 Memberikan kasih saying
 Menghormati dan menghargai
 Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
 Memberikan kasih saying, menyediakan waktu serta perhatian
 Jangan menganggapnya sebagai beban
 Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
 Mintalah nasehatnya dalam peristiwa-peristiwa penting
 Mengajaknya pada acara-acara keluarga
 Membantu mencukupi kebutuhannya
 Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk pengembangan
hobi
 Membantu mengatur keuangan
 Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi
 Memeriksakan kesehatan secara teratur
 Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
 Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah.
 Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama
 Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak
akan bersikap yang sama
XVI. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia,
mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi
serta memberikan motivasi dan menfasilatsi kebutuhan spiritual bagi lansia.

PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DIRUMAH

Perawatan kesehatan di rumah adalah sektor yang mengalami pertumbuhan paling cepat
dalam sistem pelayanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan rumah dapat berupa
perawatan yang berkelanjutan atau hanya kadang-kadang, menurut kebutuhan lansia terhadap
pelayanan ini. Pelayanan ini diberikan oleh perusahaan swasta untuk provid atau oleh organisasi
daerah atau lembaga perawat non provid yang berunjung ke rumah-rumah. Pelayanan yang
diberikan termasuk asuhan keperawatan, fisioterapi, terapi okupasi, terapi bicara, pekerjaan
sosial, dan pelayanan bantuan untuk perawatan kesehatan rumah. Beberapa lansia mungkin
menggunakan semua jenis pelayanan, dan sebagian hanya menggunakan satu jenis pelayanan.
Studi terbaru, menunjukkan pelayanan kesehatan rumah terhadap lansia untuk mencegah
lansia tersebut di rawat kembali di rumah sakit. Kemampuan perawat kesehatan rumah untuk
mengkaji klien secara berkelanjutan dan mengidentifikasi berbagai gejala eksaserbasi dari
masalah yang ada memungkinkan perawat untuk melakukan intervensi seawal mungkin sebelum
gejala bertambah buruk. Perawat kesehatan rumah berada pada posisi ideal untuk mengkaji
kebutuhan lansia secara holistik dan untuk mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan.
Semua bentuk asuhan keperawatan dapat diberikan dalam bentuk perawatan kesehatan
dirumah. Banyak prosedur yang sebelumnya dianggap teknologi tinggi sekarang telah menjadi
umum dalam perawatan di rumah (misalnya perawatan jalur sentral dan port-a-cath). Terapi
intravena dan hiperalimentasi dilaksanakan secara rutin di rumah. Banyak tindakan dengan
teknologi tinggi dilakukan oleh perusahaan khusus dan lembaga keperawatan di rumah (home
care) yang bekerja bersama pada kasus-kasus tersebut. Perawat dari perusahaan khusus
membawahi suatu area geogrfis yang besar, kadang-kadnag sampai beberapa negara bagian.
Peralatan yang diperlukan untuk perawatan lansia disediakan dan dipelihara oleh perusahaan
khusus ini. Yang juga memberikan pelatihan awal dan bantuan dalam memecahkan masalah bagi
perawat perawatan di rumah setempat. Lembaga perawatan rumah setempat memberikan
perawatan sehari-hari kepada klien.
PERAWATAN ORANG LANJUT USIA
Proses bertambahnya usia mulai sejak kita dilahirkan tapi kecepatan proses ini sangat
berbeda pada tiap orang. Perubahan yang terjadi karena usia yang semakin lanjut mrngurangi
rasa kemandirian kita. Ini berarti orang lanjut usia yang lemah tak dapat lagi merawat dirinya
sendiri dan harus pindah ke tempat keluarga atau rumah perawatan khusus. Biasanya seseorang
sangat terikat pada rumahnya dan lebih senang tinggal di rumah sendiri, bila memang demikian
keadannya buatlah kehidupan dirumah terasa lebih mudah sehingga ia tetap dapat bersikap
mandiri dalam waktu lebih lama.
Kemungkinan lain adalah dengan mencari tempat dimana seseorang dapat menjaganya.
Dapat dirumah sewa atau apartemen dengan perawat yang bertanggung jawab mengurus
kehidupan orang lanjut usia atau suatu rumah khusus untuk orang-orang tua dimana mereka
dapat memiliki kamar sendiri sedangkan makan dan kegiatan sosial dilakukan bersama-sama.
Kemungkinan yang diambil tergantung dari keaktifan dan kemandirian orang tua yang
bersangkutan. Mungkin orang tua merasa sukar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan
untuk mengatasinya seseorang dapat diminta bekerja beberapa kali dalam seminggu untuk
menolongnya.
KEAKTIFAAN
Semakin lama orang lanjut usia dapat tetap bersikap mandiri dan menangani setiap
kegiatan mereka, semakin baik. Pergi ke toko, mengunjungi teman, ke bioskop atau teater atau
perkumpulan sosial dapat membantu seseorang tetap aktif dan bergairah dalam hidupnya.
Orang lanjut usia, meskipun cukup aktif, dapat duduk di kursi untuk waktu yang lama.
Bila mungkin bantu berdiri dan berjalan-jalan untuk untuk beberapa saat dalam setiap jam.
Duduk terlalu lama dapat menyebabkan persendian kaku dan semakin sukar berjalan.
Kaki yang sehat dan kuat penting untuk dapat aktif. Orang lanjut usia harus berpakaian
yang rapi dan tepat sesuai dengan kondisinya, misalnya dengan sepatu bersol rendah dan
mengunjungi perawatan kaki agar kuku jari kaki tetap baik-semakin tua usia seseorang, kuku jari
kaki biasanya cenderung menjadi lebih tebal dan sukar dirawat. Bila kaki cenderung bengkak
harus diusahakan agar digunakan bangku penyangga kaki bila orang tua duduk.
Berkebun
Berkebun adalah kegiatan yang banyak disenangi orang lanjut usia, terutama bila
hasilnya sudah dapat dinikmati, berkebun dapat tetap mengaktifkan pikiran dan tubuh,
merangsang minat dan menimbulkan rasa mandiri serta kepuasan. Tempat persemian bunga
dapat disesuaikan dengan tinggi mereka sehingga memudahkan mereka bekerja. Ada berbagai
macam alat untuk menahan lutut untuk orang tua yang sulit membungkuk, peralatan berkebun
yang bertangkai panjang juga sangat membantu.

Pedoman praktis
Kadang – kadang anda akan merasa lebih mudah dan cepat bila anda mengambil alih
segala kebutuhan orang lanjut usia, tapi sebenarnya lebih baik anda hanya membantunya dan
tidak mengambil alih semua kegiatan. Ada banyak pedoman praktis agar orang lanjut usia dapat
tetap bersikap mandiri.
1. Agar orang tua dapat berpakaian dengan lebih mudah, gantilah pakaian dengan kancing dan
resleting di bagian belakang, dengan bagian depan.
2. Pembersih sepatu, sisir, sikat, harus memiliki tangkai yang panjang, gunting kuku lebih
mudah digunakan daripada gunting bertangkai panjang.
3. Letakkan bangku dalam bath – tup untuk memudahkan masuk dan keluar serta letakkan keset
atau pengesat kaki di bawahnya untuk mencegah agar jangan tergelincir dan jatuh. Atau dapat
anda pertimbangkan untuk menggunakan “shower” serta kunci plastik yang diletakkan di
bawahnya sehingga orang tua dapat duduk dan mandi tanpa bantuan anda.
4. Susuran atau pegangan tangan di dekat bath – tup, toilet atau shower dapat dengan mudah
dipasang.
5. Meninggikan tempat duduk toilet juga membantu orang lanjut usia untuk lebih mandiri.
6. Tongkat atau kerangka untuk berjalan membantu siapa saja yang lemah kakinya untuk berjalan.
7. Usahakan agar tempat tidur pada ketinggian yang tepat, bila terlalu tinggi orang lanjut usia harus
menjatuhkan diri bila akan berdiri bila akan berdiri dan jalan sedangkan bila terlalu rendah ia
harus mengangkat dirinya bila akan tidur.
Kursi orang lanjut usia tidak boleh yang terlalu rendah, kira – kira 45 – 65 cm (18 – 26 in) dari
lantai dan tidak terlalu dalam sehingga menyukarkannya berdiri. Kursi harus bersandaran tinggi
dan dengan lengan yang kuat untuk mendorong tubuhnya bila berdiri. Bila ini merupakan
masalah, tempat duduk dengan alat dorong otomatis untuk berdiri bila dalam keadaan darurat
dapat dibeli di toko.

Menjaga keamanan dirumah


Orang lanjut usia biasanya mudah tertimpa bencana. Jatuh sering terjadi dan meskipun
kelihatannya ringan tetapi dapat menimbulkan cidera berat karena tulang orang lanjut usia lebih
rapuh sehingga mudah retak atau patah. Keseimbangan juga merupakan masalah dan kalau orang
tua terjatuh mereka sering tak dapat berdiri atau bangkit sendiri. Sekali mereka terjatuh mereka
dapat menjadi takut akan terjatuh lagi sehingga cenderung dudu di kursi atau ke tempat tidur.
Anda perlu meyakinkan dan mendorongnya agar dia percaya dan berjalan kembali dengan aman.
 Usahakan agar jangan ada ujung karpet yang sobek atau kabel listrik yang dapat menyebabkan
orang tua tersandung.
 Lantai tidak boleh terlalu licin.
 Jalan masuk ke rumah atau tangga harus diberi penerangan yang baik. Bereskan mainan anak-
anak dan barang-barang lain yang berserakan.
Tombol-tombol lampu harus dengan mudah dijangkau.
 Api harus ada pengamannya dan alat-alat pemanas dengan minyak harus dalam posisi
sedemikian rupa sehingga tidak mudah terjatuh.
 Kelep atau pembuka gas tidak boleh sampai bocor, gas dan kompor minyak harus digunakan
dalam ruangan yang cukup udara.
 Orang lanjut usia dapat langsung pingsan sebelum menyadari apa yang terjadi
 Simpan semua obat dalam tempat yang aman dan usahakan agar orang tua dapat membaca label
pada kemasan obat. Terutama bila orang tua minum obat tidur, obat tersebut harus disimpan di
lemari jangan disamping tempat tidur agar tidak diminum secara berlebihan.
Aspek keamanan lain yang penting adalah perlindungan baik di dalam rumah maupun di
luar. Yang menyedihkan adalah bahwa orang tua jaman sekarang mudah mencari sasaran
kejahatan. Mereka dibesarkan pada zaman dimana perampokan, jarang dilakukan terhadap orang
tua., sehingga banyak yang meremehkan bahaya dan membiarkan pintu tak terkunci, jendela
terbuka, berbelanja dengan dompet di tas terbuka sehingga menarik perhatian pencuri. Coba
bujuk teman yang mendampingi orang tua atau saudara untuk selalu mengamankan jendela dan
pintu dengan menguncinya. Petugas penindak kejahatan di pos polisi tempat anda juga dapat
memberikan nasehat.

Menjaga agar tetap hangat


Tubuh orang tua sudah kurang dapat memperahankan panas tubuh daripada orang muda.
Salah satu bahayanya adalah mereka tak menyadari mereka bahwa kedinginan.
Bila biaya untuk pemanasan seluruh rumah terlalu besar atau pemanasan dalam ruang
tidur kurang, lebih baik orang lanjut usia menempati suatu ruangan yang hangat dan tempat
tidurnya dipindahkan ke ruangan tersebut selama musim penghujan. Mintalah agar mereka
memakai baju hangat, terutama dari wol. Sarung tangan dan topi juga juga dapat digunakan di
dalam rumah. Tindakan ini mungkin terlihat lucu tapi lebih baik tampak aneh atau lucu daripada
kedinginan. Pada malam hari sebaiknya memakai pakaian ekstra termasuk kaos kaki dan topi
wol. Bila tempat tidur tidak digunakan pada siang hari , usahakan agar ruangan dapat
dihangatkan terlebih dahulu sebelum tidur. Hangatkan tempat tidur dengan botol air panas atau
selimut listrik tapi ingatlah bahwa botol air panas tak boleh digunakan bersamaan dengan selimut
listrik dan selimut listrik harus dimatikan sebelum penderita tidur. Kain lapis listrik untuk
dibawah selimut tak boleh digunakan bila penderita cenderung menumpahkan air atau tak dapat
menahan buang air kecil ditempat tidur. Alat pemanas apapun yang digunakan harus sering
diperiksa dan dilihat secara teratur untuk mencegah timbulnya bencana.
Hindarkan aliran angin dari jendela atau dari bawah pintu. Anda dapat menutupi sela-sela
pintu dengan kertas koran, semacam lapisan film dapat dipasang pada bagian dalam kosen
jendela untuk mengurangi silau. Tetapi berhati-hatilah jangan sampai menutup lubang udara
yang memang diperlukan.
Bila orang lanjut usia ditinggal sendiri dalam rumah, sipakan termos berisi sup atau teh
panas dan makanannya. Bila mungkin telponlah secara teratur untuk melihat apakah ia dalam
keadaan baik-baik saja, meskipun ia merasa anda cerewet atau terlalu memperhatikan hal-hal
yang kecil-kecil.

Hipotermia
Bila orang lanjut usia menggigil, ia mungkin menderita hipotermia atau penurunan
temperatur. Belajarlah utuk mengenal gejala-gejala atau tanda-tanda hipotermia.
 Orang lanjut usia menjadi lamban, pening atau pingsan.
Kulit menjadi pucat atau biru dan dingin bila disentuh, tak hanya pada kulit yang
terlihat rapi tapi juga pada kulit yang tertutup baju. Kulit juga terlihat bengkak.
 Denyut nadi dan kecepatan pernafasan lebih lambat dari biasa. Kadang-kadang memang sukar
untuk merasakan denyut nadi atau mendengarkan pernafasannya, jadi jangan tergesa-gesa
melakukan pernapasan bantu. Bila orang tersebut bernafas maka jantung pasti berdenyut
meskipun anda tak bisa merasa atau mendengarkannya.
 Temperatur mungkin tak tercatat pada ukuran termometer yang sama pada 34 derajat Celsius
atau 94 derajat Fahrenheit karena temperatur tubuh dapat mencapai 26 derajat celcius atau 79
derajat Fahrenheit sebelum orang meninggal. Bila ia mengantuk, pusing atau tak sadar ambil
temperatur di bawah lengan dan jangan di mulut.
Menghangatkan tubuh harus dilakukan secara perlahan untuk mencegah timbulnya
serangan jantung. Bila tubuh dipanaskan teralu cepat oleh pemanaan langsung, pembuluh darah
dikulit melebar dan ini dapat menghentikan kerja jantung dan pusat aliran darah yang lain. Hal
serupa terjadi bila diberikan alkohol. Penting agar anda tak menggosok atau memijat tangan,
lengan atau kaki yang dingin juga jangan menyuruhnya berolah raga atau banyak bergerak.
 Tidurkan penderita dengan pakaian yang longgar atau beri selimut atau mantel. Jangan gunakan
botol air panas atau selimut listrik.
Bila penderita sadar, berikan beberapa tetes air hangat atau minuman manis. Jangan
berikan minuman panas atau alkohol.
 Hangatkan ruangan sampai sekurang-kurangnya 27 derajat Celsius atau 80 derajat Fahrenheit.
Panggil dokter segera atau bawa penderita ke rumah sakit.
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH
Manula banyak yang memelukan pelayanan kesehatan rumah yang teratur secara
profesional dan didukung oleh tujuan kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah merupakan
kombinasi pelayanan kesehatan rumah atau institusi lainnya untuk manula yang butuh perawatan
pribadi dan aktifitas lainnya dalam hidup dan penyembuhan penyakit kronis. Badan-badan
penyedia kesehatan rumah, pelayanan ke rumah dapat berasal dari pemerintah maupun dari
swata ataupun rumah sakit dan lembaga pengobatan lainnya. Sifatnya adalah perawat, pekerja
sosial, physician dan therapis.
Ada badan yang memerlukan program pelatihan yang bersertifikat dalam melancarkan
program pelayanan kesehatan rumah. Staf-staf itu menentukan kesehatan pribadi seseorang,
mengukur tanda-tanda vital dan perawatan yang bersifat teknis. Perawat-perawat yang ada bisa
dari depertemen kesehatan daerah/ setempat unttuk dari badan lain yang spesifik.
Perhatian terhadap kebijakan-kebijakan, problem yang terpecahkan, intruksi dari keadaan
santai dan kegiatan advokasi sangatlah penting untuk menciptakan efektifnya kesehatan
komunitas. Perawatan kesehatan masyarakat adalah mata rantai yang vital dalam sistem
kesehatan masyarakat, mereka menyediakan perawatan, sikap pencegahan penyakit dan
menyediakan sistem perbaikan fungsi tubuh dan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasting, Diana.1995.Perawatan di Rumah.Jakarta: Arcan


2. Hastings, Diana.2005.Pedoman Keperawatan di Rumah.Jakarta: EGC
3. Stanley, Mickey.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC
4. Watson, Roger.2003.Perawatan pada lansia.Jakarta:EGC
5. Nugroho, Wahyudi.2000.Keperawatan gerontik.Jakarta:EGC
6. L.Stockslager, Jaime.2007.Asuhan keperawatan geriatric.Jakarta:EGC
7. Noorkasani, S Tamher.2009.Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan askep.Jakarta:Salemba
Medika
8. Maryam, R.Siti.2008.Mengenal usia lanjut dan perawatannya.Jakarta:Salemba Medika
9. Zang, Mara Sherly.2003.Manual Perawatan di rumah.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai