Makalah Kesehatan Reproduksi Dalam
Makalah Kesehatan Reproduksi Dalam
und Zugriffe zu analysieren. Informationen darüber, wie du die Website verwendest, werden an Google
MidwiferyAkesRustida
weitergegeben. Durch die Nutzung dieser Website erklärst du dich damit einverstanden, dass sie Cookies
verwendet.
WEITERE INFORMATIONEN OK
Jumat, 17 April 2015
Disusun Oleh :
Kelompok 2
AKES RUSTIDA
PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE
2015
Nama kelompok
1. Agustina kurnia dewi 15.401.14.002
2. Della recana ayu S. 15.401.14.007
3. Dwi aning Rosita 15.401.14.012
4. Febi ratnasari 15.401.14.017
5. Ike agustin 15.401.14.022
6. Khurrota a yun 15.401.14.027
7. Lina aristanti 15.401.14.033
8. Nimas ayu asmarani 15.401.14.038
9. Reni nurmawanti 15.401.14.044
10. Siti nur azizah 15.401.14.050
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Syukur
Alhamdulillah kami dapat mengerjakan tugas makalah dari materi Ilmu Kebidanan Dasar III (KESPRO) KESEHATAN REPRODUKSI DALAM
PERSPEKTIF GENDER.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari Dosen kami. Oleh karena itu kami inign menyampaikan
ucapan terimakasih kepada : Septi Kurniawati, SST. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Kebidanan Dasar III (Kespro) tentang KESEHATAN
REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER.
dan kepada teman-teman yang terlibat dalam pengerjaan makalah ini hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada
pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan Umum
Menjelaskan kesehatan reproduksi dalam perspektif gender.
Tujuan Khusus
· Memberikan pengetahuan tentang pengertian gender
· Memberikan pengetahuan tentang macam-macan diskriminasi gender
· Memberikan pengetahuan tentang dimensi sosial wanita dalam permsalahanya
· Memberikan pengetahuan tentang bagaimana hubungan gender dengan kesehatan reproduksi
· Memberikan pengetahuan tentang issue gender dalam elemen kesehatan reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perilaku-perilaku mana saja yang pantas dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan. Inilah yang
disebut konsep GENDER.
2.1.1 Definisi Gender
Gender pada awalnya di ambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yang kemudian diadopsi dalam
bahasa prancis dan inggris menjadi gender.
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab,
dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat (Badan Pemberdayaan
Masyarakat, 2003)
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara
laki – laki dan perempuanyang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Rekayasa social yang akan melahirkan perilaku diskriminatif yang dapat
manimbulkan dampak negative. Seringkali orang mencampur adukkan ciri-ciri manusia yang bersifat
kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non kondrati (gender) yang bisa berubah dan diubah .
Gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial.
Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan
dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis (WHO, 1998).
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, yakni alat kelamin pria (penis)
dan alat kelamin wanita (vagina). Sejak lahir sampai meninggal dunia pria akan tetap berjenis kelamin pria
dan wanita akan tetap berjenis kelamin wanita (kecuali dioperasi untuk berganti jenis kelamin). Jenis
kelamin itu tidak dapat ditukarkan antara pria dan wanita. Seks melekat secara fisik sebagai alat
reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen
dan universal.
· Bisa berubah
· Tidak bisa berubah
· Bisa dipertukarkan
· Tidak bisa dipertukarkan
· Bergantung masa
· Berlaku sepanjang masa
· Bergantung budaya masing-
· Berlaku di mana saja
masing
· Berlaku bagi kelas dan
· Berbeda antara satu kelas
warna kulit apa saja
dengan kelas lainnya
· Ditentukan oleh Tuhan
· Bukan kodrat Tuhan tapi
atau kodrat
buatan manusia
Sayangnya, gender selama ini dipahami secara keliru dan dianggap sebagai kodrat yang berarti
ketentuan Tuhan. Misalnya, mendidik anak, mengelola dan merawat kebersihan dan keindahan rumah
adalah konstruksi sosial dan kultural dalam masyarakat tertentu. Padahal peran tersebut dapat
dipertukarkan karena bisa saja dilakukan laki-laki.
Konsep HAM
Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak tersebut telah dibawa sejak lahir dan
melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan. Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang
sama . Pada masa yang lalu, manusia belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga
mengakibatkan terjadinya penindasan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling
kongkret dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Indonesia yang dijajah
dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kolonialisme dengan menindas, dan menyengsarakan
bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap mempertahankan hak asasi
manusia yang dimilikinya.
Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa
hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999, adalah:
1. Hak untuk hidup,
2. Hak untuk berkeluarga,
3. Hak mengembangkan diri,
4. Hak keadilan,
5. Hak kemerdekaan,
6. Hak berkomunikasi,
7. Hak keamanan,
8. Hak kesejahteraan, dan
9. Hak perlindungan
Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia adalah
1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi manusia adalah bagian
dari manusia secara otomatis
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal usul, ras, agama,
etnik, dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia meskipun sebuah negara membuat
hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar hak asasi manusia.
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi keharusan dari
sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui Deklarasi Universal HAM 10 desember
1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia.
Naskah tersebut meruakan pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia, sehingga tanggal 10
Desmber sering diperingati sebagai hari hak asasi manusia. Isi pokok deklarasi tersebut tertuang pada
Pasal 1 yang menyatakan bahwa “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi, hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”. Hak-
hak yang diatur menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Human Rights 1948 itu adalah Hak
berpikir dan mengeluarkan pendapat, yaitu:
Partisipasi politik merupakan keikutsertaan individu dalam menentukan pilihannya baik dalam
pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daeran. Partisipasi ini bisa
bersifat otonom dan mobilisasi. Partisipasi otonom menyangkut keikutsertaan secara sukarela dalam
pemilihan sedangkan partisipasi mobilisasi adalah keikutsertaan yang tidak bebas, mengikuti kehendak
orang yang memobilisir.
Dalam keluarga miskin 32 Ilir partisipasi politik bisa mengandung kesenjangan gender ketika
perempuan tidak memiliki otoritas sendiri dalam menentukan pilihan politiknya. Sangat dimungkinkan
kehendak suami bisa mempengaruhi hak pilih sang istri.
d. Kesenjangan gender dalam akses pendidikan bagi anak
Pendidikan bagi anak merupakan hak anak yang seyogyanya dipenuhi oleh orangtua. Pendidikan
anak merupakan kebutuhan hidup yang dapat dijadikan bekal untuk kelangsungan hidup berikutnya.
Namun karena kondisi kemiskinan yang dialami keluarga miskin, seringkali orangtua keluarga miskin
tidak mampu memberikan bekal pendidikan secara maksimal. Biasanya mereka menyekolahkan anak
sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimilikinya. Akibatnya seringkali keluarga miskin menentukan
prioritas diantara anak laki-laki dan perempuan tentang siapa yang selayaknya di sekolahkan. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya kesenjangan gender dalam pendidikan anak di keluarga miskin.
Kesenjangan gender dalam bidang ekonomi dalam penelitian ini dilihat dari pengelolaan ekonomi
keluarga berkaitan dengan penggunaan keuangan keluarga serta hak waris untuk anak mereka apakah
ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan.
2.4 Keadaan dan masalah perempuan
Kondisi perempuan Indonesia
. Peraturan perundang – undangan yang diskriminatif terhadap laki – laki dan perempuan
Adalah membeda – bedakan perundang - undangan antara laki – laki dan perempuan
. Kekerasan fisik dan nonfisik didalam dan diluar rumah tangga
. Perdagangan dan penipuan perempuan
. Eksploitasi bentuk tubuh alasan seni dan pariwisata
. Kawin muda, cerai, dan poligami
. Maskawin dan antaran perkawinan yang mahal
. Salah dalam menafsirkan dan memahami ajaran agama
. Diskriminasi dalam kesempatan dan peluang pendidikan dan kesempatan kerja
. Paksaan dalam KB beserta kurangnya jaminan pengayoman pasca pelayanan
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Gender adalah peran yang dikonstruksikan oleh masyarakat karena seseorang tersebut sebagai
perempuan atau laki-laki. Perbedaan perempuan dan laki-laki berdasarkan jenis kelamin, yang dibentuk
oleh masyarakat dan lingkungan serta dipengaruhi oleh waktu, tempat , sosial budaya, system
kepercayaan dan situasi politik.
Proses tersebut lama kelamaan menjadi budaya yang berdampak menciptakan perlakuan diskriminatif
terhadap kaum perempuan.Perilaku diskriminasi terhadap perempuan dapat mengakibatkan berbagai
permasalahan terhadap perempuan dan yang akan metimbul perkosaan, pelecehan seksual, kehamilan
tidak diinginkan, aborsi dan sebagainya. Strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender di kenal
dengan pengarusutamaan gender, yang merupakan konsep pendekatan baru untuk mengintegrasikan
perspektif gender dalam segala aspek sosial pembangunan.
1.2 SARAN
1.2.1 Saran untuk Institusi
Di harapkan institusi dapat memfasilitasi mahasiswa dalam forum belajar mengajar.
1.2.2 Saran untuk mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang gender.
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari. Intan, Andhyantoro. Iwan. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan
Keperawatan. Jakarta Selatan. Salemba Medika.
Lestari.Tri wiji, Ulfiana. Elisa, Suparmi.2011.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi: Berbasis Kompetensi. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Maryanti.Dwi, Septikasari. Majestika. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Teori Dan Praktikum.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi (Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan). Yogyakarta. Pustaka Rihama
http://admpublik.fisip.undip.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/KONSEP-GENDER.pdf
https://catatandhila.wordpress.com/2010/03/09/konsep-hak-asasi-manusia/
http://nciez-k.blogspot.com/2013/08/makalah-tentang-kesetaraan-gender.html
Berbagi
1 komentar:
Publikasikan Pratinjau
‹ Beranda
Mengenai Saya
BIDAN CANTIK
Lihat profil lengkapku