Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :
1. Serbet
2. Pisau
3. Tabung reaksi
4. Kaca arloji
5. Batang pengaduk
III 1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. Apel
2. Belimbing wuluh
3. Bawang merah
4. Bawang putih
5. Pil kina
6. Gula
7. Garam
8. Aquadest
9. Tusuk gigi
10. Cutton bud
11. Spidol permanen
12. Kertas HVS
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Bintik Buta
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil kertas HVS kemudian dibuat gambaran bulat dan silang.
3. Ditemukan bintik buta di mata kanan dengan ditutup mata kiri dan
memegang kertas 10 cm dari wajah. Sementara penglihatan difokuskan
ke lingkaran, secara perlahan gerakkan keatas menjauhi wajah sampai
tanda silang lenyap dari penglihatan. Pada saat ini, bayangan tanda
silang mengenai bintik buta mata kanan. Hal sebaliknya dilakukan
untuk menentukan bintik buta mata kiri.
III.2.2 Kepekaan Rasa
1. Dipotong apel, bawang merah, dan bawang putih, diletakkan diatas
kaca arloji.
2. Ditutup mata probandus, diberi sampel makanan dengan berbagai
macam sampel makanan yang dirasakan.
3. Ditentukan apakah ada kepekaan rasa pada probandus.
III.2.3 Indera Pengecap
1. Dibuatkann sampel makanan dan aquadest / air, dicampurkan hingga
larut dalam tabung reaksi.
2. Ditutup mata probandus dan diberikan beberapa sampel makanan
kepada probandus.
3. Ditentukan daerah pada lidah bagian mana rasa tersebut dideteksi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Bintik Buta
No. Nama Tester Mata Kanan Mata Kiri
1. Yokoiles Weya 47 cm 41 cm
2. Noviyanti Panu 39 cm 67 cm
3. Sri Ainun Tahir 40 cm 56 cm
4. Siti Nur Maghfirah Tome 50 cm 56 cm
5. Jauria 53 cm 54 cm
6. Anggraini Gobel 43 cm 62 cm
7. Mita Kurniawati 39 cm 52 cm
8. Tia Fitria Thamrin 38 cm 60 cm
IV.1.2 Kepekaan Rasa
No. Nama Tester Bawang Merah Bawang Putih Apel

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Sri Ainun Tahir + + + + - + + + + + + + + + +
2. Anggraini Gobel + - - + - + - - + + + + - + +
3. Noviyanti Panu + - - - + + - + + + + + + + +
4. Mita kurniawati - + - - - - - + + + + + + + +
5. Jauria - - + + + - + - + + + + + + +
6. Siti Nurmagfirah + + + + + + - + - + + + + + +
Tome
7. Tia Fitria Tamrin + + + + + + + + + + + + + + +
8. Yokoiles Weya + - - + + + + + - + + + + + +
IV.1.3 Pengecapan
No. Nama Tester Asam Pahit Manis Asin
1. Sri Ainun Tahir 2,4 detik 2,29 detik 1,86 detik 2,20 detik
2. Noviyanti Panu 1,56 detik 1,86 detik 2,23 detik 1,56 detik
3. Siti Nurmagfirah 3,25detik 4,47 detik 2,22 detik X
Tome
4. Jauria 2,39 detik 2,05 detik 1,57 detik 1,82 detik
5. Mita Kurniawati 1,26 detik 87 detik 1,52 detik 93 detik
6. Anggraini Gobel 1,95 detik 01,17 detik 1,25 detik 01,26 detik
7. Tia Fitria Tamrin 74 detik 1,25 detik 91 detik 1,78 detik

8. Yokoiles Weya X 2,43 detik X 1,53 detik

IV.2 Pembahasan
Sensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang tersebar luas yang
memberikan informasi mengenai interaksi tubuh dengan lingkungan secara
umum. Sebaliknya, setiap indera khusus memiliki reseptor-reseptor yang
sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan, yang berespon terhadap
rangsangan lingkungan tertentu. Indera mencakup penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman dan peraba.
Pada indera penglihatan terdapat bintik buta dan bintik kuning.
Menurut Rizky tahun 2015, Bintik buta adalah bagian mata yang tidak
dapat merangsang cahaya karena tidak memiliki fotoreseptor sedangkan
menurut Irfan tahun 2016, bintik kuning yaitu berupa bagian yang
mengandung sel-sel kerucut sebagai tempat bayangan jatuh pada daerah
retina.
IV.2.1 Bintik Buta
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian terhadap indera
penglihatan dengan probandus pertama dengan nama Yokoiles Weya
mendapatkan hasil dengan mata bintik buta pada mata kanan berkisar
pada 47 cm dan mata kiri 41 cm. Pada probandus kedua dengan nama
Noviyanti Panu mendapatkan hasil dengan mata bintik buta pada mata
kanan berkisar pada 39 cm dan mata kiri 67 cm. Pada probandus ketiga
dengan nama Sri Ainun Tahir mendapatkan hasil dengan mata bintik buta
pada mata kanan berkisar pada 40 cm dan mata kiri 56 cm. Pada
probandus keempat dengan nama Siti Nur Magfirah Tome mendapatkan
hasil dengan mata bintik buta pada mata kanan berkisar pada 50 cm dan
mata kiri 56 cm. Pada probandus kelima dengan nama Jauria mendapatkan
hasil dengan mata kanan berkisar 53 cm dan mata kiri 54 cm. Pada
probandus keenam dengan nama Anggraini Gobel mendapatkan hasil
dengan mata kanan 43 cm dan mata kiri 62 cm. Pada probandus ketujuh
dengan nama Mita Kurniawati mendapatkan hasil dengan mata kanan 39
cm dan mata kiri 52 cm dan pada probandus terakhir dengan nama Tia
Fitria Tamrin mendapatkan hasil dengan mata kanan 38 cm dan mata kiri
60 cm.
Dalam percobaan bintik buta ini bertujuan sebagai keluarnya serabut
saraf yang menjulur dari otak kerongga mata, lalu saraf tersebut menyebar
ke seluruh lapisan retina. Jadi bintik buta adalah lokasi anatomis, bukan
sel, jaringan, atau organ, seperti lubang tempat kabel instalasi listrik. Titik
buta sangat penting, karena ia adalah satu-satunya jalan agar saraf bisa
menerima sinyal dari fotoreseptor. jarak mata dengan objek pada saat
bayangan objek yang dilihat jatuh pada bintik buta di setiap orang bisa
berbeda. Hal ini dikarenakan ukuran bola mata, kecembungan lensa mata
dan jarak lensa ke retina pada tiap orang berbeda. Hal inilah yang
menyebabkan perbedaan jarak penglihatan bintik buta tersebut, biasanya
jarak mata pada gambar sekitar 10 cm agar percobaan ini berhasil
(Herman, 2012).
IV.2.2 Kepekaan Rasa
Untuk uji kepekaaan rasa digunakan sampel bawang merah, bawang
putih dan apel. Sebelum sampel diberikan pada probandus, sampel
dipotong terlebih dahulu dengan ukuran yang sama dan diletakkan diatas
kaca arloji. Pada probandus yang pertama dengan sampel bawang merah
atas nama Sri Ainun Tahir tidak didapatkan hasil pada percobaan kelima.
kemudian pada sampel bawang putih dan apel probandus dapat menebak
sampel yang diberikan, tidak seperti pada sampel bawang merah
probandus hanya dapat menebak sampel yang diberikan pada percobaan
kelima. Pada percobaan kedua dengan sampel bawang merah atas nama
Noviyanti Panu tidak didapatkan hasil pada percobaan kedua, ketiga dan
keempat. Kemudian pada sampel bawang putih tidak didapatkan hasil pada
percobaan kedua sedangkan pada sampel apel probandus dapat menebak
sampel yang diberikan. Pada percobaan ketiga dengan sampel bawang
merah atas nama Mita Kurniawati tidak didapatkan hasil pada percobaan
pertama, ketiga, keempat dan kelima. kemudian pada sampel bawang putih
tidak didapatkan hasil pada percobaan pertama dan kedua sedangkan pada
sampel apel probandus dapat menebak sampel yang diberikan. Pada
probandus keempat dengan sampel bawang merah atas nama Jauria tidak
didapatkan hasil pada percobaan pertama dan kedua. Kemudian pada
sampel bawang putih tidak didapatkan hasil pertama dan ketiga sedangkan
pada sampel apel probandus dapat menebak sampel yang diberikan. Pada
probandus kelima dengan sampel bawang atas nama Siti Nur Magfirah
Tome dapat menebak sampel yang diberikan. Kemudian pada sampel
bawang putih tidak didapatkan hasil pada percobaan kedua dan keempat
sedangkan pada sampel apel dapat menebak sampel yang diberikan. Pada
probandus keenam dengan sampel bawang merah, bawang putih dan apel
atas nama Tia Fitria Tamrin dapat menebak semua sampel yang diberikan.
Pada probandus ketujuh dengan sampel bawang merah atas nama
Anggraini Gobel tidak didapatkan hasil yang kedua, ketiga dan kelima.
kemudian pada probandus terakhir dengan sampel bawang merah atas
nama Yokoiles Weya tidak didapatkan hasil pada percobaan kedua dan
ketiga. Kemudian pada sampel bawang putih tidak didapatkan hasil pada
percobaan keempat sedangkan pada sampel apel probandus dapat menebak
sampel yang diberikan.
Tujuan dari kepekaan rasa yaitu untuk dapat mengetahui apakah
lidah masih berfungsi dalam mengenai kepekaan rasa.
IV.2.3 Pengecap
Untuk uji pengecap digunakan sampel belimbing botol, garam, gula
dan pil kina. Sebelum sampel diberikan pada probandus, sampel dilarutkan
terlebih dahulu dengan air / aquadest dan dimasukkan dalam tabung reaksi.
Pada probandus yang pertama atas nama Sri Ainun Tahir dengan sampel
belimbing botol didapatkan hasil dengan rasa asam pada waktu 2,4 detik.
Selanjutnya pada sampel pil kina didapatkan hasil dengan rasa pahit pada
waktu 2,29 detik. Kemudian pada sampel gula didapatkan hasil dengan
rasa manis pada waktu 1,86 detik. Lalu pada sampel garam didapatkan
hasil dengan rasa asin pada waktu 2,20 detik. Pada probandus yang kedua
atas nama Noviyanti Panu dengan sampel belimbing botol didapatkan hasil
dengan rasa asam pada waktu 1,56 detik. Selanjutnya pada sampel pil kina
didapatkan hasil rasa pahit pada waktu 1,86 detik. Kemudian sampel gula
didapatkan hasil dengan rasa manis pada waktu 2,23 detik. Lalu pada
sampel garam didapatkan hasil dengan rasa asin pada waktu 1,56 detik.
Pada probandus yang ketiga atas nama Siti Nurmagfirah Tome dengan
sampel belimbing botol didapatkan hasil dengan rasa asam pada waktu
3,25 detik. Selanjutnya pada sampel pil kina didapatkan hasil rasa pahit
pada waktu 4,47 detik. Kemudian sampel gula didapatkan hasil dengan
rasa manis pada waktu 2,22 detik. Lalu pada sampel garam tidak
didapatkan hasil dengan rasa asin pada probandus. Pada probandus yang
keempat atas nama Jauria dengan sampel belimbing botol didapatkan hasil
dengan rasa asam pada waktu 2,39 detik. Selanjutnya pada sampel pil kina
didapatkan hasil rasa pahit pada waktu 2,05 detik. Kemudian sampel gula
didapatkan hasil dengan rasa manis pada waktu 1,57 detik. Lalu pada
sampel garam didapatkan hasil dengan rasa asin pada waktu 1,82 detik.
Pada probandus yang kelima atas nama Mita Kurniawati dengan sampel
belimbing botol didapatkan hasil dengan rasa asam pada waktu 1,26 detik.
Selanjutnya pada sampel pil kina didapatkan hasil rasa pahit pada waktu
87 detik. Kemudian sampel gula didapatkan hasil dengan rasa manis pada
waktu 1,52 detik. Lalu pada sampel garam didapatkan hasil dengan rasa
asin pada waktu 93 detik. Pada probandus yang keenam atas nama
Anggraini Gobel dengan sampel belimbing botol didapatkan hasil dengan
rasa asam pada waktu 1,95 detik. Selanjutnya pada sampel pil kina
didapatkan hasil rasa pahit pada waktu 01,17 detik. Kemudian sampel gula
didapatkan hasil dengan rasa manis pada waktu 1,25 detik. Lalu pada
sampel garam didapatkan hasil dengan rasa asin pada waktu 01,26 detik.
Pada probandus yang ketujuh atas nama Tia Fitria Tamrin dengan sampel
belimbing botol didapatkan hasil dengan rasa asam pada waktu 74 detik.
Selanjutnya pada sampel pil kina didapatkan hasil rasa pahit pada waktu
87 detik. Kemudian sampel gula didapatkan hasil dengan rasa manis pada
waktu 91 detik. Lalu pada sampel garam didapatkan hasil dengan rasa asin
pada waktu 1,78 detik. Pada probandus yang kedelapan atas nama Tia
Fitria Tamrin dengan sampel belimbing botol didapatkan hasil dengan rasa
asam pada waktu detik. Selanjutnya pada sampel pil kina didapatkan hasil
rasa pahit pada waktu 87 detik. Kemudian sampel gula didapatkan hasil
dengan rasa manis pada waktu 91 detik. Lalu pada sampel garam
didapatkan hasil dengan rasa asin pada waktu 1,78 detik.
Untuk mengetahui rasa asam terdapat pada bagian tepi belakang lidah,
kemudian rasa pahit terdapat pada pangkal lidah, lalu pada rasa manis
terdapat pada ujung lidah, terakhir rasa asin terdapat pada tepi depan lidah
(Arvidson, 1980).

Anda mungkin juga menyukai