Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Antropologi dan sejarah merupakan dua ilmu sosial dari beberapa ilmu sosial
yang saling berkaitan. Keduanya memiliki ciri-ciri yang khas, mempunyai
tujuan dan manfaat yang berbeda, tetapi keduanya saling membutuhkan
dan saling berhubungan. Sebagai kedua ilmu yang mengkaji tentang
fenomena yang berkaitan dengan makhluk manusia, tentu saling berkaitan.
Penulis di sini akan membahas mengenai hubungan antropologi dengan ilmu
sejarah.

Sebelum penulis memfokuskan ke dalam masalah hubungan antara


keduanya, terlebih dahulu penulis akan memaparkan tentang pengertian,
manfaat dan tujuan, metode dari antropologi dan sejarah, untuk kemudian
menjelaskan mengenai hubungan keduanya diakhir pembahasan makalah ini.
Ini penulis sampaikan guna memberikan gambaran tentang hubungan
keduanya nanti diakhir pembahasan penulis.

Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji permasalahan


kebudayaan manusia, sedangkan sejarah adalah ilmu yang mengkaji
peristiwa masa lampau yang dibuat oleh manusia, tetapi kajiannya lebih
luas, tidak hanya soal kebudayaan saja.

Seorang peneliti antropologi membutuhkan ilmu sejarah, sebaliknya,


sejarawan juga memerlukan ilmu antropologi, hubungan mereka saling
timbal-balik, terutama mengenai teori-teori dasar dari masing-masing ilmu
itu.

1
PEMBAHASAN

Hubungan Antropologi dan Ilmu Sejarah

Pengertian Antropologi dan Sejarah

Sebelum penulis memaparkan lebih jauh tentang masalah hubungan antara


kedua ilmu sosial, yaitu ilmu sejarah dan antropologi, terlebih dahulu
penulis ingin membahas mengenai pengertian atau definisi dari kedua ilmu
ini. Secara etimologis sejarah berasal dari bahasa Arab, kata syajarah, yang
artinya pohon.

Setelah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan Islam terjadi


berbagai pengertian sejarah, antara lain silsilah, riwayat, tambo, tarikh,
dan babad. Memang pengertian sejarah sendiri mengalami banyak arti,
setelah kebudayaan barat masuk ke Indonesia, membawa istilah-istilah yang
ekuivalen dengan sejarah, yaitu history (Inggris), geschichte (Jerman),
geschiedenis (Belanda), yang berarti sama dengan sejarah. R.Moh.Ali
menjelaskan bahwa sejarah mengandung arti yang mengacu pada:

(1) Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-


peristiwa dalam kenyataan sekitar kita,
(2) Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas tersebut,
(3) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-
kejadian dan peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas
tersebut.

Dari pemaparan tersebut dapat dirangkum bahwa sejarah adalah


rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan,
dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Banyak sekali tokoh yang
mendefinisikan arti sejarah, diantaranya adalah pengertian yang dipaparkan
oleh ahli sejarah Indonesia Prof.Sartono Kartodirdjo, yang membagi sejarah
menjadi dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah
dalam arti objektif.

Sejarah dalam arti objektif adalah suatu konstruk (bangunan) yang disusun
penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Sejarah dalam arti objektif adalah
menunjukan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah
dalam aktualitasnya.

Sedangkan antropologi, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, terdiri


dari kata antropos yang artinya manusia, dan logos yang artinya
ilmu.Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan

2
secara menyeluruh. Di satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di
pihak lain kebudayaan yang “menciptakan” manusia sesuai dengan
lingkungannya.

Dengan demikian, terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat dan padu
antara manusia dan kebudayaan. Dalam antropologi terdapat ilmu-ilmu
bagian, yaitu antropologi fisik yang terdiri dari paleoantropologi
(mempelajari tentang asal usul manusia dengan mengkaji fosil-fosil) dan
somatologi (mempelajari tentang ras manusia), dan antropologi budaya yang
terdiri arkeologi (mempelajari perkembangan kebudayaan, sebelum dikenal
tulisan), antropologi linguistik (mempelajari bahasa local dari masyarakat
yang masih sederhana), etnologi (mempelajari suku bangsa yang hidup
sekarang), antropologi psikologi (mempelajari kebudayaan masayarakat,
dalam analisisnya menggunakan teori-teori psikologi) dan antropologi
spesialisasi (sudah terbagi-bagi menjadi beberapa bidang kajian).

Tujuan dan Manfaat Antropologi dan Sejarah

Cicero, seorang ahli sejarah Yunani mengatakan bahwa sejarah bermanfaat


sebagai “guru yang baik” sehingga terciptalah sebuah cerita sejarah yang
berdasarkan kenyataan, dalam bentuk peninggalan atau sumber sejarah. Ini
berarti sejarah membuat manusia menatap kembali ke masa lalu, tentang
apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa dan kenapa peristiwa itu terjadi,
sebagai refleksi atau rekonstruksi memandang masa depan.

Ilmu sejarah memperluas wawasan berpikir kita, sejarah secara terbuka


terus memberikan pedoman dan perspektif tentang kehidupan selanjutnya.
Secara singkat tujuan dan manfaat manusia mempelajari sejarah yaitu:

(1) Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa


sejarah di masa lalu baik positif maupun negatif dijadikan hikmah
agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak pernah
terulang lagi.
(2) Untuk mengetahui dan dapat menguasai hukum-hukum sejarah
yang berlaku agar kemudian dapat dimanfaatkan dan
menerapkannya bagi mengatasi persoalan-persoalan hidup saat
sekarang dan yang akan datang.
(3) Untuk menumbuhkan kedewasan berpikir, memiliki cara pandang
ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan.

Sedangkan antropologi sebagai ilmu tentang manusia mempunyai tujuan dan


manfaat sebagai berikut:

(1) Memahami tentang eksistensi manusia


(2) Memahami kehidupan manusia dan segala permasalahannya
(3) Memahami manusia dan fenomena-fenomena yang berpengaruh
untuk dapat menemukan cara pemecahan permasalahan yang
dialami manusia secara keseluruhan.

3
Dalam sejarah dunia hingga kini Antropologi terbukti bermanfaat untuk
menunjang pembangunan masyarakat manusia yang berkeadilan dan
berorientasi pada kelestarian. Antropologi telah dan dapat terus berkiprah
dalam kancah politik, konflik dan perdamaian, konservasi lingkungan dan
sumberdaya alam, ekonomi dan kemiskinan, ketenagakerjaan,
industrialisasi, kependudukan dan transmigrasi, etnisitas dan hubungan
antar suku bangsa, agama dan religi/kepercayaan, kepariwisataan,
kesehatan, dan sebagainya. Secara prinsipil, antropologi membantu
memberikan pemahaman holistik mengenai manusia dan dimensi-
dimensinya.

Metode Ilmiah dalam Antropologi dan Sejarah


Suatu ilmu pengetahuan harus memiliki metode ilmiah sebagai jalan bagi
tercapainya penelitian yang telah direncanakan. Tanpa metode ilmiah ilmu
pengetahuan tidak dapat mencapainya. Begitu pula dengan antropologi dan
sejarah, keduanya memiliki suatu metode.
Keduanya memiliki metode ilmiah yang tidak jauh berbeda, karena memang
keduanya merupakan kesatuan ilmu pengetahuan. Metode antropologi yaitu:
pengumpulan fakta, penetuan ciri-ciri umum dan sistem, dan verifikasi.
Sedangkan sejarah memiliki metode untuk mencapai hasil penelitian, yaitu:
heuristik (pencarian sumber data), kritik (ekstren dan intern), interpretasi
(menyeleksi sumber yang tersedia), dan historiografi (penulisan karya
sejarah).

Hubungan Antropolgi dengan Sejarah

Setelah penulis menjabarkan mengenai pengertian, tujuan dan manfaat


antropologi serta sejarah, sekarang penulis akan memaparkan tentang tema
besar dalam makalah ini, yaitu hubungan antara antropologi dengan ilmu
sejarah. Sebagai dua disiplin ilmu sosial, tentunya kedua ilmu ini saling
berkaitan satu sama lain, saling mengisi satu sama lain.

Antropologi pada prinsipnya adalah metode sejarah, terutama dalam


mempelajari manusia dan perkembangan kebudayaan. Konsep-konsep
tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi, akan
memberi pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar
belakang dari peristiwa masa lampau yang sedang diteliti.

Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi penulis sejarah


dari setiap negara. Banyak masalah dalam historiografi (penulisan sejarah)
dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode
antropologi.

Begitu pun dengan ahli antropologi memerlukan sejarah dari suku-suku


bangsa dalam daerah yang didatanginya, untuk memecahkan persoalan yang
terjadi karena masyarakat yang ditelitinya mengalami pengaruh dari suatu
kebudayaan dari luar.

4
Dari pengertian tersebut, baru dapat dicapainya apabila sejarah tentang
proses pengaruh tadi diketahuinya juga dengan teliti, sejarah dari
perpaduan kebudayaan tadi seringkali masih harus direkonstruksi sendiri
oleh peneliti antrolopogi, itu berarti peneliti antropologi mesti memiliki
pengetahuan tentang metode-metode untuk merekonstruksi sejarah dari
suatu peristiwa. Contohnya, dalam masyarakat Badui Luar, mereka di sana
sudah tidak menganut adat istiadat masyarakat Badui Dalam, pengaruh luar
sudah mulai masuk ke sana.

Seorang peneliti anropologi memerlukan sejarah, dalam hal ini metode


untuk merekonstruksi sejarah Badui Luar, mengapa mereka sampai mau
berpisah dengan kelompoknya di badui Dalam dan mengapa mereka telah
terpengaruh kebudayaan luar? Dalam sejarah, seorang sejarawan juga
memerlukan antropologi untuk mengkaji sumber-sumber, seperti prasasti,
dokumen, arsip, juga teks-teks sejarah yang ada di sautu suku bangsa
tertentu.

Itu lah hubungan antara antropologi dengan ilmu sejarah, kedua ilmu ini
saling timbale balik satu sama lainnya, saling membtuhkan, dan saling
terkait. Keduanya tidak bisa terpisah.

5
KESIMPULAN

Dari pembahasan penulis di atas, dapat penulis simpulkan bahwa antropolgi


dan sejarah memang mempunyai kemiripan dalam masalah metode, dan
bagian atau objek yang dikaji, yaitu manusia. Hubungan antar keduanya
sangat erat, bahkan kalau dapat dikatakan kalau saja antara satu ilmu ini
tidak ada, maka ilmu yang lainnya akan kesulitan dalam memecahkan
persoalan yang sedang diteliti.

Antropologi membutuhkan sejarah dalam upaya merekonstruksi peristiwa


masa lampau dari kebudayaan suatu bangsa yang sedang diadakan
penelitian, sejarah memerlukan antropologi yang pada prinsipnya adalah
suatu metode dari sejarah itu sendiri, konsep-konsepnya diperlukan untuk
memberikan gambaran suatu peristiwa masa lampau.

Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Pengantar Antropologi di


Jurusan Sejarah Unpad, pada 2005 (?).

6
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirdjo,Sartono.1992.Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi


Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat.1990.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:Rineka Cipta.

Kuntowijoyo.2001.Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Bentang Budaya.

Gottschalk,Louis.1986.Mengerti Sejarah (terjm).Jakarta:UI-Press.

Suhandi,Agraha.2004.Pokok-pokok Antropologi.Bandung:Fakultas Sastra


Unpad.

Tamburaka, Rustam.1999.PengantarIlmu Sejarah,Teori Filsafat


Sejarah,Sejarah Filsafat dan IPTEK.Jakarta:Rineka Cipta.

http://fisip.unmul.ac.id/modules.php?
op=modload&name=PagEd&file=index&topic_id=0&page_id=30

Anda mungkin juga menyukai