Anda di halaman 1dari 23

ISSN 1858-1226

JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 6, Nomor 1, Juli 2010

Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
JURNAL ILMU.ILMU PERTANIAN
ISSN 1858-1226

Terbit Dua Kali SetahunpadaBulan Juli dan Desember,Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitiandan
Pemikirandi Bidang Pemberdayaan Sosial,Ekonomi dan Teknik PertanianTerapan

Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu

Penyunting Pelaksana

R. Hermawan
Ananti Yekti
Miftakhul Arifin
Agus Wartapa

Mitra Bestari
Masyhuri (UniversitasGadjahMada)
Aziz Purwantoro(UniversitasGadjahMada)
E. W. Tri Nugroho (SekolahTinggi PembangunanMasyarakatDesa)
SaptoHusodo (SekolahTinggi PenyuluhanPerlanianMagelang)
Zulkamain (Universitas Jambi)

Sekretariat
Asnuri
Galuh H.E. Akoso
Abdul Hamid

Alamat Penlunting dan Sekretariat: RedaksiJumal llmu-ilmu Pertanian,SekolahTinggi Penyuluhan


Pertanian(STPP) JurusanPenyuluhanPertanianYogyakarla, Jalan KusumanegaraNo. 2 Yogyakarta
Kode Pos55167Telpon(0274)373419Faximile(0274)37 5528E-Mail.' jurnal@stppyogyakarta.com

JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinsei Penvuluhan Pertanian


Magelang JurusanPenyuluhanPeftaniandi Yo gyakarta.

Penyunting menerima sumbangantulisan yang belum pemah diterbitkan dalam penerbitan lain.
Naskahdiketik ataskertasHVS kuarto spasigandasepanjanglebih kurang20 halaman,denganformat
seperli tercantumpada halaman kulit dalam belakang (pedomanpenulisannaskah).Naskah yang
masuk akan dievaluasidan disunting untuk keseragamanformat, istilah dan tata penulisanlainnya
tanpamerubahesensinaskah.Penulisyang arlikelnya dimuat akan mendapatkanlima eksplarcetak
lepasdan satunomor bukti p emvatan.Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Hargaberlangganan
termasukongkoskirim Rp. 50.000,00per tahununtuk duanomorpenerbitan.
JURNAL
ILMU.ILMU PERTANIAN
Volume6, Nomor I, Juli 2010 rssN 1858-1226

DAFTAR ISI
Sertifikasi, Disiplin, Dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian I - 9

Sunamr Samsi Hariadi

Pengaruh Pembelajaran Program Penguatan Kapasitas Kelompok Terhadap l0 - 2l


Dinamika Kelompok Tani

SurachmanSuwardi

Efektivitas Studi Banding Jagung, Tingkat Partisipasi Dan Tingkat 22 - 39


Penerapan Pada Petani Di Kabupaten Kulon Progo

Sujono

Ilubungan Motivasi Terhadap Perilaku Zooteknis Beternak Sapi Perah Anggota 40 - 53


Kelompok Tani Ternakdi Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Sriyanto Dwijatmiko

Potensi Sektor Pertanian Di Jawa Tengah 54 - 68

Efriyani Sumastuti

Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbi Kayu Menjadi Selondok 69 - 78


Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo

Bharoto,Koeswini Tri Ariani

Pengaruh Pemupukan Anorganik Terhadap Kualitas Umbi Benih Bawang Merah 79 -90

Rajiman
54 fumal llntu-ilmu Pertanian, Volume I Nomer 1, Juli 2010

POTENSI SEKTOR PERTANIAI\ DI JAWA TENGAH

(TheAgricultureSectorPotentialsinCentralJavaProvince)

Efriyani Sumastuti

ABSTRACT

The study analyses: 1) the agriculture sector income distribution at


district and city levels in Central Java Province; 2) agriculture sector
potentials at district and city levels in Central Java Province. The study
utilizes time series data fi'om 2005 to 2009 (five years).The result shows that
there is a fair income distribution in agriculture sector among the district and
ciQ levels in Central Java, revealed by the Williamson index of less than 0.05.
Amongst the 29 districts in Central Java, 65(% (19 districts) have promising
potentials in agriculture sector.

Keywords: potentials, agriculture seclor, income distribution

PENDAHULUAN dipercepat tanpa mengorbankan pemerataan


Pembangunan pada hakikatnya distribusi pendapatan.
rnerupakan perubahan yang terencana dari Di r'egara berkembang, termasuk

situasionalyang satu ke situasionalyang lain lndonesia, perhatian terfokus pada dualisme


yang dinilai lebih baik atau adanya proses artara pertumbuhan dan distribusi

perubahanmenuju kehidupan yang iebih baik pendapatan. Kedua hal tersebut sama
(Supriatna,2000). pentingnya, tetapi sulit untuk diwujudkan

Untuk meningkatkan peluang dan secara bersamaan. Pengutamaan yang safu


potensi daerah dalam rangka peningkatan akan mengakibatkanyang lain terkorbankan.
pertumbuhan dan semakin meratanya Jawa Tengah mempunyai luas wilayah

distribusi pendapatan, perlu dicari potensi 3,25 juta hektar yang terdiri dari lahan sawah
yang spesifik masing-masing daerah. Apabila 995 ribu hektar (30,6 o/o) dan lahan bukan
potensi tersebut sudah diketahui, maka perlu sawah2,26 juta hektar (69,4 %). Lahan bukan

didorong dan dikembangkan untuk menjadi sawah merupakan lahan kering, yang

sektor yang diandalkan. Dengan demikian digunakan untuk bangunar/pekarangan,tegal,

diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat perkebunan, hutan, rawa, kolam dan

sebagainya. Sebagian besar penduduk Jawa


Efryani Sunastuti - Potensi Sektor Peftanian Di -Iawa Tengah 55

Tengah (sekitar 51 %) bekerja di sektor multidimensional, denganmelibatkan segenap


pertanian (Anonim, 2008). pengorganisasian dan meninjau kembali
Laju perhrmbuhan ekonomi di Jawa sistem ekonomi dan sosial secara
Tengah 5,59 % dan kontribusi sektor keseluruhan. Untuk mengukur berhasil
pertanianadalah2,78 yo (BPS, 2007). Apabila tidaknya pembangunan,salah satu cara adalah
dibandingkan dengan sektor lain, sektor dengan melihat ada tidaknya peningkatan
pertanian mempunyai kontribusi yang relatif pendapatan dan output. Untuk keperluan
kecil, sedangkan sebagian besar penduduk tersebut, maka pembangunan tidak dapat
bekerja di sektor pertanian. dipisahkan secarategas denganperfumbuhan.
Berdasarkan latar belakang dan Menurut Todaro (2000), ada empat
mendukung kebijakan Gubernur Jawa Tengah pendekatan dalam pembahasan tentang
mengenai "Bali Ndeso Mbangun Deso", maka pembangunan ekonomi setelah perang dunia
perlu dianalisis bagaimana distribusi kedua, yaitu :
pendapatansektor pertanian Kabupaten/ Kota
l. Model pertumbuhanbertahap linier
se Provinsi Jawa Tengah. Di samping itu
Model ini dikemukakan oleh Rostow
perlu juga dianalisis potensi Kabupater/ Kota
yang menyatakan bahwa setiap masyarakat
di sektor pertanian, sehingga laju
pasti terletak dalam salah satu dari lima
pertumbuhanekonomi dapat dipercepat.
tahapan ekonomi yang ada. Kelima tahapan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
ekonomi tersebut adalah tahapan masyarakat
menganalisis pemerataan pendapatan sektor
tradisional, penyusunan kerangka dasar,
pertanian antar Kabupaten dan Kota serta
tinggal landas, kematangan ekonomi dan
potensi sektor pertanian Kabupaten dan Kota
konsumsi massal yang tinggi. Salah satu cara
di Provinsi Jawa Tengah.
untuk mencapai tahapantinggal landas adalah
Pembangunan merupakan tekad suatu
dengan pengerahan dana tabungan. Dana
masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin
tersebut digunakan untuk memacu investasi
melalui serangkaiankombinasi proses sosial,
agar laju pertumbuhan ekonomi dapat
ekonomi dan institusional demi mencapai
dipercepat.
kehidupan yang lebih baik. Proses
2. Model perubahanstruktural
pembangunan harus mampu membawa
Model perubahan struktural
manusia melampaui pengutamaanmateri dan
memusatkan perhatian pada mekanisme yang
aspek-aspekkeuangan dari kehidupan sehari-
memungkinkan adanya transformasi struktur
hari. Dengan demikian, pembangunan harus
perekonomian. Transformasi tersebut
dipahami sebagai suatu proses yang

Sekolah 7lnggi Ilmu Pertanian Farminmg Semarang


56 Iumal llmu-ilmu Pertanian. Volume 6, Nomer 1, Juli 2010

merupakan perubahan dari pola produksi barang dan jasa. Menurut

perekonomian pertanian subsisten tradisional Suparmoko (1994), alat pengukur

menjadi perekonomian yang lebih modem. pertumbuhan antara lain dengan : (l) Produk

Perkonomian yang lebih modern ditandai domestik bruto (PDB). PDB merupakan

dengan kehidupan yang berorientasi pada jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan

perkotaan, kehidupan yang lebih bervariasi oleh suatu perekonomian dalam satu tahun

serla memiliki sektor industri manufaktur dan dinyatakan dalam harga pasar. (2) Pendapatan
jasa yang tangguh.Dalam analisis,model ini per kapita atau PDB per kapita. PDB per
menggunakan konsep harga dan alokasi kapita adalah jumlah PDB dibagi dengan

sumber daya, serta metode ekouometri untuk jumlah penduduk. PDB tidak mencerminkan

menjelaskanterjadinya prosestransformasi. kesejahteraanekonomi yang sesungguhnyadi


suatu negara, sebab angka PDB yang tinggi
3. Modei revolusi ketergantungan
belum tentu diterima secara merata oleh
internasional
seluruh penduduk. (3) Pendapatan per jam.
Model ketergantungan internasional
Pendapatan per jam kerja merupakan salah
menyatakan bahwa negaru dunia ketiga
satu alat ukur maju tidaknya suatu
merupakan korban kekakuan aneka faktor
perekonomian. Pada umumnya, untuk jenis
kelembagaan, politik dan ekonomi. Negara
peke{aan yang sama, upah per jam kerja
dunia ketiga terjebak kedalam perangkap
negara maju lebih besar. (4) Harapan hidup
ketergantungan dan dominasi negara kaya.
waktu lahir. Harapan hidup waktu lahir dapat
Oleh karena itu perlu didorong untuk dapat
digunakan untuk melihat kemajuan dan
lebih mandiri dan independen.
kesejahteraan suatu perekonomian. Secara
4. Model kontraevolusineoklasik
tidak langsung kesejahteraanmasyarakat bisa
Model ini menegaskan bahwa
dilihat dari kemampuan seseorang untuk
keterbelakangan negara berkembang berasal
memenuhi semua kebutuhan barang dan jasa,
dari buruknya alokasi sumber daya yang
termasuk kesehatan. (5) Produk Domestik
bertumpu pada kebijakan pengaturan harga Regional Bruto (PDRB). Produk dornestik
yang tidak tepat serta adanya campur tangan
bruto (PDB) merupakan hasil semua kegiatan
pemerintah yang berlebihan. Pertumbuhan yang dikerjakan di dalam negeri, termasuk
merupakan salah satu tolok ukur r.rntuk
kegiatan orang asing di suatu negara. PDB
mengetahui maju tidaknya perekonomian di
digunakan untuk keperluan konsumsi rumah
suaflr negara. Pertumbuhan didefinisikan tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan
sebagaiukuran fisik yang berupa peningkatan modal tetap domestik (investasi) dan ekspor
Efn'yani Sumastuti - Potensi Sektor Pertanian Di -Iawa Tengah 57

neto. PDRB sama dengan PDB tetapi pada tertentu dari total penduduk dengan
wilayah yang lebih sempit (propinsi dan persentase pendapatan yang benar-benar
Kabupater/ Kota). PDRB Jawa Tengah diperolehdari total pcndapatandalam periode
dibedakan menjadi dua didasarkan pada waktu tertcntu. Untuk mengetahui
permintaan dan penau aran. Dari sisi ketimpangan atau ketidakmerataan
permintaan, PDRB digunakan untuk pendapatan,dilakukan perhitungankoefisien
keperluankonsumsi rumah tangga,konsumsi Gini. Angka koefisicn Gini berkisar antara
lembaga swasta nirlaba, konsumsi nol hingga satu. Pada kenyataannya,negara
pemerintah,pembentukanmodal tetap bruto, yang distribusi pendapatannyarelatif merata
perubahanstok, ekspor barang dan jasa serta mempunyaiangkakoefisienGini sebesar0,20
impor barang dan jasa. Dari sisi penawaran, sampai 0,35; sedangnegaradengandistribusi
PDRB dibedakan menurut lapangan usaha, pendapatankurang merata angkanya berkisar
yang meliputi sektor pertanian: perlambangan antara0,50hingga0.70 (Todaro,2000).
dan penggalian; industri pengolahan;listrik,
2. Distribusi fungsional
gas dan air bersih; bangunan; perdagangan,
Distribusi fungsional icbih terfokus
hotel dan restoran; pengangkutan dan
pada bagian pendapatan nasional yang
komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa
diterima oleh masing-masingfaktor produksi.
perusahaansertaj asa-jasa.
Teori ini pada dasarnya mempersoalkan
Distribusi pendapatan persentasepenghasilan tenaga kerja secara
Distribusi pendapatan merupakan keseluruhan dan membandingkan dengan
unsur penting yang harus dipcrhatikan untuk persentasetotal penapatan yang dibagikan
mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan dalam bentuk sewa,bunga dan laba.
suatu bangsa. Ukuran distribusi pendapatan Hubungan antara pertumbuhan
dibedakan menjadi : ekonomi dan distribusi pendapatan banyak
diperdebatkan. Sebab apabila suatu negara
l. Ukuran distribusi
rnenginginkan pertumbuhan ekonomi yang
Ukuran ini secara langsung
tinggi, pada umumnya hasil tersebut tidak
menghitung jumlah penghasilan yang
dapat dinikmati oleh semua masyarakat
diterima oleh setiap individu atau rumah
secara merata. Sebaliknya apabila distribusi
tangga. Unfuk analisis statistik digunakan
pendapatan yang diutamakan, pertumbuhan
kurva Lorenz. Kurva Lorenz menunjukkan
ekonomi tidak secepat yang diharapkan.
hubungan kuantitatif aktual antara persentase
Dengan demikian perlu dicari upaya agar
jumlah penduduk penerima pendapatan
keduahal tersebutdapatberjalanbersamaan.

Sekolah I)nggi llrnu Pertanian Famintng Semarang


58 Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Nomer l, fuli 2010

Menurut Todaro (2000), terdapat dua Argumen tandingan berpendapat

argumen yang berkaitan dengan hubungan bahwa pemerataanpendapatanyang lebih adil

antara perfumbuhan ekonomi dan distribusi tidak dapat dinouror duakan. Sebab hal
pendapatan,yaitu: tersebut merupakan suatu kondisi penting

a. Argumen tradisional atau syarat yang harus diadakan rmtuk


Sebagian teori yang ada menyatakan menunjang pertumbuhan ekonomi.

bahwa distribusi pendapatan yang tidak Alasannya:

merata merupakan sesuatu yang terpaksa l). Ketimpangan yang besar dan kerniskinan

dikorbankan untuk memacu laju pertumbuhan telah menciptakan masyarakat rniskin

ekonomi secaracepat. tidak mempunyai akses terhadap

Argumen dasarnya adalah perolehan kredit. Masyarakat ini juga

ketimpangan pendapatan merupakan kondisi tidak dapat membiayai pendidikan anak,

sementara yang tidak terelakkan. tidak punya peluang investasi secarafisik

Ketimpangan tersebut sebagai akibat dari maupun keuangan serta memilih banyak

akumulasi pendapatan perorangan dan anak sebagai sumber jaminan di hari tua.
perusahaan yang tinggi. Akumulasi Faklor-faktor tersebut secara bersama-

dimaksudkan untuk membentuk formasi sama menjadi penyebab rendahnya

modal yang kuat guna merangsanginvestasi pertumbuhan.

dan pertumbuhan. Apabila hal tersebut terus 2). Di negara dunia ketiga, orang kaya ticlak

berlangsung, maka akan tercipta pendapatan dapat diharapkan kesediaannya unfuk

nasional serta pendapatan per kapita yang menabung dan menanamkan modal

tinggi, sehinggadapatdidistribusikankembali dalamperekonomiandomestik.

kepada masyarakat melalui program 3). Pendapatan,Iaraf hidup dan produktivitas


peryajakan dan subsidi. Tetapi usaha kaum rniskin rcndah, sehingga

pendistribusian kembali pendapatan akan rnengakibatkan perfumbuhan ekonomi

rnengakibatkan laju pertumbuhan menurun. secarakeseluruhanmenjadi rendah

Karena turunnya laju pernrmbuhan dianggap 4). Untuk meningkatkan tabungan dan

sebagai hal yang negatif, maka investasi domestik guna mempercepat

pendistribusian kembali terpaksa ditunda. pertumbuhan, maka perlu peningkatan

Dengan demikian akan terjadi penundaan pendapatan penduduk miskin. Sebab

terus menerus dan ketimpangan distribusi kenaikan pendapatanakan meningkatkan


pendapatanterus akan berlangsung. permintaan terhadap barang-barang
produksi.
b. Argumen tandingan
Efrt'yani Sumastuti - Potensi Sektor Pertanian Di Jawa Tengah 59

5). Distribusi pendapatan yang kurang adil Y1 Pendapatan per kapita sektor
akan menjadi penghambat kemajuan PertanianKabupaten/ Kota
ekonomi. Y Pendapatan per kapita sektor
PertanianProvinsi Jawa Tengah
METODE PENELITIAN
q = Jumlah penduduk Provinsi Jawa
Dalam penelitian ini digunakan studi
Tengah
pustaka/literatur sebagai obyek kajian.
N : Jumlah penduduk Kabupaten/ Kota
Literatur pada hakekatnya merupakan hasil
Untuk menganalisispotensi daerah
olah budi manusia dalam bentuk karya tulis
yang perlu unfuk dikembangkan dilakukan
guna menuangkan gagasan/pandanganhidup
perhitungan Location Quatient (Kafelbang,
seseorangatau sekelompokorang. Penelitian
2002) sebagaiberikut :
terhadap literatur bukan berarli melakukan
penelitian terhadap buku semata, tetapi lebih
,s,,tal

ditekankan kepada esensi yang terkandung


Y" 5,,,, Yo
LQ:-+_:
dalambuku tersebut(Subiyanto,I 987). "ip Y,, S,
Data yang digunakan dalam penelitian t,
ini adalah data sekunder yang meliputi : LQ : Location
Quatient
PDRB atas harga konstan 2000 Provinsi Yaj : PDRB Kabupaten/Kotaj

Jawa Tengah tahun 2003 - 2007; PDRB atas Siaj : Nilai tambah sektor pertanian
harga konstan 2000 untuk wilayah Kabupaten terhadapPDRB Kabupaten/ Kota j
dan Kota se Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 Ye : PDRB JawaTengah
- 2007; jumlah penduduk Kabupaten dan S;p : Nilai tambah Kabupaten/Kota

Kota se Provinsi Jawa Tensah tahun 2003 - terhadapPDRB Jawa Tengah


2007.
PEMBAHASAN
Unruk menganalisis pemerataan
Perhrmbuhan ekonomi Jawa Tengah
pendapataan sektor pertanian digunakan
sangat berfluktuasi. Tantangan perekonomian
metode indeks Williamson (Wulandari,2O0l)
yang berat akibat gejolak ekonomi dan
sebasaiberikut :
nlor-rcter pada tahun 1997, membawa
+

Frr,-n!- n
pengaruh buruk bagi kondisi perekonomian
IW: " Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi turun
Y
dari 7,3o/o menjadi 3,03 oA. Tahun 1998
IW : IndeksWilliamson
pertumbuhan ekonomi minus I1,74"/o. l|l4:ulai
tahun 1999 sampai dengan 2007 pernrmbuhan

Sekolah Tinggi llmu Pertanian Farminmg Semarang


60 fumal Umu-ilmu Pertanian,Volume6, Nomer 1, Juli 2010

ekonomi Jawa Tengah menunjukkan tahun (BPS, 2007).

perbaikan, yaitu antara 3 sampai 5% setiap


Pertanian meruPakan sektor utama untuk tanaman pangan dan hortikultura

perekonomian Jawa Tengah. Secara 1,7 juta Ha, yang terdiri dari lahan

administrasi Provinsi Jawa Tengah terbagi sawah 995,5 ribu Ha dan lahan kering

atas 29 kabupaten dan 6 kota. Luas 763,3 ribu Ha (Anonim, 2008). Menurut

Wilayah Jawa Tengah pada tahun 2008 penggunaannya, luas lahan sawah terbesar

tercatat sebesar 3,25 juta Ha atau sekitar beririgasi teknis (38,26 persen), sisanya

25,04% Pulau Jawa. Luas yang ada terdiri beririgasi setengah teknis, tadah hujan dan

dari dari 0,99 juta Ha (30,600/o) lahan lainlain. Produksi, penyediaandan kebutuhan

sawah dan 2,26 juta Ha (69,400/o)lahan pangan di Jawa Tengah pada tahun 2006

bukan sawah. Luas lahan yang digunakan dapatdilihatpada Tabel l

Tabel 1. Produksi, Penyediaandan Kebutuhan PanganJawa Tengah 2006 (ton)

I Padi 8.503.523 4.472,431 3.651.773 820.658


2 Jagung 1.505.706 1.204.565 529.s63 675.002
J Kedelai 117.068 t06.532 339.998 -233.466
A Daging 553.021 553.021 176.658 376.163
5 Telur 121.196 121.196 101.118 20.078
6 Ikan 36',7.43r 367.43r 555.886 - 188.455
7 Susu 801.29 801.29 99.596 - t94.67
8 Gula 2r8.070 218.070 238.91l -20.842
Sumber:BBMKP JawaTengah(2006),diolah

Keterangan Kebutuhan Konsumsi :


Beras : 113,85kg/kaP/tahun Susutberas : 16,78%

Jagung : 16,51 kg,&aPltahun Susutjagung :20oh

Kedelai : 10.60 kglkaP/tahun Susutkedelai :9%o

Konversi dari GKG ke beras:63,20%o

Profil sektor pertanian secara luas di palawija, sayuran dan buah-buahan. Di

Jawa Tengah dibedakanmenjadi beberapasub semua kabupaten/Kota terdapat tanaman

sektor, yaitu : padi dengan luas panen dan produktivitas

l. TanamanPangan yang bervariasi. Secara umum,

Tanaman pangan Yang ada dan produktivitas tanaman pangan (padi,

diproduksi di Jawa Tengah meliputi padi, palawija, sayur dan buah) pada tahun 2008
Efiiyani Sumastuti - Potensi SektorPertanian Di Jawa Tengah 61

mengalami peningkatan dibandingkan beberapa komoditas tanaman pangan


tahun 2007. Luas panen dan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Panendan Produktivitas BeberapaKomoditas Tanaman


PansanTahunn 2008
Komoditas Luas Panen(Ha) Produktivitas &u,/Ha)
Padi r.659.314
Jagung 639.3s4 41,92
Ketela 191.053 164,32
Kacangtanah 135,3 IZ,JO

Kedele 111 , 6 5 14,96


Sumber: BPS (2009)
2. Perkebunan dalam lima tahun terakhir mengalami
Tanaman perkebunan yang ada di fluktuasi, terutama untuk komoditas karet,
Jawa Tengah, berdasarkan pada teh, cengkeh, kelapa, tebu, kapok, kopi,
pengelolanya dibedakan menjadi tembakau,jambu mete dan nilam, seperti
perkebunan besar dan perkebunan rakyat. pada Tabel 3.
Luas dan produksi tanaman perkebunan

Tabel 3. Luas dan Produksi beberaoaTanaman Perkebunan

Komoditas Luas tanaman(Ha) Produksi (ton)


Kelapa 253.268,t6 395.792,64
Karet 2.597,46 71? ?S

Teh 5.t56,43
Cengkeh 34.642,6 5.869,27
Tebu 60.615,98 272.007,97
Kapok 43.469,83 39.570,08
Kopi 35.004,67 r4.292,31
Tembakau 36.778,31 ?5 ??l ?

Jambu mete 26.364,85 8.537,49


Nilam 3.785,03 12.464,29
Sumber: BPS (2009)diolah
3. Peternakan
Jenis temak yang diusahakan di Jawa dan unggas. Produksi hasil temak secararinci
Tengah terdiri dari: terrak besar, ternak kecil dapat dilihat pada Tabel 4.

Sekolalt Tinggi Ilmu Pertanian Farminmg Semarang


62 fumal llmu-ilmu Pertanian,Volume6, Nomer 1, JuIi 2010

Tabel.4. ProduksiHasil TemakTahun2008


Tabel 5. Produksi Perikanan di Jawa Tengah
Komoditas Produksi
Jenis Perikanan Produksi(ton)
l. Telur (kg)
a. Ayam ras 127.s60.512 t
l. Perikanan Iaut
b. Ayam kampung 29.s7s.196
a. Budidaya 2.249
c. Itik 25.050.605
b. Penangkapan 174.587,9
d. Burung puyuh 9.169.290
2. Susu sapi & kambing (l) 89.916.259 2 . Perikanandarat
3. Kulit (lembar) 126.457,2
a. Budidaya
a. Sapilkerbau 255.872
b. Perairan umum 17.536,8
b. Kambing/domba 1.128.589
4. Daging (kg) Sumber:BPS(2009)
a. Sapi
b. Kerbau 45.735.802
c. Kuda 2.701.664
d. Babi 2.304 Tabel6. Luas Hutan di JawaTengah
e. Kambing 2.090.373
Jenis hutan Luas (Ha)
f. Domba 53
9.654.7
g. Ayam ras 6.066.603 Hutanproduksi 551.245,37
h. Ayam kampung 77.868.000
36.067.550 Hutanlindung 77.724,94
i. Irik
3.029.238 Hutanwisata 7.382,56
Sumber: BPS (2009)diolah Sumber:BPS(2009)

4. Perikanan
Kegiatan Sub sektor perikanan di Jawa Pemerataan Pendapatan Sektor Pertanian

Tengah meliputi perikanan laut dan perikanan di Jawa Tengah

darat. Perikanan laut terdiri dari budidaya dan Pendapatan nasional/regional dapat

penangkapan, sedangkan perikanan darat diumpamakan sebagai kue. Apabila kue

meliputi budidaya tambak, kolam, karamba tersebut dapat dibagikan secara merata

dan sawah serta perairan umum. Produksi kepada seluruh penduduk di suatu Wilayah,

perikanan di Jawa Tengah seperti pada Tabel maka dikatakan bahwa distribusi

5 pendapatannya merata. Sebaliknya, apabila


pembagian tidak merata (berfluktuasi, ada
5. Kehutanan
yang kecil, sedang dan besar), maka
Menurut fungsinya, hutan di Jawa
dikatakan ada ketimpangan distribusi
Tengah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
dan hutan pendapatan(BPS, 2007). Pada kenyataannya,
hutan wisata, hutan lindung
besarnya pendapatan seseorang di
produksi. Luas masing-masing hutan tersebut
lingkungannya tidak mungkin sama persis
di atas seperti pada Tabel 6.
dan merata. Sebab pendapatan seseorang
Efriyani Sumastuti- PotensiSektorPetanian Di lawa kngah 63

ditentukan oleh banyak faktor, antara lain Tengah tidak hanya terjadi antar
kondisi sosial, ekonomi, budaya dan Kabupaten/Kota, tetapi juga terjadi antar
bagaimana seseorang memandang dan sektor ekonomi, seperti pada Tabel 8
menyikapi hidup.
Untuk mengukur kesenjangan distribusi Tabel 8. Indeks Williamson Antar Sektor
Ekonomi Di Jawa Te
pendapatan digunakan indeks Williamson.
Tahun IndeksWilliamson
Apabila nilai indeks mendekati nol maka Harsaberlaku Harsakonstan
tingkat kesenjangan distribusi pendapatan 2003 0,62 0,59
2004 0,64 0,59
semakin kecil (semakin merata). Sebaliknya, 2005 0,69 0,63
apabila nilai indek semakin jauh dari nol, 2006 0,66 0,62
2007 0.59 0.57
maka kesenjangan semakin lebar. Besamya Rerata 0.64 0.60
indeks Williamson Antar Kabupaten/Kota di Sumber:BPS(2007)

Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 7.


Apabila dilihat khusus untuk sektor pertanian,
Tabel T. Indeks Williamson Antar
maka nilai indeks Williamson di bawah 0,1.
Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah
Hal tersebut terjadi baik di Kabupaten
Tahun IndeksWilliamson
Hargaberlaku Hareakonstan maupun Kota. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pemerataan pendapatan di
2003 0,70 0,65
2004 0,72 0,66 sektor pertanian relative merata. Untuk lebih
2005 0,74 0,67 jelasnya, nilai indeks Williamson untuk
2006 0,73 0,67
2007 0,73 0,67 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dapat
dilihat pada Tabel 9 dan 10.
Rerata 0,72 0,66
Sumber:BPS(2007) Dari Tabel 9 dan 10 diketahui bahwa
nilai indeks Williamson antara Kabupaten dan

BerdasarkanTabelT diketahui bahwa selama Kota di Jawa Tengah tidak banyak berbeda.

kurun waktu 5 tahun (2003 - 2007), distribusi Dengan nilai indeks Williamson tersebut

pendapatan di Provinsi Jawa Tengah belum dapat dikatakan bahwa di sektor pertanian,

merata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai pendapatan lebih merata. Hal ini terjadi

indeks Williamson yang jauh dari nol (rata- karena beberapahal, antara lain adalah : rata-

rata 0,72 dan 0,66). Hal ini terjadi karena rata kepemilikan lahan di sektor pertanian

adanya perbedaankondisi sosial dan ekonomi hampir sama, dalam pengelolaan produksi,

arLtara Kabupaten/ Kota yang satu dengan khususnya penggunaan input produksi

yang lain. Kesenjangan pendapatan di Jawa tertentu dan pemeliharaat ada subsidi dari

Sekolah Tinggi IImu Pefianian Farminmg Semarang


64 fumal llmu-ilmu Pertanian,Volume6, Nomer I, Iuli 2010

pemerintah serta harga input dan output di pendapatan yang lebih merata dibandingkan

Jawa Tengah relatif homogen. dengan Kabupaten yang lain. Sementara itu,

Tabel 9. Nilai IndeksWilliamson Kabupaten Cilacap mempunyai distribusi


(IW) Kabupaten
pendapatan di sektor pertanian yang kurang
Kabupaten IW
merata dibandingkan dengan Kabupaten lain.
Cilacap 0,035
Banyumas Adanya kesenjangandistribusi pendapatandi
0,02
Purbalingga 0,003 sektor pertanian disebabkan oleh banyak hal,
Banjarnegara 0,003 antara lain adalah : adanya perbedaanpotensi
Kebumen 0,008
daerah masing-masing, kebijakan pemerintah
Purworejo 0,006
Wonosobo 0,002 daerah karena otonomi daerah dan budaya
Magelang 0,003 lokal.
Boyolali 0,011
Klaten Tabel l0 menunjukkan bahwa di Wilayah
0,002
Sukoharjo 0,002 Kota, distribusi pendapatan sektor pertanian
Wonogiri 0,012 yang lebih merata di Kota Magelang dan
Karanganyar 0,004
Sragen 0,001 Kabupaten Pekalongan (0,003), sedangkan
Grobogan 0,005 yang kurang merata ada di Kota Semarang
Blora 0,006 (0,04).
Rembang 0,011
Pati 0,004 Tabel10.Nilai IndeksWilliamson
Kudus 0,013 (IW) Kota
Jepara 0,007 Kota IW
Demak 0,003 Magelang 0,003
Semarang 0,008 Surakarta 0,016
Temanggung 0,0004 Salatiga 0,004
Kendal 0,004 Semarang 0,040
Batang 0,003 Pekalongan 0,003
Pekalongan 0,007 Tegal 0.004
Pemalang 0,018 Sumber: BPS(2009)
Tegal 0,026
Brebes 0.026
Sumber: BPS(2009)
Potensi Sektor Pertanian di Jawa Tengah

Tabel 9 menunjukkan bahwa indeks Untuk menentukan potensi spesialisasi

Williamson terendah ada di Kabupaten suatu daerah terhadap aktivitas ekonomi

Sragen (0,001) dan tertinggi di Kabupaten utama atau untuk menentukan sektor

Cilacap (0,035). Di sektor pertanian, unggulan digunakan pendekatan LQ

Kabupaten Sragen mempunyai distribusi (Location Quotient). Pendekatan ini


Efriyani Sumastuti - Potensi Sektor Pertanian Di Jawa Tengah 65

potensisektorekonomiyang
menggambarkan
Tabei11.IndekLQ Sektor
Pertanian
padabesarkecilnyanilai tambah
didasarkan Di Jawa
PDRB di setiapKabupaten/Kota
di Jawa No Kabupate/Kota LQ

Tengah. LQ sektorpertanian
Besarnya untuk Kabupaten
1. Cilacap 0,79
masing-masing
Kabupaten/Kota di Jawa 2. Banyumas 1,06
a
Purbalingga 1\4
dapatdilihatpadaTabel11.
Tengah
A
a. Banjarnegara 1,87
Berdasarkan
Tabel11diketahui
bahwa 5. Kebumen 1,60
diantara29 Kabupaten
dan 6 Kota di Jawa 6. Purworejo 1,59
7. Wonosobo 2,16
Tengah,tidak ada Kota yang mempunyai 8. Magelang ljg

potensi sektorpertaniansedangkan
untuk 9. Boyolali 1,58
10. Klaten 0q1
Kabupatenterdapat19 yang mempunyai 11. Sukoharjo 0,93
a al
potensipengembangan
sektorpertanian. t2. Wonogiri zrJ I
tJ. Karanganyar 1,00
Secaraumum tingginyaLQ sektor 14. Sragen 1,64
pertaniandi 19 Kabupaten
didominasioleh 15. Grobogan 2,01
16. Blora 2,48
besarnyanilai tambah bruto sub sektor t'7. Rembang ? 15
tanaman
bahanmakanan.
Tetapiadadaerah 18. Pati 1,63
19. Kudus 0,11
tertentu yang berasal dari sub sektor 20. Jepara |il\

perkebunan,
petemakan
atauperikanan.
Dari 21. Demak 2,08
22. Semarang 0,68
yang mempunyai
19 Kabupaten potensidi Temanggung 1,46
1/1
sektor pefianian, Kabupaten Brebes Kendal I t\

25. Batang 1,34


mempunyai
nilaiLQ tertinggi(2,52).Hal ini 26. Pekaiongan 0qs
ter.ladikarenaKabupaten
Brebesmerupakan 27. Pemalang I aa
| )zJ
28. Tegal 0,69
sentrakomoditas
bawangmerah,di samping 29. Brebes )\)
potensialuntuk tanamanperkebunandan Kota
3 0 . Magelang 0,16
kehutanan.
LQ terendahadalahKabupar;n Jl. Surakarta 0,00
na
(1,06).Untuklebihrinci,LQ sub
Banyumas J /". Salatiga 0,26
JJ. Semarang 0,06
sektortanaman perkebunan,
bahanmakanan, a^
J+. Pekalongan 0,39
peternakan, dan perikananuntuk
kehutanan 3 5 . Tesal 0.42
Sumber: BPS(2007)
l9 Kabupaten
dapatdilihatpadaTabel12.

Sekolah Tinggi IImu Pefianian Farminmg Semarang


Jumal lLmu-ilmuPertanian,Volume6, Nomer 1, JuIi 2010

Tabel 12.LQ SubSektorPertanian


LQ LQ LQ LQ LQ
no Hut Ikan
Kab/l(ota LQ TBM Kbn Temk
I
Banyumas 1,06 1,04 1)1
1,04 2,24 0,98
2 Purbalingga 1,54 154
1,54 2,07 2,39 1,27
', ?')
J Banjamegara 1,87 )1) 0,66 0,79
4 Kebumen I,60 1,87
1,87 l?? 3,04 0,76
5 Purworejo 1,59 1,69 1 'r1
1,69 4,37 1,01
6 Wonosobo 2,16 )\
)5 2,74 8,46 0,74
7 Magelang 1,39 1 5'7
157 1 )'7 4)q 0,5
8 Boyolali 1,58 7,59
1,59 3,83 1,04 0,41
9 Wonogiri 2,31 3,08
3,08 1,18 0 , 1I 0,21
l0 Sragen 1,64 2,03
2,03 1,07 0,93 0,77
11 Grobogan 2,01 ?5R
2,58 0,97 3,04 o 11
t2 Blora 2,48 2,36 0,09
2,36 1,01 39,6
l3 Rembang ? l{ 1A
1,29 {o?
t4 Pati 1,63 1,56 4,64
1,56 0,91 1,38
a A1
15 Demak 2,08 Lrl L
4,33
2,41 0,85 0,04
16 Temanggung 1,46 1,56 'l 11
0,23
1,56 lrl L 1,65
t7 Batang 1,34 1,1 1,99
1,1 1,36 2,08
l8 Pemalang 7,26 t?
1,26 1,08 0,19 - ) v

') \) ?05
l9 Brebes
3,05 1.9 9.28 2.68

Sumber: BPS(2007dan2009)diolah
padaPDRBhargakonstantahun2000
Catatan: datadidasarkan

Dari Tabel 12 diketahui bahwa Untuk sub sektor tanaman bahan


masing-masing Kabupaten mempunyai makanan,daerah yang berpotensimeliputi
potensi sub sektor pertanian Yang Kabupaten : Purbalingga, Banjamegara,
berbeda.Potensi Kabupaten berdasarkan sub Kebumen,Purworejo,Wonosobo,Magelang,
sektorpertanianadalah: Boyolali,Wonogiri,Sragen, Blora,
Grobogan,
1. Sub sektor tanaman bahan makanan Rembang, Pati, Demak, Temanggung,
(rBM) PemalangdanBrebes.
Efriyani Sumastuti - Potensi Sektor Pettanian Di Jawa Tengah 67

2. Sub sektor tanamanperkebunan Jawa Tengah relatif merata. Hal ini


Untuk sub sektor perkebunan, daerah ditunjukkan dengan nilai indeks
yang berpotensi meliputi Kabupaten : Williamson kurang dari 0,05.
Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Potensi sektor pertanian berada di
Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Wilayah Kabupaten. Di Jawa Tengah,
Wonogiri, Sragen, Grobogan, Blora, dari 29 Kabupaten yang ada, 65 % (19
Rembang, Pati, Demak, Temanggung, Kabupaten) mempunyai potensi sektor
Pemalangdan Brebes. pertanian.
3. Sub sektor Petemakan J. Potensi sub sektor pertanian antar
Untuk sub sektor petemakan, daerah Kabupaten yang berpotensi pertanian
yang berpotensi meliputi Kabupaten : berbeda-beda, tergantung pada kondisi
Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dan lingkungan masing-masing daerah.
Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali,
Rembang, Temanggung dan Brebes. DAFTAR PUSTAKA
4. Sub sektor kehutanan
Anonim, 2008. Pembangunan Pertanian
Untuk sub sektor kehutanan, daerah Jawa Tengah. Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang berpotensi meliputi Kabupaten :
Provinsi JawaTensah.
Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara,
Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, BPS, 2007. Tinjauan PDRB Kabupaten/ Kota
se- Jawa Tengah. Semarang
Grobogan, Blora, Rembang, Pati,
Temanggung dan Brebes.
-------, 2007. Pemerataan Pendapatan dan
5. Sub sektorperikanan Pola Konsumsi Penduduk Jawa
Tengah. Semarang.
Untuk sub sektor perikanan, daerahyang
berpotensi meliputi Kabupaten : Purbalingga,
2009. Jawa Tengah Dalam
Rernbang, Pati, Demak, Batang, Pemalang Angka.Semarang.
dan Brebes.
Kafelbang Ruth Lusiana, 2002. Analisis
Distribusi Pendapatan Di Nusa
KESIMPULAN Tenggara Timur. Skripsi 51 tidak
dipublikasikan,UNDIP, Semarang.
Berdasarkanhasil analisis data dan
pembahasanyang telah disampaikanpada
Subiyanto Ibnu, 1987. Metodologi Penelitian
Bab sebelumnya,maka dapat disimpulkan : (Manajemen dan Akuntansi). UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
l. Pemerataanpendapatansektor pertanian
antar Kabupaten dan Kota di Provinsi

Sekolah Tinggi llmu Pefianian Farminmg Semarang


68 Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Nomer I, fuli 2010

Suparmoko, 1994. Pengantar Ekonomika Todaro MP, 2000. PembangunanEkonomi di


Malvo. Edisi ketiga, BPFE, Dunia Ketiga. Edisi ketujuh,
Yogyakarta. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Supriatna lahya, 2000. Stategi Wulandari Ika, 2001. Analisis Pertumbuhan


Pembangunan dan Kemiskinqn. PT Ekonomi dan Pemerataan
Rineka Cipta, Jakarta. Pendapatan Antar Kecamatan
di Kabupaten Grobogan Skripsi Sl
tidak dipublikasikan, UNDIP,
Semarans.
INDEKS KOMULATIF
ILMU-ILMU PERTANIAN 2O1O

Sertifikasi, Disiplin, dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian | - 9

Sunamr Samsi Hariadi

Pengaruh Pembelajaran Program Penguatan Kapasitas Kelompok 9 - 2l


Terhadap Dinamika Kelompok Tani
SurachmanSuwardi

Efektivitas Studi banding Jagung, Tingkat Partisipasi dan Tingkat 22 * 39


Penerapan Pada Petani di Kabupaten Kulon Progo

Sujono

Hubungan Motivasi Terhadap Perilaku Zooteknis Beternak Sapi Perah 40 -- 53


Anggota Kelompok Tani Ternak di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Sriyanto, Dwi Jatmiko

Potensi Sektor Pertanian di Jawa Tengah 54 - 68


Efriyani Sumasfuti

Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbikayu Menjadi Selondok Desa 69 * 78


Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo
Bharoto, Koeswini Tri Ariani

Pengaruh Pemupukan Anorganik Terhadap Kualitas Umbi Benih 79 - 90


Bawang Merah

Rajiman

Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal Bagi 9l - 103


Masyarakat Pertanian di Pedesaan
Ananti Yekti

Hubungan Antara Modal Sosial dan Modal Manusia Dalam Adopsi 104 - 115
Inovasi Jagung

YohanesG. Bulu

Opini Masyarakat Terhadap Citra Komoditas Pangan Lokal I 16 - l4l


(Studi Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta dan Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM)

Alia Bihrajihant Raya dan Subejo


PengeruhJenisPupuk dan TanamanAntagonisTerhadapIlasil 142- 156
CabeRawit (CupsicumFrutencens)BudidayaVertikultur
Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih,Siti Astuti dan Sukadi

PengembanganUsahaPeternakanSapiMelalui PolaIntegrasi 157- 168


TanamanTernakdanPembangunan KawasanPeternakan

GunawandanAmie SulastiYah

DayaHasil dan Karakter UnggulDominanPada9 Galur dan 3 Varietas 169- 186


Pldti (OryzaSstivaZ,)di Lahan SawahIrigasi Teknis
Suhamo,Nugrohotomo,BharotodanKoeswiniTri Ariani
INDEKS PENGARANG
ILMU.ILMU PERTANIAN2O1O

A
PengaruhJenis Pupuk dan TanamanAntagonis TerhadapHasil
Cabe Rawit (CupsicumFrutencens) Budidaya Vertikulrur
Agus Wartapa. Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti dan Sukadi

Opini Masyarakat TerhadapLlitra Komoditas PanganLokal


(Studi Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta dan lMahasiswa
FakultasPertanianUGM)
Alia Bihrajihant Raya dan Subejo

PerananLembaga Keuangan Formal dan Infomal Bagi


Masyarakat Pertaniandi Pedesaan
Ananti Yekti

B
Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbikayu Menjadi Selondok Desa
Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo
Bharoto, Koeswini Tri Ariani

E
PotensiSektorPertanian
di JawaTengah
Efriyani Sumastuti

G
Pengembangan
UsahaPeternakanSapi Melalui Pola Integrasi
TanamanTernak dan PembangunanKawasan Peternakan
Gunawan dan Amie Sulastiyah

R
engaruh PemupukanAnorganik TerhadapKualitas Umbi Benih
BawangMerah
Rajiman

S
HubunganMotivasi TerhadapPerilakuZooteknisBetemak Sapi Perah
Anggota Kelompok T'aniTernak di Kecamatan GetasanKabupaten Semarang
Srivanto" Dwi Jatmiko
DayaHasil danKarakterUnggul DominanPada9 Galur dan 3 Varietas'
Padi(OryzaSativaL) di LahanSawahIrigasiTeknis
Suharno,Nugrohotono, Bharoto dan Koeswini Tri Ariani

Sertifikasi,Disiplin, danProduktivitasKerja PenyuluhPertanian


Sunarru SamsiHariadi

KapasitasKelompok
ProgramPenguatan
PengaruhPembelajaran
TerhadaPDinamika KelomPokTani
SurachmanSuwardi

Efektivitas StudibandingJagung,Tingkat PartisipasidanTingkat


Penerapan PadaPetanidi KabupatenKulon Progo
Sujono

Y
HubunganAntaraModal SosialdanModal ManusiaDalamAdopsi
InovasiJagung
YohanesG. Bulu
PEDOMAN PENULISAN NASK.{H
DALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN

Naskah dalani Jurnal Ilmu-ilmu Perlanian Metode penelitian, berisi penjelasan


ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa mengenaibahan dan alat yang digunakandalam
Inggris,dengangayabahasaef-ektifdanakademis. penelitian (kalau ada), u'aktu, tempat dan
rancanganpercobaan(teknik analisrs).
Naskahdapatberupahasil penelitianatau
studi pustakayang diketik kompurer (MS-Word Hasil dan pembahasan.disajikan secara
atau yang kompatibel dengan MS-Word) ringkas (dapat dibantu dengantabel, grafik atau
meggunakanspasiganda.tulisan diserlai intisari fhoto-flroto). Pembahasanmerupakan tinjauan
(abstract). Panjang tulisan berkisar antara 16 terhadaphasilpenelitiansecarasingkattetapijelas
sampaidengan20 halamankuarto(A'4). danmerujukpadaliterafurterkait.
Naskahhasilpenelitianmengikuti susunan Kesimpulan dan saran,berisi hasil nyata
sebagai berikut; halaman judul, nama penulis, ataupunkeputusandari penelitianyang dilakukan
alamatpenulis.intisari, kata kunci, pendahuluan, dan saran tindakan lanjut untuk bahan
bahan dan metode. hasil dan pembahasan. pengembangan peneiitianberikutnya.
kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskah
konseptual tersusun atas halaman judul, Daftar pustaka, mentuat semua pustaka
pendahuluan,isi tulisan,penutup,daftarpustaka. yang digunakandalampenulisankarangan.Daftar
pustaka ditulis dalam urutan abjad secara
Grafik dan gambar garis dapat gambar kronologis(uruttahun).
dengan tinta cina atau menggunakanprogram
grafik (komputer),grafik dan gambardiutamakan Penulisan pustaka untuk buku dengan
tidak berwarna (hitam putih). Judul gambar urutan; nama pokol< (keluarga) dan inisial
pengarang,tahun terbit,judul, jilid, edisi, nama
diletakkan di bawah garnbar.diberi nomor urut
penerbitdan tempatterbit. Setiapbagiandiakhiri
sesuaidenganletaknyadan dicetaktebal.Masing-
dengantandatitik.
masing garnbardiberi keterangansingkatdengan
nomor urut yang diletakkandi luar bidanggambar. Penulisanpustakauntuk karangandalam
Gambardangrafik diletakkandi dalamnaskah. buku, majalah,suratkabar,prosedingatauterbitan
lain bukan buku. ditulis dengan urutan; nama
Gambar fhotografis diutarnakan tidak
pokok dan inisial pengarang,tahun terbit, judul
berw'ama(hitam putih) dan dicetak di ataskertas
mengkilap.jelas dan tidak kabur. Nama lain karangan, inisial dan nama editor, judul buku,
(binomial).kataasing,latin danbukankatadalam halaman pertama dan akhir karangan, nama
p e n e r b idt a nt c m p a t e r b i t .
BahasaI n t l o n e s idai c e t a kr n i r i n g .
Redaksimempunyaihak untuk mengubah
Judulharussingkatdanjelasmenunjukkan
identitassubyek,indikasitujuanstudidanmemuat dan memperbaikiejaan,tatatulis dan bahasayang
dimuattanpamengubahesenst.
kata-katakunci. Jumlahkata seyogyanyaberkisar
antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam Bahasa Naskah vang telah ditulis dan sesuai
Indonesiadan BahasaInggris. Nama atau nama- dengan pedoman penulisan jumal ilmu-ilmu
namapenulisditulis tanpagelar. pefianian diterima paling larnbat satu bulan
sebelum bulan penerbitan, dalam bentuk hard
Abstarct (intisari), harus dapat memberi
p ri n t i ng (cetakprinter)dansoli pri nti ng (/i I e).
informasi mengenaiseluruh isi karangan,ditulis
dengansingkat,padatdanjelas dantidak melebihi Naskah dikirimkan kepada M. Adlan
250 kata. ditulis dalam BahasaInggris (untuk Larisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Perlanian
naskah dalam Bahasa Indonesia) dan Bahasa (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian
Indonesia(untuk naskahdalam BahasaInggris), \bgyakarta, Jalan KusumanegaraNomor 2
intisaridisertaike,r,
i.uords(katakunci). Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0271,
P e n d a h u l u a n ,b e r i s i l a t a r b e l a k a n g , 373419 Faximile (0274) 315528. E-Mail:
masalahdantinjauanteori secararingkas. j umal@stppyogyakarla.com

Anda mungkin juga menyukai