Anda di halaman 1dari 5

Pada pengukuran suhu tanah ini alatnya yang digunakan adalah termometer tanah dan

digital. Pada masing-masing kedalaman tanah yaitu 5 cm, 10 cm , dan 15 cm suhu yang
didapat kan berbeda. Pada kedalaman paling atas (5 cm) suhu nya lebih tinggi
dibanding dengan suhu paling bawah (10 cm). Semakin dalam pengukuran suhu pada
tanah dilakukan maka suhu akan semakin rendah. Hal ini juga berkaitan dengan radiasi
matahari. Pada lapisan tanah bagian atas radiasi matahari langsung terkena ke tanah
bagian tersebut. Sedangkan lapisan tanah bagian bawah radiasi matahari tidak mampu
menembus tanah tersebut. Maka dari itu suhu tanah bagian atas lebih tinggi dibanding
lapisan tanah bagian bawahnya.

Pengukuran suhu tanah berguna untuk kepentingan pertanian. Hal ini supaya kita tahu
bahwa organisme/ mikroorganisme (dalam tanah ) mana yang tahan terhadap suhu
tinggi dan mana yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan mikroorganisme mana yang
berguna atau merusak tanaman supaya dapat disesuaikan iklimnya.

https://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiun-klimatologi/pengukuran-suhu-
tanah/

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tanah


Hanafiah K.A, 2010 menyebutkan bahwa suhu tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor,
dengan dua sumber panas, yaitu radiasi sinar matahari dan langit (dominan), serta konduksi dari
interior tanah (sangat sedikit). Suhu tanah dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal.

a. Faktor-faktor eksternal (lingkungan)


Faktor-faktor eksternal (lingkungan) yang berperan menyebabkan terjadinya perubahan suhu
tanah meliputi :

- Radiasi sinar matahari.


Jumlah panas matahari yang mencapai permukaan bumi adalah 2 cal g -1 cm-
2 menit-1 atau 2 langleys menit-1, namun yang benar-benar diterima oleh permukaan

tanah jauh berkurang, tergantung pada (a) sudut-temu antara matahari – muka tanah
yang dipengaruhi oleh latitudp, musim , waktu, kecuraman dan arah lereng, serta
altitudo lokasinya, dan (b) insulasi oleh udara, uap iar, awan, debu, kabut, salju,
tetanaman dan mulsa.
Di daerah Temperate, radiasi yang diterima permukaan bumi adalah 100-800
langleys per hari, yang secara rata-rata setara denfgan kebutuhan energi untuk
mengvaporasikan lapisan air setebal 1 cm diperlukan 560 langlyes. Namun demikian
hanya sebagian total radiasi ini yang tersedia untuk menyuplai energi yang dibutuhkan
untuk evaporasi dan transpirasi tersebut. Sisa energi ini jika tidak terpakai untuk
menaikkan temperatur tanah dan fotosintesis, direradiasikan kembali ke langit.
Radiasi sinar matahari terjadi sebagai radiasi gelombang pendek dengan panjang
gelombang antara 0,3-5,0 µm.
- Radiasi dari langit
Radiasi dari langit berkontribusi besar dalam menyuplai panas pada tanah di
areal yang sinar mataharinya dapat menembus atmosfer bumi.
- Konduksi panas dari atmosfer
Oleh karena konduksi panas yang menerobos udara adalah sedikit, maka efeknya
terhadap suhu tanah hanya penting apabila terjadi kontak dengan tanah.
- Kondensasi
Kondensasi merupakan proses eksothermik. Apa bila uap air dari atmosfer atau
dari kedalaman tanah yang berbeda berkondensasi di dalam tanah maka akan terjadi
peningkatan suhu tanah, hingga 5°C atau lebih.
- Evaporasi
Evaporsi merupakan proses endothermik yang berefek kebalikan dari kondensasi.
- Curah hujan
Curah hujan berperan menurunkan temperatur tanah. Dengan demikian semakin
tinggi curah hujan akan berdampak pada temperatur tanah yang semkin rendah.
- Insulasi
Insulasi dapat berupa tanaman penutup tanah, mulsa, salju, awan dan asap yang
menghalangi sampainya radiasi matahari ke permukaan tanah
- Vegetasi
Melalui pengaruhnya terhadap transpirasi, repleksi radiasi dan energi yang
digunakannya untuk fotosintesis akan menurunkan temperatur iklim mikro dan secara
tidak langsung juga suhu tanah.

b. Faktor-faktor internal (tanah)


Faktor-faktor internal (tanah) yang berperan menyebabkan terjadinya perubahan suhu tanah
meliputi :
- Kapasitas thermal
Tanah mineral kering mempunyai panas spesifik hampir 0,2 cal g -1, yang berarti
setiap 1 cm3 (biasanya disingkat cc) tanah kering yang tersusun oleh 50% padatan dan
50% ruang pori akan mempunyai panas spesifik sebesar 0,5x2,65x0,2 = 0,265 cal cm-
3(atau rerata 0,25 cal cm-3) oleh karena panas spesifik udara sangat kecil sehingga

dapat diabaikan.
Tanah yang ruang porinya terisi air akan berpanas-spesifik =
0,265+(0,5x1,0)=0,765 cal cm-3, yang nilainya akan menurun tergantung proporsi
kadar air tanahnya. Panas spesifik es hanya 0,5 cal cm -3. Panas spesifik gambut secara
gravimetris (bobot) akan jauh lebih besar ketimbang tanah mineral, tetapi secara
volumetris tidak banyak berbeda. Tanah organik biasanya mempunyai banyak ruang
pori, sehingga dalam keadaan jenuh akan berpanas-spesifik besar, yaitu : sekitar 0,9
cm-3.
- Konduksivitas thermal dan difusivitas thermal
Konduksivitas bahan-bahan pembentuk tanah dan sebagian besar pertikel-
pertikel tanah sekitar 0,005 cal detik-1 cm-1°C-1. Udara berkonduktivitas 100 kali lebih
kecil sedangkan air hanya sekitar seperlima ketimbang mineral pembentuk tanah
tersebut. Oleh karena itu, tanah-tanah berstruktur lepas lagi kering akan mempunyai
konduktivitas thermal yang sangat rendah (0,0003 - 0,0005 cal detik-1 cm-1 °C-1).
- Aktivitas biologis
Menghasilkan panas, sehingga makin besar aktivitas ini akan makin banyak panas
yang dibebaskan ke tanah. Tanah yang berkadar BOT, hara dan udara tinggi, serta
berkelembapan cukup akan mempunyai suhu yang beberapa derajat lebih tinggi
ketimbang tanah yang biologisnya tidak aktif.
- Radiasi dari tanah ke atmosfer
Radiasi dari tanah ke atmosfer yang terjadi secara kontinu, makin tinggi suhu
tanah akan makin besar radiasinya.
- Struktur, tekstur dan kelembapan tanah
Tanah padat mempunyai konduktivitas thermal lebih besar ketimbangan tanah
gembur, akibat udara yang mengisi tanah ini mempunyai konduktivitas thermal yang
jauh lebih rendah ketimbang air, apalagi ketimbang partikel-pertikel tanah.
- Garam-garam terlarut
Garam-garam terlarut mempengaruhi evaporasi, kesuburan tanah dan aktivitas
biologis tanah, sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap suhu tanah.
Kadar garam yang tinggi akan menkan aktivitas biologis ini.

2.3. Fluktuasi Suhu Tanah

Suhu tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari harian maupun
dasar musiman. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan menurun dengan
bertambahnya kedalaman tanah. Suatu defenisi yang baik dari perubahan musim
terjadi karena adanya perubahan yang lambat dari suhu tanah musiman. Di bawah
kedalaman sekitar 3 m sedikit tetap. Fluktuasi suhu terbesar berada di antara udara
dan tanah daripada udara di atas atau dibawah tanah. Suhu yang mematikan untuk
pembibitan tanaman dapat terjadi di tengah hari. Dibawah 15 cm variasi harian suhu
tanah kecil.
Pada kebanyakan permukaan bumi, suhu tanah harian jarang mengalami perubahan pada
kedalaman 20 inchi (51 cm). tapi dibawah kedalaman tersebut suhu tanah akan mengalami perubahan
yang secara lambat menunjukkan pertambahan derajat suhu sekitar 2° F (Donahue dkk, 1977).
Suhu tanah bervariasi secara berkelanjutan. Di permukaan tanah, pada malam hari panas yang
telah hilang menghasilkan suhu yang menurun mencapai titik minimum dan ketika ada matahari suhu
tanah yang minimum tersebut meningkat. Dengan bantuan sinar matahari, tanah memulai menyimpan
energi yang kemudian menghilang, disebabkan suhu meningkat. Proses tersebut akan terus
berkelanjutan hingga sore hari atau intensitas radiasi yang mengalami kemunduran disebabkan karena
jumlah energi yang diterima menurun hingga hilang sama sekali dari permukaan tanah (Hausenbuiller,
1982).
Salju bertindak sebagai isolator. Penutupan salju di musim dingin menghasilkan suhu tanah
yang tinggi dan suatu pengurangan kedalaman penetrasi kebekuan. Pengaruh insorasi baik akibat
penutupan salju maupun suatu lapisan lahan organik pada tanah teratas di hutan-hutan dapat berakibat
kecil bila tanah yang sedikit beku. Pencairan salju di musim semi memperlambat pemanasan tanah
karena panas spesifik yang tinggi dari air yang mencair. Suatu lapisan bahan organik di tanah bagian
atas dan suatu penutupan salju seolah-olah untuk mengurangi fluktuasi dalam tanah. Fluktuasi suhu
tanah dapat ditahan dengan adanya :
- Lengas tanah
- Penutupan tanah (mulsa & vegetasi)
- Awan atau salju
- Adanya lereng atau kemiringan tanah
Dengan demikian pengelolaan suhu tanah dapat dilakukan dengan cara :
- Drainase
Drainase -> kadar lengas tanah -> panas -> jenis tanah -> suhu tanah
- Penutupan tanah
Penutupan tanah -> reradiasi, evaporasi, infiltrasi ->suhu tanah

Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh suhu tanah tertinggi yaitu sebesar 33o C,
yaitu pada kedalaman 5 cm pada pengamatan tanggal 26 Agustus, 2 September, 28
September dan 18 November 2010 juga pada kedalaman 10 cm yaitu hanya pada tanggal
18 November 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman tanah sangat mempengaruhi
besarnya suhu tanah. Semakin kedalam lapisan tanah maka suhu tanah akan semakin
rendah dikarenakan pada permukaan tanah menyerap radiasi matahari secara langsung
sedangkan di lapisan tanah yang lebih dalam akan semakin kecil suhu tanahnya. Hal ini
sesuai dengan literatur Lakitan (1992) yang menyatakan bahwa Suhu tanah juga akan
dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari
suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih
dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi
matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke
lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan
tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan
tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam.
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh suhu tanah terendah yaitu sebesar 20O C
yaitu pada pengamatan tanggal 18 November 2010 pada kedalaman 50 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedalaman tersebut tumbuhan akan mengalami kesulitan dalam
penyerapan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tumbuhan. Hal ini sesuai
dengan literatur Tisdale and Nelson (1966)
yang menyatakan bahwa Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air
dari pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi,
dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air.
Pada kedalaman tanah yang rendah dapat diketahui bahwa albedo yang dikandungnya
juga ikut rendah. Karena pada dasarnya tanah yang memiliki albedo yang lebih rendah
akan mengakibatkan fluktuasi suhu tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Wild (1973)
bahwa Kebanyakan tanah memiliki albedo 0,10 sampai 0,15, dan semakin besar
tingkatannya maka akan semakin kering tanah tersebut, dan warna tanah cerah yang
dimiliki oleh albedo yang lebih tinggi dari pada yang rendah akan lebih gelap. Hebatnya
lagi, semakin kecil albedo tanah maka akan semakin besar terjadinya fluktuasi suhu tanah.
Hubungan antara suhu tanah dengan kedalaman tanah dapat diketahui dengan jelas
setelah melakukan pengamatan, bahwasannya semakin dalam lapisan tanah maka akan
semakin kecil suhu tanah. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan permukaan tanah yang
kedalamannya lebih kecil akan mengalami penyerapan energi surya lebih besar daripada
lapisan tanah yang lebih dalam. Berarti jumlah panas yang sampai ke permukaan tanah
akan lebih tinggi daripada jumlah panas yang sampai ke lapisan dalam tanah. Hal ini sesuai
dengan literatur Lakitan (1992) bahwa Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah
serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah
akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga
disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara
langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah
yang lebih dalam secara konduksi.
Suhu tanah dapat dikontrol agar sesuai dengan yang kita harapkan, yaitu dengan cara
pemberian mulsa organik ataupun mulsa plastik dan dengan pengaturan tanaman residu
sehingga energi surya tidak secara langsung diserap oleh tanah. Hal ini sesuai dengan
literatur Brady and Weil (2000) yang menyatakan bahwa suhu tanah dapat di kontrol
dengan cara yaitu dengan menutupi mulsa organik pada tanah, dan pengaturan tanaman
residu yang keduanya dapat mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa
plastik yang biasanya diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara
mengatur penguapan tanah.

http://balieachmad.blogspot.co.id/2011/03/suhu-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai