PENDAHULUAN
optimal bagi masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan. Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia serta merupakan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
dan terarah. Salah satu pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh
1
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai sektor.
yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah lainnya, namun
secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal (Kemenkes RI, 2016).
di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Apoteker STIFI Perintis Padang bekerja sama dengan Apotek Puskesmas Lubuk
2
Begalung yang merupakan salah satu wewenang untuk membantu pelatihan
Praktek Kerja Profesi Apoteker. Dalam praktek kerja ini di harapkan calon
seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA), serta untuk mengenal secara langsung
1.2 Tujuan
sistem informasi.
3
6. Mampu memberikan informasi, konsultasi, dan monitoring
1.3 Manfaat
profesi farmasi.
kefarmasian.
kefarmasian di Puskesmas.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Puskesmas
nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
fasilitas pelayanan yang lebih tinggi bila perlu (Depkes RI, 2006).
yang dapat diberikan tergantung kepada kemampuan yang ada. Dalam diagnosa
dan pengobatan yang lebih canggih dilaksanakan di unit kerja yang lebih tinggi,
5
seperti Rumah Sakit Kabupaten, Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit provinsi
a. Kuratif (Pengobatan)
b. Preventif (Pencegahan)
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
6
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
7
2.1.5. Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja
A. Kedudukan
Daerah:
di wilayah kerjanya.
kecamatan.
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
8
kesehatan masyarakat. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
B. Organisasi
1. Struktur Organisasi
a. Kepala Puskesmas
9
2. Kriteria personalia
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk
tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran
kecamatan, maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam
keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
C. Tata kerja
10
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sesuai kebutuhan.
11
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus
12
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
meliputi:
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
13
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola
(LPLPO).
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan
14
Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
mutu.
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai
diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
15
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
perundang-undangan; dan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling;
4. Posyandu; dan
5. Polindes.
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock),
16
pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi,
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
bila:
2. telah kadaluwarsa;
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri
dari:
17
1. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
terkait;
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
1. Pengendalian persediaan;
H. Administrasi
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
18
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan
lainnya.
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan;
I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
19
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Puskesmas.
3. Konseling
20
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
3. Tanggal resep.
2. Duplikasi pengobatan.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
21
memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang
Tujuan:
klinis/pengobatan.
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
Tujuan:
memadai).
Kegiatan:
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
22
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Kefarmasian.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan.
C. Konseling
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap,
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping,
Kegiatan:
23
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
1. Kriteria pasien:
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi.
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
a. Ruangan khusus.
24
tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan
D. Ronde/Visite Pasien
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
Tujuan:
Obat.
terapi pasien.
pemberian Obat.
25
3. Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
pasien.
4. Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait
Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.
26
c. Memahami teknik edukasi.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya
kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
Kegiatan:
27
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
Tujuan:
Kriteria pasien:
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Kegiatan:
28
6. Melakukan evaluasi.
7. Memberikan rekomendasi.
Tujuan:
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat
29
kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Tujuan Umum:
30
c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga
Tujuan Khusus:
Kefarmasian.
sebagai berikut:
31
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang
berkelanjutan terkait.
meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
32
mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin,
termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan
secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
kebutuhan.
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku
pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu, dan kartu
suhu.
33
6. Ruang arsip
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara
fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap
fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang
34
BAB III
TINJAUAN PUSKESMAS
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 2 minggu (12 hari kerja),
Begalung, Padang. Praktek dijadwalkan dari hari Senin - Sabtu mulai pukul 07.30
- 14.30 WIB.
pelayanan kesehatan.
Puskesmas.
35
Kondisi geografis Puskesmas Lubuk Begalung terletak di
dengan luas 12 Ha yang terdiri dari dataran rendah dan persawahan. Batas-
Pengambiran.
Lubuk Begalung:
2. Kelurahan Banuaran
9. Kelurahan Cangkeh
36
Dengan wilayah yang sebagian besar dataran rendah dan prasarana
sesuai dengan nomor urutan untuk didaftar di loket pendaftran. Pada proses ini,
dicatat nomor rekam medis pasien atau dibuatkan nomor rekam medis untuk
pasien yang baru pertama kali berkunjung. Pasien menunggu sementara petugas
akan mencari rekam medis pasien yang bersangkutan di ruang catatan medis,
selesai pasien membawa hasil cek dari laboratorium ke dokter dan kemudian
dokter akan menuliskan resep obat sesuai dengan penyakit pasien tersebut.
dan meletakan nya pada tempat yang telah disediakan. Pasien menunggu hingga
mendapatkan obat.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
pelayanan obat. Pengelolaan obat merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai
pencatatan dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan dalam penilaian kinerja.
Sedangkan pelayanan obat merupakan suatu kegiatan penggunaan obat dan alat
menyusun jumlah dan jenis perbekalan farmasi yang disesuaikan dengan alokasi
penyalur, gudang obat dan alat kesehatan Puskesmas Kecamatan, serta melihat
38
Lubuk Begalung serta perhitungan kebutuhan. Pemilihan jenis obat dipilih
RI dan standar pengobatan. Selain itu, untuk menentukan jumlah, jenis obat dan
alat kesehatan diperlukan beberapa bahan seperti data dan informasi yang
obat. Metode tersebut yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi. Metode
konsumsi yaitu metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat pada
kunjungan, data analisa metode konsumsi yang dilakukan 3 tahun sebelumnya dan
yang didasarkan pada data jumlah kunjungan, frekwensi penyakit dan standar
pengobatan yang ada. Pada metode ini dilakukan proses penyusunan perencanaan
diperlukan untuk pengadaan bersumber dari subsidi dan swadana. Proses ini
39
Puskesmas. Tatacara pemilihan penyedia barang yaitu membuat rencana umum
farmasi dari pemasok ke gudang penyalur dimana disertai dokumen yang lengkap.
habis pakai dengan melakukan pengecekan terhadap jumlah dan jenis obat,
kemasan, nomor batch atau spesifikasi alat kesehatan habis pakai, dan kadaluarsa.
Obat dan alat kesehatan yang diterima disesuaikan dengan isi dokumen yang
setempat. Kemudian dicatat dan direkap pada catatan pemeriksa atau penerimaan.
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta terhindar dari gangguan
kerusakan fisik maupun kimia yang dapat merusak mutu. Penyimpanan pada
puskesmas Padang Pasir menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out)
sensitive seperti salep krim suppositoria, narkotika dan psikotropika, serta untuk
bahan yang mudah terbakar seperti alkohol. Setiap penyimpanan juga disertakan
dan pengiriman obat dan alat kesehatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta
40
tepat jenis dan jumlah dari intansi yang lebih tinggi ke unit dibawahnya secara
obat dan jadwal pelaksanaan pendistribusian obat dan alat kesehatan habis pakai
melakuakan kegiatan pencatatan dalam kartu stok, jumlah lembar resep, jumlah
penerimaan obat, alat kesehatan dan pemakaian harian dan bulanan. Lalu,
a. Pencatatan penerimaan dan pengeluaran obat dan bahan medis habis pakai
digudang farmasi.
41
c. Pencatatan LPLPO puskesmas
BAB V
5.1 Kesimpulan
42
1. Praktek kepaniteraan profesi apoteker bertujuan untuk mengetahui dan
5.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Puskesmas. Jakarta.
Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas
Kesehatan. Jakarta.
Otonom. Jakarta.
Puskesmas.
Kefarmasian Di Puskemas
Pasien Datang
Rekam Medik
45
Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang
BP Gigi KIA KIA KB IMunisasi
Anak Ibu
Apotek
Pasien Pulang
TERIMA RESEP
KELENGKAPAN
ADMINISTRASI
CARA JUMLAH
PEMAKAIAN OBAT
DOSIS
47 OBAT
BENTUK
SEDIAAN
48
Gambar 4. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
49
Gambar 5. Kartu Stok di Pukesmas Lubuk Begalung
50
Gambar 6. Resep di Pukesmas Lubuk Begalung
51