Anda di halaman 1dari 12

MISKONSEPSI KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Fina Nurul Khotimah, Meiry Fadilah Noor, Nengsih Juanengsih


Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah, ipinkiw@gmail.com
Abstract
The aims of this research was to elicit students’ misconceptions on the concept of Archaebacteria and
Eubacteria. A diagnostic test of multiple choice with open reasoning was used to identify the
misconceptions. The test was administered to 72 grade X students of a public Islamic school (Madrasah
Aliyah Negeri) in Jakarta. As a result of the analysis, it was found that 19% of the students had
misconceptions on the concept of Archaebacteria and Eubacteria, was 19%, whereas students who had no
understanding was 61%. Students’ misconceptions was found more “spesific misconceptions” category
than “partial understanding with spesific misconceptions” category. Students’ who had misconceptions
was said that Prokaryots’s disadvantages was more than their advantages.
Keywords: specific misconception, open-ended response, cognitive skill
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep Archaebacteria dan
Eubacteria. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen berupa pilihan ganda beralasan
terbuka sebagai alat ukur. Unit analisis dalam penelitian adalah siswa MAN kelas X berjumlah 72 orang.
Hasil analisis ditemukan ketidakpahaman pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria (61%) yang
mendominasi kategori lainnya. Sedangkan kategori Paham konsep dan Miskonsepsi hanya sebesar 19%
dan 20%. Miskonsepsi yang dialami siswa dari hasil diagnosa alasan terbuka menunjukkan lebih banyak
miskonsepsi utuh dibandingkan dengan miskonsepsi sebagian. Miskonsepsi utuh teridentifikasi dengan
siswa beranggapan bahwa bakteri lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan bagi manusia
dan lingkungan.
Kata Kunci: miskonsepsi utuh, alasan terbuka, kemampuan kognitif

PENDAHULUAN yang diberikan guru, maka akan terbentuk


pemahaman yang salah (Mintzer et al., 2005).
Siswa memiliki kemampuan alami untuk
Pemahaman yang tidak tepat terhadap suatu konsep
berpikir dengan membuat berbagai hubungan dalam
serta berbeda dengan konsepsi ahli disebut sebagai
mengenali objek tertentu (Krebs, 1999). Begitu
miskonsepsi (Tekkaya, 2002).
pula dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Siswa dengan prakonsepsi kembali
Konstruk konsep pengetahuan dilakukan dengan
mempertahankan pemahaman konsep awalnya dan
menghubungkan pengetahuan yang didapatkan
menempatkan konsep barunya dalam struktur
sehari-hari dengan pengetahuan baru saat belajar di
kognitifnya secara terpisah (Barke, 2009).
sekolah (Allen, 2010). Namun dalam pembentukan
Miskonsepsi yang sudah terbentuk lebih dahulu
pengetahuan tidak sepenuhnya utuh dibentuk. Hal
bersifat sangat kuat dan kukuh, serta sulit untuk
ini dikarenakan kemampuan siswa terbatas atau
dihilangkan dalam pembelajaran formal (National
bercampur dengan gagasan lain yang kebetulan
Science Teachers Association, 2013). Dengan
dialami. Pengetahuan tersebut terus berkembang
demikian, diperoleh pengetahuan dengan
dengan dipengaruhi oleh pengalaman kognitif dan
miskonsepsi siswa yang utuh akibat dari
mental (Suparno, 2005).
prakonsepsi yang salah. Namun ada pula
Pengalaman kognitif dan mental yang
miskonsepsi dengan pemahaman sebagian akibat
didapat secara utuh, akan menghasilkan
dari ketidakberhasilan dalam membuat hubungan
perkembangan pengetahuan siswa yang baik
yang benar antara prakonsepsi dengan informasi
dengan memahami konsep tersebut secara benar
baru. Seperti Abraham et al. (1992) yang membagi
dan utuh. Sebagaimana pernyataan Abraham et. al.
kategori miskonsepsi menjadi miskonsepsi utuh
(1992) yang menyebutkan bahwa siswa dalam
(spesific misconception) dan paham sebagian
memahami konsep dapat memahami secara utuh/
dengan miskonsepsi (partial understanding with
lengkap dan dapat pula memahami konsep hanya
spesific misconception).
sebagian saja.
Jika siswa tidak berhasil membuat hubungan Siswa yang mengalami kesulitan dalam
yang benar antara awal pengalaman hidup mereka mempelajari biologi bisa disebabkan dari kerumitan
(prakonsepsi) yang dimiliki dengan informasi baru konsep, istilah ataupun pengintegrasian konsep dari
Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

skala mikroskopis ke makroskopis (National METODE PENELITIAN


Science Teachers Association, 2013). Kesulitan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
belajar siswa dalam suatu konsep dapat ditandai
berbentuk studi kasus (case study). Penelitian studi
dengan rendahnya hasil belajar siswa (Sabri, 2007).
kasus diarahkan untuk menghimpun data,
Seperti hasil penelitian di salah satu sekolah MAN
mengambil makna, serta memperoleh pemahaman
wilayah Tangerang didapatkan informasi bahwa
(Syaodih, 2012), sehingga didapatkan kesimpulan
rata-rata nilai formatif paling rendah pada konsep
terhadap kasus tersebut. Kasus dalam penelitian ini
Archaebacteria dan Eubacteria dibandingkan
yaitu rendahnya hasil belajar siswa di salah satu
dengan konsep lain (Sapuroh, 2010).
MAN wilayah Jakarta pada konsep Archaebacteria
Begitu pula dari hasil studi Tarwoko (2005) dan Eubacteria. Rendahnya hasil belajar tersebut
di salah satu SMAN Sragen yang menemukan ditelusuri tingkat pemahaman siswa dalam
miskonsepsi siswa pada konsep bakteri dalam menerima informasi pengetahuan berdasarkan
setiap subkonsep yang diujikan. Siswa tersebut empat kategori pemahaman. Tes yang digunakan
mengalami miskonsepsi mengenai organisasi, dalam penelusuran ini berupa tes pilihan ganda
bentuk, struktur, cara hidup, reproduksi, klasifikasi beralasan terbuka dan diagnosis berupa wawancara.
dan peranan dari bakteri. Padahal konsep tersebut
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di
dianggap penting, karena Archaebacteria dan
salah satu MAN Jakarta. Unit analisis yang diteliti
Eubacteria termasuk dalam kelompok prokariot
berjumlah 72 orang siswa dari dua kelas yang
yang memiliki peran penting dalam lapisan
diambil secara purposive sampling berdasarkan
kehidupan, khususnya untuk perkembangan
kehomogenan kemampuan kognitif dan pengajar
penelitian dan teknologi (Campbell et al. 2009).
yang sama.
Berbagai tehnik dipakai untuk pendeteksian
Pengumpulan data dilakukan dengan dua
gejala miskonsepsi. Macam-macam teknik yang
tahapan yaitu tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
digunakan seperti wawancara, peta konsep, tes esai,
serta wawancara diagnosa. Istilah tes pilihan ganda
tes pilihan ganda dengan alasan, diskusi dalam
beralasan terbuka disebut pula oleh Calik & Ayas
kelas, serta praktikum dengan disertai tanya jawab
(2005) sebagai two-tier question, dikarenakan soal
(Suparno, 2005). Identifikasi miskonsepsi tes
terdiri dari dua bagian yaitu pilihan ganda dan
pilihan ganda dengan reasoning terbuka memiliki
alasan jawaban yang diisi secara terbuka (open-
keunggulan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa,
ended response). Sedangkan wawancara diagnosa
karena guru dapat melihat pemahaman siswa, dapat
bertujuan untuk diperolehnya informasi lebih lanjut
meminimalisir jawaban tebakan siswa dan dapat
mengenai miskonsepsi dan konsepsi yang dimiliki
menentukan tipe kesalahan siswa dalam suatu
siswa setelah dilakukannya tes. Teknik wawancara
konsep pemahaman siswa dapat terlihat
yang digunakan dengan teknik wawancara semi
berdasarkan jawaban yang dipilih (Depdiknas,
structured, yaitu mengacu pada pedoman serta
2007). Keberhasilan Tarwoko (2005) dalam
pertanyaan bebas sesuai dengan perkembangan
menggali profil miskonsepsi siswa dengan tes
jawaban siswa (Arikunto, 2010).
pilihan ganda beralasan terbuka di salah satu
Sekolah Menengah Atas Negeri wilayah Sragen, Instrumen tes Pilihan ganda dibuat dengan
menjadi salah satu tujuan untuk mengidentifikasi empat pilihan jawaban dengan peluang menerka
miskonsepsi yang terdapat di salah satu Madrasah jawaban sekitar 25% (Sukardi, 2008). Penyusunan
Aliyah Negeri Jakarta Selatan. soal ditentukan berdasarkan Standar Kompetensi,
Identifikasi miskonsepsi didasari pada lima Kompetensi Dasar, dan Indikator pembelajaran;
kategori yang telah dilakukan oleh penelitian penentuan tujuan diagnosis; penyusunan kisi
sebelumnya (Abraham et al. 1992; Calik & Ayas, instrumen; penyusunan draft instrumen soal; review
2005). Pengukuran miskonsepsi siswa dapat dan revisi soal; uji coba soal; analisa soal; serta
dilakukan dengan jawaban essai, sehingga dapat perakitan soal (Widdiharto, 2008). Soal yang
ditentukan kategori pemahaman siswa pada disusun berjumlah 38 soal yang telah direview oleh
kepahaman (Understanding), tidak paham (lack of dua ahli bidang Biologi. Selanjutnya diuji coba ke
knowledge) , dan miskonsepsi sebagian atau siswa yang telah mendapatkan konsep tersebut dan
miskonsepsi utuh terhadap konsep. memiliki kesetaraan kognitif dengan siswa yang
dijadikan sampel pengambilan data. Setelah
diujicobakan, selanjutnya diuji kevalidan dengan
rumus koefisien korelasi biserial rumus koefisien
korelasi biserial, dan uji reabilitas mengacu pada

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 118 - 128


Fina NK, Meiry FN, Nengsih J

nilai product moment. Hasil ujicoba dan analisa mengkombinasikan pilihan jawaban siswa dengan
soal didapatkan 18 soal dalam 7 subkonsep yang alasannya, sehingga jawaban pada pilihan pertama
digunakan sebagai instrumen penentuan menjadi bentuk uraian yang disertai dengan
miskonsepsi dengan alasan terbuka. Butir soal jawaban alasan terbuka atau dapat dikatakan serupa
beserta subkonsep dapat dilihat pada Tabel 1. dengan jawaban pada soal uraian. kombinasi
jawaban tersebut selanjutnya dikategorikan dalam
Adapun teknik analisis jawaban dari tes
lima derajat pemahaman (Calik & Ayas, 2005).
pilihan ganda beralasan yang digunakan yaitu
Pengelompokkan derajat pemahaman siswa yang
mengacu pada teknik yang dilakukan Muammer
dimaksud terdapat pada Tabel 2.
Calik dan Alipasa Ayas. Tekniknya yaitu dengan
Tabel 1. Subkonsep Soal Tes Diagnostik
Nomor
SubKonsep Indikator Soal
Soal
1. Perbedaan sel eukariotik
1 Menunjukkan ciri sel prokariot pada gambar
dan prokariotik
3 Menyimpulkan fungsi endospora pada bakteri
4 Menyebutkan zat utama penyusun dinding sel bakteri
2. Ciri dan fungsi bagian-
Membandingkan ukuran sel bakteri dengan sel/bagian sel makhluk hidup
bagian sel Prokariotik 2
lainnya
Membandingkan organel sel yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis pada
5
sel prokariotik dan eukariotik
3. Habitat, Populasi, dan jenis
koloni Organisme 6 Menyebutkan bahwa tubuh manusia adalah salah satu habitat dari bakteri
Prokariotik
4. Perkembangbiakan dan
pertumbuhan Organisme 18 Menjelaskan pengaruh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri gram positif
Prokariotik
7 Menjelaskan cara memperoleh makanan pada bakteri
5. Pengelompokkan organisme Mengkategorikan jenis bakteri berdasarkan koloni yang tumbuh pada media
Prokariotik berdasarkan 9
cair.
kebutuhan oksigen, jenis 10 Menyimpulkan kebutuhan bakteri akan oksigen berdasarkan pada gambar
gram, dan cara
mendapatkan energi 8 Membedakan jenis bakteri berdasarkan kebutuhan oksigennya
11 Membedakan ciri mendasar antara bakteri dan ganggang hijau biru
Menyebutkan perbedaan dasar antara kelompok Archaebacteria dengan
12
6. Ciri dan karakteristik Eubacteria
Archaebacteria Menyebutkan perbedaan sel antara kelompok Archaebacteria dengan
13
Eubacteria
Menunjukkan usaha manusia yang dilakukan untuk menghindari peran negatif
17
bakteri
7. Peranan positif dan negatif 14 Menjelaskan peranan positif bakteri bagi tubuh manusia
organisme prokariotik
15 Menyimpulkan peran bakteri bagi ekosistem
16 Menunjukkan peranan negatif bakteri pada kesehatan manusia

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 119 - 128


Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

Tabel 2. Derajat Pemahaman Siswa berdasarkan Kriteria Jawaban


Derajat Pemahaman Kode Kriteria Jawaban

Paham Konsep PK Jawaban menunjukkan komponen yang sesuai dengan konsep secara lengkap

Jawaban menunjukkan satu atau beberapa komponen yang sesuai dengan konsep,
Paham Sebagian Konsep PS
tetapi belum lengkap

Paham Sebagian konsep disertai Jawaban menunjukkan adanya pemahaman pada suatu konsep tetapi disertai
PSM
Miskonsepsi dengan pernyataan yang mengandung kesalahpahaman.

Miskonsepsi utuh M Jawaban mengandung ketidaklogisan atau informasi yang salah

Mengulangi pertanyaan; jawaban tidak relevan atau jawaban tidak tuntas; atau tidak
Tidak Paham Konsep TPK
dijawab

soal dengan lima kategori pemahaman


HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan adanya dominasi kategori persoal.
Adapun sebaran persentase dari tiap kategori
Soal tes terbagi menjadi 7 subkonsep dengan tersebut pada Tabel 3. Butir soal nomor 1
soal sebanyak 18 butir yang diujikan terhadap 72 mendominasi kepahaman siswa dengan persentase
siswa kelas X. Hasil penelitian ini didapatkan dari sebesar 26%. Siswa yang paham sebagian dari
data tes dan wawancara. Hasil analisis jawaban konsep dengan pencapaian 34% terdapat pada butir
siswa pada soal pilihan ganda beralasan terbuka soal nomor 10. Sedangkan miskonsepsi tertinggi
disederhanakan menjadi 3 kategori yaitu pada pada butir soal nomor 17 dengan ketidakpahaman
Paham (P dan PS), Miskonsepsi (PKM dan M), lebih rendah dari miskonsepsi (35<25). Soal nomor
serta Tidak Paham Konsep. Adapun hasil tersebut 4 memiliki persentase mendekati 100% pada
pada Gambar 1. ketidakpahaman. Namun bila dilihat dari rata-rata
kepahaman secara utuh sebesar 6% dan
miskonsepsi murni hanya 13%. Hal ini
menunjukkan bahwa kepahaman dan
kemiskonsepsian yang dipecah dengan kategori
sebagian, tetap tidak menunjukkan persentase yang
tinggi terhadap kepahaman maupun
kemiskonsepsian. Temuan yang didapat dari
analisis ini menunjukkan ketidakpahaman di tiap
butir soal dalam tiap subkonsep, kecuali pada soal
nomor 17.
Tabel 3. Persentase 5 Kategori Pemahaman Siswa
Setiap Butir Soal
Sub- Butir Kategori Tingkat Pemahaman
konsep Soal PK PS PSM M TPK
1 1 26 2 3 15 54
Gambar 1. Perbandingan Persentase dalam Tiga 2 4 6 7 7 76
Kategori pada Tiap Subkonsep 3 0 12 13 6 69
2
4 3 1 0 6 90
Gambar 1 menunjukkan bahwa setiap 5 3 1 4 17 75
subkonsep siswa lebih banyak yang tidak paham 3 6 1 33 18 8 40
daripada paham dan miskonsepsi. Ketidakpahaman 4 18 1 11 1 8 79
tersebut mencapai lebih dari 50%. Ketidakpahaman 7 6 20 3 14 57
8 18 15 8 3 56
yang paling mendominasi pada subkonsep 5
9 11 17 7 19 46
Perkembangbiakan dan Pertumbuhan, serta diikuti 10 11 34 8 8 39
Ciri dan Fungsi Bagian-bagian dari Sel Prokariotik. 11 10 10 6 11 63
Sedangkan kepahaman dan kemiskonsepsian hanya 12 1 33 14 8 44
6
13 0 3 8 15 74
maksimal berkisar 30% dengan subkonsep Habitat, 14 0 13 0 13 74
Populasi, dan Jenis Koloni, serta Peranan Positif 15 1 6 0 25 68
dan Negatif Organisme Prokariotik yang 7
16 0 11 1 24 64
mendominasi kategori Miskonsepsi. Dominansi 17 7 26 7 35 25
dari ketujuh subkonsep tersebut bila dilihat perbutir Rata-rata 6 14 6 13 61

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 120 - 128


Fina NK, Meiry FN, Nengsih J

Subkonsep Perbedaan Sel Prokariotik dan


Butir soal yang memiliki persentase
Eukariotik
miskonsepsi mencapai lebih dari 10% berjumlah 13
soal. Penyebaran miskonsepsi dapat diketahui siswa Subkonsep ini diwakili oleh soal nomor 1
yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan tinggi, dengan indikator soal mengenai “Struktur Anatomis
sedang, dan rendah. Pengelompokan kognitif siswa Sel Prokariot”. Persentase siswa yang miskonsepsi
dilakukan dengan cara mengurutkan nilai siswa pada subkonsep ini yakni sebesar 18%. Kategori ini
pada instrumen pilihan ganda dari yang terendah didominasi oleh siswa yang memiliki miskonsepsi
sampai tertinggi. Selanjutnya siswa dikelompokkan utuh (M).
menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai rata- Tabel 4. Miskonsepsi Utuh pada Butir Soal 1
ratanya. Kemudian persentase miskonsepsi dihitung Jumlah
pada masing-masing kelompok siswa pada setiap Jawaban Siswa
Siswa
butir soal. Hasil dari analisis ini dengan kelompok 1. Gambar tersebut adalah gambar
2
siswa yang dominan dalam persentase miskonsepsi, Eubacteria, dan Eubacteria itu bersifat
eukariotik karena memiliki membran
dijadikan sebagai sampel wawancara diagnostik di
plasma.
setiap butir soal. 2. Organisme ini bersifat eukariotik karena
memiliki membran plasma, sedangkan
1
prokariotik tidak memiliki membran
plasma.
3. Organisme ini bersifat eukariotik karena
memiliki dinding sel. Karena dalam 2
struktur bakteri terdapat dinding sel.
4. Organisme ini bersifat eukariotik karena
memiliki membran plasma, karena
1
eukariotik merupakan bagian dari
eubacteria.
5. Organisme ini bersifat eukariotik karena
memiliki dinding sel, karena organisme 2
memiliki peptidoglikan di dinding sel.
1 5 7 9 11 13 14 15 16 17 3 6 12 6. Organisme ini bersifat eukariotik karena
memiliki membran plasma, karena lapisan
1
ke-3 bakteri adalah membran plasma
(eukariotik).
7. Organisme ini bersifat prokariotik karena
Gambar 2. Perbandingan Kelompok Kognitif Siswa dapat melakukan reproduksi secara
yang Menyebabkan Adanya Miskonsepsi aseksual, karena memiliki pili yang
fungsinya untuk menempel pada sel inang
1
dan juga dia untuk jembatan konjugasi.
Gambar 2 memperlihatkan kelompok siswa Bakteri ini juga memiliki membran plasma
yang memberi sumbangsih persentase pada dan dinding sel dan sebenarnya juga
miskonsepsi terbesar pada setiap butir soal. bakteri ini memiliki membran inti.
Penilaian instrumen maksimal pada skala 10. Pada 8. Organisme ini bersifat eukariotik karena
kelompok kognitif sedang (rentangan nilai 4,2-6,6) memiliki dinding sel, kapsid, dll untuk 1
lebih mendominasi dalam memunculkan melindungi bagian yang di dalam.
miskonsepsi. Hal ini terlihat dari bar pada butir Pernyataan siswa yang miskonsepsi
soal nomor 5, 11, 13, 15, 17, dan 3. Sedangkan memberikan alasan bahwa gambar pada soal
kelompok rendah mendominasi persentase tersebut termasuk dalam kelompok eukariotik.
miskonsepsi pada butir soal 1, 9, 14, 16. Kelompok Konsepsi siswa pada butir ini adalah organisme
tinggi juga mendominasi dalam miskonsepsi pada pada gambar merupakan Eubacteria yang termasuk
butir soal 6 dan 12. Sedangkan miskonsepsi pada organisme eukariotik karena memiliki membran
butir 7, persentasenya terbagi rata pada kelompok plasma, sedangkan organisme prokariotik adalah
siswa sedang dan rendah. Namun pada soal nomor organisme yang tidak memiliki membran plasma.
17 dengan persentase miskonsepsi tertinggi,
didapatkan dari kelompok kognitif tinggi dan Menurut teori dalam pustaka, bakteri
sedang. Berikut ini data pernyataan jawaban dan merupakan organisme prokariotik dengan ciri khas
alasan siswa Kategori Miskonsepsi per Subkonsep selnya yang tidak memiliki membran inti
yang dianalisis dari keseluruhan pernyataan setiap (Pujiyanto, 2012). Miskonsepsi responden terhadap
jengjang kognitif. konsep struktur anatomis sel bakteri ini
kemungkinan disebabkan responden tidak memiliki
pengetahuan prasarat (konsep sel secara umum)
pada saat mengikuti pembelajaran konsep struktur
anatomis sel bakteri (Tarwoko, 2005). Responden

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 121 - 128


Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

yang tidak memahami konsep dasar tentang sel yang melakukan fotosintesis (autotrof)
khususnya mengenai keberadaan membran baik melangsungkan prosesnya pada organel khusus
membran inti maupun membran sel, dapat menemui yang mirip dengan kloroplas yang bernama lembar
kesalahan saat mempelajari struktur sel yang tilakoid, bukan pada kloroplas (Widiyati, 2009).
khusus seperti pada sel bakteri. Apabila telah
Tabel 5. Alasan Siswa sebagai Pernyataan yang
memiliki pengetahuan prasarat, maka pada saat
Miskonsepsi pada Subkonsep Kedua
mempelajari konsep-konsep yang lebih rumit, No Jumlah
sistem memori tinggal menyambungkan pada Jawaban Siswa
Soal Siswa
struktur kognitif yang telah ada di dalam otak Endospora bukan salah satu dari cara-
(Tarwoko, 2005). cara perkembangbiakan bakteri.
1
Endospora yaitu pembentukan sintesis
Subkonsep Ciri dan Fungsi bagian-bagian Sel pada dinding sel.
Prokariot Endospora bukan salah satu cara
perkembangbiakan pada bakteri, karena
3 7
Subkonsep kedua merupakan konsep lanjutan endospora ialah alat untuk melindungi
dari subkonsep pertama, yakni mengenai “Ciri dan bakteri dari cuaca ekstrim.
fungsi bagian-bagian sel prokariot”. Persentase Endospora bukan merupakan salah satu
cara perkembangbiakan pada bakteri
siswa yang miskonsepsi pada subkonsep ini sebesar karena endospora tempat berkembang 1
15% yang didominasi oleh miskonsepsi sebagian. biak dengan cara fragmentasi, membelah
Subkonsep ini diwakili oleh butir soal nomor 2, 3, diri, dan tunas.
4, dan 5. Keempat butir soal, persentase tinggi Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
sitoplasma, karna sitoplasma 1
terdapat pada butir 3 dan 5 (Tabel 3). mengandung klorofil.
Pada butir soal nomor 3, jumlah siswa yang Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
pernyataannya termasuk Paham Sebagian dengan kloroplas, karena kloroplas bakteri
3
Miskonsepsi (PSM) lebih banyak dibandingkan mengandung klorofil untuk proses
dengan yang Miskonsepsi utuh (M). Siswa yang fotosintesis.
Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
jawabannya termasuk PSM tersebut telah sitoplasma, karna sitoplasma tempat
mengetahui bahwa endospora bukan alat reaksi kimia dan metabolisme sel, karena
perkembangbiakan bakteri. Namun siswa bakteri tidak punya klorofil untuk 1
menganggap bahwa endospora merupakan bagian berfotosintesis sedangkan dinding sel
dari bakteri yang dapat melindungi tubuhnya saat 7 hanya sebagai tempat pelindung dan
pembentuk tubuh bakteri.
cuaca ekstrim (Tabel 5). Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
Secara teori, endospora adalah struktur dinding sel, karena cahaya hanya dapat 1
pertahanan didalam sel bakteri yang dibentuk saat sampai di dinding sel.
kondisi tidak menguntungkan (Pujiyanto, 2012). Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
Penggunaan kata melindungi dalam menjelaskan kloroplas, yang didalamnya terdapat
2
DNA dan RNA bakteri yang membantu
fungsi endospora menyiratkan adanya untuk membuat makanan.
kesalahpahaman siswa. Kata melindungi bisa jadi Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
diartikan siswa sebagai fungsi pertahanan sitoplasma, karna sitoplasma tempat 1
endospora dari luar. Jika hal ini benar, organel sel/ metabolisme sel.
kemungkinan siswa telah mengalami miskonsepsi Proses fotosintesis bakteri terjadi pada
dinding sel, karena bakteri menempel 3
yang disebabkan karena intuisi siswa yang salah pada dinding sel.
terhadap konsep endospora. Pemikiran intuitif
dapat berasal dari pengalaman akan benda atau Subkonsep Habitat Organisme Prokariotik
kejadian yang dialami, sehingga saat berhadapan Subkonsep ketiga hanya diwakili oleh butir
dengan konsep pelajaran pemikiran ini akan soal 6. Butir ini berisi indikator mengenai tubuh
terbawa (Suparno, 2005). Setelah ditelusuri melalui manusia sebagai salah satu habitat bagi bakteri.
wawancara, siswa dengan konsepsi tersebut Persentase dari kategori miskonsepsi siswa pada
memang beranggapan bahwa endospora adalah alat butir ini yaitu 26%. Pernyataan miskonsepsi di butir
pelindung luar yang melapisi bakteri dari kondisi ini menunjukkan siswa telah memahami bahwa
tidak menguntungkan contohnya suhu ekstrim. terdapat bakteri yang dapat tumbuh dalam tubuh
Butir soal 5 merupakan indikator pada manusia. Tetapi, alasan yang diberikan masih
subkonsep 2 mengenai “Organel tempat terjadinya mengandung miskonsepsi. Pernyataan
fotosintesis pada sel bakteri”. Temuan miskonsepsi miskonsepsinya yaitu sebagian besar menyatakan
dari indikator ini yaitu “Siswa menganggap bahwa bahwa “Bakteri dapat tumbuh dan hidup saat
proses fotosintesis bakteri terjadi pada kloroplas”. berada di dalam sel, jika keluar sel, maka bakteri
Berdasarkan buku pembelajaran Biologi bakteri tidak dapat tumbuh melainkan akan mengkristal”.
(Tabel 6).

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 122 - 128


Fina NK, Meiry FN, Nengsih J

memahami pengaruh penerapan antibiotik terhadap


Tabel 6. Alasan Siswa sebagai Pernyataan yang bakteri jenis gram positif. Konsep mengenai respon
Miskonsepsi pada Subkonsep 2 bakteri terhadap antibiotik seharusnya telah
Jumlah tersampaikan pada saat pelaksanaan pembelajaran,
Jawaban Siswa sebagaimana dengan jabaran materi yang terdapat
Siswa
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak pada RPP yang digunakan guru. Akan tetapi siswa
dengan baik di dalam tubuh manusia karena dalam menjawab soal pada butir ini, sebagian besar
1
bakteri hanya bisa berkembangbiak dengan
adanya bakteri lain.
termasuk dalam kategori “tidak memahami
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak konsep”. Hal ini dapat disebabkan karena
dengan baik di dalam tubuh manusia karena ada pengetahuan siswa yang kurang mendalam
bakteri yang transduksi yaitu butuh perantara 1 mengenai penerapan antibiotik tersebut. Bisa jadi
untuk berkembang biak, salah satunya di tubuh dalam pembelajaran, guru hanya menyampaikan
manusia
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak materi secara garis besarnya saja. Sedangkan,
dengan baik di dalam tubuh manusia contohnya pengetahuan yang sifatnya penerapan memerlukan
4
E. Coli dalam proses penyerapan makanan di kegiatan pembelajaran yang bersifat konkret
usus besar. (Zulfiani, dkk., 2009).
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak
dengan baik di dalam tubuh manusia karena Subkonsep Pengelompokkan Organisme Pro-
bakteri akan tumbuh dan hidup di dalam sel. dan 3 kariotik
bila keluar dari sel, maka bakteri akan
mengkristal dan tidak dapat tumbuh Siswa dalam menjawab soal pada subkonsep
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak kelima ini pernyataan yang termasuk kategori
dengan baik di dalam tubuh manusia karena ada
bakteri yang merugikan dan ada yang “miskonsepsi” sebesar 18%. Penyebab miskonsepsi
1 tinggi pada subkonsep ini adalah jawaban siswa
menguntungkan. Sehingga bakteri yang
menguntungkan dapat hidup dan berkembang pada butir soal nomor 7, 9 dan 11. Pada ketiga butir
baik di dalam tubuh manusia. soal tersebut, siswa yang miskonsepsi sebagian
Terdapat bakteri yang hidup dan berkembangbiak besar memberikan pernyataan jawaban yang
dengan baik di dalam tubuh manusia karena 1 termasuk kategori Miskonsepsi secara utuh (M),
berperan ekresi pada tubuh manusia.
karena sebagian besar siswa memilih pilihan
Siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut jawaban yang salah dengan dilengkapi alasan yang
cenderung lebih mengasosiasikan organisme salah pula. Adapun alasan yang menjadikan
bakteri dengan virus khususnya dalam cara pernyataan sebagai miskonsepsi pada Tabel 7.
hidupnya. Berdasarkan pustaka, bakteri merupakan Pada butir nomor 7, terdapat pernyataan
anggota dari kingdom Monera yang tersusun atas miskonsepsi dimana sebagian besar siswa tertukar
sel sejati, tidak seperti virus yang tubuhnya bukan dalam membedakan cara memperoleh makan antara
merupakan sel. Virus tidak seperti sel karena tidak bakteri autotrof dan bakteri heterotrof. Sebagian
dapat bereproduksi dan bermetabolisme jika tidak besar jawaban siswa yang miskonsepsi
menggunakan energi pada sel hidup organisme lain menganggap bahwa “Bakteri heterotrof adalah
(Garber, 2002). Temuan miskonsepsi ini bakteri yang dapat menghasilkan makanannya
mendukung tulisan dalam artikel dari University of sendiri”. Siswa yang miskonsepsi jelas tertukar
Southern California dimana terdapat miskonsepsi antara jenis bakteri heterotrof dan autotrof.
yang umum dialami siswa, salah satunya mengenai
bakteri adalah virus (American Institute of Persentase siswa yang miskonsepsi pada
Biological Sciences, 2002). butir soal nomor 9 yakni sebesar 19%. Pada butir
ini, siswa harus mengidentifikasi jenis bakteri yang
Subkonsep Pertumbuhan Organisme Pro- tumbuh pada gambar tabung yang berisi media
kariotik nutrisi bakteri. Sebagian besar siswa yang
Subkonsep keempat diwakili oleh butir memberikan jawaban miskonsepsi menganggap
nomor 18. Butir soal ini berisi indikator mengenai bahwa bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang
pengaruh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri membutuhkan oksigen sehingga tumbuhnya pada
gram positif. Pada butir ini persentase jawaban media dalam tabung A. Sedangkan konsep yang
siswa yang termasuk kategori miskonsepsi dan seharusnya bakteri anaerob adalah bakteri yang
“paham” sebesar 11% dan 9%. Sedangkan 79% tidak membutuhkan oksigen untuk hidup.
siswa lainnya termasuk kategori “tidak paham
konsep”.
Soal pada butir ini termasuk soal pada
tingkatan kognitif penerapan. Siswa diharuskan

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 123 - 128


Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

Tabel 7. Alasan Siswa sebagai Pernyataan yang Miskonsepsi pada Subkonsep Kelima
Soal Jumlah
Jawaban Siswa
Nomor siswa
Bakteri heterotrof tidak mendapatkan makanan dari bahan organik dengan menguraikan sisa tubuh
4
organisme lain, karena bakteri heterotrof adalah bakteri yang dapat menghasilkan makanannya sendiri.
Bakteri autotrof tidak mendapatkan energi dari cahaya untuk melakukan fotosintesis karena autotrof tidak
2
membutuhkan bantuan untuk membuat makanannya sendiri.
Bakteri autotrof tidak dapat membuat bahan organik sendiri karena autotrof itu dapat membuat makanannya
1
sendiri, yaitu parasit, patogen, dan saprofit.
7
Bakteri autotrof tidak dapat membuat bahan organik sendiri karena bakteri hanya dapat memperoleh
1
makanan dari fotosintesis dan sisa tubuh organisme lain.
Bakteri heterotrof tidak mendapatkan makanan dari bahan organik dengan menguraikan sisa tubuh
1
organisme lain, karena bakteri kebanyakan hidup pada sel inang. Dengan parasit atau merugikan sel inang.
Bakteri autotrof tidak mendapatkan energi dari cahaya untuk melakukan fotosintesis karena energi dari 1
cahaya hanya dilakukan untuk cara memperoleh oksigen.
Anaerob obligat ada pada tabung A. Anaerob obligat adalah bakteri yang membutuhkan oksigen. Jadi, koloni
9
bakteri tersebut berkumpul dekat dengan oksigen/ daerah yang di atas.
Anaerob obligat ada pada tabung C dan D, karena menunjukkan bahwa terdapat banyak oksigen dan tidak 1
adanya oksigen. Dan bakteri Anaerob obligat dapat hidup dengan/ tidak dengan oksigen.
Anaerob obligat ada pada tabung A. Koloni bakteri anaerob obligat hanya bisa hidup di permukaan air
9 1
dengan banyak O2 dan CO2.
Anaerob obligat ada pada tabung C dan D, karena bakteri anaerob obligat hanya bisa hidup melalui oksigen. 2
Anaerob obligat ada pada tabung A. Anaerob obligat adalah bakteri yang hanya bisa hidup jika tanpa adanya
oksigen. Ketika didalam tabung tersebut terisi oksigen maka bakteri-bakteri tersebut akan mati. Masa jenis 1
bakteri lebih kecil dari masa jenis air, itulah yang menyebabkan bakteri terapung.
Bakteri hidup bersimbiosis, ganggang biru tidak. Bakteri bersimbiosis karena hidupnya berparasit. 2
Bakteri tidak memiliki membran inti, ganggang biru memiliki membran inti. Karena ciri bakteri adalah sel
1
prokariotik yang tidak memiliki membran inti.
Bakteri hidup bersimbiosis, ganggang biru tidak. Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan
3
13 (bersimbiosis) ganggang biru tidak bersimbiosis.
Bakteri hidup bersimbiosis, ganggang biru tidak. Karena bakteri membutuhkan simbiosis/hubungan antar
1
makhluk untuk membuat makanan sedangkan ganggang fotosintesis.
Bakteri dapat melakukan pembelahan sel, ganggang biru tidak. Karena sudah jelas sangat berbeda, bakteri =
1
hewan, ganggang = tumbuhan.

Tabel 8. Alasan Siswa sebagai Pernyataan yang Miskonsepsi pada Subkonsep Keenam
Soal Jumlah
Jawaban Siswa
Nomor Siswa
Archaebacteria dapat hidup dalam kondisi ekstrim dan dapat bertahan dalam 600-800, dan hidup di lava. Dan
sedangkan Eubacteria hidupnya tidak sesuai dengan ekstrim dan biasanya hidup di lumpur dan rawa, dan 1
kadang Eubacteria hidup tidak bergantungan pada oksigen.
Archaebacteria dapat hidup dalam kondisi ekstrim, sedangkan Eubacteria hidupnya hanya di lingkungan
sesuai. Archaebacteria dapat hidup di tempat yg ekstrim, eubacteria tidak dapat hidup di tempat yang 5
ekstrim karena tidak dapat membentuk kapsul & spora.
Archaebacteria dapat hidup dalam kondisi ekstrim, sedangkan Eubacteria hidupnya hanya di lingkungan
12 sesuai. Karena Archaebacteria bisa hidup di kondisi suhu yang ekstrim dan Eubacteria hidup di suhu yang 2
panas.
Archaebacteria dapat hidup dalam kondisi ekstrim, sedangkan Eubacteria hidupnya hanya di lingkungan
sesuai. Karena Archaebacteria umumnya terdapat di daerah ekstrim sedangkan Eubacteria dapat di segala 1
tempat.
Archaebacteria dapat hidup dalam kondisi ekstrim, sedangkan Eubacteria hidupnya hanya di lingkungan
sesuai. Karena Archaebacteria dapat hidup pada suhu ekstrim yaitu >45 0 sedangkan eubacteria dapat hidup 1
di lingkungan apapun yang berkadar garam 9%.
Archaebacteria = Penyusun membran plasma sedikit, mempunyai RNA polimerase. Eubacteria = penyusun
membran plasma lebih banyak dan mempunyai fungsi tersendiri. Eubacteria tidak mempunyai RNA karena 3
ia tidak punya sirkular/tidak ada materi genetik.
Archaebacteria dan Eubacteria memiliki perbedaan materi penyusun membran inti, dan kalau Archaebacteria
2
terdapat RNA polimerase saja. Kalau Eubacteria terdapat RNA/DNA.
13 Archaebacteria dia mempunyai RNA polimerase sedangkan Eubacteria tidak. Dan Eubacteria memiliki
3
protein ribosom sedangkan Archaebacteria tidak.
Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria pada membran inti, karena Archaebacteria tidak berpeptidoglikan
sedangkan bacteria ada pada membran inti. Dan RNA nya Eubacteria ada protein ribosom sedangkan 1
Archaebacteria RNA polimerase.
Archaebacteria tidak memiliki membran inti sel sedangkan Eubacteria memiliki. 2

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 124 - 128


Fina NK, Meiry FN, Nengsih J

konsepnya. Sebagian besar siswa memberikan


Butir soal nomor 11 berisi indikator
alasan bahwa “Archaebacteria dapat hidup di
mengenai perbedaan ciri bakteri dengan ganggang
tempat yang ekstrim, karena dapat membentuk
biru atau Cyanobacteria. Persentase siswa yang
kapsul dan spora, sedangkan Eubacteria tidak
jawabannya termasuk kategori salah paham pada
demikian”.
butir ini sebanyak 11%. Pernyataan siswa yang
miskonsepsi memberikan alasan bahwa “Perbedaan Menurut konsep Biologi, Archaebacteria
bakteri dengan ganggang biru yaitu dalam hal sifat dapat hidup di tempat yang ekstrim, karena
simbiosisnya”. Bakteri dapat bersimbiosis, karena kemampuannya dalam beradaptasi dengan
bakteri bisa bersifat menguntungkan juga bisa lingkungan ekstrim dan memanfaatkan kondisi
merugikan sebagai parasit, Lain halnya dengan ekstrim untuk melakukan metabolisme tubuh
bakteri kelompok ganggang biru tidak dapat (Suparno, 2005). Sedangkan bakteri yang dapat
bersimbiosis. Berdasarkan buku Biologi, membentuk kapsul dan spora adalah bakteri jenis
Cyanobacteria merupakan organisme bakteri yang tertentu dari kelompok Eubacteria (Talaro, 2008).
fotoautotrof, karena mengandung pigmen
Subkonsep Peranan Positif dan Negatif
fotosintetik (Karmana, 2013). Beberapa
Organisme Prokariotik
Cyanobacteria melakukan simbiosis contohnya
simbiosis dengan jamur dengan membentuk lumut Butir soal pada subkonsep ketujuh
kerak atau lichen (Widayati, 2009). seluruhnya memiliki persentase jawaban
miskonsepsi yang tinggi dimana melebihi 10%.
Subkonsep Ciri dan Karakteristik Archaebac-
Subkonsep ini diwakili oleh indikator pada butir
teria
soal 14, 15, 16, dan 17. Kategori jawaban
Subkonsep 6 hanya diwakili oleh butir nomor miskonsepsi siswa pada semua butir soal dalam
12 dan 13. Persentase dari kategori miskonsepsi subkonsep ini termasuk bentuk miskonsepsi utuh.
siswa pada subkonsep ini yaitu, 20%. Adapun
Indikator butir soal nomor 14 yaitu mengenai
pernyataan yang memberikan kategori
keberadaan dan peran bakteri pada tubuh manusia.
miskonsepsipada Tabel 8.
Butir ini memiliki persentase miskonsepsi siswa
Pada butir soal nomor 12, persentase sebesar 13%. Kalimat jawaban siswa yang
miskonsepsi yakni sebesar 14%. Pada indikator soal termasuk miskonsepsi yaitu bakteri pada tubuh
ini, siswa harus dapat membedakan karakteristik manusia hanya ada di saluran pencernaan saja.
Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan tempat Sedangkan kajian teori bakteri ada pada tubuh
hidupnya. Siswa yang miskonsepsi sebagian besar manusia hampir di setiap bagian tubuh, yaitu di
memberikan pernyataan yang benar mengenai kulit, saluran pencernaan, saluran pernafasan,
perbedaan tempat hidup antara Archaebacteria dan saluran urin dan saluran reproduksi (Strelkauskas,
Eubacteria, namun alasannya tidak sesuai dengan et. al., 2009).
Tabel 9. Alasan Siswa sebagai Pernyataan yang Miskonsepsi pada Subkonsep Ketujuh
No Jumlah
Jawaban Siswa
Soal Siswa
Bakteri hanya ada pada proses pencernaan manusia karena bakteri memakan nutrisi makanan dari
6
manusia yang dimakan.
14 Jenis spesies bakteri pada setiap manusia sama karena semua sistem pencernaan manusia sama dan
2
bakteri pada sistem pencernaannya pasti sama.
Penggunaan sabun mandi dapat membersihkan semua bakteri pada permukaan tubuh manusia karna
1
didalam sabun sudah dicampur dengan enzim Archaebacteria.
Jumlah bakteri merugikan lebih banyak dibandingkan dengan bakteri menguntungkan karena bakteri lebih
1
banyak merugikan manusia misalnya hama tanaman.
Peran bakteri pada ekosistem hanya sebagai pengurai bangkai organisme karena salah satu sifat bakteri
11
adalah saprofit yaitu pengurai zat sisa, didalam ekosistem bakteri berperan sebagai pengurai bangkai.
15
Jumlah bakteri merugikan lebih banyak dibandingkan dengan bakteri menguntungkan karena bakteri itu
5
berbahaya/ menyebabkan penyakit, jarang ada bakteri yang menguntungkan.
Peran bakteri pada ekosistem hanya sebagai pengurai bangkai organisme karena tanpa peranan bakteri
1
suatu bangkai atau yang lainnya tidak dapat diuraikan tanpa menggunakan bakteri.
Hampir semua bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit, karena bakteri
yang merugikan banyak tetapi bakteri yang menguntungkan sedikit/bakteri antibiotik. Jika antibiotik
1
manusia sedikit dan bakteri jahat banyak automatis manusia tersebut akan sakit karena bakteri jahat
menyerang bakteri antibiotik.
16
Penggunaan antiseptik dapat membunuh seluruh bakteri yang ada pada permukaan tubuh manusia
1
karena antiseptik terbuat dari bakteri yang abnormal.
Semakin sedikit jumlah bakteri yang tinggal dalam tubuh manusia, maka manusia tersebut akan semakin 1

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 125 - 128


Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

No Jumlah
Jawaban Siswa
Soal Siswa
sehat. Bakteri dapat mengganggu kesehatan manusia, yaitu menipisnya kekebalan tubuh. Oleh karena itu,
lebih baik bakteri dalam tubuh manusia dalam jumlah minimal.
Hampir semua bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit, karena memang
hampir semua bakteri akan merugikan apabila hidup di dalam tubuh manusia, hanya beberapa saja yang 2
bisa bermanfaat seperti bakteri E. coli untuk pencernaan manusia.
Penggunaan antiseptik dapat membunuh seluruh bakteri yang ada pada permukaan tubuh manusia karena
3
antiseptik menggunakan zat kimia tertentu yang dapat membunuh bakteri.
Semakin sedikit jumlah bakteri yang tinggal dalam tubuh manusia, maka manusia tersebut akan semakin
1
sehat karena mayoritas bakteri itu patogen, jadi semakin sedikit semakin baik
Hampir semua bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit, karena bakteri
7
berbahaya/patogen untuk kesehatan manusia.
Hampir semua bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit, hampir bukan
1
berarti keseluruhan. Ada bakteri baik yang telah dijinakkan sehingga dapat menguntungkan manusia.
Cara ampuh untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme adalah pemanasan ataupun
10
pendinginan karena mikroorganisme akan mati jika ada pemanasan ataupun pendinginan.
Cara ampuh untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme adalah perebusan, karena dengan
13
cara itu mikroorganisme yang menempel dapat mati dalam air yang telah dididihkan.
Cara ampuh untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme adalah pemanasan ataupun
17
pendinginan karena jika dipanaskan bakteri akan mati karena suhu yang tinggi sedangkan kalau 1
didinginkan bakteri akan mengkristal, lalu mati.
Cara ampuh untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme adalah pencucian karena
mikroorganisme adalah bakteri, jika dengan cara perebusan mikroorganisme belum tentu mati sebab 1
bakteri ada yang tumbuh di suhu panas/ ekstrim.
Greene, 2013). Hal ini menandakan bahwa tubuh
Pada butir soal 15, siswa harus dapat
manusia sebetulnya merupakan salah satu habitat
menjelaskan peran bakteri dalam suatu ekosistem.
yang baik bagi bakteri tertentu. Bakteri juga
Hasil analisis berbagai jawaban siswa, didapatkan
memegang banyak peranan penting pada proses
siswa yang salah paham pada indikator ini
metabolisme tubuh dan sistem pertahanan tubuh
sebanyak 25%. Pernyataan siswa yang termasuk
(Reid & Greene, 2013).
miskonsepsi memberikan alasan bahwa peran
bakteri di ekosistem hanya sebagai pengurai Pada indikator butir soal 17, siswa harus
bangkai saja. Ada juga miskonsepsi siswa yang dapat menjelaskan bahwa sterilisasi adalah cara
menyatakan bahwa bakteri di ekosistem jauh lebih yang ampuh untuk membunuh mikroorganisme.
banyak yang merugikan daripada yang Persentase miskonsepsi siswa pada butir ini adalah
menguntungkan. yang tertinggi dibandingkan dengan butir lainnya
yaitu sebesar 35%. Berdasarkan hasil tes, siswa
Padahal sesungguhnya bakteri memiliki
yang mengalami salah paham pada indikator soal
banyak peran, khususnya pada ekosistem. Pada
ini menyatakan bahwa pemanasan dan pendinginan
ekosistem, selain sebagai pengurai bakteri juga
merupakan cara yang ampuh dalam mensterilkan
berperan sebagai produsen. berperan dalam siklus
alat atau bahan makanan dari mikroorganisme.
nitrogen, dapat bersimbiosis dengan akar polong-
Sebagian lain menyatakan bahwa cara yang paling
polongan serta simbiosis dengan jamur untuk
ampuh yaitu dengan perebusan dan pencucian.
membentuk lumut kerak, dan lain sebagainya.
Konsepsi ini keliru, karena terdapat bakteri
Bahkan sampai saat ini 90% bakteri yang telah
sporulasi yang mampu bertahan pada kondisi
diketahui bersifat menguntungkan (Widayati,
ekstrim baik berupa suhu ekstrim pada proses
2009).
pemanasan, perebusan, serta pendinginan, maupun
Butir soal 16 berisi indikator yang pada zat kimia beracun yang digunakan pada proses
mengharuskan siswa memahami bagaimana peran pencucian (Talaro, 2008). Salah satu metode untuk
bakteri terhadap kesehatan manusia. 24% siswa membunuh bakteri secara ampuh yaitu dengan
memberikan jawaban yang mengandung sterilisasi. Sterilisasi adalah metode pemusnahan
kesalahpaham pada indikator tersebut. Hampir bakteri dengan tujuan mendapatkan kondisi steril,
semua jawabannya menyatakan bahwa bakteri dengan teknik tertentu (Widayati, 2009). Metode
dalam tubuh manusia lebih banyak yang merugikan ini lebih ampuh karena dapat menghancurkan spora
daripada yang menguntungkan. Siswa lain bahkan pada bakteri sporulasi.
menganggap bahwa hampir semua bakteri yang ada
Ketujuh indikator soal ini, didapatkan
pada tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit.
berbagai kesalahpahaman siswa mengenai peranan
Sebuah pustaka menyebutkan bahwa lebih bakteri pada tubuh manusia maupun pada
dari 50% sel pada tubuh manusia merupakan sel ekosistem. Berdasarkan hasil analisis, dapat
bakteri, bukan sel tubuh manusia tersebut (Reid & dipahami bahwa siswa yang salah paham

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 126 - 128


Fina NK, Meiry FN, Nengsih J

cenderung menganggap bakteri adalah organisme Calik M, Ayas A. 2005. A Cross-age Study on the
yang kebanyakan merugikan bagi manusia. Understanding of Chemical Solutions and
Konsepsi ini dibentuk siswa dari intuisi Their Components. International Education
pengalaman sehari-hari dan masyarakat di sekitar Journal 6.
mereka. Hasil penelitian Tarwoko menyebutkan
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Tes
bahwa miskonsepsi siswa terhadap peranan bakteri
Diagnostik. Jakarta: Direktorat Jenderal
dapat disebabkan prakonsepsi yang salah yang
Manajemen Pendidikan Dasar dan
sumbernya berasal dari informasi melalui televisi
Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah
atau pemahahaman masyarakat yang salah terhadap
Menengah Pertama.
bakteri (Tarwoko, 2005).
Garber, Steven D. 2002. Biology A Self-Teaching
PENUTUP
and Guide. New Jersey: John Wiley & Sons,
Temuan yang didapat setelah menelusuri Inc.
pemahaman siswa pada konsep Archaebacteria dan
Karmana O. 2013. Biologi untuk Kelas X Sekolah
Eubacteria didapatkan informasi bahwa siswa
Menengah Atas. Jakarta: Grafindo.
memiliki nilai miskonsepsi yang sedikit (19%).
Kategori miskonsepsi yang dialami oleh siswa Krebs RE. 1999. Scientific development and
cenderung teridentifikasi pada miskonsepsi utuh. misconceptions through the ages: a reference
Pernyataan indikator butir soal yang mendominasi guide. USA: Greenwood Press.
nilai miskonsepsi adalah ”Usaha manusia yang Mintzes JJ, Wandersee JH, Novak JD. 2005.
dilakukan untuk menghindari peran negatif Assessing Science Understanding.California:
bakteri.” dengan anggapan yang salah berupa Elsevier Academ ic Press.
“Bakteri lebih banyak menimbulkan kerugian
daripada keuntungan bagi manusia dan lingkungan. Muniri. 2013. “Karakteristik Berpikir Intuitif Siswa
Anggapan ini sebagian besar berasal dari kelompok dalam Menyelesaikan Masalah Matematika”.
siswa dengan kemampuan kognitif sedang dan Makalah disampaikan pada Seminar
tinggi. Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. 9 November 2013. Yogyakarta:
Sedikitnya total persentase miskonsepsi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
siswa bukan disebabkan pada rendahnya
kepahaman siswa terhadap konsep, melainkan dari National Science Teachers Association. 2013. Buku
tingginya ketidakpahaman siswa. Hal ini Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4. Jakarta
disebabkan pada proses belajar yang tidak Barat. PT. Indeks.
tercapaiannya kebermaknaan. Oleh karena itu, perlu Pujiyanto S. 2012. Menjelajah Dunia Biologi.
dilakukan penelitian berikutnya untuk menelusuri Jakarta: Platinum.
sumber ketidakpahaman tersebut yang dapat
berasal dari siswa, guru, buku teks, maupun strategi Reid A, Greene S. 2013. Human Microbiome.
mengajar. Hasil dari penelitian ini dan berikutnya American Academy of Microbiology:
Washington DC.
dapat dijadikan refleksi bagi guru dalam
pembelajaran biologi selanjutnya dan perguruan Sabri MA. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
tinggi sebagai referensi dalam perbaikan Pedoman Ilmu Jaya.
pembelajaran untuk calon guru. Strelkauskas A, Strelkauskas J. 2014.
DAFTAR PUSTAKA Microbiology: A Clinical Approach.
http://www.garlandscie
Allen M. 2010. Misconceptions in primary science.
nce.com/res/pdf/9780815365143_ch05.pdf.
New York: Open University Press.
Sukmadinata NS. 2012. Metode Penelitian
American Institute of Biological Sciences. 2013.
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
“Misconceptions About Microbes”.
Rosdakarya.
http://www.usc.edu/org/coseewest/Mar26201
1/01MisconceptionsAboutMicrobes.pdf. Suparno P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta:
Barke HD, Hazari A, Yitbarek S. 2009.
PT Grasindo.
Misconceptions in Chemistry. Verlag Berlin
Heidelberg: Springer. Suparno P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 127 - 128


Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

Talaro KP. 2008. Foundations in Microbiology. Widdiharto R. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar
New York: Mc-Graw Hill. Matematika SMP dan Alternatif Proses
Remidinya. Yogyakarta: Depdiknas, Pusat
Tarwoko E. 2005. “Reduksi miskonsepsi bakteri
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
siswa-siswa SMA Negeri 1 Sambung Macan
dan Tenaga Kependidikan Matematika.
dengan pembelajaran modul dan lembar
kerja siswa”. Tesis pada Pascasarjana Widiyati S, Rochmah SN, Zubedi. 2009. Biologi
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. tidak SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
dipublikasikan. Departemen Pendidikan Nasional.
Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Zulfiani, Permana I, Feronika T. 2009. Strategi
Understanding Biology. Journal of Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga
Hacattepe Universitesi Egitim Fakultasi Penelitian UIN Jakarta.
Dergisi 23: 259-266.

EDUSAINS. Volume VI Nomor 02 Tahun 2014, 128 - 128

Anda mungkin juga menyukai