DISUSUN OLEH :
WAHYU PRAMONO
NIM. P.10067
DISUSUN OLEH :
WAHYU PRAMONO
NIM. P.10067
ŝ
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10067
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
WAHYU PRAMONO
NIM. P. 10067
ŝ
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 10067
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan : Surakarta
ŝ
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari / Tanggal : Senin / 10 Juni 2013
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
ŝ
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
ŝ
4. Nurul Devi, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
7. Kedua orang tuaku, Khususnya Ayah yang telah banyak memberi pelajaran &
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Wahyu Pramono
NIM. P.10067
ŝ
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... iv
LAMPIRAN ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ....................................................................... 6
ŝ
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ...................................................................... 13
Daftar Pustaka
Lampiran
ŝ
LAMPIRAN
ŝ
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dijumpai beberapa Negara Amerika Latin (41, 7%), Korea Selatan (21,9%),
57.726 kasus kecelakaan di jalan raya, maka dalam setiap 9,1 menit sekali
terjadi satu kasus kecelakaan, sedangkan WHO mencatat, hingga saat ini
sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat, dimana kejadian fraktur
atau patah tulang menjadi akibat terbanyak dari kasus kecelakaan lalu lintas
(Prawani, 2010).
dapat berupa trauma langsung maupun tidak langsung (Sjamsuhidat & Jong,
2005), fraktur kruris adalah istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang
ŝ
Fiksasi Internal atau ORIF (Open Reduction Internal Fixation), fiksasi
(Muttaqin, 2008).
fraktur kruris yakni terjadinya infeksi, delayed union, non-union dan mal-
sering terjadi pada klien post pembedahan fraktur akan timbul rasa nyeri
(Muttaqin, 2008).
(Judha, 2012), adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan,
potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian
seperti prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula
ŝ
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
(Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-
Pada pasien dengan keadaan nyeri, kondisi ini dapat bersifat lama dan
ada yang singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri di
bagi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut. Nyeri akut di akibatkan oleh
penyakit, radang, atau injuri jaringan, nyeri jenis ini biasanya awitanya datang
tiba-tiba, nyeri akut umumnya terjadi kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis secara
lebih lama atau lebih dari enam bulan, nyeri ini dapat dan sering
Akibat dari nyeri yang tidak segera ditangani akan menyebabkan proses
rehabilitasi pasien tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini karena
dasar manusia. Dengan adanya berbagai data dan pertimbangan maka penulis
ŝ
melakukan laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. J
dengan Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 Dekstra di Ruang Mawar RSUD Sragen
dan dari pengkajian didapatkan nyeri yang dirasakan oleh klien adalah pasien
mengeluh nyeri post operasi hari ke-2 pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tn. J dengan Post ORIF fraktur kruris 1/3 Dekstra di Ruang Mawar RSUD
Sragen.
2. Tujuan khusus
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. J dengan Nyeri akut Post
f. Penulis mampu melakukan analisa kondisi Nyeri akut yang terjadi pada
ŝ
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
keperawatan.
3. Bagi pembaca
nyeri akut Post ORIF fraktur kruris 1/3 dekstra dan sebagai pertimbangan
ŝ
BAB II
LAPORAN KASUS
Bedah Nyeri akut pada Tn. J dengan Post ORIF fraktur kruris 1/3 dekstra di ruang
mawar RSUD Sragen. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa
A. Identitas Pasien
No. RM 369XX, sumber informasi diperoleh dengan cara auto anamnese dan
langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat dari
data pengkajian tersebut didapat hasil, bahwa Tn. J tanggal masuk 20 April
2013, dr. A, dirawat diruang Mawar, dengan fraktur Cruris 1/3 Dekstra, yang
B. Pengkajian
nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, pada riwayat pengkajian kesehatan
sekarang pasien datang ke RSUD Sragen pada tanggal 20 April 2013 pada
jam 11.06 WIB setelah jatuh dari atap ± 4 meter dan merasakan nyeri pada
tungkai kaki kanan serta bengkak, di IGD pasien mendapatkan terapi injeksi
ŝ
cefotaxim 1 gram dan injeksi Ranitidin 1 gram lalu di lakukan pembidaian
operasi dan setelah itu pasien di beri terapi infus RL 20 tetes/menit dan
disarankan rawat inap di bangsal Mawar kamar 7, pada saat dikaji di bangsal
mawar tanggal 25 April 2013 jam 10.00 WIB pasien mengeluh nyeri post
operasi hari ke-2 pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan seperti
meringis kesakitan, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
pernafasan 22 kali per menit, suhu 36,5ºC, ekstremitas kiri terpasang infus
lingkungan, sekitar rumah klien bersih dan terdapat ventilasi rumah cukup.
keluarga, untuk makan dan minum, toileting dengan dibantu alat dan
ŝ
merasakan nyeri seperti tertusuk-tusuk, R (Region) = nyeri pada tungkai
bawah kaki kanan, S (Skala) = skala nyeri 5, T (Time) = timbul saat kaki
digerakkan.
(GCS) adalah E4V5M6 yaitu mata membuka spontan, verbal berorientasi atau
tanda vital didapatkan hasil pengukuran tekanan darah 130/70 mmHg, nadi
84 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, suhu 36,5 0C.
bersih, mata simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil
isokor, hidung simetris kanan kiri, tidak ada polip, tidak ada secret, mulut
mukosa bibir kering, tidak ada gigi berlubang, tidak sariawan, telinga simetris
kanan kiri, tidak ada serumen. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Pada genetalia tidak ada kelainan, terpasang kateter. Pada kulit turgor
kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas kiri atas terpasang infus RL
20 tetes per menit, kekuatan otot kiri atas dengan nilai 5, kekuatan otot kanan
luka bekas operasi ukuran (2 cm) dengan kondisi luka bersih dan tidak ada
didapatkan pada tanggal 25 April 2013 yaitu hemoglobin 8,4 g/dl dengan
ŝ
nilai normal 12.2-18.1, hematokrit 25,5 % dengan nilai normal 37.7-53.7,
10.2, trombosit 142 U/L dengan nilai normal 150-450, basofil 0,7% dengan
nilai normal 0-2.5, eosinofil 0,5% dengan nilai normal 0-7, neutrofil 76,9%
dengan nilai normal 37-80, limfosit 17,3% dengan nilai normal 19-48,
monosit 4,6% dengan nilai normal 0-12, gula darah sewaktu 130 mg/dl.
agen cidera fisik (post operasi ORIF), ditandai dengan respon subyektif klien:
klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post
operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri timbul saat
kesakitan.
D. Perencanaan
berkurang atau hilang dengan kriteria hasil : ekspresi wajah tidak tegang,
skala nyeri 3-0, pasien mengungkapkan perasaan nyaman, Tanda tanda vital
dalam batas normal dengan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100 kali
per menit, pernapasan 16-24 kali per menit dan suhu 36-37,50C.
ŝ
ketidaknyamanan, monitor tanda vital, dengan rasional memberikan
waktu istirahat dan berikan posisi yang nyaman, dengan rasional untuk
E. Implementasi
Tindakan yang dilakukan tanggal 25 April 2013 pada jam 11.30 WIB
pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan
ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, tegang. Pada jam 10.30 WIB
klien mampu mempraktekan apa yang telah diajarkan. Pada jam 10.45 WIB
badanya lemas, respon obyektif, badan pasien tampak lemas, tingkat aktivitas
Pada tanggal 26 April 2013 pada jam 08.00 WIB mengkaji tanda-tanda
vital, respon subyektif klien bersedia diperiksa, respon obyektif tekanan darah
ŝ
130/70 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu
360C. pada jam 08.15 WIB mempertahankan posisi nyaman yaitu dengan
tampak klien sedikit rileks dengan posisi fowler yang diberikan. Pada jam
mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi,
respon obyektif, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, tegang. Pada jam
klien bersedia untuk disuntik, respon obyektif, obat masuk per IV, tidak
terjadi alergi.
nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan biasa, nyeri pada tungkai
bawah kaki kanan, skala nyeri 3, nyeri dirasakan hilang timbul, respon
obyektif, pasien terlihat sedikit lebih rileks, tenang. Pada jam 09.00 WIB
untuk dirawat, respon obyektif, luka tampak baik, tidak ada rembesan darah.
F. Evaluasi
hari kamis, 25 April 2013 jam 14.15 WIB, dengan menggunakan metode
ŝ
SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning), yang hasilnya klien
mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan karena
timbul saat bergerak, ekspresi wajah meringis, wajah tegang, masalah belum
Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam 09.45
WIB klien mengatakan nyeri mulai berkurang, nyeri dirasakan karena post
operasi, nyeri dirasakan senut-senut, nyeri pada tungkai bawah kaki kanan,
skala nyeri 4, timbul saat bergerak, tenang, ekspresi wajah tidak tegang,
Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 jam 10.00
WIB klien mengatakan nyeri sudah berkurang, klien tampak rileks, wajah
tidak tegang, skala nyeri 3, masalah teratasi terjadi penurunan skala nyeri,
ŝ
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus yang
dilakukan pada tanggal 25-27 April 2013 di RSUD Sragen ruang Mawar,
1. Pengkajian
melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui hasil
ŝ
Pengkajian pada Tn. J dilakukan pada tanggal 25-27 April 2013 pukul
11.06 WIB didapatkan klien mengeluh nyeri post ORIF fraktur kruris. Hal
itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur kruris
Sesuai dengan kasus Tn. J dimana klien mengatakan nyeri pada tungkai
bawah kaki kanan, nyeri post operasi hari ke-2. Nyeri dirasakan seperti
digerakkan dan berkurang saat klien tidur atau membaca koran. Menurut
klasifikasinya nyeri pada Tn. J tergolong nyeri akut dimana nyeri akut
atau injuri jaringan, nyeri jenis ini biasanya awitanya datang tiba-tiba,
Nyeri bisa diukur dengan skala numeric yaitu, 0: tidak nyeri, 1-3:
nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-9: nyeri berat, 10: nyeri sangat berat,
timbul saat kaki digerakkan, pada klien Tn. J tergolong nyeri sedang
ŝ
karena skala nyeri yang dirasakan skala 5. Caffery sebagaimana dikutip
oleh Potter & Perry (2005) mendefinisikan nyeri merupakan sensasi tidak
sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang
sebagai nyeri.
karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, dimana semua bentuk
aktivitas klien dapat berkurang sehingga klien akan lebih butuh bantuan
operasi ukuran (2 cm) dengan kondisi luka bersih tidak ada pus, diperban
ŝ
Kekuatan otot pada Tn. J menunjukan penilaian 5 untuk ekstremitas
atas (dexstra & sinistra) serta ekstremitas bawah sinistra, sedangkan untuk
paralisis total atau tidak ditemukan kontraksi otot, 1: kontraksi otot yang
terjadi hanya berupa perubahan tonus otot yang dapat diketahui dengan
menentukan lokasi fraktur, jenis fraktur, apakah fraktur terjadi pada tibia
dan fibula atau hanya pada tibia saja atau fibula saja. Selain itu perawat
2008).
ŝ
Terapi medis yang diberikan pada klien Tn. J yaitu ketorolac injeksi
segera setelah operasi, terapi cefotaxim (500 mg) mempunyai fungsi untuk
2. Diagnosa Keperawatan
(Muttaqin, 2008).
agen cidera fisik (Post operasi ORIF). Pengetian nyeri akut adalah
dalam hal kerusakan sedimikian rupa, dimana awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
2010: 410).
ŝ
Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik (Post operasi ORIF), pada kasus fraktur khususnya fraktur
kruris dapat terjadi akibat adanya daya putar atau punter, menyebabkan
fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda, daya
tingkat yang sama. Pada cedera tidak langsung, salah satu dari fragmen
menembus atau merobek kulit di atas fraktur (Helmi, 2012). Ketika bagian
oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan
maka akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak
fisik didukung dengan data klien mengatakan nyeri pada tungkai kaki
skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, terasa saat digerakkan dan berkurang
saat klien tidur atau membaca koran, data obyektif: ekspresi wajah
ŝ
mengangkat diagnosa nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan
aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki Maslow. Menurut Maslow
dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Perry &
Potter, 2005).
3. Rencana Keperawatan
dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi
dengan kriteria hasil : ekspresi wajah tidak tegang, skala nyeri 3-0.
ŝ
monitor tanda-tanda vital untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya
yang dirasakan. Tekhnik relaksasi adalah kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress, tekhnik ini memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri
4. Implementasi
Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien.
urutan yang telah dibuat pada perencanaan, Perawat harus yakin bahwa
direncanakan, dilakukan dengan cara yang tepat, aman, serta sesuai dengan
ŝ
Dalam melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari penulis tidak
Pain yaitu nyeri yang dirasakan atau kualitas nyeri, misalnya: apakah nyeri
bersifat tumpul, seperti terbakar, tajam atau menusuk. Region yaitu daerah
perjalanan nyeri ke daerah lain, Severity of Pain yaitu intensitas nyeri yang
numerik, misalnya, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-9:
nyeri berat, 10: nyeri tak tertahankan. Kemudian perawat membantu klien
untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan klien.
Time yaitu berapa lamanya nyeri berlangsung, kapan, serta apakah ada
2005).
ŝ
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dimana ketika
persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadap nyeri menjadi minimal,
2012).
5. Evaluasi
ŝ
penulis dapat menentukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan
dengan data klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri
(Ketorolak 10 mg).
senut-senut, nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, skala nyeri 4, timbul
saat bergerak, tenang, ekspresi wajah tidak tegang, untuk menindak lanjuti
Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari Sabtu, 27 April 2013 masalah
berkurang, klien tampak rileks, wajah tidak tegang, skala nyeri 3, tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 36,50C, pernafasan 24
ŝ
kali per menit, untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah di ambil
Hasil akhir yang didapat dari tahap evaluasi nyeri akut Post ORIF
pada Tn. J masalah teratasi dimana klien masih merasakan nyeri pada
tungkai bawah kaki kanan, namun nyeri yang dirasakan mulai berkurang,
skala nyeri 3, dan terlihat klien tampak rileks, wajah tidak tegang, untuk
1. Simpulan
sebagai berikut :
pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan karena post operasi,
gelisah.
ŝ
c. Intervensi atau rencana tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan
distraksi.
d. Implementasi yang dilakukan pada Tn. J pada tanggal 25-27 April 2013
distraksi.
e. Evaluasi telah dilakukan pada Tn. J selama 3 hari sesuai dengan acuan
f. Analisa kondisi nyeri akut pada Tn. J dengan post operasi ORIF yaitu
klien masih merasakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri
ŝ
2. Saran
berikut :
ŝ
DAFTAR PUSTAKA
Erniyati, Nurhafizah. 2010. Strategi Koping Intensites Nyeri Pasien Post Operasi
Diruang Rindu B2A RSUD H. Adam Malik Medan. Universita Sumatra
Utara Fakultas keperawatan
http://www.google.com/jurnal/pdf/strategi/koping/intensitas/nyeri/pasien/p
ost/operasi. Diakses pada tanggal 28 Mei 2013.
Helmi Noor Zairin. 2012. Buku Saku Kedaruratan Dibidang Bedah Ortopedi.
Selemba Medika, Jakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2009. Informasi Spesialis Obat (ISO) Indonesia. EGC,
Jakarta.
Judha Muhamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Persalinan. Nuha
Medika, Jogjakarta.
Muttaqin Arif. 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. EGC, Jakarta.
Mubarak Iqbal Wahit, Chayati Nurul. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Teori dan Aplikasi dan Praktik. EGC, Jakarta.
Potter, Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik. EGC, Jakarta.
ŝ