Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung reumatik adalah peradangan jantung dan jaringan parut


yang dipicu oleh reaksi autoimun terhadap infeksi streptokokus beta hemolitikus
[1]
grup A. Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang ditandai dengan
kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang berulang
kali. [5] Penyakit ini merupakan penyebab kelainan katup yang terbanyak terutama
pada anak sehingga mengurangi produktivitas dan kualitas hidup. [3]
Proses reumatik ini merupakan reaksi peradangan yang dapat mengenai
[1]
banyak organ tubuh terutama jantung, sendi dan sistem saraf pusat. Puncak
[2]
kejadian penyakit jantung reumatik adalah pada dekade ketiga dan keempat.
Penyakit jantung reumatik merupakan penyakit jantung sebagai akibat adanya
gejala sisa (sekuele) dari demam reumatik. [2]]
Demam reumatik adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh respons
imunologis lambat yang terjadi setelah infeksi kuman streptokokus beta
[3]
hemolitikus grup A. Riwayat keluarga dengan demam reumatik dan status
sosial ekonomi rendah merupakan faktor resiko tambahan lainnya. [6]
Puncak insiden demam reumatik akut terdapat pada kelompok usia 5-15
tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk
di atas 50 tahun. [5]
Menurut data WHO 15.6 juta orang menderita penyakit jantung reumatik
di seluruh dunia. Penyakit jantung reumatik menyebabkan kematian sekitar
200.000 kematian dengan kejadian tertinggi pada umur 5-14 tahun, dengan pria
162 per 100.000 kematian dan wanita 228 per 100.000 kematian. [7]
Prevalensi penyakit jantung reumatik di Indonesia masih cukup tinggi, di
[4]
kalangan anak usia 5-14 tahun adalah 0-8 kasus per 1000 anak usia sekolah.
Angka kejadian yang tinggi di Negara berkembang berhubungan dengan sosial
ekonomi yang rendah, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, infeksi

1
tenggorok yang tidak diobati atau penanganan yang lambat, lingkungan yang
padat, industrialisasi, dan urbanisasi. [3]
Untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit
demam reumatik diperlukan upaya pencegahan yang tepat. [4]

Anda mungkin juga menyukai