TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara-
negara maju,dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di
“Gejala gangguan persepsi, isi pikir, suasana hati, atau perilaku yang sering
1.2. Epidemiologi
jiwa di dunia yang mengalami demensia dengan 4,6 juta kasus-kasus baru di
setiap tahunnya. Jumlahnya akan terus meningkat hingga lebih dari 100 juta jiwa
pada tahun 2050. Perkiraan ini diperoleh berdasarkan pada populasi yang
1
Demensia sebenarnya penyakit penuaan. Di antara orang Amerika yang
demensia ringan. Pada usia > 80 tahun sekitar 20% mengalami demensia berat.
demensia tipe tersering. Lebih dari 2 juta orang dengan demensia dirwat di rumah.
Faktor resiko terjadinya demensia tipe Alzheimer meliputi wanita, memiliki “first
degree relative” dengan penyakit tersebut, dan memiliki riwayat trauma kepala.
ini. Demensia vaskular terjadi 15-30% pada semua kasus demensia. Demensia
vaskular paling banyak terjadi pada orang-orang berusia 60-70 tahun dan lebih
sering pada pria. 10-15% pasien mengalami demensia vaskular dan demensia
Alzheimer. Sekatar 1-5% dari kasus demensia memiliki penyebab lainnya antara
Angka untuk BPSD yang bermakna secara klinis meningkat sampai hampir
80% untuk pasien demensia yang berada di lingkungan perawatan. Dua penelitian
berbasis populasi dari Amerika Serikat (Lyketsos et al, 2000) dan dari Inggris
(Burns et al, 1990), menunjukkan angka prevalensi yang sama, yaitu sekitar 20%
untuk BPSD pada orang dengan penyakit Alzheimer. Berbeda dengan disfungsi
kognitif pada demensia yang semakin memburuk dari waktu ke waktu, BPSD
2
1.3. Etiologi dan Patofisiologi5
Demensia Alzheimer
Faktor genetik.
didapatka adanya deposit amiloid pada jaringan otak. 40% penderita Alzheimer
didapatkan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, bahkan pada beberapa
Neuropatologi.
Pada pemeriksaan otak penderita Alzheimer didapatkan atrofi yang bersifat difus
dengan sulkus korteks yang mendatar dan ventrikel otak yang membesar. Pada
Neurotransmitter.
3
neurologis ini juga didukung oleh suatu penelitian observasional yaitu
Penyebab lainnya.
Demensia Vaskular
multipel. Demensia vaskular umumnya terjadi pada pria, khususnya mereka yang
vaskular merupakan akibat dari adanya oklusi pembuluh darah otak yang
multipel. Oklusi ini dapat berasal dari plak arteriosklerosis atau tromboemboli
Binswanger’s disease.
4
Penyakit Pick.
Pada penyakit Pick ditemukan adanya atrofi pada regio frontotemporal yang luas.
Penyebab penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini terjadi sebanyak 5% dari
Penyakit Creutzfeldt-Jakob.
Merupakan penyakit degeneratif otak yang jarang. Disebabkan oleh agen yang
progresif secara lambat dan ditransmisikan, paling mungkin suatu prion, yang
Penyakit Huntington.
lambat, namun memori dan bahasa relatif intak pada stadium awal penyakit.
Demensia pada penyakit huntington yang berat didapatka depresi dan psikosis
Penyakit Parkinson.
Terjadi akibat adanya gangguan pada ganglia basalis dan umumnya berhubungan
dengan demensia dan depresi. Gerakan motorik yang lambat pada penyakit
Lewy’s Body
pertumbuhan.
Demensia dapat merupakan suatu sekuele dari trauma kepala, demikian juga
5
1.4. Klasifikasi
Gejala gejala yang umum terjadi pada gangguan otak demensia adalah:
2. Orientasi
3. Gangguan bahasa
4. Perubahan Kepribadian
5. Psikosis
6. Gangguan lain
a. Psikiatris
b. Neurologis
c. Reaksi katastropik
d. Sindrom sundowner
6
Pada demensia, terdapat suatu penurunan fungsi otak yang biasanya
merupakan kelainan akibat adanya penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau
progesif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang multipel),
termasuk daya ingat, daya pikir, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar,
dan daya kemampuan menilai. Biasanya disertai hendaya fungsi kognitif dan ada
perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer,
penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder
mengenai otak.
diberikan untuk menghindari tanda yang positif palsu, yaitu faktor motivasional
fisik secara umum, dan jangan hanya menduga sebagai penyebab hilangnya
kemampuan intelektual.
sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air kecil dan
lingkungan sosial dan budaya pasien. Perubahan dalam kinerja peran, seperti
7
1.5.1. Gejala Perilaku pada Demensia
A. Disinhibisi
emosi tidak stabil, memiliki wawasan yang kurang sehingga sering menghakimi,
dan tidak mampu mempertahankan tingkat perilaku sosial sebelumnya. Gejala lain
meliputi: menangis, euforia, agresi verbal, agresi fisik terhadap orang lain dan
B. Agitasi
Agitasi didefinisikan sebagai aktivitas yang tidak pantas, baik secara verbal,
vokal, atau motor. Subtipe dari agitasi tercantum dalam tabel berikut:
8
C. Wandering
Menguntit
ringan, ledakan marah tiba-tiba terjadi pada 38% pasien. Selain itu, didapatkan
perilaku agresif
tidak ada hubungan yang ditemukan antara ledakan amarah dan penampilan
reaksi bencana dapat dipicu oleh gejala kognitif dan non-kognitif, seperti :
9
2.2 Gejala Psikologis pada Demensia
A. Gejala Mood
1. Depresi
ketika ada satu atau lebih kondisi berikut ini: mood depresi yang meresap dan
dan riwayat depresi pada keluarga atau pasien sebelum timbulnya demensia.8.9
menunjukkan mood depresi terjadi paling sering (40-50% pasien) dan gangguan
depresi mayor yang tidak begitu umum (10 - 20%). Riwayat premorbid depresi
2. Apati
dan kelumpuhan supranuclear progresif. Apati terjadi hingga 50% dari pasien
pada tahap awal dan menengah AD dan demensia lainnya. Pasien yang apati
penurunan dalam berbagai jenis interaksi sosial, ekspresi wajah, modulasi suara,
10
3. Kecemasan
mengekspresikan keprihatinan
lainnya, seperti takut kerumunan, perjalanan, gelap, atau aktivitas seperti mandi.8
B. Gejala Psikotik
1. Waham
Alzheimer), yaitu:8
d. Pengabaian / Ditinggalkan
e. Ketidaksetiaan.
11
2. Halusinasi
Halusinasi visual adalah yang paling umum (terjadi pada 30% pasien dengan
demensia) dan ini lebih sering terjadi pada demensia yang moderat dibandingkan
demensia ringan atau berat. Gambaran halusinasi secara umum berupa gambaran
halusinasi auditorik (sekitar 10%), namun jarang untuk halusinasi jenis lain,
3. Misidentifikasi
Syndrome)
sendiri di cermin)
1.6. Diagnosis
pemeriksaan fisik yang teliti, serta didukung oleh pemeriksaan penunjang yang
tepat. Untuk diagnosis klinis penyakit Alzheimer diterbitkan suatu konsensus oleh
12
(NINCDS) dan the Alzheimer’s Disease and Related Disorders Association
(ADRDA). (Tabel 1)
a. Anamnesis
progresi penurunan fungsi kognitif yang terjadi. Seorang usia lanjut dengan
Alzheimer dimulai dengan gejala memori,tetapi gejala awal juga dapat meliputi
diarahkan pula pada berbagai fator risiko seperti trauma kepala berulang,infeksi
kimia pada pekerja pabrik,serta penggunaan obat-obat jangka panjang (sedatif dan
familial.
kecuali pada tahap lanjut. Kekakuan motorik dan bagian tubuh aksial,
13
hemiparesis, parkinsonisme, mioklonus, atau berbagai gangguan motorik lain
umumnya timbul pada FTD, Demensia dengan Lewy Body (DLB), atau demensia
multi-infark.
penurunan fungsi kognitif adalah the mini mental status examination (MMSE),
yang dapat pula digunakan untuk memantau perjalanan penyakit. Pada penyakit
panjang kata atau gambar setelah jeda waktu tertentu akan menunjukkan defisit
keluarga.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Neuropatologi
neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali
14
mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior
yang berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat pada
NFT selain didapatkan pada penyakit alzheimer, juga ditemukan pada otak
dengan kromosom 21. Senile plaque ini terutama terdapat pada neokorteks,
15
amygdala, hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit didapatkan pada korteks
c. Degenerasi neuron
didapatkan pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis. Juga ditemukan
pada hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lokus serulues, raphe
Kematian sel neuron kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert,
dan sel noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada
berdegenerasi pada lesi eksperimental binatang dan ini merupakan harapan dalam
d. Perubahan vakuoler
16
e. Lewy body
enterhinal, gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada
korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama
dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak pada
merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini.
Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark,
Alzheimer. 10
17
Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi
dengan beratnya gejala klinik danhasil pemeriksaan status mini mental. Pada MRI
(Capping anterior horn pada ventrikel lateral). Capping ini merupakan predileksi
juga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya atropi hipokampus, amigdala,
Seab et al, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia dari
dari hipokampus. 10
4. EEG
metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun
pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi
ini berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
18
7. Laboratorium darah
demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE,
fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody yang
a. Bukti signifikan pada kemunduran kognisi dari tingkat sebelumnya dalam satu
atau lebih kognisi (perhatian kompleks, fungsi belajar dan memori, bahasa,
terstandarisasi
d. Defisit kognisi tidak lebih baik dijelaskan dalam gangguan mental lainnya
berpakaian, dll)
19
Pedoman diagnostik demensia berdasarkan PPDGJ-III:1
a. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya piker yang sampai
seperti: mandi, berpakaian, makan kebersihan diri, buang air besar dan kecil
20
1.8. Manajemen
A. Non Farmakologi
7. Menghindari overstimulasi
B. Famakologi
perkembangan penyakit.
21
Salah satu cara mengatasi gejala penurunan kognisi atau menunda
sinaptik mejadi kolin dan asetat. Dengan inhibitor kolinesterase maka akan
otak meningkat.
Saat ini memantine adalah satu-satunya agen di kelas ini yang disetujui
- Agen antiradang
tahun dikaitkan dengan risiko relative lebih rendah, namun durasi pengobatan
22
- Lipid-lowering agent
penurunan pak ailoid beta pada pasien dengan Alzheimer yang ringan, namun
tidak pada pasien dengan tingkat penyakit yang parah. Atorvastatin saat ini sedng
- Antioksidan
- Ginkgo biloba
yang mempunyai efek yang positif pada sel-sel otak dan tubuh. Ginkgo biloba
memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi yang dapat melindungi membrane
a. Anti psikosis
23
Halusinasi dan waham yang dialami oleh pasien demensia dapat menyebabkan
b. Antidepresan
Gejala depresi juga umum terjadi pada pasien dengan demensia. Dalam
c. Terapi lainnya
1.9. Prognosis
24
Selain itu depresi, kegelisahan paranoid, halusinasi, dan delusi dapat
diri. Namun hal-hal ini sering dapat diatasi dengan perawatan yang tepat. 9
25