Anda di halaman 1dari 12

Tujuan Pembelajaran

1. Pengertian sistem respirasi !


2. Bagaimana topograpi organ sistem pernafasan ?
3. Bagaimana komparasi organ sistem pernafasan ?
4. Bagaimana struktur mikronanatomi sistem pernafasan ?
5. Bagaimana perkembangan anatomi sistem pernafasan pada vertebrata ?

PENGERTIAN SISTEM RESPIRASI


Sistem respirasi adalah rangkaian proses hewan atau tumbuhan menyerap oksigen dan
melepas produk (terutama karbondioksida) yang dibentuk melalui suatu aktivitas oksidatif
jaringan. (Wijayanto, 2010)
Respirasi adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh
darah melalui alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut, selain dipengaruhi struktur
alat pernapasan juga dipengaruhi oleh perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan
darah (dalam kelas pisces). (Fujaya, 2004)
Fungsi sistem respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan membuang
karbondioksida. Sistem respirasi pada hewan terdiri dari berbagai macam antara lain insang
pada ikan, kulit pada amfibi dan beberapa reptilia, serta pulmo atau paru-paru pada aves dan
mammalia. Biasanya sistem respirasi terbagi menjadi 2 bagian utama yakni bagian konduksi,
yang terdiri atas cavum nasi, nasopharynx, larynx, trakea, bronki, dan bronkiolus; dan bagian
respirasi yang terdiri atas alveoli dan struktur-struktur yang berhubungan. (Junquiera, 1992)

TOPOGRAPHY ORGAN SISTEM PERNAFASAN


PISCES
Alat respirasi pada pisces berupa insang (branchia). Tiap lembaran dari insang tersebut
terdiri dari filament-filamen yang benyak mengandung lamella atau lapisan tipis. Pada
filament tersebut terdapat banyak pembuluh darah kapiler sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran antara O2 dan CO2. (Wijayanto, 2010)
Dan pisces dapat dibedakan menjadi 2 golongan dalam hal insang ini, yakni yang
memiliki penutup insang (Teleostei) dan yang tidak memiliki penutup insang
(elasmobranchii). Masing-masing insang terdirri dari sebuah lengkung insang (arkus
brankhialis)dan tersusun atas tulang rawan. Sisi dalam lengkung terdapat rigi-rigi insang yang
fungsinya sebagai penyaring air pernafasan. Lengkung insang dilekati setangkup filamen
insang yang berbentuk seperti buku pada sisi lateralnya. Pada filamennya, lamela
mengandung epitel pipih dan kapiler darah yang merupakan percabangan dari arteri
brankhialis baik afferen maupun yang efferen yang arah aliran darahnya berlawanan dengan
arah aliran air yang melintasi insang. (Fujaya, 2004)

AMPHIBI
Jalan masuknya udara pernapasan sebagai berikut :
Nares anteriores Cavum Nasi Nares Posteriors Cavum Oris Larynx
Bronchus Pulmo
Selain menggunakan pulmo, amfibi juga menggunakan kulit dan rongga mulut (cavum
oris) dalam melakukan respirasi. Kecuali pada fase berudu mengunakan insang untuk
bernafas karena hidupnya di dalam air. Dalam selaput rongga mulut yang tipis terdapat
banyak kapiler yang bermuara di tempat tersebut sehingga dapat terjadi difusi dengan mudah
di tempat tersebut.
Kulit dapat digunakan pula sebagai alat pernafasan, hal inilah yang menyebabkan
katak atau kodok tak dapat tinggal jauh dari tempat berair ataupun lembab. Oksigen yang
masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke
jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri
pulmo kutanea).
Amphibi memiliki komponen dari sistem respirasi terdiri atas hidung; epitel olfaktoris,
bagian konduksi yang mencakup nasofarings, larinks, trakea, btonki, dan bronkiolus, dan
bagian respirasi paru.
Rongga hidung atau cavum nasi bertugas mengubah udara yang masuk, membuat
udara pernafasan tidak merusak sistem respirasi yang lebih bawah.

REPTIL
Urutan perjalanan respirasi pada kadal :
Rima Glotidis Larynx Trachea Bifurcatio Trachealis Bronchus Pulmo
Pada reptilia terdapat Rima Glotidis yang merupakan celah di belakang lingua menuju
ke ruang Larynx, dinding Larynx dibentuk oleh banyak kartilago. Setelah Larynx masuk ke
dalam Trachea yang berada di sebelah ventral dari Collum Cervix, dindingnya tersusun atas
lingkaran-lingkaran tulang rawan.
Didaerah thorax Trachea bercabang menjadi 2 bronchus yang pendek. Percabangan itu
disebut sebagai : Bifurcatio Tracheae. Bronchus lalu masuk dan bercabang-cabang dalam
pulmo. Pulmo di reptilia berjumlah sepasang, sinister dan dexter. Strukturnya seperti rumah
tawon. (Tandjung, 1974)
AVES
Urutan sistem respirasi pada aves sebagai berikut :
Nares Anteriores Nares Posterior Larynx Trachea Syrinx Bronchus
Pulmo
Nares Anteriores, merupakan lubang hidung, berjumlah sepasang terletak pada
pangkal rostrum bagian depan. Nares Posteriores, adalah lubang pada palatum. Larynx,
merupakan suatu ruangan yang tersusun atas kartilago. Larynx ini dihubungkan dengan
rongga mulut melalui celah yang bernama Rima Glottidis.
Trachea, merupakan suatu bentuk pipa yang tersusun atas kartilago berbentuk cincin
yang disebut Annulus Trachealis. Menjelang Bronchus ada suatu percabangan yang disebut
Bifurcatio Trachealis. Syrinx atau alat suara merupakan suatu lipatan yang melapisi Bronchus
dari sebelah dalam, organ ini tersusun dari Annulus Trachealis Caudal dan Annulus
Trachealis Cranial. Untuk dapat bersuara maka membrane tersebut harus bergetar yang diatur
oleh otot-otot disekelilingnya. (Tandjung, 1974)
Pulmo, berjumlah sepasang, berbentuk seperti spons. Pulmo hanya dapat
menggembung sedikit karena terfiksir pada costae sehingga tak dapat bergerak bebas dan
dibungkus oleh selaput yang disebut Pleura. (Tandjung, 1974)
Pernapasan pada Aves dibantu oleh Saccus Pneumaticus, yang antara lain :
1. Saccus Cervicalis (terdapat sepasang di pangkal leher)
2. Saccus Interclavicularis, tunggal diantara korakoid
3. Saccus Axicularis
4. Saccus Thoracalis posterior dan anterior
5. Saccus Abdominalis (Wijayanto, 2010)
MAMMALIA
Urutan sistem respirasi pada mammalia adalah sebagai berikut :
Nares Anteriores Cavum Nasi Nares Posteriores Larynx Trachea
Bronchus Pulmo
Pada topographi ini akan menggunakan Cavia cobaya, Nares Anteriores terdiri dari
lubang hidung yang terbagi menjadi 2 buah rongga di Cavum Nasi yang dipisahkan oleh
Septum Nasi. Nares Posteriores merupakan lubang hidung yang terdapat pada cavum oris.
Larynx adalah suatu rongga yang terletak di belakang Pharynx, dan diperkuat oleh kartilago-
kartilago. Rongga Larynx ini disebut Aditus Laryngis. Hubungannya dengan Pharynx melalui
suatu celah yang bernama Rima Glottidis. (Tandjung, 1974)
Larynx ke sebelah kaudal merupakan kelanjutan dari Trachea diperkuat dengan
adanya cincin-cincin tulang rawan yang dinamakan Annulus Trachealis. Trachea melanjutkan
ke Bronchus.
Bronchus bercabang menjadi 2 buah yakni Bronchus Sinister dan Bronchus Dexter,
dan tempat percabangan tersebit dinamakan Bifurcatio Tracheae, Bronshus dindingnya
diperkuat oleh cincin kartilago yang disebut Annulus Bronchalis.
Pulmo, terdiri dari 2 pasang, Dexter dan Sinister. Pulmo Dexter terdiri dari tiga lobus :
Lobus Superius, Lobus Medius, dan Lobus Inferius. Sedangkan pulmo sinister terdiri dari 2
lobi : Lobus Superius dan Lobus Inferius.

KOMPARASI ORGAN SISTEM PENCERNAAN


Pisces
Pharynx pada ikan relative panjang dan memiliki lintasan yang luas serta mengerut
pada bagian posterior berdekatan dengan esophagus. Pharynx terletak menyamping dari
insang yang berada di sebelah luarnya.
Bentuk dan lintasan dari insang dari berbagai kelas ikan yang struktur bentuk yang
berbeda namun sama dalam hal penyusunnya. Pada beberapa ikan anterior dari hemibranchia
hilang. Bagian anaterior yang hilang ini, umumnya pada kelas elasmobranchii, mengalami
perubahan bentuk dan dinamakan spiracle.
Ikan dari family Osteichytes secara karakteristik mempunyai pneumatocyst.
Chondrichtyes tidak memiliki pneumatocyst. Pneumatocyst dari Choanictyles dan sebagian
Ganoidea adalah physostomous; sebuah duktus pneumatik yang tersambung dengan gut.
Secara umum pneumatocyst memiliki memiliki beberapa peran yang penting. Pada beberapa
kasus merupakan aksesoris dari organ respiratori. Selain itu juga memiliki peran dalam
mekanisme hidrostatik; mengukur tekanan gas dalam air dan menyesuaikan keadaan tubuh
dengan tingkat kedalaman air. (Montagna, 1963)

AMPHIBI
Beberapa amphibi, seperti katak memiliki larynx yang tersusun dari kartilago
arytenoids di sekeliling glottis dan satu kartilago krikoid dibawahnya. Hal ini yang
menyebabkan mereka dapat bersuara keras. Aksesoris suara ini lebih menonjol pada pejantan,
dimana dapat membunyikan suara dengan resonansi yang keras pada musim kawin.
(Montagna, 1963)
Sebagian besar amphibi tak mempunyai trakea, dan glottis umumnya berhubungan
langsung dengan pulmo. Pulmo terletak di rongga pleuroperitoneal yang bersentuhan
langsung dengan rongga perut. (Montagna, 1963)
Pembuluh-pembuluh darah di cavum oris dan kulit tipis yang kaya dengan kapiler dari
arteri kutanea dapat menyebabkan terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan
karbondioksida disini. Kulit pada amphibi memiliki peran yang sangat besar dalam respirasi,
bahkan dalam proses ekspirasi berperan sampai 90%, hal ini yang menyebabkan kulit amphibi
harus senantiasa bersifat lembab. (Wijayanto, 2010)

REPTILIA
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,
pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara
luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang
hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru
karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea. Trakhea
dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat
percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam
paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar,
berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian
anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior.( Anonim, 2009)
Trakea berukuran pendek pada kadal tetapi panjang pada aligator dan kura-kura, yang
menyokong dari ring kartilago yang tidak lengkap. Kadal umumnya mengambil napas ketika
melakukan jeda dalam pergerakannya, demikian juga dengan ular. Dan pada kura-kura
pengambilan nafas terjadi karena akri otot khusus yang terdapat pada sepanjang viscera
(Montagna, 1963)

AVES
Bangsa burung mempunyai system pernafasan paru-paru yang unik, yaitu pernafasan
paru-paru yang diperlengkapi dengan sistem saccus pneumaticus. Sepasang paru-parunya
relative kecil, hanya dapat mengembang sedikit, dan dibungkus oleh selaput yang disebut
pleura serta terfiksir dengan costae. Selama inspirasi (pemasukan udara), relaksasi otot-otot
toraks dan abdomen memperluas rongga toraks dan abdomen; dan kontraksi otot-otot tersebut
mengeluarkan udara pernafasan selama ekspirasi. Udara masuk melalui lubang hidung luar
dan memasuki faring melalui lubang hidung dalam. Udara melewati glottis, suatu ruangan
sempit yang dibatasi oleh laring, menuju trachea. (Junquiera, 1992)
Trakhea merupakan suatu pipa yang tersusun oleh cincin-cincin tulang rawan. Trachea
bercabang menjadi dua bronchus primer, tempat percabangan disebut bifurkatio trachea. Dari
bronchus primer tumbuh 4 bronkhus sekunder atau ventrobronkhi yang memasuki paru-paru
di bagian ventral agak ke anterior, berlanjut ke bagian ventromedial paru-paru. Bronkhus
primer kemudian menumbuhkan 7-10 dorsobronkhi di atas permukaan dorsolateral paru-paru.
Ventrobronkhi dan dorsobronkhi dihubungkan oleh ratusan parabronkhi yang berdiameter
sekitar 1 mm. Beribu-ribu kapiler udara bercabang tegak lurus dari setiap parabronkus dan di
dalam ruangan inilah terjadi pertukaran udara pernafasan. (Anonim, 20009)

MAMMALIA
Pada dasarnya sistem respirasi pada mamalia sama dengan respirasi secara umum.
Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama. Memiliki bagian saluran pernapasan: cavum
nasi, pharynx, larynx, tracha, bronkus, dan bronkiolus. Bagian pernapasan: bronkioli
respiratori, dukti alveoli, dan alveoli. Organ perapasan utama adalah pulmo. Pulmo mamalia
berongga-rongga dan umumnya terbagi menjadi lobus-lobus. Kebanyakan dua lobus sebelah
kiri dan tiga lobus sebelah kanan. Ada juga mamalia yang paru-parunya yang tidak terbagi
dalam lobus-lobus, misalnya pada cetacea, duyung, gajah, kuda, dan beberapa kelelawar. Pada
monotremata dan tikus, hanya paru-paru kanan yang terbagi dalam lobus-lobus. Sebelah luar
paru-paru dilapisi oleh selaput pleura. (Anonim, 2009)
Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian
sinister dan dexter. Dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksternal),
dengan pharynx dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares internal/khoane). Pharynx
merupakan persimpangan antara saluran napas dan saluran makanan. Lobus merupakan suatu
rongga yang terletak di belakang pharynx. Epigatus berfungsi untuk menutupi glotis waktu
menelan makanan, agar makanan tidak masuk ke sistem pernapasan. Terdapat pula alat suara
(apparatus vokalis) berupa sepasanang pita kecil (ligamen). Trakhea diperkuat oleh cincin
tulang rawan hialin dan fibrosa. Bronkus yang dibedakan menjadi dua, yaitu bronkus
ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus
intrapulmonalis.(Montagna, 1963)

MIKROANATOMI SISTEM RESPIRASI


INSANG
Pada teleosti mempunyai 5 pasang insang yang terletak pada archus insang. Di
depannya terdapat 4 pasang lamellae yang membentuk 2 baris yang saling bertolak belakang,
dua baris tersebut tergabung satu sama lain di bagian dasar oleh septum insang.
Sejumlah lamellae sekunder semisirkuler membatasi sepanjang kedua sisi dari
lamellae sekunder. Lamellae primer terdiri atas kartilago, sistem vaskularisasi dan epithelium.
(

HIDUNG
Merupakan daerah vestibuli yang merupakan struktur spesifik, serta merupakan batas
antara kulit dan mukosa. Di dalam lapisan mukosa terdapat banyak pembuluh darah yang
berfungsi untuk menjaga kelembapan paru dan suhu tubuh.
Kelenjar di daerah respirasi dan olfaktoria bertugas ntuk menjaga kelembapan dan
menangkap debu (Untoro, 2010)

TRACHEA
Merupakan organ tubuler yang menciri. Lamina epitelialis mukosaenya adalah
epitelium pseudokolumner kompleks bersilia dengan sel piala, dan tidak ada batas jelas antara
lamina propria dan tunika submukosa. (Dellman, 1992)
Tela submukosa kaya akan serabut elastic dan kelenjar campuran. Kartilago hialinnya
berbentuk tapal kuda yang berfungsi sebagai penyokong dinding. Lapisan otot polos,
muskularis trakealis berada di bagian dorsal trakea. Pada kuda, babi, ruminansia berada di
internal kartilago sedangkan pada karnivora pada sisi eksternal. (Anonim B, 2010)

PULMO
Pulmo terbungkus oleh pleura viseralis yang tebal pada mammalia besar dan tipis pada
karnivora. Pleura viseralis dilapisi oleh dilapisi oleh mesotelium dengan jaringan kaya serabut
elastic dan orot polos. Bagian interior paru memiliki jala-jala jaringan ikat kaya serabut
elastis.
1. Bronchus
Lumennya terlapisi oleh epithelium pseodokolumner kompleks bersilia dengan sel
piala. Lamina propria dikelilingi selapis otot polos, jaringan ikat di luar otot
mengandung kelenjar campuran dan lempeng kartilago hialin.
2. Bronchiolus
Ujung terkecil bronkiolus disebut bronkiolus terminalis. Bronkiolus tak
mempunyai kartilago dan kelenjar. Lamina muskularis mukosae tersusun spiral
dan miring. Bronkiolus besar dibatasi oleh epithelium kolumner simpleks bersilia.
3. Duktus Alveolaris
Merupakan cabang dari bronkiolus respiratorius dan dibatasi oleh epithelium
kuboid simpleks. Berdinding tipis , seluruhnya terbangun dari alveoli, bibir setiap
alveoli terdiri dari duktus alveolaris yang mmpunyai otot polos
4. Alveolus
Terbatasi oleh sel epithelium skuamus tipis (sel tipe I), alveoli satu dengan lainnya
dibatasi satu sama lain oleh lapisan tipis mengandung serabut kolagen.

PULMO UNGGAS
1. Bronkus Primer
Terbatasi oleh epithelium pseodokolumner kompleks bersilia dengan kelenjar
mukosa dan sel piala. Kartilago berbentuk lempeng semakin ke distal semakin
tipis. Banyak serabut elastic ditemukan sepanjang jaringan ikat bronkus.
2. Bronkus Sekunder
Bronkus sekunder dibatasi oleh epithelium kolumner simpleks bersilia dengan
kelenjar mukosa, terdapat lamina propria mukosae tetapi lamina muskularis
mukosae tidak mencolok
3. Parabronkus
Parabronkus dibatasi oleh epithelium kuboid simpleks. Lamina proprianya tipis
dan terdapat berkas serabut otot polos. Dinding dalam bronkus berlubang-
lubang. Lubang berhubungan dengan vesikel udara
4. Kapiler udara
Kapiler udara terbatasi oleh epithelium skuamus simpleks. Banyak terdapat
kapiler vaskularis mengelilingi kapilernudara. Di antara kapiler vaskularis dan
kapiler udara dibatasi oleh mebrana basalis

PERKEMBANGAN ANATOMI SISTEM RESPIRASI


Seluruh saluran pernafasan bermula dari daerah pharynx. Kantung insang tersusun dari
lapisan ektodermal di bagian luar dan endodermal di bagian dalam, sementara arcus visceralis
terletak diantara keduanya. Arcus visceralis sendiri terdiri dari skeletal archelon yang menjadi
kerangka insang, muscle coloum yang menjadi otot insang, dan arteri insang yang merupakan
kelanjutan dari arkus aorta. (Pangestiningsih, 2010)
Pada vertebrata darat, arcus visceralis berubah letak dan fungsi menjadi:
 Arcus I : kartilago Meckel’s (tulang rawan penyusun mandibula pada
perkembangan awal); incus; os hioid bagian dorsal

 Arcus II : maleus dan stapes

II dan III: os hioid bagian ventral.

 Arcus IV-V-VI menjadi tulang rawan larynx

IV : menjadi thyroid

V : menjadi arytenoid
VI : menjadi cricoid

Calon organ pernafasan (primordia respiratori) terbentuknya dari lekukan di lantai


foregut pada daerah kantung faring ke IV (= laryngo-tracheal groove) memanjang dan
tumbuh ke arah kaudal membentuk divertikulum (pengantungan) respiratori. Tabung laringo-
trakeal menyempit dipangkal lekukan membentuk septa trakea-esofageal sehingga foregut di
daerah tersebut tersusun atas primordia esofagus (bagian dorsal) dan primordia tabung
laringo-trakeal (bagian ventral). (Pangestiningsih, 2010)
Larynx sendiri terbuat dari bagian cranial tabung laringo-trakeal (daerah arcus-
visceralis IV-V yang membentuk kartilago) dan syaraf cranial X. Ketika kartilago laryngeal
berkembang, epithelium di laring berpindah ke kiri dan kanan divertikulum dalam jalur yang
lain di larynx. (Mc Geady, 2006)
Trakea, bronchi dan pulmo berasal dari tabung laringo-trakeal yang memanjang.
Tabung laringo-trakeal bagian dalam berasal dari lapisan endodermal, sedangkan bagian luar
berasal dari splangnik mesoderm.(Pangestiningsih, 2010)

Berdasarkan struktur histologi pertumbuhan paru-paru ada 5 tahap:

1. Embrional: mulai terbentuknya tabung laringo-trakeal

sampai terjadinya segmentasi bronchus. Bakal paru- paru berada di rongga pleuro-
perikardial dan dikelilingi oleh pleura visceralis

2. Pseudo glandular: paru-paru yang sedang berkembang memanjang ke daerah


mesenkim untuk membentuk kelenjar eksokrin.

Komponen konduksi sudah terbentuk dan komponen seluler: sel epitel, kartilago,
kelenjar dan otot polos sudah terbentuk. Vaskularisasi sudah terbentuk.

3. Kanalikular: lumen bronchus dan bronchiolus membesar dan bronchiolus

terminalis bercabang membentuk bronchiolus respiratorius yang berhubungan dengan


pembuluh darah.

4. Terminal: sakus terminalis (alveoli primitif) terbentuk dari bronchiolus respiratorius


5. Alveolar: alveoli terbentuk dengan sel penyusunnya adalah: pneumonosit tipe I (epitel
skuamus simpleks, berfungsi untuk pertukaran udara), pneumonosit tipe II (sel kuboid,
menghasilkan surfaktan untuk mencegah kolaps alveoli). Kapiler darah kontak dengan
sel epitel. (Pangestiningsih, 2010)

Anda mungkin juga menyukai