Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat


dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat
berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan
tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas.

Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen


yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan


tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta
keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh
karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam
memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasen selalu
menjadi pertimbangan dan dihormati.

Moral merupakan suatu landasan dalam melakukan tindakan suatu


kegiatan. Seeorang profesional dalam menjalankan profesinya, akan
mempunyai tindakan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-
nilai kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang
berdasarkan kode etik profesi.

Etika profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang


merupakan bagian dari etika sosial. Etika profesi secara tertulis
diwujudkan dalam bentuk kode etik profesi yang semua anggota kelompok
harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan mengamalkannya. Moral

1
sangat berhubungan dengan etika profesi. Hal itu disebabkan moral akan
memberikan landasan seseorang dalam menjalankan profesinya melalui
kode etik profesi, sehingga semua anggota kelompok profesi akan
bertindak berdasarkan kode etik yang telah disepakati bersama. Akhirnya
eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh anggota masyarakat.
Kata kunci : moral, etika, dan etika

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etik dan Moral
2. Pentingnya Etik dan Moral dalam pemberian asuhan / pelayanan
keperawatan
3. Apa saja nilai nilai dasar dan essensial dalam praktek keperawatan

C. Tujuan Penulisan

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan


tugas mata kuliah Etika Keperawatan berjudul “Etik dan Moral Sebagai
Landasan Dalam Asuhan Keperawatan Kepada Pasien Keluarga dan
Masyarakat”.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan


yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun
pembaca dapat lebih memahami, mengenal dan mengetahui tentang :

1. Pengertian etik dan moral dalam pelayanan keperawatan secara


profesional
2. Pentingnya etik dan moral sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan dan pemberian asuhan / pelayanan
3. Nilai-nilai dasar dan moral dalam praktek klinis keperawatan
4. Nilai-nilai essensial dalam praktek keperawatan professional

2
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

A. ETIKA, MORAL DAN PROFESI

Menurut Bertens, etika merupakan ilmu yang tidak lepas dari moral.
Etika bisa dipahami sebagai suatu kebiasaan, adat istiadat yang dianut oleh
seeorang dalam melakukan kehidupan. Kamus besar Bahasa Indonesia
memberikan pengertian etika dipahami sebagai ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk. Dapat juga dikatakan etika sebagai ilmu pengetahuan
tentang ahlak atau moral.

Selanjutnya Bertens memberikan penjelasan mengenai etika sebagai


berikut :

1. Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan dalam
kehidupan perorangan atau kelompok yang digunakan untuk mengatur
tingkah laku.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Kalau dalam kelompok profesional biasa disebut bentuk kode
etik.
3. Etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk Hal itu akan menjadi ilmu,
bila nilai-nilai yang baik itu diterima oleh masyarakat.

Menurut A Sonny Keraf, membagi etika menjadi dua bagian besar,


yaitu etika umum dan etika khusus.

Etika umum merupakan prinsip-prinsip moral yang mengacu pada


prinsip moral dasar sebagai pengangan dalam bertindak dan menjadi tolak
ukur untuk menilai baik buruknya suatu tindakan yang ada di dalam suatu
masyarakat.

Etika khusus merupakan penerapan moral dasar dalam bidang khusus.


Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial.

3
Etika individual sebagai etika yang lebih menekankan pada kewajiban
manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian hidup.

Sedangkan Etika sosial merupakan etika sosial yang lebih menekankan pada
kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat atau anggota
kelompoknya. Etika sosial dibagi menjadi etika terhadap sesama, etika
keluarga, etika politik, etika lingkungan hidup, dan etika profesi. Sehingga
etika profesi sebagai bagian dari etika sosial.

Moralitas merupakan sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk (Berten, 2002:7). Moralitas bisa juga
merupakan suatu pengatur dan petunujk bagi manusia dalam berperilaku agar
menjai manusia yang baik, sehingga bisa menghidari perilaku yang buruk.
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat
di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia
sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus
hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan
moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan
manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan
kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau
isteri. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun,
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas
dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau
gabungan dari beberapa sumber.

1. MORAL

Moral dan hati nurani merupakan suatu faktor dasar apabila


membicarakan tentang etika. Bertens memberikan penekanan tentang
pemahaman moralitas dalam mempelajari etika, karena etika selalu
berhubungan dengan tingkah laku manusia. Moral yang berasal dari bahasa
latin Mos yang berarti kebiasaan atau adat istiadat. Namun secara etimologi
moral berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang

4
atau kelompok yang mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu orang
dikatakan bermoral, apabila orang tersebut mengikuti normanorma atau
tingkah laku yang berlaku di masyarakatnya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua, kata moral


memiliki arti ajaran tentang yang baik dan buruk yang diterima umum
sehubungan dengan perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Menurut
Rini Darmastuti, sebagai pedoman untuk memahami apa itu moral, ada
beberapa pegangan dasar, yaitu :

a. Istilah moral digunakan untuk menentukan batasan dari suatu perbuatan


yang baik dan buruk.
b. Pemahaman tentang moral digunakan sebagai suatu istilah untuk
menyatakan bahwa yang baik itu lebih dari pada yang buruk.
c. Istilah moral sebagai nilai dasar atau adat istiadat dalam suatu masyarakat
untuk memilih nilai-nilai hidup.
d. Sebagai tataran individu, moral dipahami sebagai perlakuan yang baik atau
buruk yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diterima
oleh kelompok individu itu berada.

Sehingga pemahaman moral secara menyeluruh merupakan suatu


landasan dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang akan
mempunyai tindakan suatu kegiatan yang baik, karena memahami benar
tentang nilai-nilai kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan.

Konsep moralitas sebagai suatu sistem nilai yang mengandung nasihat,


perintah, atau aturan tentang bagaimana manusia harus hidup agar menjadi
manusia yang benar-benar baik. Hal itu biasanya diajarkan dari genarasi satu
kegenarasi lain secara turun-temurun. Moralitas sebagai sistem nilai dapat
dipergunakan sebagai landasan dalam suatu kelompok yang melakukan
kegiatan dengan menggunakan kemampuan pendidikan dan keahlian.

Dalam melakukan kegiatan yang menggunakan kemampuan


pendidikan dan keahlian sering disebut sebagai pekerjaan profesi, diperlukan

5
landasan moral sebagai perlakuan yang baik. Secara umum kebaikan adalah
sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia.
Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut
menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai, apabila kebaikan itu
bagi seseorang menjadi yang konkrit. Seluruh manusia mempunyai sifat
serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut kesempurnaan. Tujuan akhir
manusia merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu mencarinya dengan
kesungguhan atau tidak. Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti
akhlak, apabila membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan
melakukan perbuatan yang membuatnya baik sebagai manusia.

Suatu hal lain yang harus diperhatikan dalam hal moral adalah hati
nurani. Hal itu disebabkan oleh suatu kejadian, bila terjadi pelanggaran moral,
maka hukuman tidak dapat dipaksakan berdasarkan undangundang atau
hukum, tetapi berdasarkan hati nurani.

Hati nurani merupakan penghayatan sesuatu yang baik atau buruk dan
berhubungan dengan tingkah laku kita. Hati nurani inilah yang memerintah
atau melarang untuk melakukan suatu tindakan. Tidak mengikuti hati nurani
berarti menghancurkan integritas kita sebagai manusia dan mengkhianati
martabat manusia. Hati nurani bersifat personal, sehingga hati nurani selalu
berhubungan dengan pribadi yang bersangkutan. Perkembangan hati nurani
sangat dipengaruhi oleh perkembangan kepribadian yang bersangkutan. Selain
bersifat personal, hati nurani juga mempunyai aspek adipersonal, dimana pada
tataran ini, hati nurani melebihi pribadi yang bersangkutan dan seakanakan
merupakan instansi di atas kita.

2. ETIKA

Pergaulan hidup seseorang dalam berkelompok profesi, bermasyarakat,


bernegara maupun pergaulan hidup tingkat Internasional, diperlukan suatu
sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia melakukan pergaulan
ataupun kegiatan bersama. Maksud disusun pedoman pergaulan atau kegiatan

6
bersama, tidak lain untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat
agar mereka senang, tenang, tentram, terlindungi tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan
sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari timbulnya etika di
masyarakat kita. Bagi kelompok profesional, pedoman etika sangat diperlukan
dalam menjalankan profesinya.

Menurut beberapa pengertian etika yang dikemukanan oleh para ahli,


etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Istilah etika atau sering disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, adat istiadat/kebiasaan yang baik.
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Beberapa pengertian etika, dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai


berikut :

a. Martin (1993) etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as
the performance index or reference for our control system.
b. Drs. O.P. Simorangkir mengemukakan, etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
c. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat menjelaskan etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
d. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Perkembangan selanjutnya etika sangat mempengaruhi kehidupan


manusia. Etika memberi manusia pandangan tentang bagaimana ia menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Etika juga membantu

7
manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani
hidup ini.

Etika pada ujungnya akan membantu manusia untuk mengambil


keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu tidak
dilakukan. Disamping itu bahwa etika dapat diterapkan dalam segala aspek
atau sisi kehidupan manusia, dengan demikian etika ini dapat kelompokkan
menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

3. PROFESI

Seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan melakukan


pekerjaan yang mendapatkan penghasilan. Profesi yang merupakan bagian
dari suatu pekerjaan dapat juga memberikan penghasilan, namun dengan nilai
lebih. Hubungan antara pekerjaan dan profesi dapat digambarkan seperti
diagram Venn berikut pada gambar 1.

Profesi

Pekerjaan

Gambar 1. Hubungan pekerjaan dan profesi

Berdasarkan gambar 1. di atas, terlihat bahwa profesi bagian dari


suatu pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
memerlukan keahlian tertentu yang dilandasi oleh suatu teori.

Istilah profesi telah banyak kenal orang, yaitu suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian. Tetapi

8
dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum
cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksanaan, dan dalam melaksanakan pekerjaan itu ada
hubungannya antara teori dan penerapan dalam praktek.

Profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti insinyur (ahli teknik),


akuntan, kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya. Sekarang
meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis,
penyanyi, artis, dan sekretaris

A Sonny Keraf memandang profesi sebagai suatu pekerjaan yang


dapat digunakan sebagai kegiatan pokok untuk mencari nafkah hidup dengan
keahlian tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, Sonny Keraf, memberikan
batasan-batasan terhadap profesi yang merupakan bagian dari suatu pekerjaan
dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki skill atau kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk


pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
b. Memiliki kode etik sebagai standar moral perilaku yang digunakan dalam
profesi tersebut.
c. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi
d. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik dengan dedikasi yang luhur
e. organisasi profesional yang ditunjukkan dengan adanya manajemen
organisasi
f. Menjadi anggota organisasi profesi dengan menjaga eksistensi.

Menurut Rini Darmastuti, profesi dan profesional merupakan dua kata


yang sering digunakan secara bersama-sama, tetapi sering memunculkan
kerancuan arti. Profesi sudah dijelaskan pengertiannya, seperti di atas.
Sedangkan Profesional dipahami sebagai satu sifat yang dimiliki oleh
seseorang secara teknis dan operasional yang ditetapkan dalam batasbatas
etika profesi. Seseorang dapat dikatakan profesional dalam menjalankan

9
pekerjaannya apabila ia memiliki kemampuan teknis dan operasional yang
ditetapkan dalam batas-batas etika profesi, yaitu kode etik profesi.

Seorang profesional tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan


profesinya, namun selalu dibatasi oleh norma moral dan etika dalam
menjalankan profesinya. Tidak hanya itu seseorang dikatakan profesional,
tetapi juga mempunyai penguasaan ilmu dibidangnya dan mampu
menerapkannya dalam masyarakat.

Menurut E Martono, dalam buku Etika PR dan E-PR oleh Rini


Darmastuti, dijelaskan bahwa ada kualifikasi yang sering digunakan untuk
kualitas ke-profesional-an seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya,
antara lain :

a. Kemampuan seseorang untuk melihat segala sesuatu secara obyektif.


b. Pertimbangan rasional yang dimiliki seseorang dalam menghadapi suatu
permasalahan.
c. Kemampuan good moral dan good manner yang dimiliki seseorang,
sehingga dapat menciptakan kontrol sosial.
d. Kemampuan kepemimpinan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa untuk memahami tentang


profesi, ada beberapa prinsip tentang etika profesi, yaitu :

a. Tanggung jawab, merupakan tanggung jawab pelaksanaan dan tanggung


jawab dampaknya
b. Kebebasan, yaitu kebebasan untuk mengembangkan profesi tersebut
dalam batas-batas aturan yang berlaku dalam sebuah profesi.
c. Kejujuran, dalam menjalankan setiap kegiatan profesi selalu dilaksanakan
penuh kejujuran tanpa rekayasa.
d. Keadilan, artinya tidak memihak kepada siapapun dan manapun dalam
menjalankan profesi, serta berlaku adil.
e. Otonomi, artinya dalam menjalankan profesinya ada otonomi secara
pribadi untuk mengurusi kegiatannya.

10
4. Hubungan moral dengan etika profesi

Etika profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang


merupakan bagian dari etika sosial. Hal ini disebabkan dalam menjalankan
profesinya, seseorang akan berkelompok atau berorganisasi dan selalu
berhubungan dengan masyarakat.

Suatu kelompok komunitas profesi sebagai suatu sistem yang ada


dalam masyarakat, berusaha untuk mereka tetap survive dan eksistenasinya
diakui serta terintegrasi dalam mencapai tujuan kelompok mereka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, komunitas profesi memiliki aturan-aturan yang
mengikat semua anggota kelompok tersebut. Aturan-aturan itu, mengikat
semua anggota kelompok, artinya semua anggota kelompok harus memahami,
mematuhi, menjalankan, dan mengamalkannya.

Aturan-aturan itu merupakan suatu norma yang dilandasi oleh moral


yang baik dan menjunjung tinggi keluhuran budi dalam rangka menjalankan
profesinya. Aturanaturan itu diwujudkan dalam bentuk kode etik.

Kode etik profesi adalah nilai-nilai ideal yang diharapkan dalam suatu
profesi dan berbentuk tertulis untuk mengarahkan para anggotanya melakukan
perbuatan yang benar. Melalui kode etik ini, setiap anggota dapat mengetahui
apa yang benar dan yang salah serta mengerti perbuatan yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan. (Rini Darmastuti, 2007)

Moral merupakan landasan seseorang dalam menjalankan profesinya


dengan berpedoman kode etik profesi. Hal itu dapat dilihat dari hubungan
antara moral dengan etika profesi, seperti gambar 2.di bawah ini.

11
Moral Etika
Profesi

Gambar 2. Hubungan moral dan etika profesi

Dari gambar 2. di atas jelas bahwa moral sangat berhubungan dengan


etika profesi. Moral memberikan tuntunan tentang bagaimana seseorang harus
bertindak, sedangkan etika profesi memberikan pertanyaan, mengapa
seseorang harus bertindak seperti itu. Oleh sebab itu seorang profesional
harus mempunyai moral yang baik dalam menjalankan profesinya.

B. PENTINGNYA ETIK DAN MORAL SEBAGAI LANDASAN


DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PEMBERIAN
ASUHAN/PELAYANAN

Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan


yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek
asuhan profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari
pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal
dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila
perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis
untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan
prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.

12
Pendekatan Berdasarkan Prinsip

Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika


untuk menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress
(1994) menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara
lain; (1) Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan
terhadap kapasitas otonomi setiap orang: (2) Menghindarkan berbuat suatu
kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang
bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang
manfaat dan resiko yang dihadapi.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan


penyebab konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan
biaya untuk pengobatan progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan
secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati kehidupan bahagia
yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi
dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup
yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda
pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang
lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan.
Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang
lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap
sesuatu yang penting dalam etika

Pendekatan Berdasarkan Asuhan

Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip


dalam bioetik mengarahkan banyak perawat untuk memandang “care” atau
asuhan sebagai fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat dengan
pasen merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan, dimana
memberikan langsung perhatian khusus kepada pasen, sebagaimana

13
dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan
memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi waktu
untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu
kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan
interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan penghormatan dan
penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai manusia; (3) Mau
mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali arti
tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan,
kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.
(Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya
terhadap pasen dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap
pasen merupakan salah satu peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran
dalam memberikan asuhan keperawatan. Advokasi adalah memberikan saran
dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut
merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan kepastian
tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan
berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang memiliki komitmen tinggi
dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu
mengingat hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar
tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan
prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; (3)
Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi
dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat harus
memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak
pasien dalam mengambil keputusan.

14
C. Nilai-Nilai Dasar Dan Moral Dalam Praktek Klinis Keperawatan

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang


penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada
sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang
nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.

1. PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-


nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan
keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar
dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan
mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan
berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:

a. Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang


baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman
sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul;
b. Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi
tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan
kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda;
c. Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang
terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri
seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai
tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering
disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut;
d. Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti:
mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan

15
sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan
perilaku yang tidak baik;
e. Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk
menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya
untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari
seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai
dirinya sendiri.

2. KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang


dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal
ini merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan sistem
perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya dan
muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah
dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
sebelumnya (Steele&Harmon, 1983).

Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar


didalam aplikasi keperawatan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
individu yang perlu dipahami oleh perawat.

Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai


keunikan bagi setiap individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu
ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang diberikan bukan hanya karena
martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan
bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.

Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya


sendiri (anda akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang
anda berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor

16
memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang
dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada
seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia
sebagaimana mestinya.

Tindakan (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan


atau pekerjaan sehari-hari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk
menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional,
sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.

Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul


nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk
mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan
ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan
terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin
kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai
merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten
bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk
menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang
sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas

D. NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”


melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,


seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

17
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan, komitmen, arahan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan
penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemahaman moral secara menyeluruh merupakan suatu landasan
dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang akan mempunyai
tindakan suatu kegiatan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-nilai
kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan. Etika sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia pandangan
tentang bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-
hari. Etika juga membantu manusia untuk mengambil sikap dan tindakan
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika profesi merupakan bidang etika
khusus atau terapan yang merupakan bagian dari etika sosial. Etika profesi
secara tertulis diwujudkan dalam bentuk kode etik profesi yang semua
anggota kelompok harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan
mengamalkannya. Moral akan memberikan landasan seseorang dalam
menjalakan profesinya melalui kode etik profesi, sehingga semua anggota
kelompok profesi akan bertindak berdasarkan kode etik yang telah disepakati
bersama. Akhirnya eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh
anggota masyarakat.

B. Saran
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, dan diharapkan
kritik dan saran yang membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees, 2002, Etika, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Martono, E. 1986. Etika komunikasikantor. Jakarta: Karya Utama

Keraf, Sony, 1991, Etika Bisnis, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Rini Darmastuti. 2007. Etika PR dan EPR. Yogyakarta: Gava Media

Velazquez, Manuel G, 2005, Etika Bisnis, Konsep, dan Kasus – Edisi 5.


Diterjemahkan dari judul asli Business Ethics, Concepts and Cases (2002)
oleh Ana Purwaningsih, dkk, Yogyakarta : Penerbit Andi

http://www.polines.ac.id/orbith/files/Orbith_8-3-2012_Hal_159-164.pdf di akses
pada tanggal 12 Maret 2016 pkl. 22.15

20

Anda mungkin juga menyukai