Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

Dalam kehidupan, tentu sudah tidak asing lagi dengan yang dinamakan sel.
Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan yang masih dapat melakukan
aktivitasnya secara individual. Sel mampu bertahan hidup atau melakukan
poliferasi.

Jumlah sel dalam tubuh manusia diatur oleh pembelahan sel dan kematian
sel. Semua sel manusia, kecuali testis dan ovarium memperbanyak jumlahnya
melalui proses mitosis. Pertumbuhan dan pembelahan sel merupakan serangkaian
kejadian teratur yang disebut siklus sel. Durasi pembelahan dari siklus itu
bervariasi bergantung pada jenis sel. Sebagian pada waktu sebelum tahap
pembelahan sel disebut tahap interfase, yaitu periode pertumbuhan sebelum
replikasi DNA. Sel saraf yang matur akan berada dalam interfase secara permanen
karena sel saraf tidak membelah, terdapat tiga tahap untuk proses interfasi, yaitu:

1. Pertumbuhan primer (G1) saat sintesis komponen sitoplasma.


2. Sintesis (S) saat replikasi DNA.
3. Fase pertumbuhan kedua yang lebih singkat (G2), saat protein
dibtuhkan untuk proses mitosis (James, 2008: 88).

Terdapat empat fase mitosis berbeda, yang pertama adalah tahap profase.
Profase merupakan tahap paling lama dalam mitosis. Pada proses awal, kromosom
mulai tampak lebih pendek dan menebal. Selanjutnya, pada sel tumbuhan,
benang-benang spindle (mikrotubul) terbentuk tanpa terikat pada sentriol.
Mikrotubul ini berkontribusi dalam menentukan posisi poros profase bipolar, dan
orientasinya (Ambrose dan Cyr 2008). Pada tahap profase akhir, masing-masing
kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer.
Selanjutnya, nukleolus hilang dan membran nukleus hancur. Pada tahap ini
kromosom terletak bebas di dalam sitoplasma (Wulandari, 2015: 53).

Tahap yang kedua, metafase, di mana kromosom menempel pada


sentromernya (titik pertemuan dua kromosom identik) dan berjejer pada bagian
tengah sel. Tahap yang ketiga, anafase, di mana kromosom-kromosom tertarik
pada sentromernya sehingga berpisah dan satu set kromosom akan bergerak ke
masing-masing sel baru. Pergerakan terjadi karena pemendekan dan pemanjangan
mikrotubulus yang membentuk spindel. Tahap terakhir dari mitosis adalah tahap
telofase, dimana pada ujung sel terdapat satu set kromosom lengkap, spindel
berpisah, dan membran inti sudah terbentuk kembali, terlihat dua nukleolus.
Akhirnya terbentuk dua sel terpisah (sitokenesis). Kedua sel tersebut adalah sama,
setiap sel memiliki nukleus dengan satu set kromosom yang sama dengan sel
induk dan satu set yang baru disintesis saat siklus sel (James, 2008: 89).

Ada proses lagi yang dinamakan meiosis, merupakan bentuk khusus


pembelahan sel di mana jumlah kromosom induk akan berkurang setengahnya.
Perbedaan antara meiosis dan mitosis jumlah pembelahan inti di mitosis adalah
satu, sedangkan jumlah pembelahan inti pada meiosis adalah dua. Jumlah total sel
setelah selesai pembelahan mitosis itu ada dua, sedangkan meiosis itu ada empat.
Jumlah kromosom pada mitosis adalah 2n dengan jumlah sama seperti kromosom
sel induk (manusia 46), sedangkan pada meiosis 1n. Jenis sel pada proses mitosis
adalah sel somatik, sedangkan proses meiosis adalah sel-sel germinal pada testis
dan ovum (James, 2008: 89).

Pada hewan, sitokenesis terjadi dengan proses yang dikenal sebagai


pembelahan. Tanda pertama dari pembelahan, yaitu adanya alur pembelahan yang
berawal sebagai pelekukan pada permukaan sel. Sedangkan, sitokenesis pada
tumbuhan yang notabene selnya berdiding, tidak ada alur pelekukan (Campbell,
2010: 227).

Setiap tahap dalam siklus sel dikontrol secara ketat oleh regulator siklus
sel, yaitu (Vermeulen et al., 2009):

1. Cyclin. Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A,


dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga
konsentrasi cyclin berubah-ubah padam setiap fase siklus sel.
Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan
secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi
growth factor.
2. Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel
adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin
protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk
aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel
berlangsung. Cdks dalam keadaan bebas (tak berikatan) adalah
inaktif karena catalytic site, tempat ATP dan substrat berikatan
diblok oleh ujung C-terminal dari CKIs. Cyclin akan
menghilangkan pengebloka tersebut. Ketika diaktifkan, Cdk
akan memacu proses downstream dengan cara memfosforilasi
protein spesifik.
3. Cyclin–dependent kinase inhibitor (CKI), merupakan protein
yang dapat menghambat aktivitas Cdk dengan cara mengikat
Cdk atau kompleks cyclin-Cdk. Cyclin–dependent kinase
inhibitor terdiri dari dua kelompok protein yaitu INK4 (p15, p16,
p18, dan p19) dan CIP/KIP (p21, p27, p57). Keluarga INK4
membentuk kompleks yang stabil dengan Cdk sehingga
mencegah Cdk mengikat cyclin D. INK4 bertugas mencegah
progresi fase G1. Keluarga CIP/KIP meregulasi fase G1 dan S
dengan menghambat kompleks G1 cyclin-Cdk dan cyclin B-
Cdk1. Protein p21 juga menghambat sintesis DNA dengan
menonaktifkan proliferating cell nuclear antigen (PCNA).
Ekspresi p21 diregulasi oleh p53 karena p53 merupakan faktor
transkripsi untuk ekspresi p21.
DAFTAR PUSTAKA

James, Joyce. Baker, Colin. Swain, Helen. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell. Reece. Mitchell. 2010. Biologi Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta:
Erlangga.
Ambrose, JC. Cyra, R. 2008. Mitotic spindle organization by the preprophase
band mitotic spindle organization by the preprophase. Molecular Plant
1(6): 950–960.
Wulandari, Arum Sekar. Wijaya, Tofan Randy. 2015. Analisis Kromosom
Tanaman Jati (Tectona grandis Lf) dengan Metode Pewarnaan. Jurnal
Silvikultur Tropika, Vol.6, No.1.
Vermeulen, K. Berneman, Z.N. Bockstaele, D.R., 2009, Cell Cycle and
Apoptosis, Cell Prolif. 36(3): 165-175.
LAMPIRAN:

Anda mungkin juga menyukai