Anda di halaman 1dari 26

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Pengertian Blower

Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan
tertentu juga sebagai pengisapan atau pemakuman udara atau gas tertentu. Bila
untuk keperluan khusus, blower kadang – kadang diberi nama lain misalnya untuk
keperluan gas dari dalam oven kokas disebut dengan nama exhouter. Di industri –
industri kimia alat ini biasanya digunakan untuk mensirkulasikan gas – gas
tertentu, didalam tahap proses – proses secara kimiawi dikenal dengan nama
booster atau circulator.
Blower ini tidak didinginkan dengan air karena penambahan biaya yang
dibutuhkan untuk system pendinginan. Untuk keperluan gas, blower dipakai
untuk mengeluarkan gas dari oven kokas, ini disebut dengan exhauster. Bila
tekanan pada sisi hisap adalah diatas tekanan atmosfer ( seperti yang kadang –
kadang dipakai industri kimia dimana tinggi tekan yang cukup besar harus
tersedia untuk dapat mensirkulasikan gas – gas melalui berbagai proses ) blower
ini dikenal dengan nama booster atau circulator. Untuk blower – blower yang
tidak diinginkan tinggi tekan ini didasarkan pada pemanfaatan adiabatis,
sedangkan bila dilakukan pendinginan sering digunakan pemanfaatan dengan
proses isoterma

3.2 Klasfikasi Blower


Secara umum blower dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :
3.2.1 Positive Diplacement Blower
Pada jenis ini udara atau gas dipindahkan volume per volume dalam
ruangan yang disebabkan adanya pergerakan elemen impeler yang berputar
karena adanya pertambahan massa udara atau gas yang dipindahkan. Jenis

19
positive displacement blower yang sering digunakan adalah rotary blower
(blower rotary) yaitu :
a. Vane Blower
Pada umumnya digunakan untuk kapasitas yang kecil dengan fluida yang
bersih. Ditinjau dari bentuk dan cara kerja elemen impeler vane blower dibagi
menjadi dua type yaitu :
 Slanding vane adalah impeller yang berputar terdapat suatu mekanisme
yang dapat bergerak slading ( keluar masuk ) didalamnya dan lazim disebut
vane. Karena gerakan impeller eksentrik terhadap casing maka terjadilah
perubahan ruang dimana udara atau gas dialirkan oleh vane tersebut. Jumlah
vane untuk satu blower bervariasi tergantung besarnya kapasitas dan
tekanan discharger yang diharapkan.
 Flexible vane adalah : pada bagian luar impeller terdapat sirip – sirip yang
flexible dan karena gerakan impeller eksentrik terhadap casing maka
vane akan diperoleh tekanan udara yang ada diruang casing lalu tekanan
udara atau gas itu dipindahkan keluar.

3.2.2 Sentrifugal Blower

Gambar 3.1 Sentrifugal Blower

Blower sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang
dilengkapi dengan sudu – sudu yang dipasang pada poros yang berputar yang

20
diselubungi oleh sebuah rumah ( casing ). Udara memasuki ruang casing secara
horizontal akibat perputaran poros maka ruang pipa masuk menjadi vakum lalu
uadara dihembuskan keluar. Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35
sampai 0,70 kg/cm2, namun dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi. Satu
karakteristiknya adalah bahwa aliran udara cenderung turun secara drastis begitu
tekanan sistim meningkat, yang dapat merupakan kerugian pada sistim
pengangkutan bahan yang tergantung pada volum udara yang mantap.
Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk penerapan sistim yang
cenderung tidak terjadi penyumbatan. Dari bentuk sudut ( blade ) impeller ada 2
jenis yaitu:
a. Forward Curved Blade
Forward Curved adalah bentuk blade yang arah lengkungan bagian ujung
terpasang diatas searah dengan putaran roda. Pada forward curved terdapat
susunan blade secara paralel ( multi blade ) keliling shroud. Karena bentuknya,
maka pada jenis ini udara atau gas meninggalkan blade dengan kecepatan yang
tinggi sehingga mempunyai discharge velocity yang tinggi dan setelah melalui
housing scroll sehingga diperoleh energi potensial yang besar. Bagan konstruksi
alat ini diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 3.2 Forward Curved Blade


Keterangan gambar 3 :
1. Shroud
2. Hub ( pusat )
3. Blade ( bilah / pisau )

21
b. Backward Curved Blade.
Type ini mempunyai susunan blade yang sama dengan forward curved blade,
hanya arah dan sudu blade akan mempunyai sudut yang optimum dan merubah
energi kinetik ke energi potensial (tekanan secara langsung).Blower ini didasarkan
pada kecepatan sedang, akan tetapi memiliki range tekanan dan volume yang
lebar sehingga membuat jenis ini sangat efisien untuk ventilator. Untuk jelasnya
dapat diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3.3 Backward Curved Blade

Keterangan gambar 4 :
1. Shroud
2. Hub ( pusat )
3. Blade ( bilah / pisau )
c. Radial Blade
Didalam pemakaiannya dirancang untuk tekanan statis yang tinggi pada
kapasitas yang kecil. Namun demikian perkembangan saat ini jenis bentuk
radial blade dibuat pelayanan tekanan dan kecepatan putaran tinggi.

3.3 Prinsip kerja

Pompa dan blower atau fan sentrifugal memiliki prinsip kerja yang mirip,
yaitu mengalirkan fluida serta mengubahnya dari tekanan rendah ke tekanan
tinggi (1136-2066 kPa) sebagai akibat adanya gaya sentrifugal yang dialami oleh
fluida tersebut. Bedanya, bila pompa untuk mengalirkan cairan, blower atau fan
untuk mengalirkan gas, udara misalnya. Yang dimaksud kapasitas besar adalah
yang pada umumnya menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya dengan
daya di atas 5 kW.

22
3.4 Operasi Blower
Operasi blower adalah hampir sama dengan operasi pompa, waktu
menstart atau menstop haruslah dicek – in terlebih dahulu untuk mengurangi
beban penggeraknya. Tetapi hanya satu hal saja yang perlu diperhatikan selama
pengoperasian, yakni pengecekkan yang dilakukan sesekali terhadap temperatur
dan jumlah oil atau dapat dilihat dari batas kerja / jam kerjanya. Operasi pompa
yang dimaksud diatas, waktu menstart atau menjalankan adalah:
1. Tutup discharge valve
2. Buka suction valve
3. Lakukan drain dan vent
4. Nol – kan Indukator PG
5. Switch on (beban nol) tunggu keadaan normal, amati getaran, bunyi, suhu,
pressure head, pemakaian daya, tetesan cairan pada sel pompa atau
sambungan pompa.
6. Keadaan normal tercapai
 Buka discharge valve
 Amati pemakaian daya pada pompa
 Batas maksimum pembebanan
Dan saat menstop atau menghentikan pompa adalah :
1. Tutup penuh discharge valve
2. Lakukan pencatatan : getaran, suhu, pemakaian daya, pressure head
maksimum
3. Keadaan normal tercapai switch off
4. Tutupkan suction valve
5. Lakukan drain
6. Periksa keadaan pompa
7. Pulihkan rangkaian pipa saluran

23
Berdasarkan tekanan yang dihasilkan :
1. Blower dengan tekanan rendah (1-6,5 psi)
2. Blower dengan tekanan medium (35 psi)
3. Blower dengan tekanan tinggi (10 – 125 psi atau lebih tinggi)

Turbo blower dibagi menjadi dua :


a. Single stage for pressure 1 to 3,5 psi
b. Multi stage for pressure up to 6,5 psi

Bahan Konstruksi : alloy logam, kayu, plastic, baja, alumunium.

Gambar 3.4 Blower model BE

Gambar 3.4 Kontruksi Blower

24
3.5 Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu.


Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas
mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering)
mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya
memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur
(bolak-balik) dari keadaan diam/netral, (F=0). Contoh sederhana untuk
menunjukkan suatu getaran adalah pegas.

Gambar 3.5 Gelombang Pegas

Pegas tersebut tidak akan bergerak/bergetar sebelum ada gaya yang


diberikan terhadapnya. Setelah gaya tarik (F) dilepas maka pegas akan bergetar,
bergerak bolak-balik disekitar posisi netral.

3.5.1 Karakteristik Getaran

Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat


diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut.
Karakteristik- karakteristik getaran yang penting antara lain adalah

25
 Frekuensi Getaran

 Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement)

 Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)

 Percepatan Getaran (Vibration Acceleration)

 Phase Getaran

Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat mempelajari karakteristik suatu
getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap fungsi waktu.

Gambar 3.6 Besaran-besaran Pada Gelombang

Gerakan bandul pegas dari posisi netral ke batas atas dan kembali lagi ke posisi
netral dan dilanjutkan ke batas bawah, dan kembali lagi ke posisi netral, disebut
satu siklus getaran (satu periode).

a. Frekuensi Getaran

Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang


menyatakan banyaknya gerakan bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu.

26
Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan
rumus sederhana: frekuensi = 1/periode. Frekuensi dari getaran tersebut biasanya
dinyatakan sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (CPM = Cycles
per minute). Frekuensi bisa juga dinyatakan dalam CPS (cycles per second) atau
Hertz dan putaran dinyatakan dalam revolution per minute (RPM).

b. Perpindahan Getaran (Vibration Displacement)

Jarak yang ditempuh dari suatu puncak (A) ke puncak yang lain (C)
disebut perpindahan dari puncak ke puncak (peak to peak displacement).
Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan mikron (μm) atau
mils. 1 μm 0.001 mm 1 mils 0.001 inch

c. Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity )

Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti


mempunyai kecepatan. Pada gerak periodik (getaran) seperti pada gambar 2.2;
kecepatan maksimum terjadi pada titik B (posisi netral) sedangkan kecepatan
minimum (=0) terjadi pada titik A dan titik C. Kecepatan getaran ini biasanya
dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara
sinusoidal, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). Nilai peak =
1,414 x nilai rms. Kadang-kadang digunakan juga satuan inch/sec (peak) atau
inch/sec (rms). 1 inch = 25,4 mm

d. Percepatan Getaran ( Acceleration )

Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah percepatan. Pada


gambar 1.2, dititik A atau C kecepatan getaran adalah nol tetapi pada bagian-
bagian tersebut akan mengalami percepatan yang maksimum. Sedang pada titik B
(netral) percepatan getaran adalah nol. Secara teknis percepatan adalah laju
perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam,
satuan “g’s’ peak, dimana satu “g” adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya

27
gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai dengan perjanjian intemasional satuan
gravitasi pada permukaan bumi adalah 980,665cm/det2(386,087inc/det2 atau
32,1739 feet/40).

e. Phase Getaran

Pengukuran phase getaran memberikan informasi untuk menentukan


bagaimana suatu bagian bergetar relatif terhadap bagian yang lain, atau untuk
menentukan posisi suatu bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap suatu
referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama.

Gambar 3.7 Beda Fasa

f. Spike Energy

Karakteristik lain dari getaran yang khusus adalah pengukuran spike


energy. Besaran dari spike energi ini abstrak karena tidak dapat dijelaskan dengan
gambar dari getaran bandul. Pengukuran spike energy adalah pengukuran getaran
frekuensi tinggi akibat adanya pulsa dari energi getaran. Pulsa dari energi getaran
yang terjadi pada mesin sebagai akibat dari:

1. Permukaan yang cacat dari element rolling bearing atau gear.


2. Rubs, impacts, dan teradi kontak antara logam dengan logam di dalam
mesin yang berputar.
3. Aliran steam dengan tekanan tinggi atau kebocoran udara
4. Kavitasi akibat aliran yang turbulen dalam fluids.

28
Secara dasar pengukuran spike energy adalah pengukuran percepatan dari
suatu getaran sehingga pengukuran ini sangat sensitif terhadap getaran dengan
frekuensi tinggi yang di akibatkan karena terjadi kerusakan pada bearing atau
gear. Pengukuran spike energi dinyatakan dalam satuan gSE”.

Satuan-satuan Pengukuran
Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam suatu pengukuran
getaran.
Harga Peak-to-peak adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari
batas atas sampai ke batas bawah. Pengukuran displacement suatu getaran
biasanya menggunakan harga peak-to-peak dengan satuan mils atau mikron.
Harga Peak adalah harga peak-to-peak dibagi dua atau setengah dari harga peak-
to-peak.
Harga RMS (root-means-square) : harga ini sering digunakan untuk
mengklasifikasikan keparahan getaran dari suatu mesin. Harga RMS ini mengukur
harga energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan getaran pada suatu mesin.
Untuk gerak sinusoidal harga RMS adalah 0.707 X peak. Sedangkan Harga
Average dari suatu gelombang sinusoidal adalah 0.637 X harga peak.
Faktor Konversi (Hanya digunakan untuk gelombang getaran sinusoidal)
Tabel 3.1 Faktor Konversi

Pengelompokkan Getaran

 Getaran Bebas dan Paksa


 Getaran Teredam dan tak teredam
 Getaran Deterministic dan Random

29
3.6 Pengukuran Getaran

Dalam pengukuran getaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan,


yaitu pembacaan harus konsisten, posisi sensor pada mesin, sudut sensor terhadap
mesin dan penekanan sensor ke mesin. Posisi pengukuran getaran pada mesin
dilakukan dalam tiga arah, yaitu :

• Arah Aksial (A)

• Arah Horizontal (H)

• Arah Vertikal (V).

Gambar 3.8 Posisi Pengambilan Data Getaran

Horizontal, pengukuran pada arah ini menunjukkan getaran paling besar


karena mesin menjadi lebih fleksibel pada bidang horizontal. Selain itu, imbalance
merupakan salah satu masalah yang umum pada mesin dan imbalance
menghasilkan getaran radial, yaitu pada bagian vertical dan horizontal. Karena
mesin biasanya lebih fleksibel pada bidang horizontal maka getaran tinggi pada
arah horizontal menjadi indikator yang adanya imbalance.

Vertikal, pengukuran pada arah ini menunjukkan getaran yang lebih


rendah dibanding arah horizontal karena pemasangan mesin dan gravitasi.

30
Aksial, pengukuran pada arah ini menunjukkan getaran rendah pada mesin
dengan kondisi ideal dimana sebagian besar gaya yang dihasilkan tegak lurus
dengan poros. Adanya misalignment dan bent shaft akan membuat getaran pada
arah ini menjadi lebih tinggi.

Variasi masalah pada mesin akan menghasilkan getaran disetiap bidang.


Pengukuran pada tiga arah diatas akan memberikan informasi mengenai penyebab
terjadinya getaran yang tinngi. Pengukuran diusahan untuk dilakukan sedekat
mungkin dengan bearing. Selain itu pengukuran juga diusahan untuk tidak
dilakukan pada casing karena casing dapat bergetar akibat resonansi atau loosness.

3.6.1 Vibration Analyzer

Vibration Analyzer merupakan alat ukur untuk memonitoring dan


menganalisa getaran mesin (Vibration Monitoring) untuk menentukan kondisi
mesin apakah dalam kondisi normal atau abnormal. Alat ini mempunyai
kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi getaran yang akan
dianalisa. Umumnya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran
yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan
kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini umumnya dilengkapi dengan
meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan
beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai data
spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya,
data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin. Vibration analyzer
dilengkapi fitur analisis seperti FFT Analysis, FRF Analysis (Bump Test), Order
Analysis (atau run-up coast down), Torsional Vibration dan Rotational
Vibration, On-Site balancing, serta beberapa alat dilengkapi fitur fungsi
matematis yang dapat diinput pada software untuk memudahkan dalam
menganalisa kondisi equipment.

31
Gambar 3.9 Contoh Vibration Analyzer SKF

Tipe vibration analyzer yang paling umum digunakan adalah “tunable-


filter”yang dilengkapi dengan pengukur getaran dan stoboscope, dan type terakhir
analyzer dan balancer yang di lengkapi dengan key phasor atau trigger sensor.
disini bisa diketahui parameter-parameter getaran berupa amplitudo, frekuensi,
fasevibration-analyzer tipe “tunable filter” memiliki kemampuan untuk memilah
berbagai getaran dengan berbagai karakteristik masing-masing berupa amplitudo
frekuensi dan fase. Hal ini sangat penting mengingat getaran yang terjadi pada
mesin merupakan kombinasi dari beberapa getaran individual. Pada pemakaian
alat ini operator tingal membaca ukuran amplitido dan frekuensi, dan melihat fase
melalui stroboscop. Selain itu alat ini mampu menyajikan grafik amplitudo vs
frekuensi.3.5

3.6.2 Analisis Vibrasi

Getaran pada mesin mempunyai bentuk waveform yang kompleks, untuk


menganalisis bentuk waveform yang kompleks tersebut sinyal kompleks dipecah-
pecah menjadi komponennya yang berupa sinyal sederhana dengan menggunakan
proses FFT. Frekuensi dari setiap komponen vibrasi bisa digunakan untuk
mengidentifikasi jenis masalah yang dialami mesin. Selain itu analisis vibrasi juga

32
memperhatikan Fault severity yang menggambarkan tingkat kekuatan getaran
yang dinyatakan dengan amplitudo.

Gambar 3.10 Waveform Menjadi FFT 2

Fast Fourier Transform (FFT) adalah proses untuk memecah sinyal


kompleks menjadi komponennya yang berupa sinyal sederhana (gelombang
sinus). Proses ini dimulai dengan pengambilan data vibrasi dari transducer yang
berbentuk sinyal waveform. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke analyzer
untuk melakukan proses FFT. Data waveform yang diambil dari transducer
berbentuk sinyal kompleks selanjutnya dipecah menjadi komponennya yang
berbentuk sinyal sederhana yang memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Setelah
melalui proses FFT dihasilkan spektrum yang menunjukkan amplitudo dari setiap
komponennya untuk masing-masing frekuensi
Vibration Severity
Pada umumnya semakin tinggi amplitudo vibrasi semakin buruk kondisi
mesin. Tetapi harus dipertimbangkan bahwa terdapat berbagai macam tipe mesin,
dimana mesin-mesin tersebut beroperasi pada berbagai macam kondisi. Mesin
tersusun dari berbagai macam tipe komponen. Selain itu tingkat kekritisan dari
setiap mesin juga berbeda tergantung dari plant yang bersangkutan. Oleh karena
itu sangat susah untukmembuat garis batas di mana mesin mengalamikegagalan.
Ada beberapa standar untuk tingkat severityvibrasi.Berikut adalah .

33
3.6.3 Analisis Spektrum Getaran

Gambar 3.11 Spektrum Getaran

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, spektrum FFT merupakan tool yang


berguna untuk analisis getaran. Jika terjadi masalah pada mesin, spektrum FFT
dapat memberikan informasi untuk menentukan lokasi terjadinya masalah,
penyebab timbulnya masalah dan tren atau kecenderungan sampai masalah
tersebut kritis. Spektrum FFT digunakan untuk menganalisa amplitudo getaran
pada frekuensi yang bervariasi pada spektrum FFT. Dengan menggunakan
spektrum tersebut dapat mengidentifikasi dan merekam getaran yang terjadi pada
frekuensi tertentu.
Frekuensi Getaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
• Komponen Synchronous Z X RPM (Z = integer)
• Komponen Subsynchronous < 1 X RPM
• Komponen Nonsynchronous β X RPM (β> 1.0 non integer)
Jenis-jenis permasalahan pada mesin

34
Gambar 3.12 Jenis-Jenis Permaslahan Pada Mesin

Berdasarkan Ralph T Buscarello Update International berikut ini


merupakan presentase permasalahan yang dapat terjadi pada mesin

 Unbalance 40%
 Misalignment 20%
 Resonansi 20%
 Rolling Element Bearing
 Sleeve Bearing
 Roda Gigi 20 %
 Motor Elektrik
 Kavitasi
 Vane pass
Berdasarkan komponen frekuensinya permasalahan yang terjadi pada mesin dapat
dilihat pada tabel berikut :

35
Tabel 3.2 Permsalahan Dari Fenomena yang Muncul

1. Unbalance
Unbalance (ketidakseimbangan) adalah kondisi dimana pusat masa tidak
sesumbu dengan sumbu rotasi.
Penyebab unbalance :
◦ Kesalahan saat proses pemesinan dan assembly
◦ Eksentrisitas komponen
◦ Adanya kotoran saat proses pengecoran
◦ Korosi dan keausan
◦ Distorsi geometri karena beban termal dan beban mekanik
◦ Penumpukan material, misalnya debu pada vane kompresor
◦ Komponen yang bengkok atau patah
Karakteristik unbalance :
Analisis Spektrum
 Amplitudo yang tinggi di 1xRPM
 Rasio amplitudo antara pengukuran arah horisontal dan vertikal kecil (H/V
< 3), kecuali pada kasus struktur yang memiliki kekakuan yang tidak
simetris.
 Ampitudo yang rendah di 1xRPM pada arah aksial (kecuali untuk kasus
mesin overhung)
Analisis Time Waveform
 Sangat sinusoidal, bentuk waveform simetrik setiap satu kali putaran
poros.

36
Gambar 3,13 Spektrum Unbalance

2. Misalignment
Jenis – Jenis Misalignment
1. Angular Misalignment
2. Parallel Misalignment
Pada Umumnya keduanya muncul bersama-sama
Angular Misalignment

Gambar 3.14 Misalignment

• Amplitudo tinggi di 1X rpm (arah aksial)


• Beda fasanya 180° (arah aksial)

37
Gambar 3.15 Spektrum Angular Misalignment

Parallel Misalignment

Gambar 3.16 ararel Misalignment

• Amplitudo tinggi di 2X rpm (arah radial)


• Beda fasanya 180° (arah radial)

38
Gambar 3.16 Spektrum Pararel Misalignment

 Data waveform menunjukkan adanya 2 puncak (peak) untuk setiap putaran


poros (garis vertikal pada waveform mewakili satu putaran poros).

Gambar 3.17 Waveform dan Spektrum Misalignment

39
3. Bent Shaft
Masalah bent shaft sering rancu dengan masalah misalignment dan unbalance.
◦ Bent Shaft menyebabkan munculnya amplitudo tinggi di 1xRPM pada arah
aksial.
◦ Frekuensi dominan umumnya ada di 1xRPM (jika posisi bengkoknya dekat
dengan posisi tengah poros), tetapi akan dominan di 2xRPM (jika posisi
bengkoknya dekat dengan kopling).

Gambar 3.18 Spektrum Bent Shaft

Pembacaan fasa di ujung-ujung poros pada arah aksial adalah 180 derajat out of
phase.

4. Looseness
 Non Rotating (Structural) Looseness  Rotating Looseness
◦ base mount ◦ Impellers
◦ split casings ◦ Fans
◦ bearing caps ◦ Bearings
◦ bearings supports ◦ couplings

Karakteristik Looseness

40
 Excessive clearance, misalnya pada bearing, akan menghasilkan harmonik
dari 1xRPM bahkan harmonik dari 0,5xRPM (kondisi parah).
 Perbedaan amplitudo antara pembacaan horisontal dan vertikal sangat
besar.
 Looseness mengakibatkan time waveform yang terpotong.
 Hasil pembacaan fasa tidak stabil dan bervariasi antara satu pengukuran
dengan pengukuran yang lainnya.

Gambar 3.19 Rotational Looseness

 Looseness seperti karakteristik dibawah ini disebabkan oleh structural


looseness dari tumpuan mesin, pondasi, baut yang kendor, deteriorated
grouting, frame distortion

Gambar 3.20 Spektrum Strucktural Looseness

41
Gambar 3.21 Strucktural Looseness

 Looseness seperti karakteristik dibawah ini disebabkan kelonggaran


pillowblock bolts, retak pada struktur frame atau bearing pedestal

Gambar 3.22 Spektrum Looseness Penyangga Bearing

Gambar 3.23 Pillow Block Bolt Longgar

42
5. Rolling Element Bearing

Bearing Defect Frequencies :


BPFI = Ball Pass Frequency Inner Race
BPFO = Ball Pass Frequency Outer Race
BSF = Ball Spin Frequency
FTF = Fundamental Train Frequency

Tahap kerusakan rolling element bearing :


1. Ultrasonic Frequencies
2. Natural Frequencies
3. Defect Frequencies & Harmonics
4. Random Broadband

Gambar 3.24 Bagian-Bagian Bearing

Nb Bd RPM = revolutions per minute


BPFI  x S x (1  x cos  )
2 Pd S = speed, revolutions per second
FTF = fundamental train (cage) frequency
Nb Bd BPFI = ball pass frequency of the inner race
BPFO  x S x (1  x cos  )
2 Pd BPFO = ball pass frequency of then outer race
BSF = ball spin frequency
Pd Bd Bd = ball or roller diameter
BSF  x S x [1  ( ) 2 x (cos  ) 2 ]
2 Bd Pd Nb = number of balls or rollers
Pd = pitch diameter
S Bd  = contact angle
FTF  x (1  x cos  )
2 Pd

6. Resonansi
Natural frequency (frekuensi pribadi) adalah vibrasi bebas dari sistem
vibrasi tanpa damping. Setiap benda paling tidak memiliki satu buah
frekuensi pribadi, sedangkan mesin yang kompleks memiliki lebih dari satu
frekuensi pribadi. Frekuensi pribadi tidak akan menjadi masalah selama

43
sistem tersebut tidak dieksitasi oleh vibrasi yang lain yang berfrekuensi
sama dengan frekuensi pribadi sistem tersebut.
Resonansi terjadi jika sistem dieksitasi oleh sumber vibrasi lain yang
berfrekuensi sama dengan frekuensi pribadi sistem tersebut. Jika komponen
yang bergetar adalah komponen berputar maka frekuensi pribadi sering
disebut sebagai critical speed. Jadi bisa disimpulkan bahwa resonansi
bukanlah suatu cacat pada mesin melainkan sifat dari mesin atau struktur.
Oleh karena itu resonasi tidak menjadi masalah selama sistem tersebut tidak
dieksitasi oleh sumber vibrasi lain yang berfrekuensi sama dengan frekuensi
pribadi sistem tersebut.
 Massa, kekakuan dan redaman adalah 3 parameter yang menentukan
besarnya frekuensi pribadi dan amplitudo resonansi.
1. Menambah massa akan menurunkan frekuensi pribadi.
2. Menambah kekakuan akan menaikkan frekuensi pribadi.
3. Menambah redaman akan menurunkan amplitudo resonansi.
 Jika vibrasi mesin sama dengan atau mendekati frekuensi pribadi, maka
ada 3 alternatif jalan keluar :
1. Menggeser forcing frequency menjauh dari frekuensi pribadi.
2. Menggeser frekuensi pribadi menjauh dari forcing frequency.

Menambah redaman untuk mengurangi amplificationfactor dari resonansi.

44

Anda mungkin juga menyukai