Home
MANAGEMENT & Kami membahas hal-hal menarik diseputar dunia manajemen dan dan
marketing dengan ringan disertai beberapa contoh kasus di sejumlah
industri seperti perbankan, tekstil, dunia pendidikan dan lain-lain
Terpopuler
Kita telah mengetahui bahwa, Bank sebagai LKI
MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA
(lembaga keuangan intermediasi) antara lain
(REPRICING MODEL)
mempunyai fungsi yang disebut sebagai
transformasi assets, yaitu membeli primary securities MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA
berupa surat berharga yang dikeluarkan oleh (MATURITY MODEL)
perusahaan atau pemerintah seperti obligasi
(bonds), saham (equities) dan surat-surat hutang URGENSI PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
lainnya (notes) atau jenis-jenis assets yang lain. (bag 2 / 2)
Ada beberapa system yang dapat dipakai untuk mengukur pengaruh perubahan suku Buku Catatan Ummu Astari
bunga terhadap pendapatan serta nilai ekonomisnya dalam suatu gap antara assets dan Lebih Jauh Tentang Arief W
liabilitas sebuah LKI. Salah satu system yang dipergunakan adalah Repricing Model. Kata Hati - Rasa Hati
REPRICING MODEL
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 1/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
Repricing Model atau juga sering disebut sebagai funding gap merupakan suatu analisa
pendapatan serta biaya dana (pendapatan bunga neto) dalam satu periode tertentu dengan
menggunakan data historis atau nilai buku. Ada beberapa pengertian yang perlu difahami
untuk mempermudah pemahamannya, yaitu:
o Interest rate gap merupakan ukuran standar eksposur neraca terhadap risiko suku
bunga. Ada dua type gap yaitu:
ü Interest ‘variable rate gap’ dalam satu kurun waktu, adalah perbedaan antara
seluruh interest sensitive assets dan interest sensitive liabilities dalam neraca.
Suku bunga ditentukan ulang dalam periode tersebut; disini ada banyak
interest rate gap sesuai dengan banyaknya suku bunga yang berlaku.
ü Sedangkan interest ‘fixed rate gap’ adalah perbedaan antara nilai seluruh assets
dan liabilities dalam neraca dimana suku bunganya tetap selama periode yang
berlaku; disini hanya ada satu fixed rate gap. (Bessis, p.164,165)
o Rate Sensitivity adalah sensitivitas atau kepekaan terhadap perubahan suku bunga.
o Rate Sensitivity Asset (RSA) atau Rate Sensitivity Liability (RSL) adalah kepekaan asset
atau liabilitas dalam satu kelompok (bucket) yang ditentukan terhadap perubahan
suku bunga. Assets dan liabilitas tersebut dinilai ulang (repriced or changed) sesuai
atau mendekati bunga pasar untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa depan.
Pada umumnya kelompok atau bucket yang dipakai bank-bank komersial untuk
penentuan penghitungan repricing gaps-nya adalah:
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 2/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
- Situasi seperti ini (RSA < RSL) dapat dikatakan bahwa LKI tersebut memiliki
more rate sensitive liabilities than assets in this bucket. Sebaliknya bila
(RSA > RSL), LKI memiliki more rate sensitive assets than liabilities in that
particular bucket dan akan menimbulkan reinvestment risk yaitu penurunan
suku bunga akan menyebabkan penurunan pendapatan lebih besar
dibandingkan penurunan biaya dananya sehingga NII menurun.
Bila:
∆NIIi = perubahan net interest income di dalam ith bucket
GAPi = besarnya gap dalam Rp antara nilai buku dari RSAs dan RSLs in maturity bucket
i
∆Ri = perubahan suku bunga yang memengaruhi Assets & Liabilities di dalam ith
bucket,
maka:
(RSA>RSL) a positive gap, maka LKI dalam kondisi reinvestment risk dan
rentan terhadap penurunan suku bunga.
(RSA<RSL) a negative gap, maka LKI dalam kondisi refinancing risk dan
rentan terhadap kenaikan suku bunga.
Dalam situasi suku bunga cenderung menurun usahakan RSA<RSL,
sedangkan bila kecenderungan suku bunga meningkat, usahakan
RSA>RSL.
Apabila kita menghadapi perubahan suku bunga yang menyangkut lebih dari satu bucket,
digunakan estimasi komulatif gap (CGAP). Umumnya komulatif gap menyangkut suku
bunga dalam kurun waktu 1 tahun. Dalam Tabel A di atas kita lihat pengaruh perubahan
suku bunga terhadap NII menggunakan CGAP sebagai berikut:
ΔNII(i) = (CGAP)ΔRi
= (- Rp10) + (-Rp10) + (- Rp15) + (+Rp20) = - Rp15 milyar
= (- Rp15 milyar)(0.01) = - Rp150 juta.
Sekarang marilah kita menerapkan RSA dan RSL pada neraca (proforma) berikut:
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 3/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
(bunga ditinjau setiap 9 bulan) 40 8. Dua tahun time deposits 70
--------- --------
320 320
§ RSAs:
Dari proforma neraca tersebut diatas: pada 1-tahun RSAs bucket dapat dilihat:
- Short-term kredit konsumsi:Rp60, repriced dilakukan pada akhir tahun.
- Tiga bulan T-bills: Rp 40, repriced pada saat maturity, yaitu setiap3 bulan.
- Enam bulan T-notes: Rp 35, repriced pada saat maturity setiap 6 bulan.
- 30-tahun floating-rate mortgages: Rp 40, repriced (rate reset) setiap 9 bulan.
o Jumlah keempat items tersebut merupakan total satu tahun rate-sensitive assets
(RSAs) sebesar Rp (60+40+35+40) = Rp175 milyar.
o Sisa assets sebesar Rp (320-175) = Rp 145 tidak sensitive untuk repricing
horizon satu tahun ---- artinya, perubahan dalam tingkat suku bunga tidak
akan memberikan pengaruh terhadap jumlah penerimaan bunga dari
pengembangan asset over the next year.
§ RSLs:
Cara perhitungan serta apa pengaruhnya terhadap satu bucket tertentu dalam RSLs sama
dengan yang dilakukan pada RSAs.
- 1-tahun RSLs bucketed: dari empat items satu tahun RSLs menghasilkan Rp ( Deposito
3 bl 40+banker acceptance 3 bl 20+commercial paper 6 bl 60+time deposits 1 th 20) =
Rp140 milyar.
- Sisanya sebesar Rp (320-140) = Rp180 milyar tidak sensitif terhadap perubahan suku
bunga untuk periode satu tahun.
- Equitas sebesar Rp 20 serta demand deposit (giro) sebesar Rp 40 dan tabungan di
klasifikasikan sebagai non-interest-paying karena tidak diberikan bunga atau diberikan
bunga relative kecil dan tidak terpengaruh bunga pasar.
Dari keempat repriced liabilities Rp (40+40+20+60) = Rp140 milyar dan keempat repriced
assets Rp(60+40+35+40)=Rp175 milyar, akan menghasilkan cumulative one-year repricing
gap (CGAP) sebagai berikut:
CGAP =
One-year rate-sensitive assets – one-year rate-sensitive liabilities
§ Gap ratio:
Adalah perbandingan antara CGAP dengan total assets:
CGAP
Total Assets
Repricing gap berguna untuk mengetahui arah dari dampak perubahan suku bunga
terhadap Net Interest Income, yaitu melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1. Arah dari interest rate exposure,yaitu positif atau negatif CGAP
2. Besar kecilnya gap ratio untuk contoh kita one-year-and-less buckets as a
percentage of total assets: bank mempunyai 10,9% RSAs lebih besar dari
RSLs terhadap Total Asset.
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 4/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
A. Perubahan suku bunga terhadap Assets (RSAs) sama besarnya dengan pada
Liabilities (RSLs)
1. Bila CGAP (gap ratio) positif, net interest income (NII) akan meningkat kalau
suku bunga naik, karena kenaikan interest income > kenaikan interest expense.
2. Bila CGAP negatif, NII akan turun kalau i naik.
3. Semakin besar nilai CGAP, maka semakin besar pula kemungkinan untuk
perubahan NII (yaitu, semakin besar kenaikan atau penurunan dalam NII
sebagai akibat interest revenue relative terhadap interest expense). (Jadi
semakin besar CGAP ratio semakin besar pula perubahan NII).
Kesimpulan: 1. Dalam situasi suku bunga naik, usahakan CGAP positif
2. Dalam situasi suku bunga turun, usahakan CGAP negatif.
o Dari Tabel B di atas: Bila bunga naik 1% terhadap RSAs dan RSLs, maka perubahan
NII akan menjadi:
o Dalam praktek sehari-hari, lebih sering terjadi bahwa perubahan suku bunga
RSAs berbeda dengan perubahan suku bunga RSLs.
o Disamping CGAP effect, disini pengaruh perubahan suku bunga terhadap
NII di sebut sebagai spread effect.
ü Spread adalah perbedaan antara suku bunga RSAs dan RSLs
ü Spread effect adalah pengaruh perubahan dalam spread antara suku
bunga RSAs dan RSLs terhadap NII.
Bila i naik 1.2% pada RSAs dan 1% pada RSLs (spread = 0.2%) maka
dari Tabel B akan terlihat sebagai berikut:
ΔNII = (Rp175 x 1.2%) – (Rp140 x 1%) = Rp2,1 milyar – Rp1,4 milyar = Rp 0,7
milyar atau Rp700 juta.
Bila spread semakin besar dan kenaikan suku bunga akan menyebabkan tambahan
pendapatan > tambahan pengeluaran (i revenue increases > i expens increases) maka
akan meningkatkan NII (NII >>>)
Bila spread semakin kecil dan kenaikan suku bunga akan menyebabkan tambahan
pendapatan < tambahan pengeluaran (i revenue increases < i expense increases), maka
akan menurunkan NII.
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 5/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
Secara umum dapat dikatakan bahwa, the spread effect adalah pengaruh, tanpa
memperhatikan arah dari pergerakan suku bunga, akan menimbulkan korelasi positif
antara perubahan spread dan perubahan NII.
Artikel Terkait:
k Koes %3ABUNGA RAMPAI MANAJEMEN RISIKO
0 comments:
Post a Comment
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 6/7
2/22/2018 MENGHITUNG RISIKO SUKU BUNGA (REPRICING MODEL) | Management & Marketing Point of View
Copyright 2013 Management & Marketing Point of View | Design by Blogger Design3
http://bankingwithus.blogspot.co.id/2013/02/menghitung-risiko-suku-bunga-repricing_14.html 7/7