Jurnal - Efriyani - 2010 - Potensi Sektor Pertanian Di Jawa Tengah
Jurnal - Efriyani - 2010 - Potensi Sektor Pertanian Di Jawa Tengah
JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 6, Nomor 1, Juli 2010
Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
JURNAL ILMU.ILMU PERTANIAN
ISSN 1858-1226
Terbit Dua Kali SetahunpadaBulan Juli dan Desember,Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitiandan
Pemikirandi Bidang Pemberdayaan Sosial,Ekonomi dan Teknik PertanianTerapan
Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu
Penyunting Pelaksana
R. Hermawan
Ananti Yekti
Miftakhul Arifin
Agus Wartapa
Mitra Bestari
Masyhuri (UniversitasGadjahMada)
Aziz Purwantoro(UniversitasGadjahMada)
E. W. Tri Nugroho (SekolahTinggi PembangunanMasyarakatDesa)
SaptoHusodo (SekolahTinggi PenyuluhanPerlanianMagelang)
Zulkamain (Universitas Jambi)
Sekretariat
Asnuri
Galuh H.E. Akoso
Abdul Hamid
Penyunting menerima sumbangantulisan yang belum pemah diterbitkan dalam penerbitan lain.
Naskahdiketik ataskertasHVS kuarto spasigandasepanjanglebih kurang20 halaman,denganformat
seperli tercantumpada halaman kulit dalam belakang (pedomanpenulisannaskah).Naskah yang
masuk akan dievaluasidan disunting untuk keseragamanformat, istilah dan tata penulisanlainnya
tanpamerubahesensinaskah.Penulisyang arlikelnya dimuat akan mendapatkanlima eksplarcetak
lepasdan satunomor bukti p emvatan.Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.
Hargaberlangganan
termasukongkoskirim Rp. 50.000,00per tahununtuk duanomorpenerbitan.
JURNAL
ILMU.ILMU PERTANIAN
Volume6, Nomor I, Juli 2010 rssN 1858-1226
DAFTAR ISI
Sertifikasi, Disiplin, Dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian I - 9
SurachmanSuwardi
Sujono
Sriyanto Dwijatmiko
Efriyani Sumastuti
Pengaruh Pemupukan Anorganik Terhadap Kualitas Umbi Benih Bawang Merah 79 -90
Rajiman
54 fumal llntu-ilmu Pertanian, Volume I Nomer 1, Juli 2010
(TheAgricultureSectorPotentialsinCentralJavaProvince)
Efriyani Sumastuti
ABSTRACT
perubahanmenuju kehidupan yang iebih baik pendapatan. Kedua hal tersebut sama
(Supriatna,2000). pentingnya, tetapi sulit untuk diwujudkan
distribusi pendapatan, perlu dicari potensi 3,25 juta hektar yang terdiri dari lahan sawah
yang spesifik masing-masing daerah. Apabila 995 ribu hektar (30,6 o/o) dan lahan bukan
potensi tersebut sudah diketahui, maka perlu sawah2,26 juta hektar (69,4 %). Lahan bukan
didorong dan dikembangkan untuk menjadi sawah merupakan lahan kering, yang
menjadi perekonomian yang lebih modem. pertumbuhan antara lain dengan : (l) Produk
Perkonomian yang lebih modern ditandai domestik bruto (PDB). PDB merupakan
dengan kehidupan yang berorientasi pada jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan
perkotaan, kehidupan yang lebih bervariasi oleh suatu perekonomian dalam satu tahun
serla memiliki sektor industri manufaktur dan dinyatakan dalam harga pasar. (2) Pendapatan
jasa yang tangguh.Dalam analisis,model ini per kapita atau PDB per kapita. PDB per
menggunakan konsep harga dan alokasi kapita adalah jumlah PDB dibagi dengan
sumber daya, serta metode ekouometri untuk jumlah penduduk. PDB tidak mencerminkan
neto. PDRB sama dengan PDB tetapi pada tertentu dari total penduduk dengan
wilayah yang lebih sempit (propinsi dan persentase pendapatan yang benar-benar
Kabupater/ Kota). PDRB Jawa Tengah diperolehdari total pcndapatandalam periode
dibedakan menjadi dua didasarkan pada waktu tertcntu. Untuk mengetahui
permintaan dan penau aran. Dari sisi ketimpangan atau ketidakmerataan
permintaan, PDRB digunakan untuk pendapatan,dilakukan perhitungankoefisien
keperluankonsumsi rumah tangga,konsumsi Gini. Angka koefisicn Gini berkisar antara
lembaga swasta nirlaba, konsumsi nol hingga satu. Pada kenyataannya,negara
pemerintah,pembentukanmodal tetap bruto, yang distribusi pendapatannyarelatif merata
perubahanstok, ekspor barang dan jasa serta mempunyaiangkakoefisienGini sebesar0,20
impor barang dan jasa. Dari sisi penawaran, sampai 0,35; sedangnegaradengandistribusi
PDRB dibedakan menurut lapangan usaha, pendapatankurang merata angkanya berkisar
yang meliputi sektor pertanian: perlambangan antara0,50hingga0.70 (Todaro,2000).
dan penggalian; industri pengolahan;listrik,
2. Distribusi fungsional
gas dan air bersih; bangunan; perdagangan,
Distribusi fungsional icbih terfokus
hotel dan restoran; pengangkutan dan
pada bagian pendapatan nasional yang
komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa
diterima oleh masing-masingfaktor produksi.
perusahaansertaj asa-jasa.
Teori ini pada dasarnya mempersoalkan
Distribusi pendapatan persentasepenghasilan tenaga kerja secara
Distribusi pendapatan merupakan keseluruhan dan membandingkan dengan
unsur penting yang harus dipcrhatikan untuk persentasetotal penapatan yang dibagikan
mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan dalam bentuk sewa,bunga dan laba.
suatu bangsa. Ukuran distribusi pendapatan Hubungan antara pertumbuhan
dibedakan menjadi : ekonomi dan distribusi pendapatan banyak
diperdebatkan. Sebab apabila suatu negara
l. Ukuran distribusi
rnenginginkan pertumbuhan ekonomi yang
Ukuran ini secara langsung
tinggi, pada umumnya hasil tersebut tidak
menghitung jumlah penghasilan yang
dapat dinikmati oleh semua masyarakat
diterima oleh setiap individu atau rumah
secara merata. Sebaliknya apabila distribusi
tangga. Unfuk analisis statistik digunakan
pendapatan yang diutamakan, pertumbuhan
kurva Lorenz. Kurva Lorenz menunjukkan
ekonomi tidak secepat yang diharapkan.
hubungan kuantitatif aktual antara persentase
Dengan demikian perlu dicari upaya agar
jumlah penduduk penerima pendapatan
keduahal tersebutdapatberjalanbersamaan.
antara perfumbuhan ekonomi dan distribusi tidak dapat dinouror duakan. Sebab hal
pendapatan,yaitu: tersebut merupakan suatu kondisi penting
merata merupakan sesuatu yang terpaksa l). Ketimpangan yang besar dan kerniskinan
Ketimpangan tersebut sebagai akibat dari maupun keuangan serta memilih banyak
akumulasi pendapatan perorangan dan anak sebagai sumber jaminan di hari tua.
perusahaan yang tinggi. Akumulasi Faklor-faktor tersebut secara bersama-
dan pertumbuhan. Apabila hal tersebut terus 2). Di negara dunia ketiga, orang kaya ticlak
nasional serta pendapatan per kapita yang menabung dan menanamkan modal
Karena turunnya laju pernrmbuhan dianggap 4). Untuk meningkatkan tabungan dan
5). Distribusi pendapatan yang kurang adil Y1 Pendapatan per kapita sektor
akan menjadi penghambat kemajuan PertanianKabupaten/ Kota
ekonomi. Y Pendapatan per kapita sektor
PertanianProvinsi Jawa Tengah
METODE PENELITIAN
q = Jumlah penduduk Provinsi Jawa
Dalam penelitian ini digunakan studi
Tengah
pustaka/literatur sebagai obyek kajian.
N : Jumlah penduduk Kabupaten/ Kota
Literatur pada hakekatnya merupakan hasil
Untuk menganalisispotensi daerah
olah budi manusia dalam bentuk karya tulis
yang perlu unfuk dikembangkan dilakukan
guna menuangkan gagasan/pandanganhidup
perhitungan Location Quatient (Kafelbang,
seseorangatau sekelompokorang. Penelitian
2002) sebagaiberikut :
terhadap literatur bukan berarli melakukan
penelitian terhadap buku semata, tetapi lebih
,s,,tal
Jawa Tengah tahun 2003 - 2007; PDRB atas Siaj : Nilai tambah sektor pertanian
harga konstan 2000 untuk wilayah Kabupaten terhadapPDRB Kabupaten/ Kota j
dan Kota se Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 Ye : PDRB JawaTengah
- 2007; jumlah penduduk Kabupaten dan S;p : Nilai tambah Kabupaten/Kota
Frr,-n!- n
pengaruh buruk bagi kondisi perekonomian
IW: " Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi turun
Y
dari 7,3o/o menjadi 3,03 oA. Tahun 1998
IW : IndeksWilliamson
pertumbuhan ekonomi minus I1,74"/o. l|l4:ulai
tahun 1999 sampai dengan 2007 pernrmbuhan
perekonomian Jawa Tengah. Secara 1,7 juta Ha, yang terdiri dari lahan
administrasi Provinsi Jawa Tengah terbagi sawah 995,5 ribu Ha dan lahan kering
atas 29 kabupaten dan 6 kota. Luas 763,3 ribu Ha (Anonim, 2008). Menurut
Wilayah Jawa Tengah pada tahun 2008 penggunaannya, luas lahan sawah terbesar
tercatat sebesar 3,25 juta Ha atau sekitar beririgasi teknis (38,26 persen), sisanya
25,04% Pulau Jawa. Luas yang ada terdiri beririgasi setengah teknis, tadah hujan dan
dari dari 0,99 juta Ha (30,600/o) lahan lainlain. Produksi, penyediaandan kebutuhan
sawah dan 2,26 juta Ha (69,400/o)lahan pangan di Jawa Tengah pada tahun 2006
diproduksi di Jawa Tengah meliputi padi, palawija, sayur dan buah) pada tahun 2008
Efiiyani Sumastuti - Potensi SektorPertanian Di Jawa Tengah 61
Teh 5.t56,43
Cengkeh 34.642,6 5.869,27
Tebu 60.615,98 272.007,97
Kapok 43.469,83 39.570,08
Kopi 35.004,67 r4.292,31
Tembakau 36.778,31 ?5 ??l ?
4. Perikanan
Kegiatan Sub sektor perikanan di Jawa Pemerataan Pendapatan Sektor Pertanian
darat. Perikanan laut terdiri dari budidaya dan Pendapatan nasional/regional dapat
meliputi budidaya tambak, kolam, karamba tersebut dapat dibagikan secara merata
dan sawah serta perairan umum. Produksi kepada seluruh penduduk di suatu Wilayah,
perikanan di Jawa Tengah seperti pada Tabel maka dikatakan bahwa distribusi
ditentukan oleh banyak faktor, antara lain Tengah tidak hanya terjadi antar
kondisi sosial, ekonomi, budaya dan Kabupaten/Kota, tetapi juga terjadi antar
bagaimana seseorang memandang dan sektor ekonomi, seperti pada Tabel 8
menyikapi hidup.
Untuk mengukur kesenjangan distribusi Tabel 8. Indeks Williamson Antar Sektor
Ekonomi Di Jawa Te
pendapatan digunakan indeks Williamson.
Tahun IndeksWilliamson
Apabila nilai indeks mendekati nol maka Harsaberlaku Harsakonstan
tingkat kesenjangan distribusi pendapatan 2003 0,62 0,59
2004 0,64 0,59
semakin kecil (semakin merata). Sebaliknya, 2005 0,69 0,63
apabila nilai indek semakin jauh dari nol, 2006 0,66 0,62
2007 0.59 0.57
maka kesenjangan semakin lebar. Besamya Rerata 0.64 0.60
indeks Williamson Antar Kabupaten/Kota di Sumber:BPS(2007)
BerdasarkanTabelT diketahui bahwa selama Kota di Jawa Tengah tidak banyak berbeda.
kurun waktu 5 tahun (2003 - 2007), distribusi Dengan nilai indeks Williamson tersebut
pendapatan di Provinsi Jawa Tengah belum dapat dikatakan bahwa di sektor pertanian,
merata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai pendapatan lebih merata. Hal ini terjadi
indeks Williamson yang jauh dari nol (rata- karena beberapahal, antara lain adalah : rata-
rata 0,72 dan 0,66). Hal ini terjadi karena rata kepemilikan lahan di sektor pertanian
adanya perbedaankondisi sosial dan ekonomi hampir sama, dalam pengelolaan produksi,
arLtara Kabupaten/ Kota yang satu dengan khususnya penggunaan input produksi
yang lain. Kesenjangan pendapatan di Jawa tertentu dan pemeliharaat ada subsidi dari
pemerintah serta harga input dan output di pendapatan yang lebih merata dibandingkan
Jawa Tengah relatif homogen. dengan Kabupaten yang lain. Sementara itu,
Sragen (0,001) dan tertinggi di Kabupaten utama atau untuk menentukan sektor
potensisektorekonomiyang
menggambarkan
Tabei11.IndekLQ Sektor
Pertanian
padabesarkecilnyanilai tambah
didasarkan Di Jawa
PDRB di setiapKabupaten/Kota
di Jawa No Kabupate/Kota LQ
Tengah. LQ sektorpertanian
Besarnya untuk Kabupaten
1. Cilacap 0,79
masing-masing
Kabupaten/Kota di Jawa 2. Banyumas 1,06
a
Purbalingga 1\4
dapatdilihatpadaTabel11.
Tengah
A
a. Banjarnegara 1,87
Berdasarkan
Tabel11diketahui
bahwa 5. Kebumen 1,60
diantara29 Kabupaten
dan 6 Kota di Jawa 6. Purworejo 1,59
7. Wonosobo 2,16
Tengah,tidak ada Kota yang mempunyai 8. Magelang ljg
potensi sektorpertaniansedangkan
untuk 9. Boyolali 1,58
10. Klaten 0q1
Kabupatenterdapat19 yang mempunyai 11. Sukoharjo 0,93
a al
potensipengembangan
sektorpertanian. t2. Wonogiri zrJ I
tJ. Karanganyar 1,00
Secaraumum tingginyaLQ sektor 14. Sragen 1,64
pertaniandi 19 Kabupaten
didominasioleh 15. Grobogan 2,01
16. Blora 2,48
besarnyanilai tambah bruto sub sektor t'7. Rembang ? 15
tanaman
bahanmakanan.
Tetapiadadaerah 18. Pati 1,63
19. Kudus 0,11
tertentu yang berasal dari sub sektor 20. Jepara |il\
perkebunan,
petemakan
atauperikanan.
Dari 21. Demak 2,08
22. Semarang 0,68
yang mempunyai
19 Kabupaten potensidi Temanggung 1,46
1/1
sektor pefianian, Kabupaten Brebes Kendal I t\
') \) ?05
l9 Brebes
3,05 1.9 9.28 2.68
Sumber: BPS(2007dan2009)diolah
padaPDRBhargakonstantahun2000
Catatan: datadidasarkan
Sujono
Rajiman
Hubungan Antara Modal Sosial dan Modal Manusia Dalam Adopsi 104 - 115
Inovasi Jagung
YohanesG. Bulu
GunawandanAmie SulastiYah
A
PengaruhJenis Pupuk dan TanamanAntagonis TerhadapHasil
Cabe Rawit (CupsicumFrutencens) Budidaya Vertikulrur
Agus Wartapa. Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti dan Sukadi
B
Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbikayu Menjadi Selondok Desa
Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo
Bharoto, Koeswini Tri Ariani
E
PotensiSektorPertanian
di JawaTengah
Efriyani Sumastuti
G
Pengembangan
UsahaPeternakanSapi Melalui Pola Integrasi
TanamanTernak dan PembangunanKawasan Peternakan
Gunawan dan Amie Sulastiyah
R
engaruh PemupukanAnorganik TerhadapKualitas Umbi Benih
BawangMerah
Rajiman
S
HubunganMotivasi TerhadapPerilakuZooteknisBetemak Sapi Perah
Anggota Kelompok T'aniTernak di Kecamatan GetasanKabupaten Semarang
Srivanto" Dwi Jatmiko
DayaHasil danKarakterUnggul DominanPada9 Galur dan 3 Varietas'
Padi(OryzaSativaL) di LahanSawahIrigasiTeknis
Suharno,Nugrohotono, Bharoto dan Koeswini Tri Ariani
KapasitasKelompok
ProgramPenguatan
PengaruhPembelajaran
TerhadaPDinamika KelomPokTani
SurachmanSuwardi
Y
HubunganAntaraModal SosialdanModal ManusiaDalamAdopsi
InovasiJagung
YohanesG. Bulu
PEDOMAN PENULISAN NASK.{H
DALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN