BAB 1 Ainur
BAB 1 Ainur
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk
mampu bekerja sama dengan orang lain. Sebagai makhluk individu, manusia dituntut untuk
mampu hidup bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan kehidupannya sendiri. Oleh
karena itu, manusia diharuskan untuk bekerja sama, tolong menolong, saling menghormati,
dan saling memberikan kesempatan kepada orang lain. Bergaul dapat dengan siapapun agar
dapat membentuk sosial yang luas. Dengan kita bergaul dapat mampu memberikan
perubahan perilaku seseorang, baik perubahan yang baik maupun yang tidak baik. Salah
satu dampaknya adalah menyebabkan perubahan yang tidak baik kepada sesama teman
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang menjadi masalah seluruh dunia baik
seperti Indonesia, upaya untuk membatasi konsumsi rokok masih kurang intensif. Sebanyak
65-85% tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dalam bentuk rokok dan telah timbul
diperkirakan 2,5 juta orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit yang disebabkan
Perilaku merokok merupakan perilaku berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak
orang yang melakukannya, bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja. Perilaku
merokok adalah sesuatu aktivitas yang dilakukan individu berupa membakar dan
menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-oramg
disekitarnya. Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah berhenti merokok karena
dua alasan yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada nikotindan faktor psikologis yang
merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu jika berhenti merokok (Aula, 2010).
Berdasarkan data WHO (2013), prevalensi penduduk usia dewasa yang merokok
setiap hari di Indonesia sebesar 29% yang menempati urutan pertama se-Asia Tenggara.
Sejalan dengan data hasil Global Adult Tubacco Survey (GATS) tahun 2011 menunjukkan
Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif bila dibandingkan
dengan negara-negara lain yang melaksanakan GATS, yaitu 67,4% pada laki-laki dan 2,7%
pada wanita. Angka kejadian hipertensi masih tinggi dengan prevalensi 52,56%. Angka ini
jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yaitu
Propinsi Jawa Barat adalah salah satu propinsi perokok terbanyak di Indonesia yang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2013 tercatat proporsi penduduk umur
> 10 tahun yang merokok di Jawa Barat adalah 27,1% yang mana angka itu di atas rata-rata
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Secara
umum menurut Kurt Lewin (dalam Jannah, 2012) bahwa perilaku merokok merupakan
fungsi dari individu dan lingkungan. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-
faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dari dalam remaja dapat
dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya
krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika
mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa
badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial. Upaya-
upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan
harapan masyarakat.
Kelompok teman sebaya menyediakan suatu lingkungan yaitu dunia tempat remaja
dapat melakukan sosialisai dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh
orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka remaja
menemukan jati dirinya. Namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya
adalah nilai negatif, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa remaja
(Kartono, 2006).
mengurangi konsusmsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan motivasi yang kuat
untuk tidak merokok, maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masing-
masing mahasiswa, daam hal ini pengelola asrama berperan aktif dalam memperingatkan
tentang bahay merokok bagi kesehatan. Menurut Wetherall (2008) ada lima langkah
berhenti merokok yaitu: Petama, tentukan sebab-sebab mendorong keinginan kita untuk
berhenti merokok. Kedua, klasifikasikan merokok sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi
konsumsi rokok secara teratur dan bertahap. Keempat, berhenti merokok secara tetap.
Kelima, konsisten berhenti merokok sepanjang waktu.