Anda di halaman 1dari 26

Session 20

Steam Turbine Design

PT. Dian Swastatika Sentosa

DSS Head Office, 31 Oktober 2008


Outline
1. Pendahuluan

2. Diameter tingkat pertama

3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi

4. Persoalan khusus tingkat terakhir turbin


kondensasi
1. Pendahuluan

110

• Outlet Pressure
• Outlet Temperature
1. Pendahuluan

• Dalam mendesain sebuah turbin penentuan ukuran


tingkat pertama dan tingkat terakhir, mempengaruhi
dalam menentukan ukuran turbin secara
keseluruhan (jumlah tingkat dan jumlah rumah
turbin).

• Yang perlu diperhatikan dalam mendesain steam


turbin adalah penentuan kecepatan putar turbin
yang diinginkan dan disesuaikan kekuatan blade
yang akan digunakan.

• Pemilihan tipe stage sesuai dengan tujuan dan


kebutuhan.
2. Diameter tingkat pertama
Persamaan Kontinuitas
• Penentuan diameter turbin tingkat
pertama agar memenuhi tinggi m s  v  A  c
panas jatuh yang bekerja dan Luas Penampang Sudu
mempunyai panjang sudu mulai
dari L = 20 mm untuk pengisian A  D    L   sin 1
penuh bisa terpenuhi.
ms = kapasitas uap (kg/detik)
• Penentuan ukuran turbin tingkat
V = volume spesifik (m3/kg)
pertama dipengaruhi keadaan
volume spesifik A = luas penampang saluran (m2)
• Penentuan ukuran diameter tingkat c = kecepatan uap masuk dan keluar
pertama menentukan banyaknya saluran (m/detik)
tingkat dan ukuran sistem secara
L = panjang sudu
keseluruhan.
 = konstanta sudu
2. Diameter tingkat pertama
Dengan penurunan matematis didapat diameter tingkat :

ms = kapasitas uap (kg/detik)


v = volume spesifik (m3/kg)
D   n
n = nilai RPM u
c = kecepatan uap masuk dan keluar
saluran (m/detik)
60
a = L = panjang sudu (m)
D = diameter rata-rata (m)
ms  v1  60  u / c1
U = Kecepatan keliling sudu turbin (m/s) D
 2   a  n  sin 1
 = konstanta sudu
2. Diameter tingkat pertama
Contoh 1

Tentukanlah lebih dahulu, berapakah besarnya


diameter tingkat pertama dari sebuah turbin tekanan
sama yang bertingkat banyak, bila daya turbin P = 3500
kW. Berdasarkan turbin yang sejenis atau dari model,
maka kecepatan putarnya ditentukan n = 10.000
putaran/menit. Untuk pengisian penuh harus dibuat
tinggi salurannya a = 25 mm. Bila diketahui kondisi uap
baru dengan tekanan 40 bar, temperatur 4200C dan
tekanan uap bekas 0,05 bar, serta tingkat pertama
harus bekerja dengan u/c1 = 0,45; dipilih 1=160 dan
diperkirakan τ = 0,88.
2. Diameter tingkat pertama

ms = P/h.e
2. Diameter tingkat pertama
• tingkat pertama dari konstruksi turbin
reaksi
– Faktor u/c1 yang digunakan adalah 1 sampai
0,7
– Pada kecepatan keliling yang sama, panas
jatuh pada tingkat turbin reaksi besarnya
lebih kecil daripada panas jatuh pada turbin
impuls.
– Pada bagian keluar dari sudu pengarah
turbin reaksi mempunyai volume spesifik uap
yang lebih kecil.
2. Diameter tingkat pertama
• Roda curtis dengan 2 rangkaian sudu jalan
sebagai tingkat pertama
– Mengatasi permasalahan pada tingkat pertama, jika
diameternya terlalu kecil.
– Kecepatan keliling dipilih besarnya antara 160
sampai 200 m/detik
– Pada sudu keluar roda curtis, uap yang keluar
mengalami ekspansi yang cukup besar.
– Ekspansi ini sesuai yang diinginkan untuk tingkat
berikutnya (diameter dan panjang sudu) bisa
memenuhi kebutuhan.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi

• Diameter tingkat terakhir dari • Konstruksi tingkat terakhir


turbin kendensasi harus dibatasi oleh kekuatan
memiliki diameter yang besar material, getaran, kecepatan
dan sudu-sudunya yang aerodinamis > kecepatan
panjang. suara

Tekanan 0.07 0.05


0.03
bar Dm
5
  3,0
Ts 38.7 32.5 28.6 0C
L
v 20.9 28.7 40.0 m3/kg
ms  v1  60   u / c1   
Biasanya menggunakan turbin reaksi D 3
 2   n  sin 1
u/c1 = 0,85
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
• Pengaliran ke beberapa bagian tekanan rendah
– Desain turbin dengn pengaliran ke beberapa bagian
tekanan rendah adalah untuk mengurangi besarnya
diameter turbin dan kecepatan keliling dari turbin
tersebut akibat keterbatasan kekuatan material dan
gangguan yang akan timbul lainnya.
– Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : dengan
menggunakan reheater ataupun tidak menggunakan
reheater.
– Pembagian pengaliran dilakukan sampai tingkat
terakhir mempunyai tekanan dibawah 1 bar untuk
selanjutnya dikondensasi.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi

Turbin kondensasi dengan 2 dan 4 aliran


turbin tekanan rendah
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
Contoh 2
Buatlah perkiraan dan perhitungan diameter dan panjang
sudu dari tingkat terakhir suatu turbin dengan kondensasi
yang bekerja dengan pemanas ulang. Selain itu tentukan
juga kondisi uap sebelum tingkat terakhir.

Diketahui :
P = 150.000 kW ; n = 3.000 putaran/menit
Tekanan uap baru 150 bar, temperaturnya 5350C
Pemanas ulang (pemanas antara) dilakukan pada P = 15 bar
dan temperatur uap menjadi 5350C.
Tekanan uap bekas = 0,05 bar.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi

Untuk tingkat terakhir diketahui;


Jumlah uap yang dikeluarkan dari turbin untuk dialirkan ke
pemanas pendahuluan air pengisi ketel = 74 T/H

λ = 3,5
u/c1 = 0,9 (harga rata-rata)
τ = 0,9 (harga penyempitan sudu)
α1 = 180

Kecepatan keliling di diameter rata-rata sudu tidak boleh


lebih besar dari pada u = 420 m/detik. Bila tidak mungkin
dibuat dalam sebuah tubin, bagian tekanan rendahnya bisa
dibuat menjadi beberapa aliran.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi

Keterangan D (m) u (m/detik)

Kaki sudu (ujung bawah) 2,075 325

Tengah-tengah sudu 2,600 410

Kepala sudu 3,125 490


3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
• Tingkat terakhir turbin kondensasi harus bisa
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk
aliran uap dan kekuatan sudu, yaitu:
– Supaya aliran uap bekas yang keluar dari sudu jalan
melalui saluran penyangga uap bekas terus
berkondensator bisa naik, maka kecepatan keluar
uap bekas c2 harus membentuk sudut 2 900 C, jadi
arahnya tegak lurus u.
– Kecepatan uap keluar c2 harus sekecil mungkin
serta cukup jauh di bawah kecepatan suara,
sehingga dengan demikian kerugian uap keluar bisa
kecil.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
• Tingkat terakhir turbin kondensasi harus bisa
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk
aliran uap dan kekuatan sudu, yaitu:
– Besarnya gaya keliling yang didapat dari u.(w1u+w2u)
untuk seluruh panjang sudu sedapat mungkin harus
sama besarnya, sehingga dengan demikian didapat
gaya lentur yang besarnya sama. Bila harga u
berubah, maka harga penjumlahan (w1u+w2u) yang
dikarenakan adanya pembagian panas jatuh yang
ada harus disesuaikan, dan pemilihan sudut-sudut
pun harus disesuaikan.
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi
4. Persoalan khusus tingkat terakhir
turbin kondensasi Karakteristik
• Sudu jalan mengalami beban lentur yang
ditimbulkan oleh adanya gaya keliling (gaya
tangensial) dan gaya sentrifugal akibat dari
beratnya.
• Penampang profil yang berbeda sepanjang sudu
kekuatannya harus bisa menahan seluruh gaya-
gaya yang ada.
• Frekuensi diri dari sudu ketika sudu berjalan
dilarang sama dengan kelipatan dari frekuensi
putaran.
• Sudu yang panjang dan berdiri bebas mempunyai
peredaman terhadap getaran hanya sedikit.
4. Persoalan khusus tingkat terakhir
turbin kondensasi
• Persoalan uap basah
– Timbul pengereman akibat titik air pada bagian pinggir
turbin.
4. Persoalan khusus tingkat terakhir
turbin kondensasi
• Persoalan untuk kemungkinan mendapatkan
daya turbin yang maksimum
– Tekanan steam inlet maksimum adalah 220 bar.
– Temperatur steam inlet maksimum adalah 5350C.
– Kedua hal diatas berhubungan dengan material
konstruksi turbin.
4. Persoalan khusus tingkat terakhir
turbin kondensasi
• Kecepatan putar
– Konstruksi turbin yang lebih besar memerlukan
kapasitas uap yang lebih besar untuk menggerakkan
turbin dan generator jika dibandingkan dengan turbin.
– Kecepatan putar berhubungan dengan besar kecilnya
diameter turbin, kapasitas uap yang masuk, dan panas
jatuh.

60  u
D
 n

Anda mungkin juga menyukai