Anda di halaman 1dari 4

Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan dang penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
bantuan dan pertolongan secara khusus.
Dalam keadaan terjadi kerusakan infra-struktur ( jalan, komunikasi rusak), berbeda dengan
musibah masal pada kondisi ini infra struktur masih utuh. Bencana ini dapat timbul secara
akut seperti pada ledakan, gelombang tsunami atau secara perlahan misalnya, epidemic
demam berdarah.
Penyebab bencana antara lain
- Alam ( gempa bumi, tsunami,banjir, angin topan, gunung meletus)
- Manusia ( kegagalan teknologi, konflik sosial, kebakaran hutan)

Area di daerah bencana


Di tempat kejadian bencana atau musibah masal, maka selalu terbagi atas :
Area 1 : daerah kejadian
Ini adalah daerah terlarang,kecuali untuk petugas penyelamat (rescue). Petugas kesehatan
hanya boleh masuk bila sudah ada ijin dari komandan di area ini
Area 2 : daerah terbatas
Di luar area 1, hanya boleh dimasuki petugas khusus, seperti tim kesehatan. Pos komando
utama dan sektor kesehatan selalu berada di area ini
Area 3 : daerah bebas
Diluar area 2, tamu dan wartawan dapat berada di zona ini. Penentuan 1,2,3 dilakukan oleh
komando utama

Sistem komando pada musibah masal


Pada setiap bencana atau musibah masal harus ada komando. Pada umumnya komandan ini
akan berasal dari kepolisian, kecuali di daerah militer (komandan adalah militer setempat)
atau pelabuhan (komandan adalah syahbandar atau kepala pelabuhan udara)
Unsur yang mungkin terlibat :
Keamanan : kepolisian dan TNI
Rescue : pemadam kebakaran,SAR
Kesehatan : ambulans gawat darurat, puskesmas, rumah sakit
Sukarelawan : Lembaga Swadaya Masyarakat, lembaga amal, parpol, maasiswakarang taruna

Bila bencana pada tingkat kabupaten, dan kabupaten masih bisa menangani sendiri, maka
pimpinan akan diambil alih oleh bupati, melalui badan penanggulangan bencana daerah
kabupaten/kota (BBD kabuten/kota)
Bila bencana lebih besar, pada tingkat propinsi, maka pimpinan akan diambil alih oleh
gubernur melalui badan penanggulangan bencana daerah provinsi (BPBD Provinsi)
Bila bencana sangat besar mencapai tingkat nasional, maka pimpinan diambil oleh pimpinan
negara dan dilaksanakan oleh badan nasional penanggulangan bencana (BNPB).’yang
menjadi komandan utama di lapangan tergantung dari tingkatan dan tempat bencana,
dikendalikan oleh seorang komandan penanggulangan darurat bencana.

Hal yang dilakukan di pos komando (utama)


Di pos komando akan diatur :
- Struktur komando
- Operasional
- Logistik
- Perencanaan
- Keuangan

Kesehatan diharapkan mempunyai sektor sendiri untuk kegiatan penanganan penderita


gawat darurat yang terdiri dari komponen :
- Triase (pemilahan penderita)
- Terapi sementara
- Transportasi (rujukan)

Juga diperlukan dukungan logistik dan perhatian terhadap masalah keamanan (safety)

Komando kesehatan dan tugas awal


Pimpinan kesehatan di lapangan dapat berbeda-beda, tergantung dari besarnya musibah
masal atau bencana dan kondisi setempat
Yang jelas saat kita tiba ditempat kejadian,daerah musibah masalah, dan belum ada
petugas lain, maka akan sementara kita adalah pimpinan tim kesehatan.
Pada saat awal yang harus dilakukan adalah :
- Penilaian cepat
- Triase penderita
- Penanganan penderita

Penilaian cepat dan pelaporan


Apabila kita pertama tiba di daerah bencana/ musibah masal, maka yang harus dilaporkan
adalah :
Keadaan/keamanan daerah bencana/musibah masal
- Jumlah penderita
- Keperlua penyelamatan
- Jumlah ambulans yang diperlukan
- Unsur-unsur lain yang diperlukan (pemadam kebakaran,kesehatan dsb)
- Jumlah sektor kesehatan yang mungkin akan diperlukan

a. Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.
b. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat
serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap hidup (misal : gagal nafas,
cedera torako-abdominal, cedera kepala atau maksilo-fasial berat, shok atau
perdarahan berat, luka bakar berat).
c. Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera
yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat. Pasien mungkin mengalami cedera dalam jenis cakupan yang luas
(misal : cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi,
fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher tidak berat,
serta luka bakar ringan).
d. Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan
stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan
penilaian ulang berkala (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi
ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas, serta gawat
darurat psikologis).
Sebagian protokol yang kurang praktis membedakakan prioritas 0 sebagai
Prioritas Keempat (Biru) yaitu kelompok korban dengan cedera atau penyaki
kritis dan berpotensi fatal yang berarti tidak memerlukan tindakan dan
transportasi, dan Prioritas Kelima (Putih)yaitu kelompok yang sudah pasti tewas.
Bila pada Retriage ditemukan perubahan kelas, ganti tag / label yang sesuai dan
pindahkan kekelompok sesuai.

Anda mungkin juga menyukai