Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

COOLING TOWER

Dosen Pembimbing : Ayu Permanasari ST,MT.

Kelompok/Kelas : 8/3B – D3 Teknik Kimia

Nama : 1. Tantri Prasetyani (151411061)

2. Wulandari (151411063)

3. Yaumi Istiqlaliyah (151411064)

Tanggal Praktikum :

Tanggal Pengumpulan : Januari 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cooling tower merupakan alat penghilang panas yang digunakan untuk
memindahkan kalor buangan ke atmosfer. Menara pendingin dapat menggunakan
penguapan air atau hanya menggunakan udara saja untuk mendinginkannya. Menara
pendingin umumnya digunakan untuk mendinginkan air yang dialirkan pada kilang
minyak, pabrik kimia, pusat pembangkit listrik dan pendinginan gedung. (Pratama, dkk)
Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) dapat dikategorikan sebagai
kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak. Air pendingin (cooling water)
merupakan air yang digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan pada peralatan
industri. Air pendingin yang berasal dari alat atau sistem penukar panas didinginkan di
Menara pendingin dengan cara mengintakkan dengan udara yang dilewatkan secara
berlawanan arah (Handoyo, t.t.)
Dengan demikian dilakukan pengamatan terhadap alat cooling tower di Pilot
Plant Teknik Kimia POLBAN untuk mengamati fenomena serta perpindahan panas yang
terjadi.

1.2 Tujuan
Pada praktikum ini tujuan yang hendak dicapai, yaitu
1. Menghitung besarnya perpindahan panas (Q)
2. Menghitung besarnya koefisien perpindahan panas (U)
3. Menghitung efisiensi cooling tower
BAB II
DASAR TEORI

2.1.Pengertian Cooling Tower


Cooling Tower (menara pendingin) didefinisikan sebagai alat penukar kalor di
mana yang menjadi fluida kerjanya ialah air dan udara. Kontak antara air dan udara
ini mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan cooling tower
yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa sentrifugal untuk
menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara. (Yuliato dan Urbiantoro, TT)
Performa cooling tower biasanya dinyatakan dalam range dan approach
seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini :

Gambar 1. Range dan Approach Temperatur pada Cooling Tower (Basunanda, 2014)

Range merupakan perbedaan suhu antara suhu air yang masuk dan suhu air keluar
dari cooling tower. Sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur bola
basah udara yang masuk atau selisih antara suhu air dingin dan temperatur bola basah
(wet bulb) dari udara atmosfir. (Basunanda, 2014)

2.2. Prinsip Kerja Cooling Tower


Prinsip kerja cooling tower didasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan
kalor. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara. Cooling tower menggunakan penguapan di mana sebagian air diuapkan ke
aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir, sehingga air yang
tersisa didinginkan secara signifikan. (Basunanda, 2014)

Gambar 2. Skema Cooling Tower (Basunanda, 2014)

Air dari bak akan dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke
cooling tower. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas cooling tower, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.
(Basunanda, 2014)
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah dan mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak. Pada cooling tower juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporate cooling tersebut sedang berlangsung.
(Basunanda, 2014)
2.3. Konstruksi Menara Pendingin

Gambar 3. Konstruksi Cooling Tower (Basunanda, 2014)

Menurut Pratama, dkk (2012) menara pendingin terdiri dari :

a. Kipas (fan)
Kipas pada menara pendingin berfungsi untuk menarik udara dingin dan
mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk mendinginkan air.
b. Kerangka Pendukung Menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar
dapat berdiri kokoh dan tegak.
c. Rumah Menara Pendingin (casing)
Rumah meanara pendingin harus memiliki ketahanan terhadap segala cuaca yang
baik dan umur pakai yang lama. Rumah menara pendingin pada cooling tower
biasanya terbuang dari seng.
d. Pipa Sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasi air secara merata
pada cooling tower. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk
menyalurkan air.
e. Penampung Air (Water Basin)
Penampung air berfungsi sebagai tempat berkumpulya air yang jatuh dari filling
material untuk sementara, sebelum akhirnya disirkulasikan kembali ke kondensor.
Penampung air ini biasanyaterbuat dari seng.
f. Lubang Udara (Inlet Louver)
Lubang udara berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-lubang
yang ada. Melalui lubang udara ini, kuantitas dan kualitas air yang masuk untuk
didistribusikan akan terlihat.
g. Bahan Pengisi (Filling Material)
Bahan pengisi brfungsi untuk mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang
bergerak naik.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan
No. Alat Bahan
1. Cooling Tower Air
2. Termometer bola basah – kering
3. Termometer raksa
4. Stopwatch

3.2. Skema Kerja

Mempersipkan termometer.

Mengukur suhu bola basar, bola kering, air masuk, dan keluar cooling tower setelah
cooling tower beroperasi 1 jam.

Mencatat hasil pengukuran.

Melakukan pengukuran kembali setiap 30 menit.

3.3. Data Percobaan


Tabel 3.2 Data Pengamatan yang diperoleh selama praktikum
Suhu Bolah Suhu Bola Suhu Air Masuk Suhu Air Keluar
Waktu
Basah / TWB Kering / TDB Twin Twout
(Menit)
(°C) (°C) (°C) (°C)
60 22 25 25 24
90 22 25 25 24
120 22 26 26 26
150 23 25 26 23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamtan terhadap Alat Cooling Tower
Waktu Q U Efisiensi
No.
(menit) (kJ/h) (kW/m2 K) (%)
1. 60 30450 1,65 33,3
2. 90 30156 1,64 33,3
3. 120 0 0 0
4. 150 83790 1,52 100

4.2. Pembahasan
4.2.1 Tantri Prasetyani (151411061)
Berdasarkan data yang diperoleh selama praktikum dilakukan pengamatan
terhadap perpindahan panas yang terjadi pada cooling tower. Pengamatan pada cooling
tower berlangsung pada menit ke-60 setelah cooling tower beroperasi. Pada tabel 4.1
teramati besarnya perpindahan panas. Namun, pada t=120 menit teramati tidak terjadi
perpindahan panas dikarenakan suhu yang masuk dan keluar bernilai sama. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar yang sama-sama tinggi
sehingga tidak terjadi perpindahan panas. Besarnya nilai Q ini mengindikasikan
bearnya kapasitas pendinginan dari cooling tower atau menunjukkan seberapa besar
kalor yang dapat dibuang ke lingkungan oleh cooling tower. Pada t=150 menit
menunjukkan kapasitas pendinginan atau perpindahan kalor yang lebih besar
dibandingkan waktu sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya penurunan
temperatur pada air keluaran.
Dengan mengetahui besarnya nilai Q maka dapat diperoleh pula besarnya nilai
U atau koefisien perpindahan panas yang besarnya secara berturut-turut, yaitu 1,65 ;
1,64; 0; dan 1,52 kW/m2K.
Selain itu, dilakukan pula pengamatan terhadap efisiensi cooling tower.Rata-
rata suhu yang masuk ke cooling tower sebesar 26ºC sementara suhu keluaran sebesar
24ºC. Berdasarkan tabel 4.1 efisiensi kinerja cooling tower secara berturut-turut, yaitu
33,3 %; 33,3%; 0% dan 100%. Penggunaan alat cooling tower ini dapat menurunkan
temperatur hingga dibawah suhu ambien. Namun, apabila diamati dari data yang
diperoleh keadaan tersebut belum tercapai.

4.2.2 Wulandari (151411063)


4.2.3 Yaumi Istiqlaliyah (151411064)
Cooling tower merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan suhu air
dengan cara mengkontakkannya dengan udara. Akibat adanya kontak ini, maka akan terjadi
proses perpindahan panas dari air ke udara.
Cooling tower di laboratorium pilot plant digunakan untuk mendinginkan air keluaran
sisa proses yang memiliki suhu tinggi. Jika air ini langsung dibuang ke lingkungan maka
akan menyebabkan pemborosan air dan kerusakan lingkungan di sekitar tempat pembuangan
(karena suhu yang tinggi). Cooling tower yang digunakan di laboratorium ini merupakan
jenis induced draft cooling tower.
Dalam praktikum kali ini diukur suhu bola basah, suhu bola kering, suhu air masuk,
dan suhu air keluar dari cooling tower. Pengukuran awal dilakukan setelah cooling tower
beroperasi selama 1 jam. Selanjutnya pengukuran dilakukan setiap 30 menit.
Berdasarkan data praktikum yang ada, dapat diketahui nilai kapasitas pendinginan
cooling tower. Kapasitas pendinginan merupakan kemampuan cooling tower untuk
membuang panas ke lingkungan. Besarnya kapasitas pendinginan berbeda-beda di setiap
waktu dikarenakan kondisi lingkungan yang berbeda. Salah satu hal yang menyebabkan
kecilnya kapasitas pendinginan ialah hujan yang mengakibatkan kandungan air di dalam
udara tinggi sehingga perpindahan panas tidak dapat bekerja maksimal. Nilai kapasitas
pendinginan pada saat t=60 menit, 90 menit, 120 menit, dan 150 menit berturut-turut ialah
30450, 30156, 0, dan 83790 kJ/h.
BAB V
SIMPULAN

5.1 Tantri Prasetyani (151411061)


Berdasarkan parktikum yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Perpindahan panas yang berlangsung pada cooling tower pada setiap waktu
pengamatan
T(menit) 60 90 120 150
Q (kJ/h) 30450 30156 0 83790

2. Koefisien perpindahan panas pada cooling tower selama proses berlangsung, yaitu
T(menit) 60 90 120 150
U (kW/m2 K) 1,65 1,64 0 1,52

3. Efisiensi cooling tower selama proses berlangsung, yaitu


T(menit) 60 90 120 150
Efisiensi (%) 33,3 33,3 0 100

5.2 Wulandari (151411063)


5.3 Yaumi Istiqlaliyah (151411064)
DAFTAR PUSTAKA

Basunanda, Arya Rukhma. 2014. Modifikasi Cooling Tower Tipe Induced Draft Aliran
Counter Flow. Semarang : Universitas Diponegoro.
Handoyo,Yopi. t.t..Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada P.T. XYZ, Tambun
Bekasi. Bekasi: Universitas Islam 45 Bekasi.
Pratama, Ahmad Andriansyah. t.t.. Cooling Tower.
Pratama, Anggara Yudha. dkk. 2012. Sistem Air Pendingin (Cooling Water). Semarang :
Universitas Diponegoro.
Yulianto, Sulis dan Aan Urbiantoro. TT. Perancangan Cooling Tower Untuk Alat Penukar
Kalor Shell and Tube Kapasitas Skala Laboratorium. Jakarta : Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
LAMPIRAN

1. Menghitung Nilai Q dan koefisien perpindahan panas


Waktu Laju Alir Massa Laju Cp Suhu Air Suhu Air ΔT
(menit) Volumetrik Jenis Alir (kj/kg°C) Masuk / Keluar / (°C)
Air Air Massa Twin Twout
(m3/h) (kg/m3) Air (°C) (°C)
(kg/h)
60 7,25 1000 7250 4,2 25 24 1
90 7,18 1000 7180 4,2 25 24 1
120 6,84 1000 6840 4,2 26 26 0
150 6,65 1000 6650 4,2 26 23 3

 t = 60 menit
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝛥𝑇
𝑘𝑔 𝑘𝑗
𝑄 = 7250 . 4,2 . 1℃
ℎ 𝑘𝑔. ℃
𝑘𝑗 1ℎ 𝑘𝐽
𝑄 = 30450 × = 8,46 = 8.46 𝑘𝑊
ℎ 3600 𝑠 𝑠

𝑄
U=
𝐴.∆𝑇
8,46 𝑘𝑊
= = 1,65 kW/m2 K
5,1184 𝑚2 .1 𝐾

 t = 90 menit
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝛥𝑇
𝑘𝑔 𝑘𝑗
𝑄 = 7180 . 4,2 . 1℃
ℎ 𝑘𝑔. ℃
𝑘𝑗 1ℎ 𝑘𝐽
𝑄 = 30156 × = 8,38 = 8.38 𝑘𝑊
ℎ 3600 𝑠 𝑠

𝑄
U=
𝐴.∆𝑇
8,38 𝑘𝑊
= = 1,64 kW/m2 K
5,1184 𝑚2 .1 𝐾
 t = 120 menit
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝛥𝑇
𝑘𝑔 𝑘𝑗
𝑄 = 6840 . 4,2 . 0℃
ℎ 𝑘𝑔. ℃
𝑄 = 0 𝑘𝑗/ℎ

 t = 120 menit
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝛥𝑇
𝑘𝑔 𝑘𝑗
𝑄 = 6650 . 4,2 . 3℃
ℎ 𝑘𝑔. ℃
𝑘𝑗 1ℎ 𝑘𝐽
𝑄 = 83790 × = 23,28 = 23,28 𝑘𝑊
ℎ 3600 𝑠 𝑠

𝑄
U=
𝐴.∆𝑇
23,28 𝑘𝑊
= = 1,52 kW/m2 K
5,1184 𝑚2 .3 𝐾

2. Menghitung Efisiensi
Tw, in − Tw, out
η= x 100%
Tw, in − Ta, wb

a. Pada 60 menit
25 − 24
η= x 100%
25 − 22
𝛈 = 𝟑𝟑. 𝟑 %

b. Pada 90 menit
25 − 24
η= x 100%
25 − 22
𝛈 = 𝟑𝟑. 𝟑 %

c. Pada 120 menit


26 − 26
η= x 100%
26 − 22
𝛈=−%

d. Pada 150 menit


26 − 23
η= x 100%
26 − 23
𝛈 = 𝟏𝟎𝟎 %

Anda mungkin juga menyukai