Anda di halaman 1dari 5

METODE PERENCANAAN

A. Prosedur atau Tahapan Kegiatan


1. Pembuatan layout sistim & tata letak jaringan
2. Pembuatan skema jaringan
3. Rencana pembebanan aliran
4. Inventarisasi data teknis jaringan
5. Perhitungan intensitas hujan rencana
6. Perhitungan debit rancangan

B. Data Teknis Jaringan


1. Luasa daerah layanan atau daerah tangkapan hujan (catchment area) untuk setiap
ruas saluran (A)
2. Panjang dan kemiringan medan aliran permukaan (Lo dan So)
3. Panjang dan kemiringan rata-rata dasar saluran (Ld dan Sd)
4. Penggunaan lahan atau kondisi permukaan lahan koefisien limpasan, C

C. Intensitas Hujan Rencana


1. Tetapkan Periode Ulang Hujan (PUH) dengan mempertimbangkan : luas daerah
layanan, umur rencana saluran atau bangunandan jenis penggunaan lahan (dalam
kaitannya dengan resiko yang mungkin terjadi).
2. Hitung waktu konsentrasi aliran (tc) berdasarkan data teknis saluran (L0, Ld, S0, dan
Sd).
3. Hitung intensitas hujan rencana dengan menggunakan grafik intensitas – durasi hujan
atau hitung dengan rumus Mononobe :

RT  24  3
IT    mm / jam
24  t c 

 Perhitungan Curah Hujan


1. Menggunakan Metode Gumbel
- Perhitungan Standar deviasi
Rumus yang digunakan :
XT  X  KT  Sx
Dimana : XT = curah hujan (atau debit) dengan periode ulang T tahun
X = curah hujan (atau debit) rata-rata dari n jumlah data

1 n
X   Xi ; i = 1, 2, ......, n
n i 1
n = jumlah tahun data
Sx = standar deviasi, dihitung dengan salah satu dari 3
persamaan berikut :

Sx =

- Perhitungan nilai YT dari beberapa periode ulang :


YT =

- Penentuan Periode Ulang Hujan (PUH)


- Perhitungan faktor frekuensi KT, nilai faktor frekuensi pada periode ulang T
dan jumlah data n . untuk penggunaan praktis, KT dapat dihitung dengan
persamaan:

KT = nilai-nilai YT, Yn dan Sn dapat dilihat di tabel

Periode Ulang, T (tahun) YT

2 0,3665

5 1,4999

10 2,2502

20 2,9702

25 3,1985

50 3,9019

100 4,6001

200 5,2958
XT =

- Perhitungan Inlet Time (T0)


0.77
 L 
t0  0.0195 0 
 S 
 0

- Pehitungan Conduit time (Td)


L
Td =
V

No Kemiringan, S (%) Kecepatan Aliran, V (m/detik)

1 <1 0,4

2 1–2 0,6

3 2–4 0,9

4 4–6 1,2

5 6 – 10 1,5

6 10 – 15 2,4

- Perhitungan Waktu Konsentrasi


TC = T0 + Td
Dimana : T0 = waktu pengaliran dari titik terjauh ke awal sungai atau
saluran
Td = waktu pengaliran di dalam saluran sampai ke outlet yang
ditinjau
- Perhitungan Intensitas Curah Hujan
2

R  24  3
I T  T   mm / jam
24  t c 
D. Perhitungan Debit Rancangan
Hitung debit rancangan dengan memperhatikan :
1. Luas total daerah layanan (Catchment area). Jika A ≤ 80 ha, gunakan rumus rasional
dan jika A > 80 ha, gunakan rumus rasional modifikasi
2. Luas catchment sepanjang saluran yang alirannya akan masuk secara langsung ke
saluran yang direncanakan.
3. Waktu konsentrasi dan beban aliran dari saluran cabang atau saluran dibagian hulu
yang alirannya akan menjadi beban saluran yang direncanakan.

 Metode yang lasim digunakan untuk menentukan debit rancangan pada sistem
drainase adalah Metode Rasional.
Rumus yang digunakan :
Q = f. C. I. A
Dimana : f = faktor konversi satuan
Q = debit rencana (m³/dtk)
C = koefisien pengaliran atan koefisien limpasan (Runoff coeefficient)
I = intensitas curah hujan (mm/jam atau mm/hari)
A = luas daerah tangkapan hujan (catchment area) (km² atau ha)

 Faktor konversi satuan (f), nilai tergantung pada saluran luas catchment (A) yang
digunakan :
1. Jika A dinyatakan dalam km², maka f = 0.278
2. Jika A dinyatakan dalam ha, maka f = 0.00278

Tabel Koefisien Limpasan (Runoff Coefficient), C

Diskripsi lahan / karakteristik Koef limpasan,


permukaan C
Business
perkotaan 0,70 – 0,95
pinggiran 0,50 – 0,70
Perumahan
rumah tunggal 0,30 – 0,50
multi-unit, terpisah 0,40 – 0,60
multi-unit, tergabung 0,60 – 0,75
perkampungan 0,25 – 0,40
apartemen 0,50 – 0,70
Industri
ringan 0,50 – 0,80
berat 0,60 – 0,90
Perkerasan
aspal dan beton 0,70 – 0,95
batu bata, paving 0,50 – 0,70
Atap 0,75 – 0,95
Halaman kereta api 0,10 – 0,35
Taman tempat bermain 0,20 – 0,35
Taman, pekuburan 0,10 – 0,25
Hutan
datar, 0 – 5% 0,10 – 0,40
bergelombang, 5 – 10% 0,25 – 0,50
berbukit, 10 – 30% 0,30 – 0,60
 Perhitungan Kemiringan Setiap Saluran

Selisih Hulu−Hilir
S=
Jarak Hulu−Hilir

 Direncanakan saluran bentuk trapesium,

- Luas penampang (A) = ( b + (z x y)) x y

- Keliling Basah (P) = b + (2 x y x 1 + z² )

- Jari-jari hidraulik (R) = A/P

- Lebar puncak (T) = b + (2 x z x y)

- Kedalaman hidraulik (D) = A/T

- Faktor penampang =Ax D

- Kecepatan (V) = 4.918 x S 0.5

- Q salurann =AxV

Anda mungkin juga menyukai