Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses
respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi merupakan reaksi
tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya
bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang
masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Substrat Respirasi:
Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau
senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya
dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi.
Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
Pati
Lipid
Asam-asam Organik
Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh
seperti:
Kuncup bunga
Tunas
Biji yang berkecambah
Ujung batang
Ujung akar
Penggolongan Respirasi
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu
respirasi aerob dan respirasi anaerob.
Prosesnya meliputi :
Absorbsi oksigen,
Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (CO2 & H2O),
Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian
hilang sebagai panas.
Membebaskan CO2 dan H2O
Pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar & batang
yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar O2 turun sampai 0
% maka respirasi terhenti.
Kuosien Respirasi (KR) : angka perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan dengan
volume O2 yang diabsorpsi secara simultan oleh jaringan dalamperiode waktu tertentu pada
suhu & tekanan tertentu.
Titik kompensasi : titik yang menunjukkan kecepatan Fotosintesis yang dilakukan tumbuhan
sama dengan kecepatan respirasinya
KR memberi petunjuk tentang jenis substrat yang dioksidasikan & jenis metabolisme yang
sedang berlangsung.
KR > 1 : sel kekurangan O2, repirasi aerob dibantu respirasi anaerob agar menambah energy
KR < 1 : sebagian / semua CO2 yang dihasilkan dalam respirasi digunakan langsung oleh
organisme ybs, misal untuk fotosintesis.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam
proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan
tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam
nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu
lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila
substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat
awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat
respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan
dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang
ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
1. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
1. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport
gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang
digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui
ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2
yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal
ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas
tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan
beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat,
dan transpor elektron.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
(beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis
juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan
digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil
glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang
dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda
jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa perubahan :
Glukosa berubah menjadi Glukosa – 6 – fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6 difosfat
berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
Manfaat glikolisis:
1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa yang
dirombak.
2. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika
substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan
3 molekul ATP.
3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi
bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
1. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil
KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol.
Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya
yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.
1. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat
(daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan
pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama
kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah
satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang
akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
1. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi
untuk menghasilkan ATP.
2. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat
yang dioksidasi
3. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam
amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang
lebih besar.
1. Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron
(pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam
reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim
sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya
akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata
pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Lintasan reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini disebut Lintasan Pentosa
fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon. Lintasan ini juga
disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat. Berlangsung di sitosol.
Rangkaian reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil penguraian pati
oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase pada glikolisis atau hasil
penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil langsung reaksi fotosintesis).
Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi) oleh enzim dehidrogenase untuk membentuk
senyawa 6-fosfogluko-nonlakton, yang kemudian dihidrolisis menjadi 6-fosfoglukonat oleh
suatu enzim laktonase. Senyawa 6-fosfoglukonat kemudian mengalami dekarboksilasi
oksidatif untuk menghasilkan ribulosa-5-P oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
Reaksi-reaksi selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat. Reaksi- reaksi ini
dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan transaldolase
Fungsi LPF:
1. sianida,
2. fluoride,
3. Iodo asetat,
4. CO diberikan pd jaringan
5. Eter, kloroform, aseton, formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu pendek.
https://fistum07.wordpress.com/respirasi-tumbuhan/
Respirasi pada Tumbuhan
RESPIRASI PADA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di
paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih menunjuk
kepada proses pembongkaran ataupembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk
memperoleh energy atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah
karbohidrat.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah fisiologi
tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari perikehidupan tumbuhan sudah demikian pesat
berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan,
dan sistematika tumbhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari atau
mencari keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk mempertahankan
kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energy yang berkesinambungan.
Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energy kimia yang terbentuk dalam molekul
organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan energi yang menyediakan energi
bagi keperluan seperti itu disebut dengan respirasi. Respirasi sel tumbuhan berupa oksidasi molekul
organic oleh oksigen dari udara membentuk karbondioksida dan air.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka dapat disusun
rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai acuan dan tolok ukur. Rumusan masalah tersebut
antara lain adalah :
C. Bagaimanakah Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.
Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua
aktivitas makhluk hidup memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada
seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada akar,
batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat (glukosa) adalah
kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy
karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi
terjadi pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua
tumbuhan bernapas dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa
memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy
dengan cara menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan
aerob / anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut
dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan masuk dan keluar
dari tubuh secara difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada
permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah
rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas.
Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-
baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari
enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada
inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).
Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada
tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energy kimiawi menjadi
energy yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis
yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh
karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis.
Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses
fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi
sebagai berikut : C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energy melalui tiga tahap, yaitu
glikolisis, daur Krebs, dan transport electron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa perubahan
glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber electron
berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs (daur tri karboksilat)
atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta
energy kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi electron respiratori. Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang keluar tubuh melalui stomata pada tumbuhan.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses respirasi ini menghasilkan senyawa-
senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino
untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil
dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatic
tertentu lainnya, seperti lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses
respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Ketersediaan substrat
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
b. KetersediaanOksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbedaan antara organ satu
dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.
c. Suhu
Umumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10°C. Namun,
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolism sehingga kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua (Ross, 1995).
B. Penggolongan respirasi
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
1. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen-oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan :
C6H12O6 + 6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal. Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana
itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.
2. Respirasi Anaerobik (anaerob)
Respirasi anaerobic adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energy tanpa
menggunkan oksigen. Respirasi anaerobic menggunakan senyawa tertentu misalnya asam fosfoenol
piruvat atau asetaldehida, sehingga pengikat hydrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol.
Respirasi anaerobic terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akantumbuhan yang terendam
air, biji-biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobic pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa,
galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol,
karbondioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, energi
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik. Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal.
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri
anaerobic seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan
udara bebas. Infeksi tetanus dapatterjadi jika luka tertutup sehingga member kemungkinan bakteri
tambah subur (Lukman, 1997).
C. Respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya.
Terjadi jika persediaan oksigin bebas di bawah minimum. Tiap jaringan tanaman
mempunyai tanggapan lain terhadap hal ini. Contohnya : kecambah jagung yang tidak dapat
mempertahankan hidupnya di dalam suatu tempat yang tidak ada oksiginnya sama sekali, sedangkan
buah apel dan pir dapat bertahan berbulan-bulan didalam penyimpanan, dimana hanya ada
hidrogen. Buah-buahan tersebut menghasilkan CO2 sebagai tanda bahwa masih terjadi respirasi
terus.
Hasil dari respirasi tersebut yaitu asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat,
asam susu.
D. Pengaruh genangan air terhadap tanaman darat.
Tanaman yang biasa hidup di darat bila tergenang air agak lama akan terancam
kehidupannya. Hal ini karena respirasi aerob terhenti sama sekali, sedangkan respirasi anaerob tak
mungkin mencukupi energi yang dibutuhkannya, serta akumulasi dari hasil akhir respirasi itu lama-
kelamaan merupakan racun bagi jaringan-jaringan tesangkut.
E. Reaksi hemis pada respirasi aerob
F. Perbedaan fotosintesis dan respirasi
1. Fotosintesis
Proses penyusunan atau anabolisme atau asimilasi. Berlangsung optimal pada siang hari. Reaksi :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + 38 ATP. Tempat berlangsung : Kloroplas
2. Respirasi
Proses pembongkaran atau katabolisme atau disimilas. Proses optimal pada malam hari. Reaksi :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kal. Tempat berlangsung : mitokondria
G. Tahapan respirasi
1. Penangkapan oksigen dari lingkungan
2. Proses transport gas – gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
3. Oksigen masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, sitoplasma
dan membran sel.
4. CO2 yang dihasilkan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel.
5. Setelah mengambil O2 dari udara, kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa
tahapan, antara lain : Glikolisis, dekarboksilasi ksidatif, siklus asam sitrat dan transpor elektron.
H. Fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs.
1. Fosforilasi
Yaitu penambahan fosfat pda molekul-molekul glukosa. Proses fosforilasi : penambahan 1
fosfat oleh ATP terbentuk glukosa 6 fosfat kemudian ATP menyusut menjadi ADP. Proses ini
berlangsung memerlukan enzim heksokinase dan bantuan ion-ion Mg2+. Hasilnya : fruktosa 1,6-
difosfat
2. Glikolisis
Berasal dari kata latin “ glykos” yaitu gula, “lysis” yaitu pemecahan.Tahapan perubahan
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat terjadi di sitosol. Karbohidrat diubah menjadi heksosa
fosfat , dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat, kemudian dioksidasi menjadi dua molekul piruvat.
Glikoslisis menghasilkan sejumlah kecil ATP dan NADH. Glukosa Glukosa 6-fosfat Fruktosa 1,6
difosfat 3-fosfogliseral dehid (PGAL)
/ Triosa fosfat Asam piravat. Hasil : 2 molekul asam pivarat, 2 molekul NADH sebagai sumber
elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
3. Lingkaran krebs
Lingkaran krebs merupakan urutan kejadian dari oksidasi asam piruvat secara aerob. Piruvat
yang dihasilkandari glikolisisditransport ke matriks mitokondria melalui protein transport khusus.
Kemudian didekarboksilasi dalam suatu reaksi oksidasi oleh enzim piruvat dehidrogenase. Hasilnya :
NADH, CO2 dan Asam Asetat dalam bentuk Asetil koA
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan
oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Mahluk hidup
memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada tumbuhan. Laju respirasi
dapat dipengaruhi oleh ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob dan
respirasi anaerob.
B. Saran
1. Diharapkan supaya pemberian materi tiap-tiap kelompok jelas, sehingga tiap kelompok bisa
mendapatkan giliran maju untuk presentasi dan tidak berulang kali membuat bahan presentasi jika
belum mendapat kesempatan maju pada salah 1 materi yang dibahas.
2. Diharapkan dikegiatan perkuliahan tidak hanya presentasi terus menerus, tetapi dosen juga harus
menerangkan materi.
DAFTAR PUSTAKA
Karama, A, S, etl. 1994. Penggunaan pupuk organic pada tanaman pangan. Simposium Hortikultura
Nasional.
Mengkel, Ry, et,al. 1979. The principle of plant nutrition potast in werbloafen. Bren Switzerland.
Mayers, Ry, et.al. 1997. The Syncronisation of Nutritent Mineralization and Plant Nutrient Demand in
Management of tropical soil fertility. Agronomy journal 87: 642-648.
Nandu, M. 1981. Studies on the appropriate proportion of organic and chemical fertilizer thesis. Agriculture
University Cormbatre.
BAB II
PEMBAHASAN
v Lentisel
Lentisel merupakan lubang-lubang yang terdapat pada batang. Lenti sel mengakibatkan sel-sel tetap
hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar. Lentisel pada batang dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Jika dilihat dari siklus Krebs pada gambar 1 dapat dikatakan kalau setelah
terjadi proses terakhir ini reaksi kembali terulang terus-menerus dan menghasikan energi.
v Hasil Siklus Krebs
Pada akhir siklus krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang berikatan dengan
molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali siklus krebs, karena selama reaksi
oksidasi pada molekul glukosa hanya dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus
berlangsung sebanyak dua kali. Jadi hasil bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP dan 4 CO2 serta 8 pasang atom H yang akan masuk ke rantai transpor elektron.
2. Respirasi anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi
anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada
tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum, pada biji-bijian yang
tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel &
peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah
terus menghasilkan CO2.
Hasil respirasi anaerob pada tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat,
asam lartarat, asam susu. Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima
atom hidrogen (H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanolasam laktat). Pada
kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam pir
uvat menjadi H2O dan CO2 serta mengha-silkan energi dalam bentuk ATP(Adenosin Tri Phosphat).
Pada kondisi anaerobik (tidak tersedia oksigen), suatu sel akan dapat mengubah asam piruvat
menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (ATP). Atau oksidasi asam piruvat dalam
sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi (ATP). Bentuk proses reaksi yang
terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat
di dalam sitoplasma sel. Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang kekurangan
oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel
– sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa.
Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi
alkohol. Hasil akhirnya adalah alkohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :
1. Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH
dan 2 ATP.
2. Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol), atau pembentukan asam laktat
(fermentasi asam laktat).Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti :
alkohol, asam laktat.
3. Energi ( ATP ) yang dihasilkan.
Reaksi Respirasi Anaerob :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal n sekitar 2 ATP.
Proses respirasi pada anaerob adalah fermentasi. Fermentasi pada respirasi anaerob terbagi atas
dua jenis, yaitu : fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
a. Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi pada alkohol ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi),
dimana tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam
piruvat ( hasil akhir glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi (sebuah molekul CO2
dikeluarkan ) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan
terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor. Proses ini
dikatakan sebagai "pemborosan" karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul
glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Fermentasi alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila
konsentrasi etanolnya tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah sebagai
berikut:
1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi
ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi
kimia dalam bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi
selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: respirasi aerob dan anaerob.
3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus krebs,
sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur pentosa fosfat.
v Glikolisis
Proses yang berlangsung di luar mitokondria dan secara anaerob. Dalam proses ini terjadi
pengubahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2 asam
piruvat (3C). Dalam proses glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
v Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi antara yaitu antara glikolisis
dengan siklus krebs. Dalam proses ini terjadi perubahan dari 2 asam piru-vat (3 C) menjadi 2 asetil
Ko Enzim A (2 C). Hasil dari proses ini adalah 2 asetil Ko Enzim A, dan 2 NADH.
Sehingga
Proses Glikolisis ------------------ 2ATP, 2NADH ---------------------- 8 ATP
Proses Dekarboksilasi Oksidatif ---- 2NADH ------------------------ 6 ATP
Proses Siklus Krebs ---------------- 2FADH, 6NADH, 2ATP ------ 22 ATP
Hasil --------------------------------------------------------------------------------- 38 ATP
4. Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O 2), respirasi anaerob i
ni terjadi pada sitoplasma, pada respirasi ini terjadi penguraian senyawa organik. Respirasi anaerob
menghasilkan energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini adalah : Fermentasi.