Global
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman yang sudah serba modern ini, dimana efek dari suatu proses kemajuan
kehidupan manusia yang dinamakan globalisasi bisa dirasakan di seluruh aspek-
aspek kehidupan manusia. Ekonomi, kesehatan, pendidikan, lifestyle, fashion,
transportasi, telekomunikasi, dan berita terbaru negara yang jauh dari negara
tempat kita berada pun bisa dengan sangat mudah diketahui lewat telekomunikasi
yang semakin modern dan canggih. Bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa
harus bisa melindungi warga negaranya dari pengaruh globalisasi yang begitu
deras. Pemerintah pada umumnya dan warga Indonesia pada khususnya harus bisa
menentukan mana yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan tanpa harus
merusak nilai-nilai luhur sebagai warga Indonesia dan mana yang tidak. Hal
tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting karena sebagai suatu negara yang
merdeka, Indonesia sudah sepantasnya dan seharusnya mempunyai fondasi dan
rangka kenegaraan yang kuat dan mandiri. Karena apabila Indonesia belum
memiliki kedua hal tersebut, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan
kehilangan jati diri dan ciri-ciri sebagai suatu bangsa yang disebut Indonesia.
Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, suatu ideologi yang dihasilkan oleh
salah satu Founding Father bangsa Indonesia, Sukarno. Pancasila sejatinya
memiliki dasar-dasar konsep yang mengatur segala permasalahan baik hukum
atau non-hukum, perilaku, sampai hal-hal mendasar baik itu berkaitan dengan
kehidupan sesama warga negara atau urusan ketatanegaraan/pemerintahan.
Ancaman dari derasnya arus globalisasi terhadap suatu ideologi suatu bangsa
tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyaknya informasi yang dengan mudahnya
masuk dan diketahui oleh siapapun di dunia ini termasuk Indonesia, secara tidak
langsung akan merubah pola pikir masyarakat itu sendiri dalam berbagai aspek
kehidupan. Hal tersebut dapat menjadikan masyarakat Indonesia melupakan siapa
dirinya sesungguhnya, yaitu warga negara Indonesia yang berdasarkan kepada
Pancasila. Bisa dibayangkan apabila kita sebagai warga negara Indonesia, akan
tetapi kita tidak memiliki ciri khusus dan jati diri sebagai orang Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan ciri-ciri negara Indonesia adalah suatu patokan
serta acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan seluruh aspek kehidupan.
Seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir Pancasila, dari sila pertama
sampai sila kelima sejatinya adalah suatu nilai luhur yang apabila
diimplementasikan ke dalam seluruh aspek kehidupan akan membawa bangsa
Indonesia ini menuju negara yang maju dan sejahtera.
PERMASALAHAN
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang semestinya dijadikan dasar dan
pandangan dalam menjalankan segala aspek dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia di setiap waktu, termasuk di era
globalisasi seperti sekarang ini.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sendiri memiliki arti bahwa bangsa Indonesia
harus mempercayai adanya tuhan (beragama) terlepas dari agama apa yang
diyakini. Negara menjamin kebebasan masyarakat Indonesia dalam memilih
agama serta dalam beribadah sesuai agama yang dianut. Karena memang pada
dasarnya, setiap agama tentu mengajarkan kebaikan, bukan mengajarkan
keburukan atau malah mengajarkan kebodohan yang sama sekali tidak ada
manfaatnya untuk kehidupan di dunia ini. Dengan beragama, pola perilaku dan
tatanan hidup setiap masyarakat juga lebih terjaga. Karena nilai-nilai kegamaan
yang bersumber langsung dari Tuhan sejatinya adalah suatu kebenaran yang harus
ditaati oleh setiap orang yang beragama dan dijadikan suatu ‘batas‘ dan
‘pengingat‘ saat melakukan suatu tindakan agar tidak melenceng dari norma dan
nilai kebenaran. Sehingga, masyarakat yang memiliki iman serta pondasi agama
yang kuat akan menuntunnya untuk tidak melakukan tindakan tercela. Yang
akhirnya akan menjadikan tatanan hidup masyarakat di Indonesia dapat
berlangsung dengan baik.
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat
dinamis dan terbuka. Hal ini berarti ideologi Pancasila besifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
iptek, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keluwesan dan
fleksibilitas serta keterbukaan yang dimiliki oleh ideologi Pancasila menjadikan
Pancasila tidak ketinggalan zaman dalam tatanan sosial, namun sifatnya yang
terbuka bukan berarti nilai-nilai dasar Pancasila dapat dirubah atau diganti dengan
nilai dasar yang lain.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa, serta ideologi
bangsa dan negara, bukanlah hanya sekedar sebuah simbol negara, namun nilai-
nilai filosofis yang terkandung di dalamnya harus diwujudkan dan
diaktualisasikan dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, termasuk di era globalisasi seperti sekarang ini.
Derasnya arus globalisasi telah memberi banyak perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan di dunia. Globalisasi yang terjadi saat ini telah mencakup hampir
semua bidang kehidupan serta melanda hampir pada semua negara di dunia ini
termasuk dengan negara kita, Indonesia. Adanya globalisasi juga menjadi sebuah
tantangan baru bagi Indonesia dalam upaya implementasi nilai-nilai dasar
Pancasila di kehidupan masyarakat Indonesia. Era globalisasi ini memberi
pengaruh akan nilai-nilai budaya luar yang sangat kuat, sehingga mulai banyak
sikap dan perilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi
telah membuat kepribadian, karakter, sikap, dan perilaku seseorang lebih banyak
dituntun oleh mekanisme pasar yang mengedepankan gaya hidup materialistis,
hedonis dan pragmatis. Sehingga kehidupan sehari-harinya tidak banyak yang
dilandasi dan mendapat inspirasi dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila dalam
keseharian lebih tampak sebagai suatu simbol yang barangkali perlu dihafalkan
tetapi kurang bermakna bagi kehidupan. Kondisi itu diperparah dengan tidak
adanya bentuk sosialisasi yang sistematis, masif, dan terstruktur di tengah-tengah
masyarakat tentang Pancasila.
Permasalahan terkait aktualisasi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang masih
kerap terjadi di Indonesia diantaranya adalah intoleransi agama. Berbagai
tindakan tersebut adalah melakukan penyegelan, diskriminasi, pelemparan
molotov, perusakan tempat ibadah, penyerangan, serangkaian ancaman,
intimidasi, bahkan perusakan pemukiman dan pesantren. Tindakan seperti yang
telah disebutkan diatas jelas mengganggu keamanan dan kenyamanan dalam
peribadatan. Hal ini bukan tanpa alasan, agar dalam beribadah itu aman. Karena
memang beribadah itu adalah suatu bentuk komunikasi secara langsung antara
manusia dengan Tuhan, maka tidak tepat apabila proses komunikasi tersebut
diganggu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap dan tidak berubah. Nilai-nilai
tersebut perlu dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan negara dan
dalam wujud norma-norma baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma-
norma moral yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara Indonesia.
PENUTUP
Pancasila sebagai dasar negara dan ciri-ciri negara Indonesia adalah suatu acuan
bangsa Indonesia dalam menjalankan seluruh aspek kehidupan. Seluruh nilai-nilai
yang terkandung dalam setiap butir Pancasila, dari sila pertama sampai sila kelima
sejatinya adalah suatu nilai luhur yang apabila diimplementasikan ke dalam
seluruh aspek kehidupan akan membawa bangsa Indonesia ini menuju negara
yang maju dan sejahtera.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=359952&val=8257&title=A
KTUALISASI%20NILAI-
NILAI%20PANCASILA%20%28MENCARI%20MODEL%20PENDIDIK
AN%20PANCASILA%20DI%20PERGURUAN%20TINGGI%29 Diakses
pada 25 Desember 2017