Anda di halaman 1dari 2

DD 3 Akalasia

Definisi
Keadaan khas, tidak adanya peristaltis korpus esophagus bagian bawah dan
sfingter esophagus bagian bawah (SEB) yang hipertonik sehingga tidak bias
mengadakan relaksasi secara sempurna pada waktu menelam makanan
Etiologi
Primer :
 kelainan tidak diketahui, diduga oleh karena virus neutropik yang berakibat
lesi pada nucleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia misenterikus
pada esophagus.
 Faktor keturunan juga cukup berpengaruh
Sekunder :
 infeksi (e.g: Peny. Chagas)
 tumor intraluminer (e.g: tumor kardia)
 perdorongan ekstra luminer (e.g: pseudokista pankreas)
 Kemungkinan lain oleh karena obat antikolinergik atau paska vagotomi

Epidemiologi
Penyakit ini reltif jarang dijumpai. Data Dept. Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM terdapat 48 kasus dalam kurun waktu 5 tahun (1984-1988). Sebagian
besar kasus terjadi pada umur pertengahan dengan perbandingan jenis kelamin
sama
Patofisiologi
Adanya hubungan kenaikan SEB dengan sensitifitas terhadap hormone
gastrin. Panjang SEB manusia 3-5 cm, sedangkan tekanan SEB basal normal rata-
rata 20 mmHg. Pada akalasia tekanan SEB meningkat kurang lebih dua kali yaitu
sekitar 50mmHg. Gagalnya relaksasi SEB ini disebabkan penurunan tekanan
sebesar 30-40% yang dalam keadaan normal turun sampai 100% yang akan
mengakibatkan bolus makanan tidak dapat masuk ke dalam gaster
Manifestasi klinis
- Disfagia, baik cair maupun padat (didapatkan pada 90% kasus)
- Regurgitasi (didapatkan pada 70% kasus)
- Penurunan berat badan (didapatkan pada 50% kasus), tetapi bisa terjadi
kenaikan berat badan kembali oleh karena retensi makanan menjadikan
dilatasi esophagus
Pemeriksaan penunjang
- Radiologis :
• Esofagogram akan tampak gambaran kontur ganda diatas
mediastinum bagian kanan, seperti mediastinum melebar dan adanya
gambaran batas cairan dan udara
• Flouroskopi, terlihat tidak adanya kontraksi esophagus
• Skintigrafi, memberikan makanan yang mengandung radioisotop
- Esofagoskopi

Tatalaksana
- Medikamentosa (umumnya digunakan jangka pendek untuk mengurangi
keluhan)
• Nitrat (isosorbide dinitrate 20 – 120 mg perhari peroral)
• Calcium channel blockers (nifedipine 10 – 20 mg peroral & verapamil
180 – 240 mg peroral)
- Dilatasi sfingter esophagus bagian bawah
- Injeksi toksin botulinum
- Esofagomiotomi
Komplikasi
- Obstruksi saluran pernapasan
- Karsinoma esophagus
- Abses paru
- Pneumonia aspirasi
- Perforasi esophagus
Prognosis
Tergantung pada durasi penyakit dan banyak sedikitnya motilitas. Semakin
singkat durasi dan semakin sedikit motilitas maka prognosis untuk kembali ke
ukuran esophagus normal setelah pembedahan memberikan hasil yang baik
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Jilid II Edisi VI Hal: 1743-
1747

Anda mungkin juga menyukai