PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sangat berhubungan dengan etika profesi. Hal itu disebabkan moral akan
memberikan landasan seseorang dalam menjalankan profesinya melalui
kode etik profesi, sehingga semua anggota kelompok profesi akan
bertindak berdasarkan kode etik yang telah disepakati bersama. Akhirnya
eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh anggota masyarakat.
Kata kunci : moral, etika, dan etika
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etik dan Moral
2. Pentingnya Etik dan Moral dalam pemberian asuhan / pelayanan
keperawatan
3. Apa saja nilai nilai dasar dan essensial dalam praktek keperawatan
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
Menurut Bertens, etika merupakan ilmu yang tidak lepas dari moral.
Etika bisa dipahami sebagai suatu kebiasaan, adat istiadat yang dianut oleh
seeorang dalam melakukan kehidupan. Kamus besar Bahasa Indonesia
memberikan pengertian etika dipahami sebagai ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk. Dapat juga dikatakan etika sebagai ilmu pengetahuan
tentang ahlak atau moral.
1. Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan dalam
kehidupan perorangan atau kelompok yang digunakan untuk mengatur
tingkah laku.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Kalau dalam kelompok profesional biasa disebut bentuk kode
etik.
3. Etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk Hal itu akan menjadi ilmu,
bila nilai-nilai yang baik itu diterima oleh masyarakat.
3
Etika individual sebagai etika yang lebih menekankan pada kewajiban
manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian hidup.
Sedangkan Etika sosial merupakan etika sosial yang lebih menekankan pada
kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat atau anggota
kelompoknya. Etika sosial dibagi menjadi etika terhadap sesama, etika
keluarga, etika politik, etika lingkungan hidup, dan etika profesi. Sehingga
etika profesi sebagai bagian dari etika sosial.
Moralitas merupakan sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk (Berten, 2002:7). Moralitas bisa juga
merupakan suatu pengatur dan petunujk bagi manusia dalam berperilaku agar
menjai manusia yang baik, sehingga bisa menghidari perilaku yang buruk.
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat
di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia
sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus
hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan
moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan
manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan
kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau
isteri. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun,
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas
dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau
gabungan dari beberapa sumber.
1. MORAL
4
atau kelompok yang mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu orang
dikatakan bermoral, apabila orang tersebut mengikuti normanorma atau
tingkah laku yang berlaku di masyarakatnya.
5
landasan moral sebagai perlakuan yang baik. Secara umum kebaikan adalah
sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia.
Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut
menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai, apabila kebaikan itu
bagi seseorang menjadi yang konkrit. Seluruh manusia mempunyai sifat
serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut kesempurnaan. Tujuan akhir
manusia merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu mencarinya dengan
kesungguhan atau tidak. Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti
akhlak, apabila membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan
melakukan perbuatan yang membuatnya baik sebagai manusia.
Suatu hal lain yang harus diperhatikan dalam hal moral adalah hati
nurani. Hal itu disebabkan oleh suatu kejadian, bila terjadi pelanggaran moral,
maka hukuman tidak dapat dipaksakan berdasarkan undangundang atau
hukum, tetapi berdasarkan hati nurani.
Hati nurani merupakan penghayatan sesuatu yang baik atau buruk dan
berhubungan dengan tingkah laku kita. Hati nurani inilah yang memerintah
atau melarang untuk melakukan suatu tindakan. Tidak mengikuti hati nurani
berarti menghancurkan integritas kita sebagai manusia dan mengkhianati
martabat manusia. Hati nurani bersifat personal, sehingga hati nurani selalu
berhubungan dengan pribadi yang bersangkutan. Perkembangan hati nurani
sangat dipengaruhi oleh perkembangan kepribadian yang bersangkutan. Selain
bersifat personal, hati nurani juga mempunyai aspek adipersonal, dimana pada
tataran ini, hati nurani melebihi pribadi yang bersangkutan dan seakanakan
merupakan instansi di atas kita.
2. ETIKA
6
bersama, tidak lain untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat
agar mereka senang, tenang, tentram, terlindungi tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan
sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari timbulnya etika di
masyarakat kita. Bagi kelompok profesional, pedoman etika sangat diperlukan
dalam menjalankan profesinya.
a. Martin (1993) etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as
the performance index or reference for our control system.
b. Drs. O.P. Simorangkir mengemukakan, etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
c. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat menjelaskan etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
d. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
7
manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani
hidup ini.
3. PROFESI
Profesi
Pekerjaan
Istilah profesi telah banyak kenal orang, yaitu suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian. Tetapi
8
dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum
cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksanaan, dan dalam melaksanakan pekerjaan itu ada
hubungannya antara teori dan penerapan dalam praktek.
9
pekerjaannya apabila ia memiliki kemampuan teknis dan operasional yang
ditetapkan dalam batas-batas etika profesi, yaitu kode etik profesi.
10
4. Hubungan moral dengan etika profesi
Kode etik profesi adalah nilai-nilai ideal yang diharapkan dalam suatu
profesi dan berbentuk tertulis untuk mengarahkan para anggotanya melakukan
perbuatan yang benar. Melalui kode etik ini, setiap anggota dapat mengetahui
apa yang benar dan yang salah serta mengerti perbuatan yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan. (Rini Darmastuti, 2007)
11
Moral Etika
Profesi
12
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
13
dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan
memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi waktu
untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu
kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan
interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan penghormatan dan
penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai manusia; (3) Mau
mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali arti
tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan,
kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.
(Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya
terhadap pasen dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap
pasen merupakan salah satu peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran
dalam memberikan asuhan keperawatan. Advokasi adalah memberikan saran
dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut
merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan kepastian
tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan
berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang memiliki komitmen tinggi
dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu
mengingat hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar
tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan
prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; (3)
Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi
dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat harus
memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak
pasien dalam mengambil keputusan.
14
C. Nilai-Nilai Dasar Dan Moral Dalam Praktek Klinis Keperawatan
15
sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan
perilaku yang tidak baik;
e. Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk
menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya
untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari
seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai
dirinya sendiri.
16
memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang
dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada
seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia
sebagaimana mestinya.
17
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan, komitmen, arahan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan
penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman moral secara menyeluruh merupakan suatu landasan
dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang akan mempunyai
tindakan suatu kegiatan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-nilai
kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan. Etika sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia pandangan
tentang bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-
hari. Etika juga membantu manusia untuk mengambil sikap dan tindakan
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika profesi merupakan bidang etika
khusus atau terapan yang merupakan bagian dari etika sosial. Etika profesi
secara tertulis diwujudkan dalam bentuk kode etik profesi yang semua
anggota kelompok harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan
mengamalkannya. Moral akan memberikan landasan seseorang dalam
menjalakan profesinya melalui kode etik profesi, sehingga semua anggota
kelompok profesi akan bertindak berdasarkan kode etik yang telah disepakati
bersama. Akhirnya eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh
anggota masyarakat.
B. Saran
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, dan diharapkan
kritik dan saran yang membangun.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.polines.ac.id/orbith/files/Orbith_8-3-2012_Hal_159-164.pdf di akses
pada tanggal 12 Maret 2016 pkl. 22.15
20