Anda di halaman 1dari 11

BAB VII

ANALISA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE

7.1. Tujuan Percobaan


- Menentukan panjang gelombang maksimal dari KMnO4
- Menentukan konsentrasi sampel menggunakan spektrofotometer UV-Visible
7.2. Tinjauan Pustaka
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
spektrofotometer. Sektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara
relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan
melalui larutan berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap
(absorbsi) secara selektif dan radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi).
Transmittansi adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika
melewati sampel (It), dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).
Ε adalah absorptivitas molar atau koefisien molar ”extinction”, nilainya dipengaruhi oleh
sifat-sifat khas dari materi yang diradiasi. Jika konsentrasi dalam satuan gram/liter maka
ε dapat diganti dengan a disebut sebagai ”absorptivitas spesifik”.
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada
konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.
Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang
radiasi.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer yang berbunyi, “jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Absorbansi adalah perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas
sinar datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di

74
75

dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin
banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga
nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding
lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel (Gusnedi, 2013).
Absorbansi dari radiasi diukur dan bergantung pada panjang gelombang radiasi serta
gugus fungsi dari masing-masing senyawa yang menyerapnya (Rubiyanto, 2017).
Cara kerja spektrofotometri yaitu Sumber radiasi elektromagnetik dalam
spektrofotometer akan melewati sampel yang berada pada kuvet. Metode yang digunakan
merupakan metode in-vitro dimana sampel harus dimasukkan kedalam tempat sampel
(kuvet). Dalam beberapa kasus analisis in-vitro tidak bisa dilakukan karena harus
dilakukan analisis secara langsung dan ada beberapa sampel akan berubah ketika
dimasukkan kuvet. Apabila tidak bisa dilakukan analisis secara in-vitro maka harus
dilakukan secara in-situ, yang berarti alat yang digunakan dimasukkan ke dalam larutan
yang dianalisis, seperti dalam pengamatan pembuatan nano partikel (Kurniawan, 2013).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi
cahaya pada panjang gelombang tertentu melelui suatu larutan yang mengandung
kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya (Lestari, 2009).

Bagian optis

Sumber Monokromator Sampel Detektor

Pengganda
Bagian listrik

Piranti
baca

Gambar 7.2.1 Komponen Spektrofotometer


Komponen-komponen pada spektrofotometri adalah:
- Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfarm.
Lampu wlofarm adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai
panjang gelombang.
76

- Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar yang monokromatis. Alatnya dapat
berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah.
- Sel Absorpsi
Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kuvet kacacorex dapat digunakan,
tetapi untuk pengukuran pada daerah UV harus menggunakan sel karena gelas tidak
tembus cahaya pada daerah ini.
- Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respons terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang (Khopkar, 2014).
Jenis-jenis spektrofotometri
- Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopi memakai
sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-
780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Utami, 2014).

Gambar 7.1 Spektrofotometer UV-VIS


- Spektrofotometri Infra merah merupakan alat rutin untuk mendeteksi gugus
fungsional, mengidentifikasi senyawaan, dan menganalisis campuran (underwood,
1986).

Gambar 7.2 Spektrofotometer infra merah


77

- Spektrofotometri sinar tampak yaitu merupakan bagian kecil dari seluruh radiasi
elektromagnetik. Spektrum cahaya Tampak terdiri dari komponen-komponen merah,
jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, dimana masing-masing warna mempunyai
panjang gelombang yang berbeda.

Gambar 7.3 Spektrofotometri Sinar Tampak


- Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Prinsip dasar Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode
yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini adalah teknik
yang paling umum dipakai untuk analisis unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada
emisi dan absorbansi dari uap atom. Komponen kunci pada metode spektrofotometri
serapan atom adalah sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam
sampel (Dewi, 2013).

Gambar 7.3 Spektrofotometer serapan atom


78

- Spektrofotometer pendar molekuler


Spektrofotometer pendar molekuler yaitu mengeksitasikan dengan radiasi
elektromagnetik dan dapat mengemisikan kembali radiasi dengan Panjang gelombang
yang sama besar (Khopkar, 1990).

Gambar 7.5 Spektrofotometer pendar molekuler


Hukum yang mendasari spektrofotometer:
1. Hukum Bouger
Jika suatu berkas radiasi monokromtik (yakni radisi dengan panjang gelombang
tunggal) diarahkan menembus medium itu ternyata bahewa tiap lapisan menyerap
fraksi rradiasi yang sama besar, atau tiap lapisan mengurangi daya radiasi berkas itu
dengan fraksi yang yang sama besar.
dP
  k1 P ………………………….....…..(7.3)
db
2. Hukum Beer
Hukum Beer analog dengan hukum Bouger dalam memberikan berkurangnya secara
eksponen daya radiasi yang diteuskan, dengan pertambahan aritmetik konsentrasi. Jadi
dP
  k 3 P ………………………………...(7.4)
dc
Yang diubah oleh integrase dan pengubahan ke logaritma biasa menjadi
P0
 log  k 4 c ……………………………..(7.5)
P
3. Hukum Bouger-Beer
Hukum Bouger dan hukum Beer mudah digabungkan dalam suatu rumus yang
nyaman. Dalam emepelajari efek konsentrasi yang berubah-ubah terhadap apsorbsi,
Panjang jalan melewati larutan dijaga agar konstan, namun hasil-hasil yang diukur
akan bergantung pada besarnya niali konstan itu.
79

P0 P
log  f (c)b dan log 0  f (b)c ………………………...(7.6)
P P
Kedua hukum itu harus berlaku serempak pada seberang titik, jadi
f (c)b  f (b)c ………….. (7.7)
Lambert (1796), Beer (1852) dan Bouger menunjukkan hubungan antara
transmittan dengan intensitas cahaya sebagai berikut:
It
T  10 -abc ……………………………….(7.1)
Io
It
Log (T)  Log   abc ……………………………………………(7.2)
Io
Keterangan:
T = Transmittansi
It = Intensitas sinar yang diteruskan
Io = Intensitas sinar datang
a = tetapan absorptivitas
b = jarak tempuh optik
c = konsentrasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrofotometri
a. Faktor fisika yaitu keadaan alatnya misalnya :
- sumber cahaya yang dipakai
- lebar celah
- kepekaan rekorder
b. Faktor kimia yaitu perbedaan pH larutan, konsentrasi, suhu dn terjadinya reaksi kimia
dalam larutan, misalnya :
- oksidasi
- disosiasi
- polimerisasi dan
- pembentukan kompleks.
Aplikasi spketrofotometri dalam oseanologi
Kegunaan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak dalam analisis kimia
adalah untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan spektrum serapan Ultra-
violet dan Sinar Tampak, dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya gugus
fungsional tertentu dalam senyawa organik. Alat ini dapat juga dipergunakan untuk
80

menentukan jumlah kecil senyawa berkadar rendah yang dapat mengabsorpsi dalam
media non absorben. Salah satu cara yang sudah umum dan luas dipakai utuk mengetahui
banyaknya biomassa fitoplankton di laut adalah menentukan kadar klorofil fitoplankton
dengan metode spektrofotometri. Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar
Tampak telah banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang
umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam analisis Spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut, karena berhubungan dengan warna:
- Kestabilan warna
Sedapat mungkin warna yang dihasilkan stabil untuk beberapa lama. Reaksi warna
yang spesifik. Sebaiknya dipakai reaksi warna yang spesifik untuk unsur tertentu,
sehingga adanya unsur-unsur lain tidak mengganggu dan pemisahan tidak perlu
dilakukan.
- Sifat zat warna
Kalau zat warna yang terbentuk berada dalam keadaan tertutup dan segera diperiksa
karena penguapan akan menyebabkan pemekatan larutan.
- Sensitif
Sensitif yaitu dengan perubahan konsentrasi yang kecil, akan menyebabkan
pemekatan larutan.
- Larutan homogen
Larutan yang homogen akan mengabsorpsi cahaya di setiap bagian sama (Triyati,
1985).
7.3 Tinjauhan Bahan
A. Aquadest
- rumus molekul : H2O
- berat molekul : 18,02 g/mol
- bentuk fisik : cair
- densitas :1
- pH : netral (7)
- titik leleh : 0 oC
- titik didih : 100 °C
- warna : tidak berwarna
81

B. Kalium Permanganat
- rumus molekul : KMnO4
- berat molekul : 158,03 g/mol
- densitas : 2,7
- bentuk fisik : padat
- warna : ungu
- pH : 7,0-8,5
- titik didih : 100 oC (212 oF)
- titik leleh : > 240 °C
7.4. Alat dan bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Beakerglass - Aquadest (H2O)
- bola hisap - kalium permanganat (KMnO4)
- kaca arloji
- labu ukur
- Pipet tetes
- Pipet volume
- spatula
- spektrofotometer
7.5. Prosedur percobaan
A. Pembuatan larutan baku atau induk KMnO4 0,01 M
- Menimbang padatan KMnO4 sebanyak 0,158 gram
- Melarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL
B. Pembuatan larutan standar KMnO4
- Memipet larutan baku sebanyak 2,5 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL
- Masukan masing-masing kedalam labu ukur 25 mL
- Menambahkan aquades hingga tanda batas kemudian mengocok hinggga
homogen
C. Menentukan panjang gelombang maksimum (λ)
- Memasukan larutan blanko kedalam spektrofotometer
- Mengenolkan pembacaan adsorbansi
- Memasukan salah satu larutan standar KMnO4 dalam spektrofotometer
82

- Membaca nilai absorbasi dari panjang gelombang (400, 420, 440, 460, 480, 500,
520, dan 540 mm)
- Membuat kurva panjang gelombang maksimum
- Menentukan panjang gelombang maksimum.
D. Penentuan konsentrasi sampel
- Memasukan larutan blanko kedalam spektrofotometer dan diatur panjang
gelombang maksimum (λ)
- Mengenolkan pembacaan adsorbansi
- Memasukan larutan standar KMnO4 yang memenuhi hukum Lambert Berr dari
konsentrasi terkecil hingga terbesar kedalam spektrofotometer
- Membaca adsorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum
- Membuat kurva kalibrasi larutan.
7.6. Data Pengamatan
Tabel 7.6.1 Data penentuan panjang gelombang (λ) maksimum dengan
menggunakan spektrofotometer
λ (nm) %T A (y)
400 61 0.21
420 71.5 0.14
440 52.5 0.27
460 20.2 0.69
480 5 1,30
500 2.8 1,55
520 2,3 1.63
540 2 1,69

Tabel 7.6.2 Data pengamatan kurva kalibrasi dengan menggunakan


spektrofotometer
Konsentrasi (x) %T A (y)
0,001 71,5 0.14
0,002 65 0.18
0,004 47 0.32
0,006 32 0.49
83

0,008 22 0,65

7.7. Grafik
2
1.8 y = 0.0133x - 5.2925
R² = 0.9147
1.6
1.4
Absorbansi

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
400 420 440 460 480 500 520 540
Panjang gelombang (λ)

Grafik 7.1. Hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang

0.7
y = 74.512x + 0.043
0.6 R² = 0.9934

0.5
Absorbansi

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
Konsentrasi (x)
Grafik 7.2. Hubungan antara absorbansi dengan transmitan
7.8. Pembahasan
- Dari hasil percobaan diperoleh panjang gelombang maksimum 420 nm dengan
harga %T yaitu 71,5 dan absorbansinya 0,14. Hal tersebut berdasarkan teori
panjang gelombang maksimum dimana panjang gelombang maksimum
berbanding terbalik dengan absorbansi.
84

- Penentuan kurva kalibrasi dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
akan semakin besar absorbansinya dilihat dari konsentrasi terkecil yaitu 0,001
dengan nilai absorban terkecil 0,14 dan konsentrasi 0,008 dengan nilai
absorbansi terbesar 0,65. Hal ini sesuai teori karena konsentrasi dan absorbansi
berbanding lurus.
- KmNO4 digunakan karena merupakan suatu garam dan bersifat oksidator kuat
yang dapat mengoksidasi gugus dari zat warna. Aquadest sebagai pelarut untuk
mengencerkan ekstrak menyebabkan rendahnya bahan bioaktif.
7.9. Kesimpulan
- Panjang gelombang maksimum adalah 420 dengan %T yaitu 71,5 dan nilai
absorbansinya 0,14
- Pada konsentrasi 0,001 didapat nilai absorban sebesar 0,14, pada konsentrasi
0,002 didapat nilai absorban sebesar 0,18, pada konsentrasi 0,004 didapat nilai
absorban sebesar 0,32, pada konsentrasi 0,006 didapat nilai absorban sebesar
0,49, dan pada konsentrasi 0,008 didapat nilai absorban sebesar 0,65.

Anda mungkin juga menyukai