Anda di halaman 1dari 5

PERTOLONGAN PERTAMA KORBAN TENGGELAM

Oleh : Mayor Laut (K) dr. SUHADI, M.KK

Kasus korban tenggelam baik di sungai, danau, kolam atau laut sering terjadi
dengan korban yang mungkin hanya satu orang sampai yang ratusan orang. Apalagi
ditinjau dari faktor geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan (dikelilingi laut)
dan dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil.
Cukup banyak faktor yang menyebabkan seseorang tenggelam, bisa karena
bencana seperti diseret banjir, karena olahraga seperti arung jeram atau renang
atau karena musibah seperti tenggelam sebuah kapal serta banyak hal lain. Apabila
menemukan kasus untuk korban tenggelam, ada satu hal penting yang harus sobat
ingat yaitu penolong bukanlah seorang superhero yang selalu bisa
menyelamatkan jiwa orang lain.
Namun jika memang sobat mempunyai keahlian dan dengan rasa
kemanusiaan berkeinginan keras untuk menolong itu adalah hal yang sangat mulia,
tapi sebelum memberikan pertolongan pertama terhadap korban tenggelam ada
beberapa hal yang harus selalu diingat, diketahui dan dilaksanakan oleh seorang
penolong, yaitu:
1. Penolong harus terlebih dahulu mengamankan diri sendiri sebelum
memberikan pertolongan kepada korban.
Mengapa hal itu harus dilakukan? Karena biasanya korban tenggelam akan
mengalami kepanikan dan cenderung akan menggapai, memegang atau
merangkul benda-benda di sekitarnya serta meronta-ronta guna menyelamatkan
dirinya. Hal ini sangat berbahaya jika si penolong tidak siap dengan kondisi
tesebut.
2. Penolong ketika menjumpai korban tenggelam sebaiknya segera mencari
bantuan terdekat, sambil terus berusaha untuk mengamati kondisi korban.
3. Penolong tidak berusaha untuk memberikan pertolongan pertama di air, karena
itu sangat berbahaya tapi memberikannya setelah sampai di tempat yang aman
di darat. Nah ketika hal di atas telah menjadi panduan bagi penolong, maka
penolong dapat melakukan tindakan untuk melakukan pertolongan.
Adapun bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu untuk
korban sadar dan korban tidak sadar.

A. KORBAN SADAR
1. Penolong tidak boleh langsung terjun ke air untuk melakukan pertolongan.
Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya bagi
penolong. Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon
suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga
pelampung dan benda lain yang bisa mengapung di sekitar lokasi kejadian
yang bisa digunakan untuk menarik korban ke tepian atau setidaknya
membuat korban bisa bertahan di atas permukaan air.

2. Aktifkan sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT). Bersamaan


dengan tindakan pertama di atas, penolong harus segera mengaktifkan
SPGDT, untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak
orangorang yang ada di sekitar tempat kejadian untuk memberikan
pertolongan.

3. Jika memang di tempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa
menarik korban ke tepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka
segera berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik
korban secepat mungkin sebelum terjadi hal yang lebih tidak diinginkan.
Setelah korban sampai di tepian segeralah lakukan pemeriksaan fisik
dengan terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera atau
hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa korban dan segera lakukan
pertolongan pertama kemudian kirim ke pusat kesehatan guna mendapat
pertolongan lebih lanjut.

4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka
penolong bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus
diingat, penolong memiliki kemampuan berenang yang baik dan menghampiri
korban dari posisi belakang korban.
5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka segera
tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu tangan
penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga
dengan menarik kerah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan hati-hati
karena bisa membuat korban tercekik atau mengalami gangguan pernafasan)
dan segera berenang mencapai tepian. Barulah lakukan pertolongan pertama
seperti pada no. 3 di atas.

6. Jika Korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai atau
memegang penolong, maka segera lumpuhkan korban. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah evakuasi, kemudian lakukan tindakan seperti no 5 dan
kemudian no. 3 di atas.

B. KORBAN TIDAK SADAR


Seperti halnya dalam memberikan pertolongan pertama untuk korban tenggelam
dalam keadaan sadar, maka untuk korban tidak sadar si penolong juga harus
memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan evakuasi korban dari dalam
air agar baik penolong maupun korban dapat selamat.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Segera hampiri korban, namun tetap perhatikan keadaan sekitar untuk
menghindari hal yang tidak di ingin terhadap diri penolong. Lakukan evakuasi
dengan melingkarkan tangan penolong di tubuh korban seperti yang dilakukan
pada no. 3 untuk korban sadar.

2. Untuk korban yang dijumpai dengan kondisi wajah berada di bawah permukaan
air (tertelungkup), maka segera balikkan badan korban dan tahan tubuh korban
dengan salah satu tangan penolong. Jika penolong telah terlatih dan bisa
melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan korban, maka segera
periksa nafas dan nadi korban.
Kalau nafas tidak ada maka segera buka jalan nafas dengan cara menggerakkan
rahang korban dengan tetap menopang tubuh korban dan berikan nafas buatan
dengan cara mouth to mouth atau mouth to nose. Dan jika sudah ada nafas
maka segera evakuasi korban ke darat dengan tetap memperhatikan nafas
korban.

3. Ketika penolong dan korban telah sampai di tempat yang aman (di darat), maka
segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang selalu berpedoman pada
ABC. Berikan respon kepada korban untuk menyadarkannya.

4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan pemeriksaan
fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang dapat
membahayakan nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban kemudian
sadar, berikan pertolongan sesuai dengan yang diperlukan korban, atau bisa
juga dengan mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan secara medis.

5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas dengan cara
Head-Tilt/Chin-Lift atau Jaw Thrust manuver, periksa jalan nafas dengan cara
Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR) selama 3-5 detik. Jika tidak ada nafas maka
segera berikan bantuan pernafasan (bantuan hidup dasar) dengan cara ini lalu
periksa nadi karotis. Apabila nadi ada, maka berikan bantuan nafas buatan
sesuai dengan kelompok umur korban hingga adanya nafas spontan dari korban
(biasanya nafas spontan ini disertai dengan keluarnya air yang mungkin
menyumbat saluran pernafasan korban ketika tenggelam), lalu posisikan korban
dengan posisi pemulihan. Terus awasi jalan nafas korban sambil penolong
berupaya untuk menyadarkan seperti tindakan no. 4 di atas atau mencari
bantuan lain untuk segera mengevakuasi korban.

6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas dan tidak ada
nadi), maka segera lakukan Resusitasi Jantung Paru.
Tindakan seperti di atas benar-benar akan berhasil dan terlaksana dengan baik,
ketika penolong mempunyai keahlian untuk melakukan pertolongan pertama. Jika
penolong tidak memiliki kemampuan dan keahlian tersebut sebaiknya segera
menghubungi pihak berwenang seperti pelaku pertolongan pertama, paramedik atau
tim penyelamat dan mentransportasikan korban (evakuasi) ke fasilitas kesehatan
terdekat. Dan yang harus diingat,ketika proses EVAKUASI, JALAN NAFAS korban
harus selalu terbuka.

Anda mungkin juga menyukai