TUGAS KELOMPOK
Antropologi Pendidikan
Oleh Kelompok 1:
Rosiana Fitria 16138154
Yusuf Fornando 16138158
i
ii
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang antropologi dan manfaatnya untuk pendidikan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-
perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju
ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan
sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan,
tingkah laku termasuk pada hidupnya. Didalam masyarakat akan terlihat
dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan
masyarakat yang tidak mendapat pengaruh.Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat statis dan masyarakat
dinamis, masyarakat statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali yang
mengalami perubahan dan berjalan lamabat. Masyarakat yang dinamais adalah
masyarakat- masyarakat yang mengalami berbagai perubahan secara cepat.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia dewasa ini merupakan gejala
yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia
lain dengan komunikasi yang modren.
Perubahan dalam masyarakat memang telah terjadi dari zaman dahulu.
Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat
sehingga membingungkan manusia untuk mengahadapinya, yangs ering
berjalan secara konstan. Ia memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi
karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau pun
diselingi keadaan dimana pun mengadakan reorganisasi unsur-unssur struktur
masyarakat yang terkena perubahan. Berdasarkan hal tersebut, perlulah kiranya
menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di era
globalisasi.
1
2
4
5
sakit oleh sebab-sebab tertentu. Boleh jadi ada organ-organ tertentu yang
terganggu fungsinya (1952).
4. Claude Levi Strauss ( lahir 1908) pendiri teori strukturalisme dan penemu
metode analisis unsur-unsur kebudayaan dengan metode kuliner. Suatu
metode yang terdiri dari tiga jenis: Mentah-dimasak-fermentasi
(peragian). Untukmemahami sistem pemikiran pada masyarakat pada
cerita rakyat, dianalisis dengan sudut pandang oposisi biner (laki-laki dan
perempuan, matang-mentah, bumi-langit, atas-bawah dan sebagainya)
(lih, Ivan Baal, 1970).
Meskipun antropologi merupakan cabang ilmu yang termuda diantara
ilmu-ilmu ssosial, antropologi telah melampui ilmu-ilmu sosial lainnya dalam
rentngan subjek metter dan metodologinya. Bila sarjana ilmu sosial lain
mengkaji aspek-aspek terntu dari kebudayaan, para antropolog berusaha
menghubungkan semua aspek itu terhadap kebudayaan sebagai suatu
keseluruhan; sementara sarjana ilmu sosial lainnya memusatkan perhatian
kebudyaan maju dari masyarakat industi (Barat) tertentu, antropolog
berpaling kepengkajian semua kebudayaan lampau dan sekarang, sederhana
dan maju, bila sarjana sosial lain membicarakan rentangan (stretches) tertentu
dimasa lalu, antropolog mengkaji keseluruhan sejarah umat manusia sebagai
bidang kajiannya. Diatas semuanya, antropolog menyadarkan kita akan
keragaman kebudayaan umat manusia dan pengaruh yang dalam dari
pendidikan (cultural Conditioning) terhadap prilaku dan kepribadian
manusia.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa. Antropologi secara garis besar dipecah menjadi 2 bagian yaitu
antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan
antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi
spesialisasi – spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya
6
B. Makna Kebudayaan
Kebudayaan berarti semua cara hidup (Ways of Life) yang telah
diperkembangkan oleh anggota-anggota suatu masyarakat. Dengan
Kebudayaan tertentu dimaksudkan totalitas cara hidup yang dihayati oleh
totalitas masyarakat tertentu, yang terdiri dari cara berfikir, cara bertindak,
dan cara merasa yang dimanifestasikan, umpamanya dalam agama, hukum,
bahasa, seni, dan kebiasaan-kebiasaan, serta dalam budaya materi, seperti
papan, sandang, dan peralatan. Dari persefektif lain kita bisa memandang
suatu kebudayaan sebagai prilaku yang dpelajari dan dialami bersama
(fikiran, tindakan dan perasaan) dari suatu masyarakat tertentu termasuk
artefak-artefaknya, dipelajari dalam arti bahwa prilaku tersebut disampaikan
(transmitted) secara sosial, bukan diwariskan secara genetis, dialami bersama
dalam arti diperaktekan baik oleh seluruh anggota masyarakat atau beberapa
kelompok dalam suatu masyarakat.
Kebudayaan suatu masyarakat secara sederhana mencakup cara tidur
dan makan, cara mencuci dan berpakain, cara pergi bekerja. Kebudayaan
mencakup pula cara kiata bertindak juga dirumah dan ditempat kerja.
Demikian juga dengan bahasa yang kita pakai, nilai kepercayaan yang kita
anut, juga barang dan jasa yang kita beli dan cara kiata membelinya. Juga cara
kita menemuai teman dan orang asing, cara kita mengawasi anak-anak dan
cara kita bereaksi.
Membedakan antara kebudayaan dengan masyarakat (society). Sebuah
masyarakat adalah suatu penduduk lokal yang bekerjasama dalam jangka
waktu yang lama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu; sebuah kebudayaan
adalah cara hidup dari masyarakat tersebut, atau hal-hal yang mereka fikirkan,
rasakan, dan kerjakan seperti yang dikatakan oleh F.Keesing: “secara
sederhana dapat diungkapkan, kebudyaan meletakkan fokusnya pada adat-
adat kebiasaan suatu masyarakat; masyarakat meletakkan fokusnya pada
orang-orang yang meletakan adat kebiasaan itu”. Kebanyakan masyakat-
masyarakat yang besar bersifat multi budaya atau jamak. Mereka cendrung
pemuja beberapa atau banyak sub-budaya.
8
a. Isi Kebudayaan
Gejala kebudayaan dapat ditata dalam sejumlah cara. Gejala
kebudayaan dapat diklasifikasikan, sebagai kegiatan-kegiatan yang
dipelajari dan dialami, seperti menjalankan mobil, berpacaran, pergi
menonton teater; gagasan yang dipelajari dan dialami seperti
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sikap bermusuhan
terhadap komunisme; dan artefak yang diperoleh dan dialami secara
sosial, seperti mobil dan pencakar langit, gejala kebudayaan boleh pula
diklasifikasikan sbagai teknologi (alat-alat yang digunakan oleh sebuah
kebudayaan untuk memanipulasi dunia kebendaan), organisasi sosial
(kegiatan-kegiatan institusi-institusi yang terlibat dalam prilaku antara
anggota-anggota satu sama lain) dan idiologi (pengetahuan kebudayaan,
nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan).
Satu diantara klasifikasi yang terbaik yang dikenal adalah
pembagian tiga (triad) dari R.Linton, universals, spesialities dan
alternatives.
1) Universals adalah apa saja yang merupakan pemikiran-pemikiran,
perbuatan-perbuatan, perasaan-perasaan dan artefak-atefak yang
umu dikenal/biasa bagi semua orang dewasa dalam suatu
masyarakat. Kedalamannnya tercakup antara lain bahasa,
perumahan, hubungan kekerabatan, pakaian dan berbagai
kepercayaan dan nilai-nilai.
2) Specialities adalah gejala-gejala yang dihayati hanya oleh anggota-
anggota kelompok sosial tertentu, seperti kelompok kerja terampil
dan golongan profesi.
3) Alternatives adalah gejala-gejala yang dihayati oleh individu
tertentu seperti para pendeta-pendeta pelukis-pelukis dan filosof-
filosof.
Terminologi antropologi bagi tingkat penyatuan yang dicapai oleh
kebudayaan adalah integrasi. Sebuah kebudyaaan adalah terintegrasii
sedemikian rupa sehingga pola-pola prilakunya saling dihubungkan.
9
b. Sifat Kebudayaan
Kebudayaan yang berkembang di masyarakat memiliki beberapa
sifat sebagai berikut:
1) Kebudayaan bersifat organik dan super organik. Dikatakan bersifat
organik sebab ia berakar pada organ manusia, karena tanpa manusia
berbuat benda-benda tidak akan ada kebudayaan. Dikatakan bersifat
super organik, karena kebudayaan hidup terus melampui generasi
tertentu dan karena isinya lebih merupakan hasil karya manusia dari
pada unsur biologis.
2) Kebudyaan bersifat terlihat (Overat) dan tersembunyi (Covert).
Terlihat dalam bentuk tindakan-tindakan dan benda-benda, seperti
rumah, pakain, bentuk pembicaraan yang dapat diamati secara
langsung dan tersembunyi dalam aspek seperti sikap dasar terhadap
alam dan dunia mahluk halus, yang mesti di inteprestasikan
pengertiannya dari apa yang dikatakan dan dilakukan anggota-
anggotanya.
3) Kebudayaan ekspilsit dan implisit. Kebudayaan ekspilit terdiri dari
semua cara bertindak, seperti cara mengendarai mobil, bercinta dan
bermain baseball, yang dapat tergambar secara langsung dari orang-
orang yang melaksanakannya. Kebudayaan implisit terdiri dari hal-hal
tersebut tidak dapat diterangkan. Umpamanya, semua orang waras
dapat menggunakan bahasa budayannya, tetapi sedikit yang dapat
menjelaskan grammar dan sintaknya secara terinci.
10
nilai budaya lokal yang seharusnya dipelihara dan tidak tergeser oleh budaya
luar
Setiap masyarakat telah menemukan bahwa penyampaian kebudayaan
mereka tidak dibiarkan terjadi secara kebetulan saja. Anggaplah bahwa anak-
anak menyerap kebudayaan ini dari berbagai pengalaman hidup sehari-hari,
namun assimilasi informal yang demikian tidak dapat menjamin bahwa anak-
anak menerima elemen-elemen budaya, yang tepat yang diyakini masyarakat
seharusnya yang mereka miliki, sekiranya mereka harus mengekalkan atau
membaharui kebudayaan tersebut. Oleh karena itu masyarakat mengawasi
pendidikan dari anggota-anggotanya. Semasa kanak-kanak setiap mereka
dididik secara formal, walaupun tidak perlu disebuah sekolah.
Pendidikan termasuk kedalam proses umum yang dikenal sebagai
enkulturasii pertumbuhan anak diinisiasikan kedalam hidup dari
masyarakatnya. Untuk mengetahui dinamika inkulturasi, karena inkulturasi
mempengaruhi pendidikan, kita harus menoleh ke antropologi. Pendidikan
merupakan hanya salah satu alat enkulturasi, pendidikan yang lain mencakup
keluarga, kelompok sebaya dan media massa masing-masing dengan nilai dan
tujuan-tujuannya sendiri. Demikianlah, walaupun pendidik mungkin ingin
menanamkan kualitas tertentu pada anak-anak, seperti berfikir bersih dan
pertimbangan bebas, namun pendidik terbatas kesanggupan berbuat demikian
karena kenyataanya badan-badan lain mungkin kadang berusaha memberi
informasi, tetapi kebanyakan TV memberi hiburan, sensai, iklan dan bujukan.
Pendidikan adalah untuk mengekalkan hasil-hasil prestasi
kebudayaan. Pendidikan pada dasarnya bersifat konservatif, namun sejauh
pendidikan bertugas menyiapkan pemuda-pemuda untuk menyesuaikan diri
terhadap kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan didalam dan diluar
kebudayaan, pendidikan telah merintis jalan untuk perobahan kebutuhan
kebudayaan.
Antropologi juga dapat memberi sumbangan kepada pendidikan
dengan cara mempelajari metode pendidikan kebudayaan-kebudayaan lain
baik yang sederhana maupun modern. Kajian lintas budaya mengenai
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA