Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Irigasi dan
Bangunan Air yang diampu oleh Ibu Rosmalia Handayani, S.T., M.T.
Disusun oleh :
Kelompok 6
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini kami
paparkan hasil makalah kami dengan pembahasan mengenai “Perencanaan
Hidrolis dan Analisis Stabilitas”.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Irigasi dan Bangunan Air. Terimakasih atas bimbingan Ibu Rosmalia Handayani,
S.T., M.T. sehingga makalah ini dapat terselesaikan, semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangan positif bagi kita semua. Sajian dari makalah ini
diharapkan dapat diterima, serta dapat memberikan informasi bagi para pembaca.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah-makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
iii
BAB II
PERENCANAAN HIDROLIS
Q = K 𝜇aB √2𝑔ℎ
dengan :
Q = debit (m3/dt)
K = faktor untuk aliran tenggelam
𝜇 = koefisien debit untuk permukaan pintu datar atau renggang
a = bukaan pintu (m)
B = lebar pintu (m)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
h = kedalaman air di depan pintu di atas ambang (m).
iv
Dalam perencanaannya hal-hal berikut hendaknya dipertimbangkan :
1. Bendung saringan bawah idak cocok untuk stingai yang fluktuasi bahan
angkutannya besar. Sungai di daerah-daerah gunung api mudah dapat
mempunyai gradasi yang besar dalam waktu singkat.
2. Dasar sungai yang rawan gerusan memerlukan pondasi yang cukup dalam.
3. Bendung hams direncanakan dengan seksama agar aman terhadap rembesan.
4. Konstruksi saringan hendaknya dibuat sederhana, tahan benturan batu dan
mudah dibersihkan jika tersumbat.
5. Bangunan hams dilengkapi dengan kantong lumpur/pengelak sedimen yang
cocok dengan kapasitas tampung memadai dan kecepatan aliran cukup untuk
membilas partikel; satu didepan pintu pengambilan dan satu di awal saluran
primer.
6. Hams dibuat pelimpah yang cocok di saluran primer untuk menjaga jika terjadi
kelebihan air.
v
h1 = c 2/3 H ; untuk c lihat table
H = kedalaman energi di hulu saringan (m)
2.3 Pompa
vi
Rumus :
HP = Qh / 76
dengan :
HP = tenaga kuda (horse power)
Q = debit (L/dt)
H = gaya angkat vertikal (m)
Bangunan pelimpah adalah bagian dari bangunan air yang berfungsi untuk
melewatkan debit aliran sungai secara terkendali, contohnya Bangunan pelimpah
vii
gergaji tata letak bangunan dibuat bergigi seperti gergaji guna meningkatkan
kapasitas pelimpahan dengan jalan memperpanjang lebar efektif pelimpah.
viii
Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B),
yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan/atau pilar, dengan persamaan
berikut.
Be = B-2 ( n Kp + Ka ) H1
dengan :
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi (m)
ix
2.6 Bendung Gerak
Pada umumnya bendung gerak adalah bangunan yang sangat rumit dan
harus direncana oleh ahli-ahli yang berpengalaman dibantu oleh ahli-ahli dibidang
hidrolika, teknik mekanika dan konstruksi baja. Disini hanya akan diberikan
beberapa kriteria umum untuk perencanaan bendung gerak.
1. Tata letak
Bendungan gerak harus memiliki paling sedikit 2 bukaan. agar
bangunantetap berfungsi, jika salah satu pintu rusak. Karena alasan itu pula,
bangunan ini harus aman pada waktu mengalirkan debit maksimum sementara
pintu tidak berfungsi.
Ada dua kriteria saling bertentangan yang mempengaruhi lebar total
bendung gerak, yaitu :
(1) makin tinggi bangunan, makin melonjak harga pintu dan pilar, dengan alasan
ini lebih disukai kalau bangunan itu dibuat lebih lebar, bukan lebih tinggi.
(2) kapasitas lolosnya sedimen akan lebih baik pada bangunan yang lebih sempit
serta kecepatan aliran yang lebih tinggi.
x
2. Pintu
(a) Pintu sorong dipakai dengan tinggi maksimum sampai 3 m dan lebar tidak
lebih dari 3 m. Pintu tipe ini hanya digunakan untuk bukaan kecil, karena
untuk bukaan yang lebih besar alat angkatnya akan terlalu berat untuk
menanggulangi gaya gesekan pada sponeng. Untuk bukaan yang lebih besar
dapat dipakai pintu rol, yang mempunyai keuntungan tambahan karena
dibagian atas terdapat lebih sedikit gesekan, dan pintu dapat diangkat dengan
kabel baja atau rantai baja. Ada dua pintu rol yang dapat dipertimbangkan,
yaitu pintu Stoney dengan roda yang tidak dipasang pada pintu, tetapi pada
kerangka yang terpisah, dan pintu rol biasa yang dipasang langsung pada
pintu.
(b) Pintu rangkap (dua pintu) adalah pintu sorong/rol yang terdiri dari dua pintu,
yang tidak saling berhubungan, yang dapat diangkat atau diturunkan. Oleh
sebab itu pintu-pintu ini dapat mempunyai debit melimpah (overflowing
discharge) dan debit dasar (bottom discharge). Keuntungan dari pemakaian
pintu ini adalah dapat dioperasikan dengan alat angkat yang lebih ringan.
Contoh khas dari tipe ini adalah tipe pintu segmen ganda (hook type gate).
Pintu ini dipakai sampai tinggi 20 m dan lebat sampai 50 m.
(c) Pintu segmen atau radial memiliki keuntungan bahwa tidak ada gaya gesekan
yang harns diperhitungkan. Oleh karena itu, alat-alat angkatnya bisa dibuat
kecil dan ringan. Sudah memberi pintu radial kemungkinan mengalirkan air
melalui puncak pintu, dengan jalan menurunkan pintu atau memasang katup/
tingkap gerak pada puncak pintu. Debit di atas puncak ini bermanfaat untuk
menggelontor benda-benda hanyut di atas bendung. Gambar pintu air
xi