Anda di halaman 1dari 2

Kesehatan dan kesejahteraan janin menghasilkan anak berkualitas

Di era Globalisasi ini, mempertahankan kesehatan bagaikan “berlian”, mahal


sekali untuk mendapatkannya. Mengapa begitu?. Bagi sebagian orang mungkin
untuk mengobati suatu penyakitpun harus mengeluarkan uang yang menguras
dompetnya. Jangankan mengobati, untuk mencegahnyapun begitu

mahal. Karena kurangnya pengetahuan dan informasi, mereka harus


mengeluarkan uang banyak untuk hidup sehat dan sejahtera. Karena mreka tidak
mempunyai kemampuan dalam mempertahanka kesehatannya.

Bagitupun peran ibu dalam mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan


janinnya. Betapa pentingnya peran Ibu dalam hal tersebut. Perilaku Ibu saat masa
kehamilan sedikit banyak akan mempengaruhi kesejahteraan Janin dalam masa
kandungan. Ibu yang sehat akan menciptakan bayi yang sejahtera dan sehat pula.
Namun apakah di Indonesia sudah mampu menciptakan Ibu yang sehat dan janin
yang kuat? Dilihat dari fakta yang ada, Indonesia memiliki angka-angka terkait
persoalan kesehatan ibu dan anak. Indonesia sempat mengalami penurunan namun
di tahun berikutnya kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang
dimiliki oleh WHO, Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk kematian
ibu di Negara ASEAN, peringkat pertama disandang Laos dengan 470 kematian
ibu per 100.000 kelahiran dan paling kecil Singapura dengan 3 kematian per
100.000 kelahiran. Selain itu, berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) pada tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada
2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Tidak hanya itu
untuk masalah balita menurut laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013,
kecenderungan setiap provinsi untuk balita kurang gizi adalah 19,6 persen dan
naik dari 18,4 persen.
Sangat ironis sekali, zaman semakin maju namun angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tinggi.

Anda mungkin juga menyukai