kajian pustaka
2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. Pada umumnya, tekanan yang dianggap optimal
adalah kurang dari 120 mmhg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan
diastolic, sementara tekanan yang dianggap hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg
untuk sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolic (Corwin, 2009).
(morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada 2 fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90
atau hormonal yang yang abnormal pada nodus SA. Peningkatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang kronis dapat terjadi jika volume plasma
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan.
d. Peningkatan TPR yang kronis dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf
simpatis atau hormone pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari
Adapun faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat
terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol
Diastolik
(mmHg)
derajat 1
Hipertensi >160 >100
derajat 2
pusat vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai
saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis pada titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang
Gejala-gejala penyakit yang bisa terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Adapun gejala yang dirasakan
yaitu sakit kepala hebat, pengelihatan kabur (gejala peningkatan tekanan intracranial),
iritabilitas berat, mimisan, pusing, keletihan, gugup, anoreksia, gagal tumbuh, berat
badan turun, kejang fokal atau umum, nyeri punggung dan/atau abdomen yang berat,
edema papil, perdarahan atau eksudat retina, hipermetropi ventrikel kiri, perubahan
a. Non Farmakologi
1) Dengan menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan darah,
3) Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
karena asap rokok dapat menurunkan aliran darah ke organ dan meningkatkan
kerja jantung
5) Penyakit saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung atau arteri
b. Farmakologis
Atun, L., Tri, S., Dan Weni K. (2014). Asupan Sumber Natrium, Rasio Kalium Natrium,
Aktivitas Fisik, Dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. MGMI (6) , 63-71. Di akses dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/3780
Muttaqin, Arif. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Ostchega, Y., Zhang, G., Sorlie, P., Hunghes, J. P., Reed-Gillette, D.S., Nwankwo, T., & Yoon,
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktisi Edisi
4. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Ed 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Pusat Data dan Informasi kementerian Kesehatan RI. (2014). Hipertensi. Jakarta selatan
Ridwan, M., 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi. Semarang: Pustaka
Widyamara.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Robbins. (2010). Buku ajar patologi, Edisi 7. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Rohaendi. (2008). Treatment Of High Blood Pressure. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutanto. (2010). Cekal Penyakit Moderen Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes.