Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS EYD (PUEBI) PADA SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM

STUDI HUKUM KELUARGA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


TAHUN 2010

Siti Kholisoh
Hukum Keluarga FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Siti.kholisoh17@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang menjadi salah satu syarat seorang
mahasiswa untuk menyelesaikan program strata-1 (sarjana), dalam penulisan
skripsi mahasiswa harus memahami cara penulisan karya ilmiah yang didalam nya
terdapat penggunaan EYD terutama dalam tanda baca. Hal tersebut mendasari
peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang penggunaan EYD, dalam skripsi
program studi hukum keluarga. Masalah penggunaan EYD yang akan diteliti
dalam penelitian ini yaitu penggunaan tanda baca yang meliputi : (1) tanda titik
(2) tanda koma (3) tanda petik ganda (4) tanda petik tunggal (5) tanda hubung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif
kualitatif dipilih karena data yang diteliti berupa kata-kata bukan angka – angka .
Data penelitian ini adalah sebagian dari potongan kalimat yang diambil dari
skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik fokus kajian, kemudian data dideskripsikan secara deskriptif
kualitatif. Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa dalam skripsi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan
tanda baca diantara nya yaitu : Tanda titik berjumlah 2 kesalahan, tanda koma
berjumlah 1 kesalahan, tanda petik ganda berjumlah 1 kesalahan, tanda petik
tunggal berjumlah 1 kesalahan.
Kata kunci : EYD, tanda baca, skripsi
Abstract
Thesis is a type of scientific work that became one of the requirements of a
student to complete a stratum-1 program (undergraduate), in thesis writing
students must understand the way of writing scientific papers in which there is the
use of EYD, especially in punctuation. It underlies the researchers to carry out
research on the use of EYD, in the thesis of family law study program. The
problem of using EYD that will be investigated in this research is the use of
punctuation which includes: (1) the dot (2) commas (3) double quotes (4) single
quotes (5) hyphens. This study used descriptive qualitative method. Qualitative
descriptive method is chosen because the data studied in the form of words
instead of numbers - numbers. The data of this research are some of sentences
taken from student's thesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Technique of data
collecting using technique of focus of study, then descriptive qualitative
descriptive data. From the result of the research, the researcher concludes that in
the thesis of student of Syarif Hidayatullah UIN there are some mistakes in
writing punctuation marks between them are: Point marks are 2 mistakes, commas
are 1 error, double quotes are 1 error, single quotes amounted to 1 error.
Keywords: EYD, punctuation, thesis

PENDAHULUAN

Menulis merupakan salah satu bagian terpenting dari keterampilan


berbahasa dan perlu mendapat perhatian yang lebih. Hal ini berupa kenyataan
bahwa, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat sangat mendasar.
Selain itu, menulis juga merupakan salah satu sarana untuk menuangkan ide atau
gagasan. Maka dari itu, saat menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau gagasan
sangat memerlukan pemahaman tentang kemampuan kebahasaan. Selain
pemahaman untuk penulis, penulis juga harus bisa membuat pembaca memahami
tulisan yang berisi ide atau gagasan tersebut.

Penggunaan bahasa pada skripsi biasanya terdapat beberapa kesalahan,


karena dalam penulisan skripsi mahasiswa harus berpedoman pada kaidah Bahasa
Indonesia yang benar serta penulisan yang sesuai dengan kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan. Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi terkadang tidak
menggunakan bahasa baku dan ejaan yang tepat. Di samping itu, kesalahan dalam
penulisan skripsi itu bersumber pada ketidakhati-hatian mahasiswa. Kesalahan
berbahasa mahasiswa ditinjau dari kesalahan ejaan (pemakaian tanda baca) yang
dapat menimbulkan ambiguitas bagi pembaca.

Sehingga dari penulisan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


tentang kesalahan EYD, pada skripsi mahasiswa Hukum Keluarga UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kemudian dari hasil analisis kesalahan ini, dapat digunakan
sebagai acuan bagi para mahasiswa untuk lebih menekankan aspek penggunaan
Ejaan Yang Disempurnakan dengan baik dalam penulisan skripsi. Selain itu,
penulis juga dapat lebih memahami kaidah-kaidah atau struktur yang benar dalam
menggunakan tanda baca serta semakin menambah pengetahuan tentang EYD dan
dapat menjadikan peneliti lebih baik lagi ketika menggunakan tanda baca.
Sebenarnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami
kesalahan penulisan skripsi.

Yaitu ketidaktahuannya tentang aturan EYD yang baku, penggunaan tanda


baca, atau karena memang lupa dalam melakukan koreksi kesalahan tanda baca
pada tulisan yang dibuat. Padahal kesalahan tanda baca ini kemungkinan dapat
menimbulkan ambiguitas bagi pembaca, atau bahkan dapat pula mengubah arti
suatu kalimat atau pernyataan. Oleh karena itu, dalam menulis kita perlu berhati-
hati agar tidak terjadi banyak kesalahan.

Landasan teori

Pengertian EYD sangatlah banyak, beberapa pakar juga banyak


menafsirkan tentang pengertian EYD. Tetapi, dalam etimologi, EYD merupakan
“kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau
lambang bunyi bahasa. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi kata dan kalimat dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) dan penggunaan tanda
baca” (KBBI, 1991:250).
EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam
tulisan Bahasa Indonesia (engkay sobariyah:2015). EYD mencakup penggunaan
dalam 12 hal salah satu nya yaitu tanda baca, tanda baca adalah tanda grafis yang
digunakan secara konvesional untuk memisahkan berbagai bagian dari bahasa
tertulis berdasarkan unsur suprasegmental dan hubungan sintaksis
(awalludin:2017).
Maka dapat disimpulkan bahwa EYD merupakan seperangkat aturan atau
struktur sebuah tulisan, yang wajib ditaati dalam penulisan dan telah
distandardisasikan. EYD berisi aturan mengenai pelambangan huruf atau kata,
tanda baca dan yang lainnya.
Selain untuk struktur dalam penulisan tanda baca juga dapat menunjukan
suatu intonasi, jeda dalam berbicara. Tanda baca merupakan suatu simbol untuk
menyatakan suatu arti dan makna dari sebuah kalimat. Tanda baca sendiri
memiliki aturan yang berbeda antara waktu, menghubungkan suatu kata atau
kalimat, memisahkan kata atau kalimat dan lain-lain. Seperti terdapat dalam jenis
dan macam :

Tanda titik (.)


Penggunaan tanda titik ( . ) : Digunakan pada akhir kalimat yang
menyatakan kalimat pernyataan atau kalimat berita bukan pertanyaan atau
seruan, digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar, memisahkan angka jam, menit dan detik yang untuk
menunjukkan waktu, untuk penggunaan dalam daftar pustaka seperti
penulisan nama penulis, judul tulisan, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka, untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya yang
menunjukkan jumlah, tanda titik tidak digunakan pada kepala ilustrasi atau
tabel, tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau nama dalam surat dan sebagainya(Anggota Ikapi:2011).
Tanda koma (,)
Penggunaan tanda koma ( , ) : Digunakan di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan, untuk memisahkan suatu kalimat setara
yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi dan melainkan, untuk memisahkan sebuah anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat tersebut medahului induk kalimatnya,
dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,
akan tetapi, dengan demikian, digunakan untuk memisahkan kata seperti o,
ya, wah, aduh dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat, untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, diterapkan
di antara nama dan alamat, bagian-bagian kalimat, empat dan tanggal, dan
nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan, digunakan untuk
memisahkan nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka,
digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki, digunakan di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, digunakan di depan angka
yang menunjukkan desimal., digunakan untuk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi, digunakan untuk menghindari
salah baca, tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain jika kalimat tersebut diakhiri dengan tanda tanya atau tanda
seru(Anggota Ikapi:2011).

Tanda petik ganda ( “…” )


Penggunaan tanda petik ganda ( “…” ) : Untuk mengapit petikan langsung
yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertullis lain, dipakai
untuk mengapit sebuah judul, judul syair, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat, digunakan untuk mengapit sebuah istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus, digunakan tanda baca
penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung, tanda
baca penutup sebuah kalimat atau bagian kalimat yang ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat, tanda petik
pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik ditulis sama
tinggi di sebelah atas baris(Anggota Ikapi: 2011).

Tanda petik tunggal ( ‘ )


Penggunaan tanda petik tunggal ( ‘ ) : Digunakan untuk mengapit petikan
yang tersusun di dalam petikan lain, untuk mengapit sebuah makna, untuk
mengapit sebuah terjemahan, untuk mengapit sebuah penjelasan kata
asing, digunakan untuk mengapit ungkapan asing(Anggota Ikapi:2011).

Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Djam’an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan
karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat
dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti pengertian-pengertian tentang
tanda baca yang beragam, karakteristik suatu struktur dalam menggunakan tanda
baca dan lain sebagainya.
Selain itu, Sugiono (2012: 9) juga mengemukakan penelitian kualitatif
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih
memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain
itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel- variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan
suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah
penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk
memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang
hasilnya lebih menekankan makna. Di sini, peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini mencari tahu dengan cara
observasi kesalahan mahasiswa dalam penulisan skripsi khususnya kesalahan
pada kaidah atau struktur tandan baca. Selain itu penelitian ini juga bersifat
induktif dan hasilnya lebih menekankan makna.

Pembahasan

1. “…Allah SWT tidak akan menelantarkan anak-anaknya, Allah


SWT yang akan memberi rizki kepada keluarganya…”

Pada kutipan No.1 diketahui bahwa penulis mengabaikan tanda


baca dalam penggunaan tanda baca titik, karena tidak sesuai dengan
kaidah penulisan tanda titik. Seharusnya dalam pada akhir kalimat
penulis harus meletakkan tanda titik, agar menjadi sebuah kalimat
yang sempurna.

Hasil analisis :
“…Allah SWT tidak akan menelantarkan anak-anaknya, Allah SWT
yang akan memberi rizki kepada keluarganya.…”

2. “…Konsep Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional (BKKBN) Tentang Keluarga Berencana ( KB )
Ditinjau dari Hukum Islam dan Hukum Positif…”
Pada kutipan No.2 ini merupakan judul, tetapi penulis
mengabaikan tanda baca petik pada judul tersebut.
Sehingga,menyalahi kaidah dalam tanda baca petik yang seharusnya
digunakan pada suatu judul.

Hasil analisis :
“…“Konsep Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Tentang Keluarga Berencana ( KB ) Ditinjau
dari Hukum Islam dan Hukum Positif”…”

3. “…Oleh karena itu program KB sudah dilaksanakan merupakan


bukti implementasi akan adanya upaya pemerintah dalam hal
ini….”

Pada kutipan No.3 dapat diketahui bahwa penulis tidak


memenuhi syarat tanda baca koma, karena setelah kata oleh karena
itu penulis tidak mencantumkan koma yang merupakan kaidah
dalam tanda baca.

Hasil analisis:

“…Oleh karena itu, program KB sudah dilaksanakan merupakan


bukti implementasi akan adanya upaya pemerintah dalam hal
ini….”

4. “…maka harus dilakukan kajian yang lebih mendalam atas kedua


sumber tersebut dengan cara mengidentifikasi semua ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Nabi yang terkait dengan
permasalahan KB untuk kemudian ditarik pesan-pesan substantif
serta semangat ajaran maqashid al-syari’ah yang dikandung
kedua sumber tersebut…”
Pada kutipan No.4 penulis mengabaikan tanda baca
petik tunggal, seharusnya pada kalimat atau kata yang
menggunakan bahasa asing penulis menggunakan tanda
petik tunggal. Seperti yang sesuai dengan kaidah atau
struktur dalam sebuah penulisan yang menggunakan tanda
baca.

Hasil analisis :

“…maka harus dilakukan kajian yang lebih mendalam atas kedua


sumber tersebut dengan cara mengidentifikasi semua ayat-ayat Al-
Qur’an dan Hadis-Hadis Nabi yang terkait dengan permasalahan
KB untuk kemudian ditarik pesan-pesan substantif serta semangat
ajaran ‘maqashid al-syari’ah’ yang dikandung kedua sumber
tersebut…”

5. “…Meskipun islam melalui ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi


tersebut menganjurkan umatnya untuk memperbanyak keturunan.
Namun islam lebih mengutamkan pada keturunan yang baik…”

Pada kutipan No.5 diketahui bahwa penulis


mengabaikan penggunaan tanda baca koma, karena dalam
struktur Bahasa Indonesia diperlukan tanda koma. Untuk
memisahkan suatu kalimat satu dengan yang lain, seperti
kata setelah namun disitu diperlukan tanda koma untuk
memisakan nya .
Hasil analisis :
“…Meskipun islam melalui ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi
tersebut menganjurkan umatnya untuk memperbanyak keturunan.
Namun, islam lebih mengutamkan pada keturunan yang baik…”

Simpulan
Dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat banyak kesalahan-kesalahan dalam penggunaan EYD
khususnya pada penggunaan struktur tanda baca. Karena,seperti
yang telah diteliti yaitu penulisan skripsi masih terdapat beberapa
kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan bahkan ada pula yang
mungkin lupa atau memang ketidaktahuan nya mengenai
penggunaan tanda baca. Sehingga, ada yang tidak menggunakan
tanda baca. Kebanyakan kesalahaan terjadi pada penggunaan tanda
titik dan tanda koma yang mungkin banyak dari mahasiswa masih
keliru dalam penggunaan tanda titik dan tanda koma tersebut.

Daftar Pustaka

Anggota Ikapi. Pedoman Umum EYD Dasar Umum Pembentukan Istilah.


Jogjakarta : Diva Press. 2011

Fitriyah, Mahmudah. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta : UIN Jakarta press.


2007

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan D&R. Bandung :


Alfabeta. 2011

Sugiarto, Eko. Master EYD. Yogyakarta: Khitah Publishing. 2012

Waridah, Ernawati. Pedoman Kata Baku dan Tidak Baku Dilengkapi Ejaan Yang
Disempurnakan. Bandung : Penerbit Ruang Kata. 2014

Anda mungkin juga menyukai