Ca Bronkogenik
A. Definisi
Karsinoma bronkogenik atau yang biasa disebut kanker paru adalah tumor maligna
yang timbul dari bronkus, tumor seperti ini adalah epidermoid, biasanya terletak dalam
bronki yang besar atau mungkin adenokarsinoma yang timbul jauh diluar paru (Rahayu,
2012).
Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel
dan menghilangnya silia.Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang
mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi (2000).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap
rokok (Suryo, 2010).
Menurut World Health Organization(WHO), kanker paru merupakan penyebab
kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagaian
besar kanker paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari
kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-paru (Suryo,2010).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer.
Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial dan
berasal dari mukosa percabangan bronkhus (Muttaqin, 2008)
B. Etiologi
1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)
dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai
kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang
perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan
kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon
karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan
pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Perokok Pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau
mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup,
dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain,
risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali.
3. Polusi Udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat
kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih
sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling
rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi.
Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi
yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka,
tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang
ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4
benzpiren.
4. Paparan Zat Karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel,
polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru.
Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali
lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak
dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.
5. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap
betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena
kanker paru.
6. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar
terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan
bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah
pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan myc) dan menonaktifkan
gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan CDKN2) (Wilson,
2005).Terdapat mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton onkogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
7. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat
menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik
berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari
merokok dihilangkan.
8. Iridasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif.
C. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan
korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada
stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan,
faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor.
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang
merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama
dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang
berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (
DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan
berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama
meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan.
Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ).
Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan
adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan
napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama
bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus
perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat
sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru
merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada
atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
G. Komplikasi
Komplikasi kanker paru adalah kondisi gejala sekunder atau gangguan lain yang
disebabkan oleh penyakit. Dalam banyak kasus perbedaan antara gejala dan komplikasi
dari penyakit ini tidak jelas. Komplikasi mungkin karena penyakit itu sendiri atau efek
samping dari salah satu perawatan. Menurut Novit Widya Rahayu (2012) kanker paru-
paru dapat menyebabkan beberapa komplikasi, misalnya:
1. Sesak napas
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika kanker
berkembang untuk menutup saluran udara yang utama.
2. Batuk darah
Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan di saluran napas, yang dapat membuat
Anda batuk darah (hemoptisis).
3. Nyeri
Kanker paru-paru yang hebat meluas ke lapisan paru-paru atau bagian lain dari
tubuh dapat menyebabkan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura)
Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang mengelilingi paru-
paru di rongga dada (ruang pleura).
5. Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis)
Ini sering menyebar (bermetastasis) ke area lain dari tubuh, biasanya berlawanan
dengan paru paru, seperti tulang, otak, hati dan kelenjar adrenal. Kanker yang
meluas dapat menyebabkan rasa sakit, sakit kepala, mual, `tau tanda-tanda dan
gejala lain bergantung pada organ yang terkena.
6. Kematian
Tingkat ketahanan hidup untuk orang didiagnosis dengan penyakit ini sangat
rendah. Dalam kasus mayoritas, penyakit ini mematikan.
Komplikasi komplikasi kanker paru-paru bergantung pada lokasi, ukuran, jenis,
dalam paru-paru, dan penyebaran kanker. Suatu tumor dapat menyebabkan
penyumbatan salah satu tabung pernapasan utama, menyebabkan runtuhnya daerah
paru-paru, atau peningkatan cairan di rongga paru-paru mungkin akan berkembang.
Penyebaran kanker ke tulang atau tekanan pada saraf dari tumor dapat
menyebabkan rasa sakit, dan beberapa jenis kanker paru-paru menghasilkan
hormon yang dapat menyebabkan gejala seperti memerah dan diare.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
b. Bronkhografi
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
c. CT-Scanning
Untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
d. MRI
Untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2
cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c. Torakoskopi
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d. Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
I. Penatalaksanaan Medis
Menururt Fandik Prasetiyawan (2011) penatalaksaaan medis untuk klien kanker
paru adalah sebagai berikut:
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
2. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
3. Radioterapi radikal
Radioterapi radikal digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak
bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya
menyembuhkan sedikit.
5. Terapi endobronkia
Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, terapi laser atau penggunaan stent dapat
memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang
signifikan
6. Perawatan faliatif
Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
WOC Ca Bronkogenik (Kanker Paru)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Ca Bronkogenik
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Apa yang diderita pasien misalnya nyeri pada dada , dan sesak nafas.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah dahulu pasien mempunyai penyakit paru obstruksi menahun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarganya ada yang menderita penyakit paru
5. ADL (activity dialy lifing )
Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan (biasanya tahap lanjut).
Sirkulasi
Gejala : JVD (obstruksi vana kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.Jari tabuh.
Integritas ego
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi
yangberat/potensikeganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.
Eliminasi
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil). Peningkatan frekuensi/
jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)
Makanan/ cairan
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan. Kesulitan menelan, haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut), edema wajah/
leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/
periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil),Glukosa dalam
urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada
tahaplanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. Nyeri
bahu/tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma) Nyeri abdomen
hilang timbul.
Pernafasan
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi
sputum. Nafas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry,
Serak, paralysis pita suara, riwayat merokok.
Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi), krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area
yang mengalami lesi). Hemoptisis.
Keamanan
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma), kemerahan, kulit pucat
(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Seksualitas
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar)
Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
Penyuluhan
Gejala : Faktor resiko keluarga, kanker (khususnya paru), tuberculosis, Kegagalan
untuk membaik.
.
B. Diagnosa Keperawatan yang muncul adalah
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan paru.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum.
5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan dyspnea
Daftar Pustaka
SudoyoAru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta