Anda di halaman 1dari 15
[GUBERNUR/ WALIKOTA/ BUPAT] |[PROVINSY/KOTA/KABUPATEN] PERATURAN (GUBERNUR/ WALIKOTA/ BUPATY. NOMOR... TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH Menimbang Mengingat [PROVINS/ KOTA/ KABUPATEN] DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA’ 1 IGUBERNUR/ WALIKOTA/BUPAT] ..., ‘bahwa dalam rangka penyelenggaraan kesemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme — di_——-Lingkungan—_-Pemerintah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ....,Pejabat/Pegawai Pemerintah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] —dilarang menerima hadiah atau suatu pemberian dari siapapun Juga yang berhubungan dengan jabatan dan atau pekerjeannya; bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan IGUBERNUR/WALIKOTA/BUPAT) .... tentang Pedoman Pengendalian Gratifkasi dilinglangan Pemerintah |PROVINSY/ KOTA/ KABUPATEN] [UNDANG-UNDANG NOMOR ..., TAHUN .... TENTANG PEMBENTUKAN PROVINS!/KOTA/KABUPATEN (LEMBARAN_NEGARA_REPUBLIK_INDONESIA_TAHUN. NOMOR TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1909 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemtaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 3851); 3. Undang-Undang Nomor 91 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korups (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo: 4150); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komi Pemberantasan Tindak Pidana Korups. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250) scbagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tabun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 ‘Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindal Pidana Korupsi Menjadi Undang-Undanz (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 107, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698) ; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambaban Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor 5597) sebagaimana telah diubah beberapa Kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua ‘Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang, Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran [Negara Republik Indonesia Nomor 5679}; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur ‘Sipil Negara (Lembaran Negara Republk Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 17. PeraturanPemerintah-Nomor-79-‘Tshun-2005-tentang. Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan 2emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593}; 8, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, ‘Menetapkan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 9, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 5153); 10. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka ‘Menengah Tahun 2012-2014; 11, Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menvju Wilaya Bersih Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah; 12, Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi, Nomor 02 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetepan Status Gratifikasi (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 2101) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupst Nomor: 06 Tahun “2015 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 02 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetepan Status Gratifikasi (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 1863) 13. Surat Bdatan Menteri Dalam Negeri No, 061/7737/S3 tanggal 30 Desember 2014 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di lingleungan Pemerintah Daerah MEMUTUSKAN; PERATURAN WALIKOTA/BUPATI.... TENTANS PEDOMAN PENGENDALIAN __GRATIFIKAS!__DILINGKUNGAN. PEMERINTAH PROVINSI/KOTA /KABUPATEN BAB ‘KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan |GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI.... ini yang dimakstd dengan: 1, Daerah adalah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] 2. Pemerintah Daerah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] adalah [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI] dan Peranglat Daerah sebagai unsur __penyelenggara_Pemerintahar’ Daerah Provinsi/Kola/Kabupaten 3. [GUBERNUR/ WALIKOTA/BUPATI] c adalah, [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI] 4. Sckretaris Daerah adalah Selaetaris. © Daerah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] 5, Pejabat/Pegawai [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] yang selanjutnya disebut Pejabat/ Pegawai ‘adalah [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI] ; [wax GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI] ..., Aparatur Sipil Negara, Calon [Aparatur Sipil Negara, Dewan Pengawas BUMD, Direksi BUMD, Pegawai BUMD, Pegawai yang bekerja untuk dan atas name Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten, 6. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disingkat KPK adalah lembaga negara yang independen dengan tugas dan wewenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, yang dibentuke berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang sclanjutnya disingkat SKPD ‘adalah sekretariat, inspektorat, badan, dinas, biro dan Kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten. 8 Badan Usaha Mille Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD ‘adalah Badan Usaha. Milik Daerah yang didirikan oleh Pemerintah Daerah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ..... , dapat. berbentule Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas. 9. Inspeltorat adalah SKPD [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] .... yang ‘merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahen daerab, 10, Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan 11. Gratifiasi adalah pemberian dalam arti luas, yakeni uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas enginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas Jainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang, dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa serana clektronik 12, Pengendalian Gratifkasi adalah suatu sistem yang berujuan untuk ‘mengendalikan penerimaan gratifikasi secara tranaparan dan alcuntabel, ‘melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan partisipas! aktif badan pemerintahan, dunia usaba dan masyarakat untuk membentuk lingkungan pengendalian gratia. 13, Unit Pengendalian Gratiikasi [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] yang selanjutnya disingkat UPG [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ‘adalah unit kerja yang bertanggungjawab untuk menjalankan fungsi pengendalian sratifica dlilingkungan Pemerintah, [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN) 14, Pemberi adalah para pihak bail perseorangan,sekelompok orang, badan, Jhukum atau lembaga yang memberikan gratifikasi Ieepada penerima ratifkasi 15. Formulir Pelaporan Gratifikasi adalah lembar isian yang ditetaplan oleh KPK dalam bentuk elektronik atau non elektronile untuc melaporkan Penerimaan Gratificasi, 16. Pelapor Gratiikasi yang selanjutnya disebut Pelapor adalah Pejabat/pegawai yang menerima gratifikasi dan mengisi formulir sratifkasi sesuai prosedur dan kemudian melaporkan kepada KPK atatt ‘melalui UPC 17. Laporan Gratifkasi adalah dokumen yang berisi informasi lengkap penerimsan Gratifikasi yang dituangkan dalam Formulir Pelaporan Gratifikasi oleh Pelapor. 18, Koni kepentingan adalah kondisi dari Pejabat/Pegawai yang patut diduga memiliki kepentingan pribadi dan dapat_mempengaruhi pelaksanaan tugas atau kewenangannya secara tidal pats. 19, Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Pejabat/Pepawai dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan jabatannya, 20. Berlaki umum adalah suatu Kondisi bentuk pemberian yang Giberlaleukan sama dalam hal jenis, bentuk, persyaratan atau nilai untuk semua peserta dan memenuhi prinsip kewajaran, 21. Kurs Tengah Bank Indonesia adalah nilai tukar valuta asing dengan ‘mata uang Rupiah yang didapatkan dari rata-rata curs jal dan kxtrs bei (ters Tenge = MISES od har tertent BABII MAKSUD,TUJUAN, DAN PRINSIP Bagian Kesatu Maksud Dan Tujuan Pasal 2 (2) Peraturan [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada Pejabat/Pegawai dalam memahami, ‘mengendalikan dan mengelola Gratifikasi di lingkungen Pemerintah Daerah. (2) Peraturan [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ini bertujuan: 1a. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Pejabat/Pegawai tentang gratifikasi; D, meningkatkan kepatuhan Pejabat/Pegawai terhadap Ketentuan ratifikasi, . menciptakan lingkungan kerja dan budaya kerja yang transparan dan akuntabe! di lingkungan Pemerintah Daerah; 4. membangun integritas Pejabat/Pegawai yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; dan fe. meningkatkan kredibiltas dan kepercayaan publik atas penyelenggaraan layanan di Pemerintah Daerah. Bagian Kedua Prinsip Dasar Pasal (1) Setiap Pejabat/Pegawai wajib menolak gratifkasi yang diketahui sejake fawal bethubungan dengan jabatannya dan berlawenan dengan ewajiban atau tugasnya, melipati Gratifikasi yang diterima: 4, terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat diliar penerimaan yang sah; D. terkait dengan tugas dala proses penyusunan anggaran diluar ppenerimaan yang sah; . terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit, monitoring ddan evaluasi diluar penerimaan yang sai 4. terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar penerimaan yang sah/resmi dari Pemerintah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN}; . dalam proses penerimaai/promosi/mutasi pegawal; £. dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan kegiatan ‘dengan pihak lain torkait dengan pelaksanaan tugas dan ‘kewenangannya; 4 sebagai akibat dari perjanjian kerjasama/kontrak/kesepakatan ‘dengan pihak lain; 1h. sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses pengadaan barang dan jasa; i, merupakan hadiah atau souvenir bagi pegawai/pengawas/tamu selama kunjungan dinas; J. merupakan fasiitas entertainment, fasiitas wisata, voucher oleh Pejabat/Pegawai dalam kegiatan.yang terkait dengan pelaksanaan ‘ugas dan kewajibannya dengan pemberi gratfikasi yang tidak relevan dengan penugasan yang diterima; ‘k. dalam ranglea mempengaruhi kebijakan/keputusan /perlakuan pemangku kewenangan |. dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jabatan dan Dertentangan dengan kewajiban /tugas Pejabat/ Pegawai (2) Setiap Pejabat,Pegawai dilarang memberikan gratifikasi kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara lainnya yang berhubungan dengan Jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. (9)Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara melaporisin penolakan gratifkasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada UPG di instansi tera, (4)Daiam hal UPG di instansi Pelapor belum terbentuk, pelaporan disampaiken kepada bagian’ yang. menjalankanfungsi engewasan /kepatuhan atau kepada atasan langstng, Pasal 4 (1) Kewajiban penolakan gratifikasi sebagaimana dimaleud dalam Pasal 3 (1) dikecualikan dalam hal a. gratiikasi tidak diterima secara langsung; . pemberi gratifikas’ tidal dicetalnl; ©. penerima ragu dengan kualifkasi gratikasi yang diterima; 4. gratifkasi diberikan dalam rangka Kegiatan ac upacara keagamaan; dan/atau, fe. adanya kondisi tertentu yang tidak mungkin aitolak yaitu: penolakan yang dapat mengakibatkan. rusalenya bubungan "balk institusi, 'membahayakan penerima dan/atau mengancam Jiwa/harta atau pekerjaan Pejabat/Pegawai 3 istiadat atau (2) Pejabat/Pegawai yang tidak dapat menolak Karena memenuhi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporlan gratiikasi tersebut kepada KPK atau kepada KPK melalui UPG. (9) Dalam hal Pejabat/Pegawai menerima gratifkasi yang tidak dapat ditolale sebagsimana dimaksud dalam ayat (1) berupa makanan yang mudah busuk atau rusak, penerima gratifikas! wajib menyampailannya kepada upc. (4) Dalam rangka memenuhi prinsip Kemanfaatan, UPG menyalurkan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ke ‘panti asuhan, panti jompo, atau tempat penyaluran bantuan sosial lainnya, (5) Penyaluran gratifikasi oleh UPG sebagaimana dimaksud pada ayat (4) cliberitahukar kepada KPK. Bap mt PELAPORAN DAN PENETAPAN STATUS GRATIFIKASI Pasal S Pejabat/Pegawai wafib melaporkan setiap gratifkasi yang diterimanya ‘kepada KPK atau melalui UPG, kecuali dalam hal: pemberian dalam Keluarga yaitu. kakek/nenele, bapak/ibu/mertua, ‘suamifistri, anak/menanty, anak angkat/wali yang sah, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupa dan keponakan, ‘sepanjang tidak terdapat konflik kepentingan; pemberian dalam bentuk hidangan atau sajian yang Beslakea Umum; pemberian berupa keuntungan tai bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang Berlale ‘Umum; manfaat dari koperasi, organisasi kepegawaian atau organisasi yang sejenis berdasarkan keanggotaan yang Berlakea Umum; ‘seminar kit yang berbentule seperangkat modul, alat tulis, plakat, sertifikat, tas dan pakaian dengan logo atai informasi terkai instanst yang’ berlakuumum, yang diterima— dalam ‘Seminar/ pelatihan/workshop Konferensi atau kegiatan sejeni hadiah, apresiasi atau penghargaan dari kejuaraan, petlombaan atau. kompetisi yang dilleti dengan biaya sendiri dan tidal terkait dengan Kedinasan; penghargaan. baik berupa uang atau barang yang eda kaitannya dengan peningkatan.prestasi kerja yang diberikan oleh ppemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang, berlakc; hhadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards, atau suvenir yang berlaku secara umum dan tidal terkait kedinasan; kompensasi_ atau honor atas profesi diluer kegiatan edinasan yang, tidak terkait’ dengan tugas dan kewajiban, sepanjang tidak terdapat Kkonflik kepentingan dan tidak melanggar peraturan/kode etik Pejabat/Pegawal yang bersanglcutan; Kompensasi yang diterima terkait Kegiatan Kedinasan seperti honorarium, transportasi, akomodasi dan pembiayasn yang telah ditetapkan dalam standar biaya yang beriaku di instansi penerima Gratifkasi sepanjang tidak terdapat’ pembiayaan ganda, tidak terdapat benturan kepentingan, dan tidak melangzar ketentuan yang berlaku di instansi penerima; ‘arangan bunga dengan nilai yang wajar; 1. pemberian terkait dengan penyelenggaraan pesta pertunangan, pernikahan, Kelahiran, agiqah, baptis, khitanan, poteng gigi, atau Uupacara adat/agama lainnya paling banyak Rp1.000.000,00 (satu Juta rupiah) per pemberian per orang dalam setiap Kegiatan; sm. bingkisan/cinderamata/suvenir atau benda sejenis yang diterima tamu/undangan dalam —penyelenggaraan esta sebagaimana ‘dimaksud pada huruf 1 paling banyak Rp1.000.000,00 {satu juta rupiah) per pemberian dalam setiap kegiatan; nn, pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang dialami leh diri Penerima Gratifikasi, suami,istri, anak, bapak, ibu, mertua, @an/atau menantu—penerima ' gratifikas’ palng "banyak p1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per ofang dalam setiap peristiwa; 6. pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk wang ‘tau alat tukar lainnya paling banyak Rp300.000,00 (tiga ratus ribu) pper pemberian per orang dengan total pemberian’ Rp!.000.000,00 (Sat juts ropiah) dali waktt 1 (stu) tahun dari pembest yang P. pemberian sesama rekan kerja, tidak dari bawahan ke atasan dan tidak dalam bentuk uang atau alat tukar lainnya palirg banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian paling banyak Rp1.000,000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama, sepanjang tidal diberikan oleh bawahan ke atasain. Pasal 6 (0) Dalam hal penctimaan gratifikast sebagaimana dimalcsud dalam pasal 5, bukan dalam bentule uang, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan sharga pasar pada saat pemberian (@)Dalam hal penerimaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, dalam bentuk valuta asing, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan Kurs ‘Tengah Valuta Bank indonesia pada tangeal penerimaan. Pasal 7 (1) Laporan gratifkast sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) disampaikan secara tertulis menggunakan sarana elektronik atau_non- ‘lektonile dengan mengisi formulir pelaporan gratifikasi (2) Laporan Gratifikasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dianggap lengkap apabila sekurang-kurangnya memuat: ‘2. nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi Gratifikasi; >, jabatan Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara; ‘e. tempat dan waktu penerimaan Gratifikasi; 4. uraian jenis Gratifikasi yang diterima; e. nilai Gratiikasi yang diterima, (9) Pelaporan Gratiikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaleukan dengan cara . disampaikan kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak Gratiikasi diterima; atau . disampaikan kepada KPK melalui UPG dalam jangka waktu paling Jama 7 (tujuh) hari kerja sejak Gratifikasi diterinia, (4) UPO sebagaimana dimakesud pada ayat (3) Huruf b meneruskan laporan ‘yang diterimanya kepada KPK dalam janga walt 14 (empat belas) hari Sejak laporan Gratifikasi dterima. (5) KPK menetapkan status kepemilikan GratiSkasi dalam jargka walt 30 {tiga pul) hari kerja sejak laporan Gratiikasiditerima secara lenekap. BAB IV UNFT PENGENDALIAN GRATIFIKAST Bagian Kesatu ‘Susunan Organisasi Pasal 8 (1) Dalam rangka melaksanakan program pengendalian gratiflkasi dibentuk ueG (2) Susuinan keanggotaan UPG sebagaimana dimaksud pada ayat (I), terdisi dari ‘a. Pembina [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPAT) bi Pengarah _: Sekretaris Daerah ©. Ketuia Inspektur [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] 4d. Sekretaris : (selon il) pada _[PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] fe, Anggota inspektur Pembantu Wilayah, Auditor, Pejabat Pengawasan Urusan Pemerintah di Daeraf (P2UPD) pada Inspektorat [PROVINSI/ KOTA/KABUPATEN] wy Pejabat Eselonl/IV di setiap SKPD/Bagian/UPT (9}.Untuk_membantu_pelaksanaan_tugas.UPG_dibentuk Sekretariat UP ‘yang dipimpin oleh sekretaris UPG (4) Susunan Kanggotaan UPG dan Sekretariat UPG sebagaimana dimaksud pada ayat’ (2) dan ayat (3) ditetaplan dengan [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] Pasal 9 (1) Untuk menjalankan fangsi koordinasi pelaporan gratifkesi Ketua UPG atas nama [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI .... meminia satu orang pegawai pada’ SKPD_—di_—Linglaingan—Pemerintah [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] .... yang akan bertugas melaleukan Sosialisasi gratifkasi dan/atau melaporkan Kegiatan dan yang berindileasigratiiasi di SKPD masing-masing. (2) Penetapan dan rincian tugas pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan ‘dengan keputusan (GUBERNUR/WALIKOTA/BUPAT] Bagian Kedua Wewenang dan Kewajiban UPG Pasal 10 UPC mempunyai tugas berupa: ‘4, mempersiapkan perangkat aturan, petunjuk teknis dan kebutuhan lain ‘yang sejenis untuk mendulcung penerapan pengendalian gratifikasi >, menerima, menganalisa dan mengadministrasikan Iaporan penerimaan dan penolakan Gratifikasi dari Pegawai Negeri/Penyelenggera Negara; ‘meneruskan laporan penerimaan gratifikasi kepada KPK; 4, melaporkan rekapitulasi laporan gratifikasi secara periodik kepada KPK: ‘¢, menyampaikan hasil_pengelolaan’Japoran Gratifkasi dan usulan keebijakan pengendalian gratifikasi kepada pimpinan instansi; {. melakukan ‘Sosialisasi aturan gratifikasi kepada pihak internal dan eksternal instansi; {® melalgukan pengelolaan barang gratifikasi yang menjadi kewenangan, instansi, 2, melalsukan pemetaan titi rawan penerimaan dan pemberian gratifikasi; dan 4, melakukan monitoring dan evaluasi penerapan pengendalian gratifikasi Dersama KPK. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugasnya, UPG berkewajiban: fa. Melalcukan pemilahan dan menyampaikan laporan hasil pemilahan atas Japoran penerimaan dan penolalean gratiikasi kepada KPK RI setiap hari ‘kerja pertama di tiap minggunya; b. Menyampaikan Iaporan rekapitulasi penanganan dan tindale lanjut laporan penerimaan gratifkasi yang dikelola UPG kepada KPK Rl; ©. Menyampaikan laporan rekapitulasi penanganan dan tindale lanjut Japoranpenerimaan dan pemberiangratifikasi kepada [GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI] melalui Inepektorat secara periodile 4. Merahasiakan identitas Pelapor Gratifi @. Melakukan Koordinasi dan konsultasi kepada KPK RI dalam pelaksanaan pengendalian Gratificasi; , Melakukan pemantauan tindak lanjut atas pemanfaatan penerimaan gratifkasi terhadap gratiikasi yang dikelola oleh Pemerintah Daerah; & Melakukan pengkajian titik rawan potensi terjadinya gratifl lingkungan Pemerintah Daerah; dan bb, Melakukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diseminasi program pengendalian gratifcasi ai Pasal 12 (1) Techadap gratifikasi yang ditetapkan KPK dikelola oleh Pemerintah Daerah, UPG dapat menentulan pemanfaatannya yaitu: «8, Dimanfaatkan oleh Pemerintal Daerah untuk keperiuar ppenyelenggaraan Pemerintah Daerah; dan/atat. >, Disumbangkan kepada yayasan sosial atau lembaga sosiallainnya cc. Dikembalikan kepada pemberi graifikasi; 4. Dikembalikan kepada penerima gratifikasi; atau ce. Dimusnahkeen, (2) Tindak lanjut penanganan pelaporan gratifikasi menggunakan formmulir yang tereantim pada lampiran yang merupakan bagian tidale terpisabkan dari Peraturan Bupat ini Pasal 13 Ketenmuan lebih Janjut mengenai Tata cara pelaksanaan wewenang dan Kewajiban UPG. ditetapkan dalam petunjuk teknis Inspektur [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ... gelakea ketua UPG. BABY PENGAWASAN Pasal 14 (1) Pejabat/pegawai atau pihak keliga yang mengetahui_adanya pelanggaran terhadap Peraturan ini, agar segera melaporkan kepada UPG secara langeung atau melalui pos/e-mail Sekretariat UPG. (2) Pejabat/pegawai atau pihak ketiga yang melapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijamin kerahasiaannya. Pasal 15 (1) Kepata~SKPD—bertanggungjawaly—atas~pelaksanaan—pengendaiar agratifkasi di SKPD/UPT. (2 Inspektur [PROVINSI/KOTA/KABUPATEN] ..... bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan | pengendalian gratifkasi

Anda mungkin juga menyukai