Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Scabies Penyakit scabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau atau

kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei varian hominis, ditandai dengan keluhan gatal, terutama
pada malam hari dan mudah menular melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penyakit scabies ini
banyak diderita di masyarakat kita, maka tak heran banyak penamaan untuk penyakit ini seperti gudik
(gudikan), kudis (kudisan), gatal agogo, budukan, dan lain-lain (silahkan ditambahkan). Penyebab scabies
Seperti telah disebutkan sebelumnya penyakit scabies disebabkan oleh tungau yang berukuran kecil tak
tampak oleh mata telanjang sehingga untuk melihatnya diperlukan alat bantu berupa mikroskop.
Ukuran kutu (tungau) betina 0,3-0,4 mm, sedangkan S. scabei jantan setengah dari ukuran betina.
Sarcoptes scabei penyebab gudikan atau kudis Kutu betina yang sudah dibuahi akan tinggal di kulit
dengan membuat liang terowongan pada kulit (lihat gambar), disana ia bertelor sekitar 40-50 butir telor,
dan akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Di luar kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada
suhu kamar. Cara Penularan Scabies Karena penyebab scabies adalah kutu yang dapat menyebar dari
orang ke orang maka penyakit ini mudah menular. Penularan scabies bisa terjadi secara kontak langsung
atau bersentuhan kulit-kulit dan hubungan suami istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya
melalui pakaian, handuk, dan tempat tidur yang dipakai bersama-sama. Maka tak heran jika penyakit
scabies ini akan mengenai orang secara berjamaah seperti dalam satu keluarga, satu asrama, pondok
pesantren, dan satu sekolah. Gejala Scabies Gejala utama penyakit scabies adalah gatal pada kulit,
terutama memburuk pada malam hari. Rasa gatal terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau. Terjadi
secara berkolompok seperti telah disebutkan di atas. Gejala scabies atau kudis lainnya meliputi: Gatal di
sela-sela jari dan pergelangan tangan. Gatal pada permukaan luar siku dan di ketiak. Gatal di sekitar
perut dan pusar. Gatal Pada bagian bokong dan selangkangan Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan
sisi payudara (pada wanita). Gatal Pada alat kelamin (pada pria). Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-
gatal dan iritasi kulit juga dapat terjadi pada kulit kepala, leher, dan wajah dan telapak tangan dan
telapak kaki. Pengobatan Scabies Penyakit scabies atau Kudis ini tidak akan sembuh dengan sendirinya.
Untuk menghilangkannya, dan agar tidak menyebar kepada orang lain, maka perlu menggunakan obat
scabies berbentuk krim khusus atau lotion yang dioleskan pada kulit. Obat scabies cream ini
mengandung permethrin atau kandungan lainnya. Oleskan obat scabies merata ke seluruh permukaan
kulit yang gatal, tapi hindari daerah sekitar mata dan mulut. Setelah dioleskan biarkan, jangan terkena
air selama 8 sampai 14 jam (tergantung obatnya) baru kemudian dibersihkan atau mandi. Antihistamin
(seperti interhistin, cetirizin, dll), krim steroid, atau, dalam kasus yang parah, pil steroid dapat
membantu mengurangi rasa gatal. Obat anti gatal ini diminum sebelum menggunakan obat scabies di
atas, tentu hal ini harus berdasarkan rekomendasi dokter. Baca juga: Obat gatal paling ampuh Jika
terdapat infeksi skunder yang ditandai dengan nanah pada kulit yang gatal, maka diperlukan antibiotik.
Tips Cara Mengobati Scabies (kudis atau gudik) dengan tuntas! Penderita dalam satu rumah atau
kelompok harus diobati secara bersamaan (serempak), untuk memutus rantai penularan. Ayo rame-
rame ke dokter… Cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari sebelum
memulai pengobatan. Gunakan air panas pada bilasan terakhir sebelum menjemurnya. Bersihkan
dengan hati-hati tempat tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang yang memiliki kudis
atau gudikan. Itulah rangkuman tentang penyakit scabies yang dikenal juga dengan sebutan kudis atau
gudikan yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Bersumber dari: Mengenal Penyakit Scabies (Kudis, Gudik) dan Pengobatannya | Mediskus
Penyebab Scabies

Kudis disebabkan oleh tungau atau sejenis kutu bernama Sarcoptes scabiei, tungau ini biasanya
membentuk liang atau lubang pada lapisan tanduk kulit, sehingga menyebabkan rasa gatal yang
menyengat. Ia akan terus menggali lubang untuk bersarang di dalam kulit, saat tungau betina dibuahi ia
akan menetap dalam ujung lubang yang digalinya dan bertelur.

Ada beberapa fase hingga tungau ini menjadi dewasa, fase awal ditandai saat menetasnya tungau
setelah 2 atau 4 hari menjadi larva. Lalu, 1 hingga 2 hari kemudian mereka berubah menjadi nimfa. 2
hingga 4 hari mendatang barulah mereka memulai fase kedua yang siap untuk berkembang biak, sekali
bertelur dapat menghasilkan 3 butir telur, umur tungau dapat mencapai 4 minggu.

Gejala Scabies

Karena liang kulit yang digali oleh tungau, tentu saja ini menyebabkan iritasi yang sangat gatal
khususnya pada malam hari. Ruam dapat terlihat pada tangan, kaki, pergelangan kaki, siku, pinggang,
punggung, perut, ketiak, bokong, dan area sekitar kemaluan. Untuk mendiagnosanya secara pasti
diperlukan penandaan dengan menggunakan pen tetracycline topikal yang akan bercahaya saat terkena
sinar khusus. Hal ini dilakukan untuk mencari jejak, telur, dan liang tungau.

Proses pencarian dapat sangat menyulitkan jika Anda menggaruk area yang gatal, jika pola zig-zag atau
‘S’ timbul, itu adalah tanda keberadaan tungau. Kudis tidak dapat dihilangkan dengan mandi secara
teratur atau penggunaan obat yang dijual bebas.

Pengobatan Scabies

Pengobatannya dapat dilakukan dengan menghilangkan tungau dalam kulit terlebih dahulu. Hal ini
dapat dilakukan dengan krim ataupun lotion selama 8 jam pertama. Lalu pengobatan lanjutan dilakukan
jika muncul ruam yang baru atau timbul liang di area lainnya. Seluruh anggota keluarga juga perlu
diobati, walau tidak memiliki gejala serupa guna menghindari penularan tungau.

Obat-obatan yang dapat digunakan berdasarkan resep dokter ialah krim dengan kandungan Permethrin
5%. Krim ini lebih aman digunakan ketimbang Lindane. Pada bayi dokter biasanya menerapkan krim
Crotamiton yang dapat digunakan selama 2 hingga 5 hari.

Walaupun obat-obat tersebut dapat membunuh tungau, namun gatal tidak akan segera hilang dalam
beberapa minggu. Dokter bisa saja memberikan obat invermectin untuk diminum bagi mereka yang
sistem kekebalan tubuhnya lemah, atau pengobatan diatas tidak segera menuntaskan masalahnya.
Pencegahan Scabies

Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan kebersihan lingkungan maupun kebersihan pribadi,
misalnya; mencuci pakaian dan seluruh kain dengan sabun dan mengeringkannya pada suhu tinggi,
khususnya 3 hari sebelum melakukan perawatan medis. Hal ini bertujuan menghambat penyebaran dan
pertumbuhan tungau di sekitar pasien.

Anda juga perlu menjaga kebersihan binatang peliharaan Anda. Jangan menyimpan barang-barang yang
tidak dapat dicuci atau tidak terpakai dalam wadah plastik yang tertutup. Ada baiknya untuk
meletakkannya di luar ruangan, seperti garasi. Tujuannya agar tungau mati kelaparan selama 1 minggu.

Organ bagian luar manusia perlu dijaga kebersihan dengan baik. Lingkungan yang terdiri dari berbagai
macam debu dapat membawa penyakit. Terlebih untuk sifat kulit seseorang yang sangat sensitif. Maka
ketika terkena debu sedikit saja maka akan terasa gatal-gatal, benjol, dan memerah.

Penyakit kulit itu bermacam-macam dan salah satu yang ada yaitu, skabies. Penyakit scabies merupakan
penyakit yang menyerang pada kulit dan bersifat menular. Penyebab dari penyakit skabies adalah kutu
yang bernama Sarcoptes scabiei.

Cara Penularan Penyakit Skabies

Cara penularan penyakit gatal kulit ini dengan kutu dari si penderita akan berpindah ke kulit orang yang
lain. Terlihat dengan sifat kutu yang pandai melompat maka akan cepat menularkan ke orang lain. Perlu
wasapada ketika penyakit skabies menyerang pada salah satu anak Anda, maka besar kemungkinan akan
cepat menular kepada Anda.

Rasa gatal karena kutu ini sangat mengganggu dan menyebabkan kulit menjadi terasa tidak nyaman.
Penyakit skabies menular dengan begitu cepat dan dengan cara kontak langsung antar kulit yang
menderita penyakit tersebut ke kulit yang tidak menderita penyakit tersebut.

Bahkan dengan cara kontak tidak langsung pun kutu akan sangat mudah menempel pada kulit orang
tertentu yang sehat, tua ataupun muda bisa terkena. Penyakit tersebut dapat dialami di mana saja dan
kapan saja. Ketika Anda di rumah, di tempat umum, di tempat kerja, bahkan di manapun Anda berada
dan tidak dapat dipastikan kapan datang.

Kejadian penyakit skabies atau gudik pernah dialami di daerah tertentu. Seperti di daerah Palaran kota
Samarind (2002).

Gejala (Tanda) Penyakit Skabies


Bagi orang awam yang baru terkena penyakit skabies akan menganggap kulitnya terkena alergi. Sebab
gejala dan rasa yang ditimbulkan pada pertama kali memang sama seperti kulit sedang alergi, yakni kulit
terasa gatal.

Semakin menyebar penyakit skabies karena tidak kunjung diobati. Penyakit tersebut baru akan terlihat
sebagai penyakit skabies ketika sudah menyebar lebih dari satu orang.

Agar lebih paham lagi, maka akan dijelaskan mengenai penyakit scabies yang disebabkan oleh kehadiran
kutu Sarcoptes scabiei ini. Seperti kutu kecil-kecil atau juga tungau. Gejala yang dirasakan pertama kali
adalah gatal-gatal pada daerah kulit. Akan sangat terasa gatal ketika masuk waktu malam.

Penularan Penyakit Skabies (Lebih Detail)

Penularan penyakit skabies seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah dengan kontak secara langsung
maupun tidak langsung. Dapat dari pakaian yang dikenakan atau hanya digantung, kamar tidur seperti
tempat tidur, kursi, dan lainnya.

Bentuk kutu Sarcoptes scabiei ini kecil memiliki warna putih yang transparan. Bentuk fisik kutu bulat
namun lonjong. Besar kutu sekitar nol koma empat milimeter sangat kecil untuk betina. Dan untuk
jantan memiliki bentuk yang lebih kecil dari betina yaitu, setengahnya.

Sifat kutu ini rentan jika di suhu kamar dan kelembaban udara sekitar delapan puluh persen. Jika kutu
hidup dalam kondisi tersebut maka tidak sampai tiga hari untuk bertahan hidup. Berbicara mengenai
perkembang biakkan, kutu ini akan membuat sebuah sarang atau liang di kulit ketika akan melahirkan.

Jumlah telur kutu ini sangat banyak mencapai lima puluh butir telur. Waktu untuk menetas sampai
dengan lima hari. Larva kutu keluar dari permukaan bagian kulit manusia. Hingga menjadi kutu yang
lebih dewasa sampai waktu tujuh belas hari lebih lama dibanding larva kutu. Sedangkan nasib kutu
jantan adalah akan langsung mati setelah berhasil membuahi si kutu betina.

Penularan Skabies Dengan Kontak Langsung

Kembali mengarah pada hal penularan kutu secara langsung dengan kontak secara seksual. Dan untuk
secara tidak langsung maka dapat melalui peralatan atau benda yang dipakai.

Bahkan ketika si penderita habis memakai tempat untuk duduk seperti kursi maka dimungkinkan ada
kutu di kursi tersebut. Dan berlanjut mengenai tanda terjangkit rasa gatal kulit karena penyakit
skabies. Rasa gatal-gatal di waktu hendak tidur dan saat tidur, ketika digaruk maka timbul benjolan kecil
dengan warna putih abu-abu, dan bahkan dapat terlihat nanah akibat kutu tersebut.

Kutu akibat penyakit skabies lebih memilih tempat seperti pergelangan tangan, sela jari tangan, telapak
tangan, sela jari kaki, bahkan tempat telapak kaki. Perlu diperhatikan bahwa bayi pun dapat menaglami
penyakit skabies.

Deteksi Penyakit Skabies


Seseorang yang mengalami penyakit skabies memang masih sulit untuk dideteksi secara tepat. Namun
dapat dilihat dengan mengetahui apakah orang tersebut memang mudah merasa gatal-gatal pada kulit
terutama pada waktu malam. Juga apakah gatal tersebut menurun pada orang lain atau tidak.

Dapat juga dideteksi dengan melihat kondisi fisik. Ketika kulit yang gatal digaruk maka akan muncul
benjol. Maka dapat didteksi mana saja kulit yang mengalami benjol. Bahkan untuk lebih akurat maka
dapat dideteksi menggunakan mikroskop. Dengan begitu si kutu pun akan jelas terlihat.

Pengobatan Dan Pencegahan

Pengobatan tepat yang harus Anda lakukan ketika mengalami penyakit skabies adalah dengan
menghilangkan kutu tersebut tentunya. Obat antibiotic dapat menjadi salah satu alternatif. Pemakaian
Tea Tree Oil (TTO) pun dapat dipertimbangkan.

Sangat penting bagi setiap orang untuk selalu menjaga kebersihan, kerapian, dan eksehatan agar
penyakit skabies tidak datang. Jika sudah terlanjur menyerang maka Anda ahrus pergi ke dokter. Dapat
dokter umum namun lebih baik dokter ahli kulit langsung agar dapat segera dideteksi tepat.

Kemudian jangan lupa bersihkan segala pakaian dan juga ganti alas untuk tempat tidur Anda dengan
yang bersih. Lebih baik ketika mencuci menggunakan air bersuhu tinggi atau hangat agar kutu langsung
mati. Tidak lupa untuk mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun antikuman.

Dan terakhir, ketika salah satu anggota di keluarga Anda merasa gatal-gatal maka segera periksakan ke
dokter. Jika menderita penyakit skabies maka lebih baik jika yang memeriksakan diri seluruh anggota
keluarga. Hal tersebut untuk mencegah penyakit skabies semakin menyebar dengan cepat.

Jangan Remehkan Penyakit Skabies

Jangan terlalu menyepelekan penyakit yang menyerang pada kulit apalagi rasa gatal-gatal. Anda pun
tentu tidak akan pernah tahu gatal pada kulit Anda itu hanya sekadar karena gigitan serangga, debu,
atau alergi.

Jika masih dapat diatasi memang tidak masalah. Namun jika harus melibatkan banyak orang dalam arti
Anda secara tidak langsung menyebabkan orang lain ikut menderita gatal-gatal yang ternyata Anda
sebagai sumbernya.

Sumber: https://pulauherbal.com/jurnal/1457-skabies-sebab-dan-solusi.html

Obat Scabies: Penyebab, Gejala dan Pengobatan Penyakit Kudis atau Kudisan (Scabies)
by lee

28,731 Views

Kudis atau istilah lainnya adalah scabies merupakan suatu jenis penyakit pada kulit. Kudis adalah
penyakit gatal kulit yang tergolong bisa berpindah menular.

Penularan kudis bisa lewat kontak langsung kulit ke kulit dengan si penderita (orang yang terinfeksi
scabies), hubungan seksual dengan penderita dan melalui media seperti pakaian, handuk, sprei, barang-
barang yang dipakai atau bersentuhan langsung dengan kulit si penderita.

Meskipun menular, penyakit kudis ini bisa disembuhkan dengan pengobatan tertentu seperti salep atau
palet dan juga obat tradisional kudis.

Penyebab Kudis

Kudis disebabkan oleh sejenis kutu atau tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang bisa menimbulkan
keropeng, kebotakan dan gatal pada bagian kulit.

Tungau Sacroptes scabiei ini bentuknya bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, ukuran betina (300–600 μ) x
(250-400 μ), dan ukuran jantan (200- 240 μ) x (150-200 μ) dan suka hidup pada lapisan epidermis (kulit)
manusia.

Saat masuk ke dalam lapisan kulit inilah mereka akan bertelur dan berkembang biak serta bisa bertahan
selama berbulan-bulan bahkan tahunan.

Gejala Kudis

Gejala, ciri atau tanda umum pada kudis (Scabies) adalah:

1. Terlihat garis berbentuk seperti lorong di atas kulit pada bagian tubuh manapun terkecuali wajah,
yang disebabkan aktivitas tungau pada lapisan kulit . terkadang dibarengi dengan rasa gatal sebagai
akibat tungau terus bergerak di dalam kulit dan mengeluarkan kotoran.

2. Rasa gatal yang intens terutama pada malam hari atau saat suhu tubuh meningkat seperti saat
olahraga atau setelah mandi air hangat.

3. Iritasi jerawat, kulit terlihat kemerahan (ruam), timbul benjolan, ruam gatal pada pergelangan tangan,
lipatan tangan (siku dan ketiak), sela-sela jari-jari, lipatan kaki, lipatan buah dada, Mr. P, pinggang serta
sering diikuti infeksi sekunder (luka), misalnya akibat bakteri. Jika ruam digaruk, dapat menyebabkan
luka kulit (lecet) dan mudah terinfeksi bakteri bila tidak segera ditangani.

4. Pada bayi, jika pada biasanya timbul bisul di bagian kepala, wajah, leher, telapak kaki dan telapak
tangan.

Pencegahan kudis
1. Bersihkan rumah secara total, mulai dari lantai, karpet, lemari dan lain-lain. Anda bisa gunakan cairan
pembersih yang mengandung disinfektan untuk lebih bagusnya.

2. Hilangkan semua debu di kaca atau di mana saja di rumah.

3. Gantilah pakaian anda sekali sehari atau jika sudah berkeringat langsung ganti jangan pakai pakaian
yang lembab dan campur keringat.

4. Jadikan suasana lingkungan tempat tinggal tetap bersih.

Pengobatan kudis

Obat Scabies

1. Jangan menggaruk kulit yang mengalami kudis karena ini bisa menimbulkan infeksi.

2. Mandi dengan air yang telah diberi larutan antiseptic (seperti dettol™, PK dan sebagainya) atau kamu
bisa juga memakai sabun antiseptik.

3. Setelah mandi keringkan tubuh dengan handuk bersih.

4. Jika menjelang pagi dan malam hari, oleskan krim mengandung Permethrin 5 % bida didapatkan di
apotek (misal Scabimite Krim™, atau Scabicid Cream™ ) ke seluruh tubuh terutama pada bagian yang
gatal, sela-sela tubuh, lipatan-lipatan tangan dan kaki, organ intim, punggung, dan bagian lipatan lainnya
dalam tubuh.

5. Biarkan krim tersebut di tubuh anda selama kurang lebih 8 hingga 24 jam agar meresap. kemungkinan
rasa gatal akan meningkat ini bisa diakibatkan reaksi obat.

6. Jika sudah 12-24 jam, bersihkan sisa krim dengan mandi air hangat.

7. Lakukan pengobatan selama 1 minggu kemudian.

8. Bila Permethrin tidak efektif, anda bisa dengan menggunakan Malathion Lotion, namun untuk lotion
ini biasanya harus diresepkan oleh dokter.
9. Bila cara ini tidak berhasil dan kondisi sudah kudis sedemikian parah serta sistem kekebalan tubuh
menurun bawalah ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik.

10. Dokter akan meresepkan obat Invermectin dan jika sampai terjadi infeksi pada bagian kulit yang
berkudis, dokter juga akan memberikan obat antibiotik.

CARA MENGOBATI PENYAKIT KUDIS / SCABIES


Bagaimana cara mengobati penyakit dari tungau yang bernama sarcoptes scabiei ini? Berikut adalah uraian yan paling ampuh
untuk menyembuhkan penyakit skabies atau kudis ini.

1. Jangan menggaruk kulit yang gatal


Jika kulit yang terkena skabies digaruk, telur itu akan terus menyebar hingga seluruh tubuh, dan akan semakin selit unuk
disembuhkan. Maka dari itu ini langkah pertama untuk menyembuhkan penyakit kudis.

2. Gunakan handuk yang selalu bersih


Saat kita mandi penyakit ini akan terbawa di handuk handuk kita. Gunakanlah handuk yang selalu bersih, penggantian maximal
handuk adalah 2-3 hari sekali. Dengan itu kebersihan handuk kita juga akan terjaga.

3. Tuang antyseptic setiap kali mandi


Belilah antyseptic yang ada di apotik seperti detol, bubuk pk, dsb. Baca cara penggunaanya lalu gunakan saat mandi.

4. Gunakanlah beberapa obat.


Obat yang biasanya digunakan adalah 'SCABIMITE' , dengan permethrin 5%. Biasanya obat ini tersedia di banyak apotik terdekat di
daerah anda. Harga bervariasi menurut besar kecilnya salep ini. Berkisar antara 30.000-60.000. Oleskanlah scabimite ini setiap habis
mandi atau sesuai aturan pemakaian
Obat obat tradisional juga bisa digunakan, hasilnya juga lumayan. Anda bisa mencoba diantaranya air garam atau belerang.
Rendamkan kulit yang terkena kudis atau scabies ke air yang telah dilarutkan garam atau belerang (bisa dibeli di apotek). Atau juga
bisa pergi ke laut yang kadar garamnya tinggi, pemandian belerang juga bisa menjadi tujuan untuk menyembuhkan penyakit ini.

PENCEGAHAN PENYAKIT KUDIS / SCABIES

1. Hindarilah kontak fisik dengan orang yang telah terkena.


Tungau penyakit ini sangat mudah bertelur, maka dari itu ia juga dengan mudah berkembangbiak dan menyebar. Penyakit ini
disebarkan atau ditularkan melalui kontak fisik dengan si korban dari kutu ini. Mulai dari sentuhan sentuhan di benda, seperti remote,
tempat tempat umum, dsb.

2. Jagalah kebersihan lingkungan


Jaga juga kebersihan lingkungan yang anda tempati, karena kutu ini sukaa sekali ditempat yang kotor. Biasanya kutu ini bersarang
ditempat tidur anda, maka dari itu ganti sprei anda secara berkala dan jemur kasur, bantal, gdan guling anda secara rutin
Skabies
Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru tentang kasus skabies diberbagai media
di Indonesia (terlepas dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih
merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai
belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk,
status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau
cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut
mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan
yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi
dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat.
(Kenneth, F,1995).

Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas selurauh Indonesia pada tahun 1986 adalah
4,6 % - 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin
FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada
tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1995).
II.1. Sinonim.
Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo (Handoko, R, 2001).
II.2. Definisi.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya. (Handoko, R, 2001).
II.3. Epidemiologi.
Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang
berkembang prevalensi skabies sekitar 6 % - 27 % populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta
remaja. (Sungkar, S, 1995).
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan
penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan
dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual). (Haandoko, R, 2001).

II.4. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia
disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata.
Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450
mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2 pasang
kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan
mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi
ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari
larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 – 12 hari.(Handoko, R, 2001).
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 – 4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke
dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina
akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi. ( Mulyono, 1986).
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 – 14 hari. Yang diserang
adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh
kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang. (Andrianto dan Tang Eng Tie, 1989).
II. 5. Patogenesis.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan.
Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul
pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan
infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.(Handoko, R, 2001).

II.6. Cara Penularan.


Penyakit scabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak langsung. Yang paling sering adalah
kontak langsung dan erat atau dapat pula melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Bahkan
penyakit ini dapat pula ditularkan melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang yang sehat. Di
Amerika Serikat dilaporkan, bahwa scabies dapat ditularkan melalui hubungan seksual meskipun bukan merupakan
akibat utama. (BrownT.Y. et al, 1999).
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan, atau apabila banyak orang
yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki
oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan
akan kesehatan yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan
terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita
jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada. (Benneth, F.J., 1997).
Penularan scabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama di lingkungan rumah
tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan
yang dipakai oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat kontak langsung
maupun tak langsung seperti tidur bersama. Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama di
lingkungan padat penduduk. Dibeberapa sekolah didapatkan kasus pruritus selama beberapa bulan yang sebagian
dari mereka telah mendapatkan pengobatan skabisid. (Meyer, J. et al, 2000).
II.7. Gejala Klinis.
Ada 4 tanda cardinal (Handoko, R, 2001) :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada
suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh
anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang
seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala.
Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan,
berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat
predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus,
bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup
tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.
II.8. Klasifikasi.
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan
kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995):
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar
ditemukan.
2. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi
tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang
tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup,
terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap
tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat
menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan
kortikosteroid.
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak
terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana
orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih
pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri
karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
5. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan
hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita
skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi
sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak.


Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak
kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada
bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang
lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000).
II.9. Pembantu Diagnosis.
Cara menemukan tungau (Handoko, R, 2001):
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum
dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca
pembesar.
3. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan
diperiksa dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

II.10. Diagnosis.
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar (Harahap.M, 2000):
1. Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa
millimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.
2. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan,
areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna pria.Pada oaring dewasa jarang
terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di
seluruh permukaan kulit.
3. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang efektif.
4. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai
adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas
kutu meningkat.
II.11. Diferensial Diagnosis.
Diagnosis bandingnya adalah (Siregar, R.S,1996):
1. Prurigo, biasanya berupa papel-papel yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler.
3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritem.
II.12. Terapi.
Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam
obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:
1. Permetrin.
Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak
mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara
dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih
(http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html).
2. Malation.
Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari
kemudian.(Harahap. M, 2000).
3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang
makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).
4. Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 %
dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam. (Harahap, M, 2000).

5. Monosulfiran.
Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 – 3 bagian dari air dan digunakan
selam 2 – 3 hari. (Harahap, M, 2000).
6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).
Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik
terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu
kemudian.(Handoko, R, 2001).
7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan
antigatal.(Handoko, R, 2001).
II.13. Prognosis.
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor
predisposisi, penyakit ini dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik. (Harahap, M, 2000).

Anda mungkin juga menyukai