Askep Tbc2 Har
Askep Tbc2 Har
Beranda
Blog Archive
▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
Home care perawatan luka
Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
Jadwal Puasa Ramadhan 2016
Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)
My Blog List
Arsip Blog
▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
Home care perawatan luka
Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
Jadwal Puasa Ramadhan 2016
Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Lilis Suryani
Lihat profil lengkapku
Langganan
Postingan
Komentar
Google+ Followers
DI SUSUN OLEH :
LILIS SURYANI NIM : 2720070027
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu
tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif
secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan
sel-sel fagosit besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai
mekanisme pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).
D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi
melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel
yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan
melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu
sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear
tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme
tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel
epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih
fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakankompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan
menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk
kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di
paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer
menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama
batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan
tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan
dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas
penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas.
Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan
dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang
kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier.
Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat
timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada
sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural, dan gagal nafas,
sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan
tuberkulosis milier.
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas.
Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1) Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
keringat di waktu di malam hari
G. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan
paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan
dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a) Tuberkulosis Paru BTA (+)
· Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
· 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran
tuberculosis aktif.
b) Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila gambaran foto
rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
K. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan
juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2
RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB Ekstra
Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen
Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan
1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka
panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
Prioritas Keperawatan
1) Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2) Mencegah penyebaran infeksi.
3) Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4) Meningkatkan strategi koping efektif.
5) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Tujuan Pemulangan
1) Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2) Komplikasi dicegah
3) Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
§ Mempertahankan jalan nafas pasien
§ Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
a. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah
sputum, adanya emoptisis
c. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas
dalam
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a. Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah
diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
d. Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum
meningkat.
Kriteria hasil :
§ BB meningkat
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien
b. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien
kecuali kontra indikasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b. Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d. Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan
dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
§ Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c. Berikan instruksi dan informasi tertulis
d. Anjurkan klien untuk tidak merokok
e. Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
b. Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang
memerlukan evaluasi lanjut
c. Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
d. Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi
pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
§ Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
b. Identifikasi orang lain yang berisiko
c. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari
meludah
d. Kaji tindakan kontrol infeksi
e. Awasi suhu sesuai indikasi
f. Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
b. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran /
terjadinya infeksi
c. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran
infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : TN. Zaini
2) Alamat & Telepon : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Penjaga masjid
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5) Komposisi Keluarga
Genogram
Genogram :
6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7) Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah bahasa
INDONESIA.
8) Agama
Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai dengan
agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan pengajian yang di
adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang tetap.
Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang membutuhkan
tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Tn.Z hidup terpisah
dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-anaknya tinggal di Tegal sementara
Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki usaha
sebuah warung di rumahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak
mampu untuk menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10) Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi. Penggunaan waktu
senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan beribadah.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11) Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a. Menentukan pasangan hidup
b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau istri)
c. Membentuk keluarga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di anutnya.
12) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial
dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13) Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di daerah
cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-pindah dan
tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di masjid AR-
ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z sedang
mengkonsumsi obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang selalu di
minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin memeriksakan
kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z adalah 110/70
mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini dalam keadaan sehat
di kampung halamanya.
14) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III. Lingkungan
15) Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³,
ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada dapur
dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta kebersihan
masjid dan kamar baik.
Denah rumah:
Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid
Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon
2 Leher :
§ Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
§ Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran
3 Thorax :
§ Jantung Gallop (-), mur2 (-)
§ Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk
(-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24
x/mnt
4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar
5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)
6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
55
5 5
2 DS :
- Tn.Z selalu bertanya Kurang Kurang informasi dan
tentang pengertian, tanda pengetahuan keterbatasankemampuankeluarga
dan gejala yang tentang pengertian Tn.Z khususnya Tn.Z
ditimbulkan, cara TB Paru, tanda dan dalam menerimainformasi
penularan dan pencegahan, gejala yang
komplikasi dan ditimbulkan, cara
pengobatan dari penyakit penularan dan
TB paru. pencegahan,
- Menurut klien sudah komplikasi dan
menderita TB sejak 2 bln pengobatan dari
yang lalu dan sedang penyakit TB paru.
menjalani pengobatan.
- Tn.Z mengatakan tidak
tahu akibat yang
ditimbulkan oleh penyakit
TB Paru bila tidak diobati
secara teratur.
DO :
- Klien tampak selalu
bertanya tentang
penyakitnya
- Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas
dan mengkonsumsi obat
RHZE
- Klien bertanya tentang
akibat dari pengobatan
yang tidak rutin dan tuntas
- Klien tidak dapat
menjawab ketika ditanya
oleh perawat tentang
penyakit TB paru yang
dideritanya
PRIORITAS MASALAH
Masalah : Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
Masalah : Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi
1) Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2) Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
e. Berikan pujian
atas usaha keluarga
khususnya Tn.Z
2 Kurang pengetahuan tentang Setelah Setelah Verbal 1.1Keluarga terutama Tn.Z a. Diskusikan
pengertian TB Paru, tanda dan dilakukan dilakukan mampu menjelaskan bersama keluarga
gejala yang ditimbulkan, cara kunjungan kunjungan pengertian TB khususnya Tn.Z
penularan dan pencegahan, keluarga keluarga selama 1 Paru,Tuberkulosis paru tentang pengertian,
komplikasi dan pengobatan dari selama 3 x x 30 menit adalah penyakit infeksi tanda dan gejala,
penyakit TB paru b/d kurang 30 menit, diharapkan menahun menular yang penyebab,
informasi dan diharapkan keluarga terutama disebabkan oleh kuman komplikasi serta
keterbatasankemampuan keluarga keluarga Tn.Z mampu: TB (Mycobacterium pencegahan dan
Tn.Z khususnya Tn.Z khususnya 1. Mengenal Tuberculosis). perawatan TB Paru
dalam menerimainformasi Tn.Z dapat masalah dengan
mengerti kesehatan 1.2 Keluarga terutama Tn.Z menggunakan
dan keluarga dengan mampu menyebutkan power point dan
memahami TB Paru tanda dan gejala TB Paru, leaflet tentang TB
atas 1.1 Menyebutkan yaitu : demam, batuk Paru
informasi pengertian TB disertai dahak selama
yang sudah Paru 2minggu / lebih, dahakb. Berikan
diberikan 1.2 Menyebutkan kadang disertai darah, kesempatan
tentang tanda dan gejala sesak nafas dengan rasa bertanya kepada
penyakit TB Paru nyeri dada,nafsu makan keluarga khususnya
TB Paru 1.3 Menyebutkan kurang, BB turundan Tn.Z
penyebab TB berkeringat waktu malam
paru hari c. Motivasi
keluarga khususnya
1.3 Keluarga terutama Tn.Z Tn.Z untuk
mampu menyebutkan mengulang kembali
penyebab TB Paru, yaitu : apa yang telah
kuman Mycobacterium Dijelaskan
Tuberkulosis
d. Motivasi
keluarga khususnya
Tn.Z
untuk
mengidentifikasi
penyebab dan tanda
gejala TB Paru
yang dialami Tn.Z
e. Berikan pujian
atas usaha keluarga
khususnya Tn.Z
1. Awasi penderita
minum obat
2. Mengetahui
adanya gejala efek
samping obat
3. Mencukupi
kebutuhan gizi
seimbang penderita
4. Istirahat teratur
minimal 8 jam / hr
5. Mengingatkan
penderita untuk
periksa ulang
dahak pada bulan
ke 2, ke 5 dan 6
6. Menciptakan
lingkungan rumah
dengan ventilasi
dan pencahayaan
yang baik
P: Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK 3
P : Pertahankan kemampuan
keluarga untuk merawat
kesehatan anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan 16/04/11 a. Diskusikan bersamaS : Tn.Z mengatakan pengertian
pengertian TB Paru, tanda dan kunjungan keluarga keluarga khususnya Tn.Z TB Paru adalah penyakit
gejala yang ditimbulkan, cara selama 1 x 30 menit tentang pengertian, tanda infeksi menahun menular yang
penularan dan pencegahan, diharapkan keluarga dan gejala, penyebab, disebabkan oleh kuman TB
komplikasi dan pengobatan dari terutama Tn.Z komplikasi serta pencegahan (Mycobacterium
penyakit TB paru b/d kurang mampu: dan perawatan TB Paru Tuberculosis),yang tanda dan
informasi dan
1. Mengenal masalah dengan menggunakan power gejalanya adalah demam,
keterbatasankemampuan keluarga kesehatan keluarga point dan leaflet tentang TB batuk disertai dahak selama 2
Tn.Z khususnya Tn.Z dengan TB Paru Paru minggu / lebih, dahak kadang
dalammenerimainformasi 1.1 Menyebutkan b. Berikan kesempatan disertai darah, sesak nafas
pengertian TB Paru bertanya kepada keluarga dengan rasa nyeri dada,nafsu
1.2 Menyebutkan tanda khususnya Tn.Z makan kurang, BB turundan
dan gejala TB Paru c. Motivasi keluarga berkeringat waktu malam hari,
1.3 Menyebutkan khususnya Tn.Z untuk sedangkan penyebabnya
penyebab TB paru mengulang kembali apa yang adalah kumanMycobacterium
telah dijelaskan Tuberkulosis
d. Motivasi keluarga
O : Tn.Z dapat
khususnya Tn.Z untuk menyebutkanpengertian TB
mengidentifikasi penyebab Paru adalah penyakit infeksi
dan tanda gejala TB Paru menahun menular yang
yang dialami Tn.Z disebabkan oleh kuman TB
e. Berikan pujian atas usaha (Mycobacterium
keluarga khususnya Tn.Z Tuberculosis),yang tanda dan
gejalanya adalah demam,
batuk disertai dahak selama
2minggu / lebih, dahak kadang
disertai darah, sesak nafas
dengan rasa nyeri dada,nafsu
makan kurang, BB turundan
berkeringat waktu malam hari,
sedangka penyebabnya adalah
kumanMycobacterium
Tuberkulosis
A : TUK 1 tercapai
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK 2
2 Mengambil 16/04/11 a. Diskusikan bersamaS : Tn .Z mengatakan 3 dari 5
keputusan untuk keluarga khususnya Tn.Z akibat lanjut dari TB Paru
mengatasi kelanjutan tentang akibat lanjut dari TB yaitu:pembesaran kelenjar
dari TB paru dengan Paru sevikalis yg
cara menjelaskan b. Motivasi keluarga untuk superfisial,Pleuritis
2.2 Akibat dari TB paru mengulang kembali apa yang tuberkulosa,Efusi
telah dijelaskan. pleura(cairan yang keluar ke
c. Berikan pujian atas usaha dalam rongga pleura)
keluarga khususnya Tn.Z O : Tn.Z hanya dapat
menyebutkan 3 dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesaran kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleuritis
tuberkulosa,Efusi
pleura(cairan yang keluar ke
dalam rongga pleura)
A : TUK 2 tercapai.
P: Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK 3
Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)
Judul Penyuluhan
TB PARU
Waktu
30 menit
Tempat
Masjid Ar-Royan
TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di keluarganya
TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a. Pengetian TB Paru
b. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c. Penularan TB Paru
d. Pencegahan TB Paru
e. Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru
Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru
Deskripsi Singkat
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis ,penularan tuberculosis paling banyak melalui
udara (airborne desease ) sifat dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup dalam udara bebas tanpa sinar matahari
dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar matahari .
Pokok Bahasan
Ø Pengetian TB Paru
Ø Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Ø Penularan TB Paru
Ø Komplikasi
Ø Pencegahan dan pengobatan TB Paru
Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Media
Laptop, power point dan leaflet
Kegiatan
Evaluasi
Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a) Pengetian TB Paru
b) Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c) Cara Penularan TB Paru
d) Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e) Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru
TB PARU
1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.