PENDAHULUAN
Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura. Sumber mungkin darah dinding
dada, parenkim paru – paru, jantung atau pembuluh darah besar . kondisi diasanya merupakan
konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam. Ini juga mungkin merupakan komplikasi dari
beberapa penyakit .(Puponegoro , 2001 )
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka penderita hematothorax selama 10 tahun
terakhir ini mengalami peningkatan, dari 177 juta penduduk dunia yang menderita
Hematothorak, sekitar 76% diantaranya berada di negara berkembang, dan 62 % disebabkan
karena trauma. Pada tahun 2006 penduduk Amerika Serikat yang menderita hematothorax
sebanyak 7,8 juta orang. Di Asia, prevalensi penduduk Cina, angka penderita hematothorax
sebanyak 1,5%, di hongkong 4,3% dan untuk Cina Singapura sebanyak 6,2%.
Pada tahun 2000 penderita hematothorax di Indonesia mencapai 1,6 juta adapun prevalensi
kejadian hematothorax ini tersebar diberbagai kota di Indonesia. Sedangkan penyebab dari
Hematothorax tersebut untuk masing-masing pasien berbeda. Dalam hal ini terdapat beberapa
pasien harus menjalani perawatan di Instalasi Rawat Intensive (IRI). Mengingat begitu
banyak permasalahan yang muncul pada pasien hemathotorax, maka penulis tertarik untuk
menulis asuhan keperawatan hematothorax.
1.2 Tujuan
2.1 Definisi
Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura . Sumber mungkin darah dinding
dada , parenkim paru – paru , jantung atau pembuluh darah besar . kondisi biasanya
merupakan konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam . Ini juga mungkin merupakan
komplikasi dari beberapa penyakit .( Puponegoro , 1995 ) .
2.2 Etiologi
Traumatis
Trauma tumpul .
Penetrasi trauma .
· Kecemasan
· Kegelisahan
· Kelelahan
· Sesak nafas
2.4 Patofisiologi
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau arteri,
menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau atau peluru
menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang melapisi atau
menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini memungkinkan masuknya darah ke
dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat menahan 30-40% dari volume darah seseorang.
Pecahnya usus
Tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah didinding dada. Luka di
pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-kadang anemia dan syok
hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Secara klinis pasien
menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis, takhipnea berat, takhikardi dan
peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan hipotensi sesuai dengan penurunan curah
jantung.
a. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area*pleura, dapat menunjukan
penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
Gambar . Tampak gambaran hemothorak pada sisi kiri foto thoraks
KANAN KIRI
b.GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi, gangguan mekanik
pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang meningkat. PaO2
mungkin normal atau menurun, saturasi oksigen biasanya menurun.
Rentang nilai normal :
PaCO2 : 35-45 mmHg , PaO2 : 80-100 mmHg
c. Torasentesis: tindakan mengaspirasi cairan pleural atau udara, dilakukan untuk menghilangkan
tekanan,nyeri atau dispnea .menyatakan cairan pada hematothoraks.
d. Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.
2.7 Penatalaksaan
A.Definisi
WSD adalah penyaluran udara atau cairan secara cepat dan terus menerus dari rongga pleura
yang diikuti atau tanpa diikuti pemasangan pipa atau selang.
B. Tujuan
C. Indikasi
· Pneumotoraks
· Hematotoraks
· Hidropneumothoraks
· Efusi pleura.
1. Gravitasi : udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ketekanan yang
rendah.
2. Tekanan positif : udara dan cairan dalam kavum pleura (+763 mmHg atau lebih ).
Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit (761 mmHg).
3. Suction.
Jenis WSD
1. Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua
lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinan selang masuk hampir
kedasar botol. Keuntungannya adalah :
Ø Penyusunannya sederhana
Kerugian adalah :
Ø Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol.
2. Dua botol
Pada sistem dua botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua
bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan
pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
keuntungan :
Kerugian :
- Menambah areal mati pada sistem drainase yang potensial untuk masuk ke
dalam area pleura.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi
dari tekanan botol.
3. Tiga botol
Pada sistem tiga botol,botol kontrol penghisapan ditambahkan kesistem dua botol.
botol ke tiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang
terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan
jumlah penghisap didinding yang menentukan jumlah. Penghisapan yang
diberikan pada selang dada. Jumlah penghisapan di dinding yang di berikan pada
botol ketiga harus cukup untuk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung
dalam botol. gelembung kasar menyebabkan kahilangan air, mengubah tekanan
penghisapan dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk
memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernapasan, penghisap harus
dilepaskan saat itu juga.
Keruguan :
D. Peralatan
2. Motor suction
7. Kassa steril
8. Pisau jaringan
9. Trocart
15. Masker
E. Prosedur Pelaksanaan
- Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada
pasca bedah setelah melakukan.
2. Langkah –langkah
- Cuci tangan.
- Posisi pasien dengan sisi yang sakit menghadap arah dokter, tangan sisi paru
yang sakit diangkat ke atas kepala, beri posisi semi fowler atau fowlers.
- Sisi pemasangan untuk membuang udara dekat dengan daerah interkostal kedua
sepanjang midklavikula, sedangkan sisi pemasangan untuk mengeluarkan
cairan dekat area interkostal ke-5 atau ke-6 pada garis midklavikula.
- Lakukan anastesi local lapis demi lapis dari kulit hingga pleura parietalis
menggunakan liocain jangan lupa lakukan aspirasi sebelum mengeluarkan
obat suntik pada taip lapisan.
- Setelah dianastesi dokter membuat insisi kecil pada kulit arah memanjang sejajar
sela iga 2cm.
- Masukkan cystofix atau kateter vena secara tegak lurus sampai menembus
masuk rongga pleura, selongsong kateter dan mandrain dikeluarkan.
- Hubungkan kateter vena dengan selang dan masukkan ujung selang hingga
terendam dalam larutan betadin yang telah diencerkan dengan Nacl 0,9% yang
terdapat dalam botol WSD.
- Untuk mencegah selang terlepas kulit sekitar selang dijahit dengan jahitan
tabbac sac (yaitu akhir dari jahitan diikatkan pada selang dengan melingkar).
- Lalu tutup dengan kasa steril ukuran 4x4/kasa petroleum untuk mencegah
kebocoran udara ( besar kemungkinan menimbulkan lecet kulit) atau diberi
salep bakteriostatik yang telah diberi betadin dan fiksasi pada dinding dada
menggunakan plester.
1. Posisi yang ideal untuk pasien dengan selang dada adalah semi fowler
2. Untuk meningkatkan evakuasi udara dan cairan ubah posisi pasien tiap 2 jam
6. Koimplikasi paling serius dari selang dada adalah tegangan pneumotoraks, terjadi
bila udara masuk keruang pleura selama inspirasi tetapi tidak dapat keluar selama
ekspirasi, proses ini terjadi bila ada obstruksi pada selang sistem drainase dada,
semakin banyak udara terjebak dalam ruang pleura, tekanan meningkat sampai
paru kolaps dan jaringan lunak dalam dada tertekan
· Bila bekuan dapat terlihat, regangkan selang antara dada dan unit drainase
dan tinggikan selang untuk meningkatkan efek grafitasi
· Bila selang dada terus menerus tetap tersumbat pembongkaran selang dada
dianjurkan dengan memperhatikan kondisi pasien.
f. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
g. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan
yang dibuang
j. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang
efektif
Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa
kondisi system drainase, amati tanda-tanda kesulitan barnafas.
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aquades ditambah desinfektan
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau
pengurutan pada selang.
Apabila dengan pemasangan WSD, darah tetap tidak berhenti, maka dipertimbangkan untuk
Thorakotomi.
Pemberian terapi Oksigen 2-4 Liter/menit, lamanya disesuaikan dengan perubahan klinis.
Lebih baik lagi jika dimonitor dengan analisa BGA. Usahakan sampai gas darah penderita
kembali normal.
Transfusi darah: dilihat dari penurunan kadar Hb. Sebagai patokan, dapat dipakat perhitungan
sebagai berikut: setiap 250 cc darah (dari penderita dengan Hb 15 gr %)dapat menaikan ¾ g
% Hb.
Pemberian antibiotika: dilakukan apabila ada infeksi sekunder.
Apabila terjadi penebalan pleura, pertimbangkan pemberian dekortikasi.
2.8 Komplikasi
Kegagalan pernapasan
Kehilangan darah
Syok
Kematian
Fibrosis atau parut dari membran pleura
BAB III
KONSEP ASKEP
1.Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien dengan trauma thoraks (. Doenges, 1999) meliputi :
a.Aktivitas / istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b.Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops
c.Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d.Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e.Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan nyeri,
menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke
leher,bahudanabdomen.
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah.
f.Pernapasan : kesulitan bernapas , batuk , riwayat bedah dada/trauma, penyakit paru kronis,
inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar, pneumothoraks spontan sebelumnya,
PPOM. Untuk menemukan adanya masalah pada pernafasan dilakukan pemeriksaan dengan
cara perkusi,inspeksi dan auskultasi .
Tanda :
1) Takipnea
2) peningkatan kerja napas
3) bunyi napas turun atau tak ada
4) fremitus menurun
5) perkusi dada hipersonan
6) gerakkkan dada tidak sama
7) kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan
8) mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan
9) penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat faktor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah intratorakal/biopsy paru.
Pemeriksaan Fisik
A. Sistem Pernapasan :
1) Sesak napas
2) Nyeri, batuk-batuk
3) Terdapat retraksi klavikula/dada
4) Pengambangan paru tidak simetris
5) Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain
6) Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani, hematotraks (redup)
7) Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang/menghilang
8) Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas
9) Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat
10) Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.
B. Sistem Kardiovaskuler :
1) Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk
2) Takhikardia, lemah
3) Pucat, Hb turun /normal
4) Hipotensi
C. Sistem Persyarafan : Tidak ada kelainan
D. Sistem Perkemihan : Tidak ada kelainan
E. Sistem Pencernaan : Tidak ada kelainan
F. Sistem Muskuloskeletal – Integumen
1) Kemampuan sendi terbatas
2) Ada luka bekas tusukan benda tajam
3) Terdapat kelemahan
4) Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.
G. Sistem Endokrine :
1) Terjadi peningkatan metabolisme
2) Kelemahan.
H. Sistem Sosial / Interaksi
1) Tidak ada hambatan.
I. Spiritual :
1) Ansietas, gelisah, bingung, pingsan
2. Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas
b Nyeri akut
c.Gangguan pertukaran gas
3.Intervensi
a.diagnosa 1 :Ketidakefektifan pola nafas.
Definisi : inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.
Noc : status pernafasan ;ventilasi
Indikator :
Frekuensi pernafasan
Irama pernafasan
Kedalaman inspirasi
Suara perkusi nafas
Volume tidal
Kapasitas vital
Hasil rotgen dada
Tes faal paaru
Aktivitas :
Indikator :
Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri samapai pada tingkat kenyamanan yang dapat di
terima oleh pasien.
Aktivitas :
Indikator :
Aktivitas :
Kasus :
Klien tn.k (33 thn) agama islam pekerjaan hansip. Klien masuk rumah sakit karena keadaan
klien semakin parah dan disarankan untuk rawat inap. Klien mengtakan sebelumnya klien
mengalami kecelakaan dan pernah operasi bagian dada sebelah kiri. Klien tidak pernah
mengeluh sakit , tetapi tiba-tiba klien mengeluh batuk dan sesak selama 3 minggu . nafas
terasa berat dan sulit. Dada terasa sakit saat bernafas sehingga klien meringgis kesakitan
,ketika dilakukan pengkajian suhu :36 derajat , nadi : 84x/menit ,RR: 22x/mnt,TD: 110/70
mmHg.terdapat luka bekas operasi di dada sebelah kiri. Pernafasan kusmaul ,kedalaman
dangkal.
1.Pengkajian
- Identitas pasien
Nama : Tn.k
Pekerjaan : Hansip
Keluhan utama
Klien mengeluh batuk dan sesak
Riwayat kesehatan terdahulu
Pernah kecelakaan dan dioperasi di dada bagian kiri
Riwayat kesehatan sekarang
Di rawat di RS karena keadaannya semakin parah akibat kecelakaan pada dada
sebelah kiri
Rencana keperawatan
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Hemotoraks adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan timbulnya darah di ruangan
antara dua pleura (rongga pleura). Pleura adalah dua lapisan kantung yang meliputi paru-paru
dan memisahkannya dari dinding dada. Penyebab paling umum dari hemotoraks adalah
cedera tumpul atau tajam pada dada, seperti ketika terjadi patah tulang iga yang menembus
pleura dan menyebabkan darah memasuki rongga pleura. Hal ini dapat membuat paru-paru
mengempis, menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernafas. Hal ini merupakan suatu
kondisi medis yang darurat yang memerlukan perawatan segera karena jika tidak, dapat
terjadi komplikasi yang mengancam jiwa, seperti syok hipovolemik akibat perdarahan yang
hebat dan gagal nafas. Perawatan dengan memasukan jarum ke rongga dada biasanya
dilakukan untuk mengeluarkan darah di dalam rongga pleura sehingga tekanan terhadap paru-
paru dapat berkurang. Apabila hemotoraks berat, tindakan pembedahan yang dikenal dengan
nama torakotomi diperlukan untuk menghentikan perdarahan.
5 .2 SARAN
Adapun Hemothorax adalah salah satu penyakit yang dapat mengancam nyawa penderitanya,
maka kami menyarankan untuk melakukan penanganan sesegera mungkin.
dan lebih baiknya lagi jika para pembaca dapat menghindari penyebab dari penyakit
Hemothorax.