TINJAUAN PUSTAKA
bergerak pada bidang minyak dan gas. Contoh jenis baja API ini yaitu pipa baja API
5L – X52. Pipa baja jenis ini termasuk HSLA (High Strength Low Alloy Steel), yaitu
kelompok baja karbon rendah yang mengandung sedikit unsur-unsur paduan untuk
memiliki sifat mekanis dan ketahanan terhadap korosi lebih baik dibanding baja
konvensional lain serta memiliki kampuh las yang baik. Pipa baja API 5L – X52
merupakan jenis baja karbon rendah dengan spesifikasi “Line Pipe” yang digunakan
untuk kebutuhan jalur minyak dan gas, dengan kekuatan tarik minimum (Yield
Strength) sebesar 360 Mpa atau 52000 psi. Struktur mikro pada pipa baja API 5L –
X52 disusun oleh pertikel fasa Fe - α (ferrite) dan fasa pearlite dengan fasa utamanya
Fe – α. Memiliki nilai kekerasan Vickers (VHN) yang cenderung meningkat dari titik
sambungan las menuju heat affected zone lalu menurun pada arah luar sambungan atau
API adalah standard yang dibikin oleh American Petroleum Institute untuk
memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari
bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam
rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli, terutama untuk meyakinkan
isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan
4
pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli
polusi ), jadi oli yang memenuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti
performanya lebih baik ( atau bahkan sama ) dengan oli dengan rating yang lebih tua,
Standar API semakin tinggi, semakin tinggi juga nilai teknis oli tersebut. Tapi
bukan berarti semakin "bagus" untuk motor atau mobil. Performa oli yang lebih tinggi
seperti oli dengan API SJ sampai SM akan mengandung perubahan dalam level
gesekan. Ketika gesekan berkurang akan meningkatkan efisiensi bahan bakar, ini tidak
gesekan akan menyebabkan kopling basah menjadi selip. Jadinya susah menetralkan
presneleng atau gigi. Atau terkadang gigi pindah dengan sendirinya. Maka benar
apabila pabrikan motor merekomendasikan hanya oli mesin dengan kategori API SF
atau SG.
pembuat sepeda motor. Gunakan API SJ/SL dan SM hanya jika pabrikan sepeda motor
lebih baiknya gunakan sesuai rekomendasi dari pabrik. Untuk satria FU sesuai buku
bahan terhadap beban kejut. Pengujian impak juga merupakan suatu upaya untuk
5
transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan -
lahan melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada
Pada uji impak terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban
menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini dapat dihitung dengan
penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian
tertentu dan menumbuk benda uji, sehingga benda uji mengalami deformasi. Pada
pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya
Sifat keuletan suatu bahan dapat diketahui dari pengujian tarik dan pengujian
impak, tetapi dalam kondisi beban yang berbeda. Beban pada pengujian impak seperti
yang telah dijelaskan di atas adalah secara tiba-tiba, sedangkan pada pengujian tarik
adalah perlahan-lahan. Dari hasil pengujian tarik dapat disimpulkan perkiraan dari
hasil pengujian impak. Tetapi dari pengujian impak dapat diketahui sifat ketangguhan
logam dan harga impak untuk temperatur yang berbeda-beda, mulai dari temperatur
yang sangat rendah (-30oC) sampai temperatur yang tinggi. Sedangkan pada percobaan
Terdapat dua macam metode uji impak, yakni metode charpy dan izod,
perbedaan mendasar dari metode itu adalah pada peletakan specimen. Untuk
penjelasan lebih lanjut untuk metode uji impak, yaitu diantaranya : [3]
6
Gambar 2.1 Ilustrasi Skematik Pembebanan Impak pada Benda Uji Charpy
dan Izod
1. Metode Charpy
karena tidak dicekam, pengujian hanya dapat dilakukan pada spesimen yang
kecil. Pemanfaatan utama hasil uji Charpy dalam rekayasa adalah untuk
memilih benda yang tahan terhadap patah getas dengan menggunakan kurva
suhu peralihan.
7
murah dan pengujiannya dapat dilakukan pada suhu di bawah suhu ruang.
3. Atur posisi jarum pada alat ukur energi sesuai dengan sebesar energi
Pada pengujian impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya
dinyatakan dalam satuan Joule dan dibaca langsung pada skala penunjuk
yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. Harga impak suatu
E
HI ........................................................ (1)
A
Dimana E adalah energi yang diserap dalam satuan Joule dan A luas
2. Metode Izod
dimana spesimen berada pada posisi vertikal pada tumpuan dengan salah
satu ujungnya dicekam dengan arah takikan pada arah gaya tumbukan.
Terdapat beberapa faktor penyebab patah getas pada pengujian impak, yaitu
diantaranya : [4]
a. Notch
tegangan pada daerah yang lancip sehingga material lebih mudah patah.
Selain itu notch juga akan menimbulkan triaxial stress. Triaxial stress ini
b. Temperatur
c. Strainrate
butir lalu kemudian patah. Namun pada uji impak, strain rate yang
berapa persen patahan berserat dan patahan kristalin yang dihasilkan oleh benda uji
yang diuji pada temperatur tertentu. Semakin banyak persentase patahan berserat,
maka dapat dinilai benda uji tersebut semakin tangguh. Cara ini dapat dilakukan
Secara umum sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik, maka
(logam) yang ulet (ductile). Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang
2. Perpatahan granular/kristalin
(logam) yang rapuh (brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar
Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat namun ulet, misalnya pada
baja temper. Gabungan patahan getas dan patahan liat, permukaan kusam dan
retakan.
10
Informasi lain yang dapat dihasilkan dari pengujian impak adalah temperatur
perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila diuji pada temperatur yang berbeda-beda.
Pada pengujian dengan temperatur yang berbeda-beda maka akan terlihat bahwa pada
temperatur tinggi material akan bersifat ulet (ductile) sedangkan pada temperatur
rendah material akan bersifat rapuh atau getas (brittle). Fenomena ini berkaitan dengan
vibrasi atom-atom bahan pada temperatur yang berbeda dimana pada temperatur
kamar vibrasi itu berada dalam kondisi kesetimbangan dan selanjutnya akan menjadi
tinggi bila temperatur dinaikkan (ingatlah bahwa energi panas merupakan suatu
driving force terhadap pergerakan partikel atom bahan). Vibrasi atom inilah yang
terjadi deformasi kejut/impak dari luar. Dengan semakin tinggi vibrasi itumaka
pergerakan dislokasi mejadi relatif sulit sehingga dibutuhkan energi yang lebih
besaruntuk mematahkan benda uji. Sebaliknya pada temperatur di bawah nol derajat
Celcius, vibrasi atom relatif sedikit sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan
dislokasi menjadi lebih mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan dengan