PENDAHULUAN
Latar Belakang
ANALISIS WAKTU TUNGGU
PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI Pelayanan farmasi rumah sakit
merupakan salah satu kegiatan di rumah
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
sakit yang menunjang pelayanan
Eva Rusdianah kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
(Prodi Kesehatan Masyarakat, diperjelas dalam Keputusan Menteri
STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang standar Pelayanan Farmasi Rumah
ABSTRAK Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan
farmasi rumah sakit adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
Instalasi farmasi merupakan bagian penting
kesehatan rumah sakit yang berorientasi
di sektor rumah sakit. Pelayanan farmasi
dituntut untuk memberikan kepuasan kepada pelayanan pasien, penyediaan obat
pasien. Pelayanan resep sebagai garis yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi
depan pelayanan farmasi kepada pasien klinik, yang terjangkau bagi sesama lapisan
harus dikelola dengan baik, karena mutu masyarakat (Departemen Kesehatan RI,
pelayanan resep farmasi yang baik 2004).
umumnya dikaitkan dengan kecepatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
dalam memberikan pelayanan. bertanggung jawab terhadap semua
Berdasarkan data tingkat kepuasan perbekalan farmasi dan termasuk salah
terhadap pelayanan farmasi, pasien rawat satu revenue center rumah sakit. Besarnya
jalan di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah omzet obat dapat mencapai 50-60% dari
anggaran pendapatan rumah sakit (Septini,
Madiun, bahwa 83,3 % pasien menyatakan
tidak puas dengan waktu tunggu pelayanan 2011). Pelayanan obat merupakan salah
obat dan 16,7 % menyatakan puas. satu bagian yang penting dalam
Jenis penelitian ini adalah penelitian penyelenggaraan pelayanan rumah sakit
observasional dengan metode deskriptif. dan tidak terpisahkan dari pelayanan medik
Tujuan penelitian ini adalah untuk keperawatan.Di rumah sakit, pelayanan
mengetahui gambaran waktu tunggu obat adalah tanggung jawab dari instalasi
pelayanan resep pasien rawat jalan di farmasi yang bekerja 24 jam.Kecermatan,
instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun. ketepatan dan kecepatan pelayanan
Populasi penelitian ini adalah resep untuk farmasi merupakan indikator penting
pasien rawat jalan berjumlah 2.492 resep. kepuasan penderita (Megawati, 2015).
Pengambilan sampel untuk resep dengan Waktu tunggu pasien didefinisikan
sebagai jangka waktu dari saat pasien
purposive sampling sebanyak 344 resep.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyerahkan resep ke Instalasi Farmasi
rata-rata waktu tunggu pelayanan resep Rawat Jalan sampai dengan waktu pasien
obat jadi adalah 8,62 menit, waktu tunggu menerima obat dan meninggalkan instalasi
pelayanan resep obat racikan adalah 13,49 farmasi (Kepmenkes RI, 2008 ). Menurut
Survei yang dilakukan oleh Health Services
menit, sedangkan rata-rata total waktu
tunggu pelayanan resep adalah 9,17 menit. and Outcomes Research, National
Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep Healthcare Group Singapore, selain akurasi
obat jadi dan obat racikan telah memenuhi resep dan keterjangkauan obat, waktu
standar PERMENKES Nomor. tunggu pelayanan obat sangat
129/MENKES/SK/II/2008 yaitu waktu mempengaruhi kepuasan pasien yaitu
tunggu obat jadi kurang dari 30 menit dan kurang dari 30 menit. Pengalaman seorang
untuk obat racikan kurang dari 60 menit. pasien dalam menunggu pelayanan dapat
mempengaruhi persepsinya tentang
Kata kunci: kualitas pelayanan (Megawati, 2015).
Waktu tunggu, Pelayanan resep, Farmasi, Penelitian yang dilakukan oleh Yulianthy
(2011) tentang lama waktu tunggu
Rumah sakit
pelayanan resep pasien umum di Farmasi
Unit Rawat Jalan Selatan Pelayanan
Kesehatan Sint Carolus, didapatkan hasil
rata-rata kecepatan non racikan adalah responden meyatakan tidak puas sebanyak
23,1 menit dan rata-rata kecepatan 26,7%. Penampilan petugas, 26 responden
pelayanan resep racikan 43,3 menit. menyatakan puas sebanyak 86,7% dan 4
Dibandingkan dengan hasil pengamatan responden menyatakan tidak puas
kecepatan pelayanan resep non racikan sebanyak 13,3%.Fasilitas ruang tunggu, 22
pada bulan Mei 2011 (15,0 menit), terjadi responden menyatakan puas sebanyak
penurunan kecepatan pelayanan. 73,3% dan 8 responden menyatakan tidak
Persentase resep yang pelayanannya puas sebanyak 26,7%. Waktu tunggu, 5
melebihi standar waktu yang telah responden menyatakan puas sebanyak
ditetapkan mengalami penurunan sedikit 16,7% dan 25 responden menyatakan tidak
yaitu dari 76,9% (pada Mei 2011) menjadi puas sebanyak 83,3%. Ketersediaan obat,
76,6% (pada Agustus 2011). Sedangkan 13 responden menyatakan puas sebanyak
dibandingkan dengan hasil pengamatan 43,3% dan 17 responden menyatakan
kecepatan pelayanan resep racikan pada tidakpuas sebanyak 56,7%. Pemberian
bulan Mei 2011(44,4 menit), terjadi edukasi, 23 responden menyatakan puas
kenaikan mutu kecepatan pelayanan. sebanyak 76,7% dan 7 responden
Persentase resep yang pelayanannya menyatakan tidak puas sebanyak 23,3%.
melebihi standar waktu yang telah Kondisi obat, 26 responden menyatakan
ditetapkan mengalami penurunan sedikit puas sebanyak 86,7% dan 4 responden
dari 76,9% (pada Mei 2011) menjadi 76,6% menyatakan tidak puas sebanyak 13,3%.
(pada Agustus 2011). Keramahan petugas, 26 responden
Selain itu, penelitian yang dilakukan menyatakan puassebanyak 86,6% dan 4
oleh Septini (2011) tentang waktu tunggu responden menyatakan tidak puas
pelayanan resep pasien askes rawat jalan sebanyak 13,3%. Mendengar Keluhan, 24
di Yanmasum Farmasi Rumah Sakit Pusat responden menyatakan puas sebanyak
Angkatan Darat Gatot Soebroto, 80% dan 6 responden menyatakan tidak
mengemukakan bahwa resep yang masuk puas sebanyak 20%. Memberikan solusi,
ke Yanmasum Farmasi Askes dari bulan 23 responden menyatakan puas sebanyak
Maret sampai dengan Desember 2011, 76,7% dan 7 responden menyatakan tidak
didapat sebanyak 50.391 resep. Gambaran puas sebanyak 23,3%. Total rata rata
waktu tunggu pada bulan Maret sampai kepuasan pasien di Instalasi Farmasi
dengan Mei 2011 masih melebihi standar sebanyak 70,1% menyatakan puas dan
yang telah ditetapkan. sebanyak 29,9% menyatakan tidak puas
Keputusan Menteri Kesehatan Republik terhadap pelayanan farmasi. Mengenai
Indonesia Nomor:129/Menkes/SK/II/2008 waktu tunggu dan ketersedian obat pasien
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah yang menyatakan tidak puas masih diatas
Sakit pelayanan farmasi menyebutkan 50%, berdasarkan penilaian responden
beberapa indikator yang harus dipenuhi yang menyatakan tidak puas terhadap
yaitu (i) waktu tunggu pelayanan obat jadi waktu tunggu sebanyak 83,3% responden
adalah <30 menit dan obat racikan <60 dan ketersediaan obat sebanyak 56,7%
menit (ii) tidak adanya kejadian kesalahan responden. Dari uraian diatas, maka dapat
pemberian obat 100%; (iii) kepuasan diketahui bahwa variabel waktu tunggu
pelanggan > 80%; (iv) penulisan resep pelayanan obat merupakan variabel utama
sesuai formularium 100% (Departemen yang menurut pasien paling tidak
Kesehatan RI, 2008). memuaskan, yaitu sebanyak 83,3% pasien
Dari 4 indikator tersebut diatas, yang tidak puas.
paling mempengaruhi kepuasan pasien Dari uraian diatas maka peneliti tertarik
adalah indikator waktu tunggu pelayanan untuk mengetahui gambaran waktu tunggu
obat. Para pasien mempunyai ekspektasi pelayanan obat di Instalasi Farmasi Rawat
waktu tunggu yang harus mereka habiskan Jalan RSI Siti Aisyah Madiun.
di apotek.Secara keseluruhan apotek rawat Sedangkan dalam Pelayanan
jalan beroperasi dengan tujuan ganda yaitu Kesehatan di Rumah Sakit, Pelayanan
memberikan obat yang akurat dan tepat resep merupakan titik terakhir pasien dalam
waktu (Megawati, 2015). proses pelayanan kesehatan, sehingga di
Berdasarkan data sekunder, sebanyak perlukan gambaran waktu tunggu di
22 responden menyatakan puas terhadap Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun
ruang tunggu sebanyak 73,3% dan 8
dan seberapa lama proses pelayanan Berdasarkan jenis resep sampel yang
resep obat untuk pasien. didapatkan menunjukkan bahwa resep obat
jadi lebih besar dibandingkan dengan resep
Tujuan Penelitian obat racikan, untuk obat jadi yaitu sebanyak
88,7 % dan obat racikan sebesar 11,3 %.
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, tujuan penelitiani ini adalah Tabel 2. Deskripsi Lama Waktu Tunggu
menggambarkan waktu tunggu pelayanan Pelayanan Resep Obat Jadi (dalam menit)
resep pasien rawat jalan di Instalasi
Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun. Obat Jadi Waktu Tunggu
Rata-Rata 8,62 menit
METODE PENELITIAN Median 8,00 menit
Stdev 4,734 menit
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
observasional dengan analisis deskriptif. Min 2 menit
Metode deskriptif yaitu prosedur Max 27 menit
pemecahan masalah dengan Standar SPM-RS 30 menit
menggambarkan keadaan objek pada saat Standar RSI Siti 15 menit
sekarang berdasarkan fakta-fakta Aisyah
sebagaimana adanya, kemudian dianalisis
dan diintepretasikan. besar sampel yang Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-
digunakan peneliti untuk dilakukannya rata waktu tunggu resep obat jadi adalah
penelitian adalah 344 sampel. 8,62 +/- 4,7 menit dengan waktu tunggu
Tempat penelitian ini di RSI Siti Aisyah paling lama adalah 27 menit dan yang
Madiun. Penelitian dilakukan di Instalasi paling cepat adalah 2 menit.
Farmasi Rawat Jalan RSI Siti Aisyah
Madiun bulan Juni tahun 2016, sampai Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan
jumlah sampel terpenuhi. Alat pengumpul Resep Obat Racikan
data kuantitatif dalam penelitian ini adalah
jam digital dan Lembar Pengumpul Data Dari hasil penelitian yang dilakukan
(LPD). Lembar Pengumpul Data digunakan peneliti terhadap 344 sampel resep,
untuk mencatat waktu tunggu pelayanan didapatkan total lama waktu tunggu
obat di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah pelayanan resep dari tiap jenis resep yang
Madiun dengan Analisis data menggunakan akan dijelaskan pada Tabel 3.
teknik Analisis Deskriptif.
Tabel 3. Deskripsi Lama Waktu Tunggu
HASIL PENELITIAN Pelayanan Resep Obat Racikan (dalam
menit)
Berdasarkan jenis resep sampel yang
didapatkan di Instalasi Farmasi RSI Siti Obat racikan Waktu Tunggu
Aisyah Madiun menunjukkan bahwa resep Rata-Rata 13,49 menit
obat jadi lebih besar dibandingkan dengan
Median 14,00 menit
resep obat racikan.
Stdev 6,316 menit
Tabel 1. Deskriptif Persentase jumlah Min 3 menit
sampel berdasarkan jenis resep obat jadi Max 28 menit
dan obat racikan Standar SPM-RS 60 menit
Standar RSI Siti 30 menit
No Jenis Jumlah Persentase Aisyah
Resep (resep)
1 Obat 39 11,3 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-
Racikan rata waktu tunggu resep obat racikan
2 Obat 305 88,7 adalah 13,49 +/- 6,316 menit dengan waktu
Jadi tunggu paling lama adalah 28 menit dan
Total 344 100,0 yang paling cepat adalah 3 menit.
Tabel 4. Deskripsi Rata-Rata Waktu bidang farmasi menurut Menkes RI No. 129
Tunggu Pelayanan Resep (dalam menit) tahun 2008, yaitu resep obat jadi kurang
dari 30 menit dan resep obat racikan
Resep Waktu Tunggu kurang dari 60 menit. Rata-rata waktu
Rata-Rata 9,17 menit tunggu resep obat jadi sudah memenuhi
Median 8,00 menit standar waktu tunggu yang ditetapkan oleh
Stdev 5,164 menit RSI Siti Aisyah yaitu sebesar 15 menit.
Akan tetapi dari 305 resep obat jadi, ada 41
Min 2 menit resep atau 13,4 % resep yang waktu
Max 28 menit tunggunya melebihi standar waktu tunggu
yang telah ditetapkan oleh RSI Siti Aisyah
Dari hasil penelitian yang dilakukan dimana waktu tunggu paling lama adalah
peneliti terhadap 344 sampel resep, 28 menit.
didapatkan rata-rata waktu tunggu Rata-rata waktu tunggu resep obat
pelayanan resep secara keseluruhan racikan sudah memenuhi standar waktu
adalah 9,17 menit. Dengan waktu tunggu tunggu yang ditetapkan oleh RSI Siti Aisyah
tersingkat 2 menit, sedangkan waktu Madiun, yaitu sebesar 30 menit. Dari 39
tunggu paling lama adalah 28 menit. resep obat racikan, semuanya memenuhi
standar waktu tunggu yang ditetapkan oleh
Tabel 5. Deskripsi Persentase Tiap Jenis RSI Siti Aisyah. Waktu tunggu paling lama
Resep Yang Tidak Memenuhi SPM-RS adalah 28 menit. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Jenis Resep yang Persentase 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar
diamati pelayanan kefarmasian di Apotek.
Obat Jadi 0 Pelayanan Resep adalah suatu pelayanan
Obat Racikan 0 terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi atau dokter hewan yang diberi
Dari tabel 5 diketahui bahwa waktu izin berdasarkan peraturan perundang-
tunggu resep yang masuk ke Instalasi undangan yang berlaku mulai dari
Farmasi Rawat Jalan di RSI Siti Aisyah penerimaan resep sampai dengan
sudah sesuai dengan Standar Pelayanan penyerahan obat (Kepmenkes, 2004).
Minimal Rumah Sakit. Waktu tunggu pelayanan resep dibagi
menjadi dua yaitu waktu tunggu pelayanan
Tabel 6 Deskriptif Persentase Tiap Jenis resep obat jadi dan waktu tunggu
Resep Yang Tidak Memenuhi SPM RSI Siti pelayanan resep obat racikan. Menurut
Aisyah Madiun Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Jenis Resep yang Persentase tentang Standar Pelayanan Minimum
diamati (%) Rumah Sakit dijelaskan bahwa waktu
Obat Jadi 13,4 tunggu pelayanan resep obat jadi adalah
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
Obat Racikan 0,0 resep sampai dengan menerima obat jadi.
Sedangkan waktu tunggu pelayanan resep
obat racikan adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan
Dari tabel 6 diketahui bahwa jumlah menerima obat racikan.
resep yang tidak memenuhi standar waktu Waktu pelayanan resep terdiri dari
menurut SPM RSI Siti Aisyah adalah resep berbagai tahap yaitu : a) Tahap
obat jadi yaitu sebanyak 41 resep atau penghargaan, tahap pembayaran, dan
13,4% , sedangkan resep obat racikan yaitu penomoran memakan waktu lebih dari satu
0,0%. menit karena komputer untuk menghargai
lambat dalam merespon disebabkan
PEMBAHASAN memory server tidak cukup menampung
data yang ada. b) Tahap resep masuk dan
Dari 344 sampel yang diamati diperoleh tahap pengecekan dan penyerahan obat
bahwa rata-rata waktu tunggu resep obat memerlukan waktu lebih dari dua menit,
jadi maupun obat racikan sudah memenuhi karena tidak ada petugas yang mengambil
standar yang ditetapkan oleh SPM-RS resep pada tahap resep masuk dan pada
tahap pengecekan, dan penyerahan obat yang lebih lama dibandingkan dengan
tidak ada petugas yang mengecek dan resep obat paten. Hal ini disebabkan obat
menyerahkan obat sebab petugas sudah racikan membutuhkan waktu yang lebih
sibuk dengan tahap yang lain terlebih pada lama dibandingkan obat jadi mengingat
saat jam-jam puncak dimana terjadi tahapan dan proses pengemasannya
penumpukan resep. c) Tahap pengambilan membutuhkan waktu yang lebih lama. c)
obat paten, tahap pembuatan obat racikan Program komputer yang belum sempurna,
dan tahap etiket dan kesmas membutuhkan yang mengakibatkan beberapa pekerjaan
waktu agak lama jika dibandingkan dengan dikerjakan secara manual. d) Ketersediaan
tahap yang lainnya karena dibutuhkan sumber daya manusia yang cukup dan
waktu untuk mencari dan mengambil obat terampil, lama kerja, beban kerja,
paten sedangkan untuk obat racikan pengetahuan dan ketrampilan pegawai.
diperlukan waktu menghitung, menimbang Pengalaman kerja merupakan latar
dan mengambil obat sesuai dengan dosis belakang individu sehingga dapat
yang diperbolehkan, serta etiket dan kemas mempengaruhi perilaku kinerja individu dan
membutuhkan ketelitian, khususnya pada menyebutkan bahwa makin lama
obat racikan agar tepat dosisnya pada pengalaman kerja seseorang maka dia
setiap kemasan (Wijaya (2012). akan semakin terampil. Dan makin lama
Layanan resep merupakan salah satu masa kerja seseorang akan semakin
proses operasional dimana aktivitas bertambah wawasan dan kematangan
didalamnya terdiri atas proses administrasi dalam melakukan tugas. e) Sarana dan
dan operasional. Tidak dapat dipungkiri prasarana, sarana dan fasilitas harus
bahwa pengelolaan aktivitas dalam proses diperhatikan supaya dapat menunjang
operasional layanan resep farmasi rawat proses operasi layanan resep. Yang perlu
jalan akan memberikan dampak positif bila diperhatikan untuk sarana dan prasarana
output-nya dapat memenuhi kebutuhan bukan hanya kecukupan tetapi layout atau
konsumen. Aktivitas utama layanan resep tata ruang interior dan eksterior dari
farmasi rawat jalan adalah penerimaan instalasi farmasi juga perlu diperhatikan.
resep, pengelolaan resep serta peracikan. Adanya kendala yang berhubungan dengan
Dimana ketiga aktivitas ini akan layout eksterior instalasi farmasi dapat
mengkonsumsi waktu yang berbeda memberi kontribusi pada lamanya proses
berdasarkan jenis resep dan jumlah item pelayanan resep, dalam hal ini salah satu
pada setiap lembar resep (Wijaya, 2012). contohnya adalah peletakan loket yang
Sejumlah faktor yang berkontribusi banyak dan kurang tepat sehingga
terhadap lamanya waktu tunggu pelayanan membingungkan pasien dalam mencari
resep antara lain adalah jenis resep, jumlah loket yang tepat. Sedangkan kendala
dan kelengkapan resep, ketersediaan berhubungan dengan layout interior adalah
sumber daya manusia yang cukup dan tata ruang yang ada tidak dipergunakan
terampil, ketersediaan obat yang sesuai, secara maksimal sehingga hal ini
serta sarana dan fasilitas yang memadai menyebabkan adanya perbedaan level dari
(Wijaya, 2012). Faktor-faktor yang traffic flow pegawai di beberapa area dalam
berhubungan dengan waktu tunggu ruangan tersebut.
pelayanan resep menurut Wijaya (2012) Dengan memantau traffic flow pegawai,
adalah : a) Adanya komponen delay yang dapat terlihat area-area tertentu yang padat
menyebabkan proses menjadi lebih lama. dan menyebabkan pergerakan pegawai
Delay disebabkan antara lain karena untuk melakukan proses pelayanan resep
petugas belum mengerjakan resep karena menjadi tertunda terutama pada jam sibuk
mengerjakan kegiatan lain atau atau peak hour. Peletakan obat-obatan juga
mengerjakan resep sebelumnya. Hal ini berpengaruh terhadap waktu pelayanan
terlihat dari hasil penelitiannya, dimana total terutama pada proses pengambilan obat
waktu komponen delay lebih besar dari dimana pegawai farmasi harus menjelajahi
total waktu komponen tindakan baik pada ruangan untuk mencari obat sesuai dengan
resep non racikan maupun racikan. resep. f) Kebijakan dan prosedur, salah
Komponen delay lebih besar daripada satu hal yang berhubungan dengan
komponen tindakan menandakan proses kebijakan yang mempengaruhi waktu
pelayanan resep kurang efektif. b) Resep pelayanan resep adalah mengenai
racikan membutuhkan waktu pelayanan formularium. Adanya ketidaksesuaian resep
DAFTAR PUSTAKA