29
30
memiliki anak pertama yang bernama An.R usia 12 tahun, An.F usia 7
tahun, dan An.A berusia 7 bulan. Keluarga Bp.A tidak memiliki penyakit
keturunan tapi anak bungsu dari Bp.A sedang penyakit ISPA pada bulan
februari, Bp.A mengatakan An.A sempat sembuh dan kambuh lagi sejak 2
minggu yang lalu, Masalah kesehatan keluarga yang menonjol saat ini
adalah An.A yang sedang mengidap penyakit ISPA dengan keluhan
demam, pilek, disertai dengan batuk berdahak.
Riwayat asal kedua orang tua dari Bp.A adalah dari jambi asli, ayah
Bp.A sudah lama meninggal karena mengidap penyakit stroke dan Ibu dari
Bp.A masih hidup dan tinggal bersama adik bungsunya, sedangkan orang
tua dari Ibu.A berasal dari Palembang, kedua orang tua Ibu.G masih hidup
dan tinggal bersama Ibu.G. Pelaksanaan lima tugas keluarga. Kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan, keluarga mengatakan An.A
mengeluh demam, pilek, dan batuk berdahak adalah hal yang sering terjadi
pada anak-anak, kemampuan keluarga mengambil keputusan, keluarga
mengatakan jika An.A sakit, segera diobati dengan obat herbal, jika tidak
kunjung sembuh An.A dibawa ke puskesmas terdekat, kemampuan
keluarga memodifikasi lingkungan dan kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil pemeriksaan fisik, yaitu status kesehatan umum klien.
Keadaan umum klien terlihat baik dengan kesadaran chomposmentis dan
GCS 15 (E: 4, V: 5, M: 6). Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di
dapatkan hasil N: 99x/ i RR: 30x/ i S: 390C. Pemeriksaan fisik head to toe
didapatkan hasil. Kulit kepala bersih, warna rambut hitam keputihan, mata
simetris kiri dan kanan, kelopak mata normal, pergerakan mata normal,
hidung bersih dan tidak ada polip, telinga bersih dan tidak ada serumen,
mulut bersih tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries. Tidak ada
nyeri tekan dan benjolan simetris kiri dan kanan Leher dahi terasa panas.
31
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan selama tiga hari
berturut-turut penulis menyusun dan merumuskan diagnosa
berdasarkan data yang telah diperoleh dari klien. Terdapat dua diagnosa
yang ditegakkan melalui data-data yang ditemukan pada klien adalah
ketidakefektifan manajemen kesehatan dikeluarga tentang ISPA, dan
gangguan pola tidur.
3. Intervensi Keperawatan.
Berdasarkan diagnosa yang telah disusun, penulis menyusun
rencana tindakan keperawatan pada klien sesuai diagnosa yang telah
ditegakkan. Adapun intervensi yang akan diterapkan pada klien adalah
dengan diagnosa Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga
tentang penyakit ISPA. Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan, tidak
mampu mengambil keputusan, tidak mampu merawat keluarga yang sakit,
tidak mampu memodifikasi lingkungan, tidak mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan, berikut ini adalah rencana tindakan keperawatan
dengan diagnosa Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga
tentang penyakit ISPA sebagai berikut :
Jelaskan dengan keluarga tentang pengertian dari ISPA, kemudian
Identifikasi pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA. Jelaskan kembali
kepada keluarga tentang tanda dan gejala penyakit ISPA. Diskusikan
bersama keluarga dalam mengambil keputusan. Diskusikan bersama
keluarga dampak lanjut dari penyakit ISPA tidak bisa ditangani dengan
obat herbal. Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit
ISPA dengan menggunakan booklet, dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga di harapkan keluarga mengerti tentang penyakit
ISPA menjadikannya sumber pengetahuan bagi keluarga dalam
menerapkan pendidikan kesehatan sehari-hari bertujuan untuk pencegahan
penyakit ISPA itu sendiri agar tidak terulang kembali.
32
B. Pembahasan
Keluarga mengatakan An.A sudah dua kali terkena ISPA selama
sebulan terakhir, sehari setelah di beri pengobatan dengan farmakologik dari
Puskesmas suhu tubuh yang dialami An.A terjadi penurunan dan batuk sudah
berkurang. demam, batuk, pilek disertai dahak, dengan suhu 390c anak
tampak rewel dan sering menangis, An.A saat ini berusia 7 bulan. Sesuai
dengan teori ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut,
yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksnya
seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan plura (Depkes RI, 2002).
Pada penentuan perioritas masalah ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga tentang penyakit ISPA juga lebih tinggi dibandingkan
dengan diagnosa lain, sesuai dengan skala untuk menetukan prioritas masalah
menggunakan skala Maglaya (2009). Menurut Riasmini (2017) penentuan
perioritas masalah didasarkan dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
34
C. Keterbatasan
Tekhnik pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar format pengkajian yang diisi secara narasi. Apabila
responden tidak dapat memahami pertanyaan atau hanya menjawab secara
singkat, dan tiba-tiba tidak ingin di lakukan pengkajian terjadi hambatan bagi
penulis dalam pengumpulan data.
Kemudian waktu yang di berikan untuk melakukan penelitian ini
terbilang cukup singkat yakni hanya empat hari sehingga membuat hasil
penelitian kurang maksimal. Keterbatasan sumber/referensi yang sulit di cari
juga menjadi suatu hambatan sehingga membuat studi kasus ini menjadi
banyak kekurangan.