Anda di halaman 1dari 21

Judul : Pasteurisasi Susu Segar

Tujuan : Untuk mengetahui cara pasteurisasi susu segar dengan baik dan
benar

Alat : 1. Waterbath

2. Erlenmeyer

3. Alumunium voil

Bahan : 1. Aquadest

2. Susu

Dasar Teori : Louis Pasteur (lahir di Dole, Jura, Franche-Comté, Perancis,


27 Desember1822 – meninggal di Marnes-la-Coquette, Hauts-de-
Seine, Perancis, 28 September1895 pada umur 72 tahun) adalah
ilmuwan kelahiran Perancis. Sebagai ilmuwan, ia berhasil
menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga
beberapa waktu lamanya dengan proses pemanasan yang biasa
disebut pasteurisasi. Louis Pasteur memulai kariernya sebagai ahli
fisika di sebuah sekolah lanjutan atas. Pada usia 26 tahun ia sudah
menjadi profesor diUniversitas Strasbourg, kemudian ia pindah ke
UniversitasLille dan di sana pada tahun 1856 ia melakukan
penemuan yang berarti sangat besar bagi bidang kedokteran.
Penemuan awalnya adalah pasteurisasi yaitu mematikan bakteri
yang ada di susu dengan pemanasan.
Gambar 4.1 Louis Pasteur

Louis Pasteur ilmuwan pendukung teori Biogenesis terkenal


dengan teori "Omne ovum ex vivo omne vivum ex ovo"

Pasteur juga membuat obat untuk pencegah penyakit antraks


dan suntikan melawan penyakit anjing gila rabies. Pada waktu itu
orang yang digigit oleh anjing gila akan menderita penyakit yang
disebut hidrofobia. Suntikan rabies Pasteur tidak hanya mencegah
tetapi juga mengobati penyakit tersebut. Pada hari ulang tahunnya
yang ke 70 para dokter dan ilmuwan dari seluruh dunia berkunjung ke
Paris untuk menghormatinya. Sejak tahun 1888 karya Pasteur
dilanjutkan di Institut Pasteur di Paris. Kini institut itu mempunyai
cabang di 60 negara. Makamnya terdapat di bawah Institut tersebut,
jenazahnya dimasukkan ke dalam peti mati terbuat dari marmer dan
granit.

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan


dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri,
virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini diberi nama atas
penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis. Tes
pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan Claude Bernard
pada 20 April1862.

Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk


membunuh seluruh mikroorganisme di makanan. Bandingkan dengan
appertisasi yang diciptakan oleh Nicolas Appert. Pasteurisasi
bertjujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah
organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa
menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah
dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal
kedaluwarsa). Sterilisasi skala komersial makanan masih belum
umum, karena dia memengaruhi rasa dan kualitas dari produk.

Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada


bahan baku dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini digunakan
untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi,
misalnya susu. Pasteurisasi tidak mematikan semua mikroorganisme,
tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak membentuk spora. Oleh
sebab itu, proses ini sering diikuti dengan teknik lain misalnya
pendinginan atau pemberian gula dengan konsentrasi tinggi.

Produk hasil pasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya


bertahan 1 sampai 2 hari sedang jika disimpan pada suhu rendah
dapat tahan 1 minggu.Pasteurisasi memiliki tujuan:

1. Untuk membunuh bakteri patogen, yaitu bakteri yang berbahaya


karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri pada
susu yang bersifat patogen misalnya Mycobacterium tuberculosis
dan Coxiella bunetti dan mengurangi populasi bakteri.
2. Untuk memperpanjang daya simpan bahan atau produk. Proses
pasteurisasi sedikit memperpanjang umur simpan produk pangan
dengan cara membunuh semua mikroorganisme pembusuk mati
oleh pasteurisasi, maka untuk memperpanjang umur simpannya
produk yang telah di pasteurisasi biasanya di simpan di refrigerasi
yang beroperasi pada suhu rendah atau pendinginan dengan cepat
setelah pemanasan di perlukan untuk mencegah timbulnya bakteri
yang masih hidup.
3. Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk.
4. Dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim
yang membuat susu cepat rusak. Fosfatase terdapat pada susu
segar mentah dan di inaktifkan melalui pasteurisasi.
Walaupun proses ini hanya mampu membunuh sebagian
populasi mikroorganisme, namun pasteurisasi ini sering di aplikasikan
terutama jika:

1. Dikhawatirkan bahwa penggunaan panas yang lebih tinggi akan


menyebabkan terjadinya kerusakan mutu.
2. Tujuan utama proses pemanasan hanyalah untuk membunuh
mikroorganisme pathogen(penyebab penyaki, misalnya pada susu)
atau inaktivasi enzim-enzim yang dapat merusak mutu.
3. Di ketahui bahwa mikroorganisme penyebab kebusukan yang
utama adalah mikroorganisme yang sensitive terhadap panas.
4. Akan di gunakan cara atau metode pengawetan lainnya yang di
kombinasikan dengan proses pasteurisasi, sehingga sisa
mikroorganisme yang masih ada setelah proses pasteurisasi dapat
di kendalikan dengan metode pengawetan tersebut.

Faktor Pasteurisasi

1. Jenis produk pangan


Pada setiap jenis produk pangan yang berbeda, panas yang di
butuhkan untuk pasteurisasi akan berbeda antara bahan pangan
yang satu dengan yang lain.

2. PH produk pangan
Derajat keasaman produk pangan juga mempengaruhi kebutuhan
panas pasteurisasi. Produk pangan dengan keasaman rendah
(pH>4,5), tujuan pasteurisasi adalah mendestruksi bakteri pathogen.
Sedangkan pada produk pangan dengan keasaman tinggi (pH<4,5),
tujuan pasteurisasi adalah destruksi mikroba pembusuk dan enzim.

Pada pemakaian suhu tinggi ada beberapa factor yang perlu di


perhatikan, yaitu;
1. Mikroba penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan
kesehatan manusia harus di matikan.
2. Panas yang di gunakan sedikit mungkin menurunkan nilai gizi
makanan.
3. Faktor-faktor organoleptik misalnya citarasa juga harus di
pertahankan.

Metode Pasteurisasi

1. High Temperature Short Time (HTST)


Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High
Temperature Short Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu
selama 15 – 16 detik pada suhu 71,7 – 750C dengan alat Plate
Heat Exchanger. Produk hasil pasteurisasi jenis HTST akan tahan
sampai dengan satu minggu.

2. Low Temperature Long Time (LTLT)


Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low
Temperature Long Time/LTLT) yakni proses pemanasan susu
pada suhu 610C selama 30 menit.

3. Ultra High Temperature (UHT)


Pasteurisasi dengan suhu sangat tinggi (Ultra High
Temperature) yaitu memnaskan susu pada suhu 1310C selama 0,5
detik. Pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi untuk
menghasilkan perputaran dan mencegah terjadinya pembakaran
susu pada alat pemanas. Produk hasil pateurisasi jenis UHT akan
tahan sampai dengan 6 bulan. Pada UHT, mikroba akan mati
semua.

Pasteurisasi untuk susu pun semakin lama semakin popular


karena banyaknya orang yang mengkonsumsi susu. Susu adalah
cairan berwarna putih yang di peroleh dari pemerahan susu domba
atau hewan menyusui lainnya yang dapat di gunakan sebagai
bahan pangan yang sehat. Susu segar mengandung nutrisi
lengkap yang sangat di butuhkan tubuh, di antaranya 87% air, 4%
laktosa(karbohidrat), 4% protein, 3% lemak serta 2% campuran
vitamin dan mineral (kalsium, fosfor, magnesium, kalium, seng,
dan florida). Sementara vitamin yang terkandung di dalam susu
berupa vitamin larutan lemak (A, D, E, K) dan vitamin larut air (B1,
B2, B6, B12, niasin, folat, asam pentotenat, dan C).
Susu sangat mudah rusak bila penanganannya kurang tepat,
untuk mencegah kerusakan pada susu adalah mengolah susu
menjadi produk olahan. Proses pengolahan susu bertujuan untuk
memproleh susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi,
berkadar gizi tinggi, tahan simpan, dan lain-lain. Proses
pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan
berkembangnya ilmu dibidang teknologi pangan yaitu dengan
proses homogenasi, sterilisasi, pasteurisasi, dan fermentasi.

Ciri-Ciri susu segar adalah sebagai berikut:

1. Tidak terlalu encer


2. Tidak memiliki aroma yang kuat
3. Ada sedikit rasa manis dari laktosa
4. Warnanya putih sampai sedikit kekuningan (akibat larutan
zat karotin dalam lemak susu)
5. Belum terpisahnya lemak dengan bagian susu yang lain
6. Tidak terdapat lender
7. Tidak ada penggumpalan protein susu yang sering terjadi
jika susu mulai mengalami proses pengasaman

Menurut berbagai ahli nutrisi urutan dan klasifikasi sus yang


baik dan bermanfaat besar bagi pertumbuhan adalah sebgai
berikut :

1. Asi yang merupakan minuman terbaik untuk bayi sampai


masa usia 2 tahun
2. Susu pasteurisasi adalah susu segar yang kemurnian
nutrisinya dan kualitas gizi tetap terjaga, di bandingkan
produk susu olahan lainnya
3. Susu UHT, susu yang diproses dengan suhu tinggi dalam
waktu singkat. Pemanasan suhu tinggi dapat menyebabkan
kerusakan nutrisi walaupun susu mampu bertahan lama
4. Susu bubuk adalah susu murni yang di keringkan, namun
proses pengeringan menyebabkan susu bubuk mengalami
penurunan nilai gizi lebih banyak daripada susu cair segar
olahan seperti susu pasteurisasi.
5. Susu kental manis, sebenarnya tidak termasuk kategori susu
karena hanya memiliki kandungan lemak dan juga gula yang
tinggi, namun rendah protein dan kalsium

Dalam praktikum ini proses pasteurisasi menggunakan alat


yaitu waterbath. Waterbath merupakan peralatan yang berisi air
yang bisa mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama
selang waktu yang ditentukan. Waterbath dapat digunakan untuk:

1. Pemanasan pada suhu rendah, 30°C-100°C


2. Menguapkan zat atau larutan dengan suhu yang tidak terlalu
tinggi.
Waterbath menggunakan daya listrik yang rendah, sehingga
sangat ekonomis dan efisien. Pada laboratorium mikrobilogi
waterbath digunakan untuk menginkubasi kultur mikrobilogi. Prinsip
kerja dari waterbath yaitu pada saat dingin menginkubasi, stecker
dihidupkan, dipilih suhu yang diinginkan.Pengaturan harus
dilakukan sesuai pembacaan thermostat (bila tersedia) atau sesuai
dengan sistem pengawasan suhu.

Macam-macam alat berdasarkan media pemanasan:

1. Tangas air: jika sebagai media pemanas digunakan air, dalam hal
ini wadah bahan yang akan dipanaskan harus terendam dalam
air.
2. Tangas minyak: jika sebagai media pemanas digunakan minyak,
sehingga dapat digunakan untuk pemanasan pada suhu yang
lebih tinggi, antara 120°C-200°C.
3. Tangas uap: jika sebagai media pemanas digunakan uap air
sehingga wadah bahan yang dipanaskan tidak boleh terendam
dalam air
4. Tangas pasir: jika sebagai media pemanas digunakan pasir,
sehingga dapat digunakan untuk pemanasan pada suhu tinggi
hingga lebih dari 200°C.

Gambar 4.2 Waterbath

Bagian-bagian waterbath:

1. Pengatur suhu
2. Pengaman kedudukan tinggi air
3. Penangas air, bisa dilengkapi motor penggerak sehingga dapat
berfungsi sebagai alat pengocok.
4. Elemen pemanas dengan listrik
5. Tangas uap, mempunyai satu hingga enam buah lubang untuk
menaruh atau meletakkan benda yang akan diuapkan.

Susu pasteurisasi merupakan salah satu jenis susu olahan


yang mempunyai sifat tidak tahan lama dan mudah rusak. Produk
ini hanya mampu bertahan melalui penyirnpanan di lemari pendingin
maksimum selama 5 hari pada suhu 4°C. Pasteurisasi adalah
sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan
khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur
seorang ilmuwan Perancis. Metode pengolahan ini merupakan cara
yang paling efektif dalam menjaga kemurnian nutrisi susu sapi
segar tanpa tambahan zat apapun sehingga umur simpan produk
menjadi lebih pendek dibanding produk susu olahan susu lainnya.
Manfaat susu pasteurisasi sama dengan manfaat susu murni,
berikut adalah sedikit manfaatnya pada anak-anak:
1. Kandungan asam amino yang seimbang pada protein susu
sangat baik dalam mendukung perkembangan tubuh dan sel
syaraf pada anak.
2. Lemak dan laktosa (gula susu) merupakan sumber energi yang
baik dalam mendukung aktivitas fisik pada anak.
3. Kandungan vitamin D dan mineral kalsium alami pada susu sapi
sangat baik dalam membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak.

Cara Kerja : a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Siapkan waterbath dan mulai operasikan. Dengan cara:


1. Sambungkan stecker kedalam stop kontak
2. Tekan tombol switch ke posisi ON
3. Masukkan air suling kedalam waterbath sesuai dengan
tanda yang telah ditentukan
4. Atur suhu/temperature waterbath sesuai dengan
kebutuhan
5. Masukkan alat/bahan yang akan diinkubasi kedalam
waterbath, kemudian ditutup
6. Seteah selesai inkubasi, buka waterbath da ambil
alat/bahan tersebut
7. Tekan switch tombol ke posisi OFF, cabut stecker dari
stop kontak
c. Masukkan susu segar yang akan di pasteriusasi ke dalam
Erlenmeyer 100 ml.
d. Tutup mulut erlemeyer dengan menggunakan aluminium foil.
e. Press/eratkan di bagian leher Erlenmeyer.
f. Setelah waterbath siap dan suhu tepat masukkan susu ke dalam
waterbath.
g. Proses pemanasan selama 15 menit pada suhu 72°C.
h. Keluarkan susu dengan menggunakan gloves atau alat
penjepit.Susu siap dikonsumsi.
Judul : DTT Alat Gelas Bekas Infeksius

Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan DTT pada alat gelas
bekas infeksius

Alat : 1. Autoclave Jenis Presto

2. Penjepit Tabung Reaksi

3. Kompor

4. Baskom

Bahan : 1. Alat gelas bekas pembuatan media

2. Klorin 0,5%

3. Air

Dasar Teori : Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk


membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya yang nyata dari kepentingan dasar
di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda
dalam kelemahannya.Terdapat berbagai macam agen antimikroba,
dan lebih banyak lagi, efek yang praktis dari agen ini pada adanya
keadaan nyata yang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan
sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya pada cuaca
tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair
atau pada udara, air, makanan, kotoran, atau ruangan berbedu.
Caranya harus diubah, oleh karena itu dengan masalah nyata. Hal
ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya
prinsip dasar digaris bawahi pada umunya digunakan cara untuk
memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba.
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk
membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan
dan tidak selalu praktis. DTT adalah salah satu cara alternative
untuk situasi tersebut. DTT bisa dilakukan dengan merebus,
mengukus atau secara kimiawi Untuk peralatan.Perebusan
seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan
efisien.

Sterilisasi dilakukan dengan 4 tahap :


 Pembersihan sebelum sterilisasi.
 Pembungkusan.
 Proses sterilisasi.
 Penyimpanan yang aseptic.

Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah :


 Mencegah terjadinya infeksi.
 Mencegah makanan menjadi rusak.
 Mencegah kontaminasi mimikroorganisme dalam industry.
 Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai
dalam melakukan biakan murni.

DESINFEKSI
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik.Hal ini dapat
mengurangai kemungkinan tejadi infeksi dengan jalan membunuh
mikroorganisme pathogen.Desinfeksi juga dapat diartikan
membunuh kebanyakan mikroorganisme pathogen pada benda
atau instrument dengan menggunakan campuran bahan kimia cair.

DEKONTAMINASI
Dekontaminasi artinya adalah membuang semua material
(debu,kotoran) yang ada pada benda, lingkungan, permukaan kulit
dengan menggunakan sabun, air, dan gesekan.
Tujuan prosedur dekontaminasi:
1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien
atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat.
4. Untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan.

DESINFEKTAN
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau
pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
atau pencemaran jasad renik dan virus, juga untuk membunuh
atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya.Sedangkan antiseptic didefinisikan sebagai bahan kimia
yang menghambat atau menbunuh pertumbuhan jasad renik,
jamur dan lain-lain.Bahan desinfektan dapat digunakan untuk
bahan desinfeksi tangan.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang
digunakan sebagai antiseptic dan desinfektan.Tetapi tidak semua
bahan desinfektan adalah bahan antiseptik, karena adanya
batasan dalam penggunaan antiseptic.
Antesifteik terssebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan
tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan
desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses
sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi
sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai
desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan
aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang
mengandung gugus –COH, gugus alkohol, yaitu senyawa kimia
yang mengandung gugus –OH, golongan halogen atau senyawa
terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang
mengandung gugus –X, golongan fenol dan fenol terhalogenasi,
golongan garam ammonium kuartener, golongan pengoksidasi,
dan golongan biguanida.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan
alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak
karena dapat menghambat proses desinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit.Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi
permukaan, namun ada tidak menganjurkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat
menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang
popular pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam
bentuk kombinasi.Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.

3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari buguanid yang
digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai
antiseptik dan kontrol plak., misalnya 0,4 % larutan pada
detergen digunakan pada surgical scrub (hibiscrub), 0,2 %
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai
bahan antiplak ( corsodyl) dan pada konsentrasi labih tinggi 2
% digunakan sebagai desinfektan gigi tiruan. Zat ini sangat
aktif terhadap bakteri gram (+) maupun gram (-).

4. Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan
melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif zat ini
dapat menyebabkan karet pada logam dan cepat diin-aktifkan
oleh bahan organik .

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan
untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena
tidak dapat merusak oleh zat organik.Zat ini bersifat virusidol
dan sporosidol yang lemah.Namun karena sebagian besar
bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.

6. Klorosilenol
Klorosilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan
banyak digunakan sebagai antiseptic, aktifitasnya rendah
terhadap banyak bakteri dan penggunaanya terbebas sebagai
desinfektan.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari


tiga desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium
hipoklorit :
 Iodphor dilarutkan muncul menurut petunjuk pabrik. Zat ini
harus dilarutkan setiap hari dengan aquades. Dalam bentuk
larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi
kain atau bahan plastic.
 Derivate fenol dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan
larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah “efek tunggal” dan kurang
menyebabkan perubahan warna pada instrument atau
permukaan keras.
 Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian)yang dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100 harganya murah
dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis
logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.
Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian
dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

3 Kategori Tingkat Proses Desinfeksi:


1. Desinfeksi tingkat rendah
Dipakai untuk membunuh sebagian bakteri, tidak memiliki
daya bunuh terhadap spora bakteri, mikrobakterium, semua
fungi, maupun semua virus ukuran kecil dan sedang.
2. Desinfeksi tingkat menengah
Membunuh mikroba vegetatif, fungi, mikrobakterium,
tuberculosis, virus ukuran kecil dan sedang tetapi tidak pada
spora.
3. Desinfeksi tingkat tinggi
Dapat menghancurkan semua mikroba vegetatif, tubercle
bacilli, virus ukuran kecil dan sedang kecuali sejumla titik-titik
spora bakteri.

Desinfeksi tingkat tinggi

Menggunakan energi panas berasal dari air, dengan


cara merebus dan mengukus.
Benar yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan
glutaraldehid.Alkohol, iodine, iodophor tidak digolongkan
sebagai desinfektan tingkat tinggi.
Desinfeksi tingkat tinggi dapat menghancurkan semua
mikroba vegetatif.Larutan desinfektan tingkat tinggi yang siap
tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena larutan klorin
bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman
selama 20 menit, peralatan yang sudah didesinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang.
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan proses
sterilisasi alat-alat bekas pakai yang berisi kultur bakteri dan
suspensi bakteri yang terdapat pada Petridis dan tabung
reaksi. Dimana proses sterilisasi ini menggunakan alat
“presto”.

Cara kerja : 1. Siapkan alat dan bahan


2. Instrument atau alat bekas dipakai yang telah
terkontaminasi (tabung reaksi , cawan petri) dipersiapkan
3. Masukkan terlebih dahulu cawan petri dengan posisi
terbalik dan susun secara rapi

Gambar 6.1
4. Selanjutnya susun tabung reaksi dengan posisi mendatar

Gambar 6.2
5. Tambahkan air kedalam presto hingga seluruh alat
terendam

Gambar 6.3 Gambar 6.4


6. Selanjutnya tutup presto, dan rebus alat-alat tersebut
selama ±15 menit (perhitungan waktu dimulai saat air
mendidih)

Gambar 6.5
7. Matikan kompor dan tunggu hingga dingin
8. Tiriskan alat-alat gelas tersebut, lalu rendam pada baskom
yang telah berisi air

Gambar 6.7 Gambar 6.8


9. Lalu rendam alat-alat tersebut dengan air sabun selama
24 jam

Gambar 6.9
Gambar 6.10
10. Setelah itu, alat-alat gelas tersebut direndam dengan
larutan klorin selama 6-12 jam
11. Tiriskan, dan keringkan pada oven

PEMBAHASAN : Presto saat ini bias di bilang sebagai alat sederhana


sama dengan autoclave karena persamaan prinsip kerjanya.
Bila di perhatikan , presto menggunakan tutup yang rapat
sehingga uap air tidak dapat keluar. Hcl ini sama dengan
autoclav sehingga kondisi di dalam presto dan
autoclavmenjadi bersuhu dan tekanan tinggi. Pada waktu
tertentu kedua alat ini mencapai ambang ,batas atau standar
dimulainya perhitungan lama pemanasan.
Pada presto ditandai bunyi berdesing karena uap air
melawati safety valve, sedangkan pada autoclave di tandai
jarum penanda yang menunjuk suhu 121oc atau tekanan
17,5 psi. perbedaan kedua alat ini hanya pada standar suhu
dan tekanan sebagai ambang sterilisasi. Pada autoclave
ditunjukan oleh jarum penunjuk suhu dan tekanan
sedangkan pada panic presto tidak di lengkapi petunjuk ini .
oleh karena itu , anda tidak dapat mengetahui beberapa
suhu dan tekanan pada saat savety valvenya berbunyi. Pada
proses dtt termasuk dalam presto sterilisasi menggunakan
alat presto.
DTT dengan cara merebus:
Gunakan panci dengan penutup yang rapat
Ganti air setiap kali mendesifeksi peralatan
Rendam peralatan sehingga semua peralatan terendam air
Mulai panaskan air
Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih
Jangan tambahkan benda apapun saat air mulai mendidih
setelah menghitung waktu di mulai
Rendam selama 20 menit
Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku
khusus
Biarkan peralatan kering dengan cara dikeringkan di udara
sebelum di gunakan atau di simpan(jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat pencapai desinfeksi tingkat
tinggi tidak terjaga)
Setelah peralatan kering , gunakan seragam atau simpan
dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan beroenutup
peralatan biar di simpan sampai sutu minggu asalkan
penutupnya tidak terbuka

Syarat melakukan desinfektan :


1. Memiliki spectrum luas
2. Daya absorbasi rendah pada karet , zat-zat sintesis
3. Tidak korosif (bereaksi secara kimia) tehadap alat alat
mahal
4. Toksisitas rendah terhadap petugas
5. Baunya tidak merangsang

KESIMPULAN : Desinfeksi adalah proses membunuh mikroorganisme


penyebab penyakit dengan kimia atau secara fisik hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan jalan
membunuh mikroorganisme pathogen
Desinfeksi juga dapat di artikan menghacurkan atau
membunuh kebanyakan organisme atau pathogen pada benda
atau instrument dengan menggunakan campuran zat kimia cair.
Pada praktikum ini melakukan proses strelisasi pada
alat-alat tabung reaksi dan petridish terdapat kultur dan
suspense bakterei menggunakan alat oresto yang direbus
selama 10 – 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai