Anda di halaman 1dari 5

“model’ yang paling sering dipakai adalah model komparte-mental, di mana keadaan

tubuh direjpresentasikan ke dalam bentuk kompartemen: satu kompartemen atau pluri-komparte-


men. Tiap kompartemen mempunyai besarai volume (isi) yang disebut "volume distribusi".
Model-model tadi hanyalah suatu representasi matematika yang tidak bisa dihubungkan dengan
keadaan fungsi - fungsi tubuh secara tegas. Oleh karena itu "volume distribusi" tadi disebut
"volume distribusi yang timbul" (apparent volume of distribution). Beberapa contoh model
kompartemental dalam farmakokinetika dapat dilihat pada gambar 2

Berdasarkan ketepatan regresi kurva yang diperoleh, kon-stanta-konstanta transfer antar


kompartemen dan konstanta kecepatan eliminasi (dan juga konstanta kecepatan absorpsi)dari
model tadi mendekati kinetika proses tingkat satu, se-hingga persamaan kinetika obat dapat
diselesaikan ke dalampersamaan umum :

Untuk model satu kompartemen misalnya, jika obat diberi-kan secara injeksi intravena
(dalam dosis tunggal), perkem-bangan kadar obat dalam darah dapat direpresentasikan de-ngan
persamaan :

Sedangkan untuk model 2 kompartemen, dan obat diberi-kan secara ekstravaskular, persamaan
kinetika yang cocok adalah :
PROFIL PERKEMBANGAN KADAR OBAT DALAM TU-BUH (DARAH)

Sebagaimana telah dikatakan di muka, darah (plasma atau serum) merupakan cairan
tubuh yang paling sering dipakai dalam penelitian farmakokinetika.Ini mudah dimengerti karena:
(a) kebanyakan obat sampai ke reseptornya melalui darah, dan (b) tidak mudah mendapatkan
jaringan tubuh lain dari organisme hidup, khususnya manusia.
Profil perkembangan kadar obat dalam darah dapat dibagi ke dalam tiga kategori :
(a) Profil kinetika, di mana obat dimasukkan sekaligus ke dalam sistem peredaran darah
(misalnya cara injeksi intra-vena).
(b) Profil kinetika,di mana obat diberikan secara infus.
(c) Profil kinetika, di mana obat diberikan secara ekstravasku-lar (oral, rektal, dan lain-lain).

Untuk obat yang diberikan secara injeksi intravena, semua obat akan masuk sekaligus ke
dalam sistem peredaran darah, kemudian jumlah obat dalam darah akan menurun karena obat
mengalami proses distribusi dan eliminasi (metabolisme dan ekskresi).

Untuk obat yang diberikan secara infus, kadar obat dalam darah akan naik secara
perlahan-lahan sesuai dengan kecepatan infus, dan akan naik terus sampai infus dihentikan atau
sampai suatu saat di mana kecepatan eliminasi sama dengan kecepatan infus. Setelah infus
dihentikan, kadar obat akan turun kembali seperti halnya setelah pemberian secara injeksi
intravena.
Pada pemberian obat secara ekstravaskular (oral, rektal, dan lain-lain), obat akan masuk ke
dalam sistem peredaran da-rah secara perlahan-lahan melalui suatu proses absorpsi sampai
mencapai puncaknya, kemudian akan turun.

Gambaran umum bentuk kurva kinetika untuk masing-masing cara pemberian dapat
dilihat pada gambar 3, sedangkan bentuk kurva kinetika untuk tiap model kompartemental
dapat dilihat pada gambar 4. Adanya suatu kinetika yang pluri-kompartemental biasanya hanya
dapat terlihat dengan nyata pada pemberian obat secara injeksi intravena

Anda mungkin juga menyukai