009
Menjilid secara
Manual
Penyusun
Agus Nugroho
Editor
Soeryanto
2004
Modul GRA.PUR.009 2
Kata Pengantar
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun modul manual untuk Bidang
Keahlian Grafika, khususnya Program Keahlian Persiapan dan Produksi Grafika.
Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan
kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMK Edisi 2004 yang
menggunakan pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based Training).
Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum SMK Edisi 2004 adalah modul,
baik modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Nasional (SKN) atau standarisasi dunia kerja. Modul ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta diklat untuk mencapai
komptensi kerja standar yang diharapkan dunia kerja.
Modul ini disusun melalui beberapa tahap, yakni dari penyiapan materi
modul, penyusunan naskah secara tertulis, penyetingan dengan bantuan
komputer, sampai dengan divalidasi dan ujcoba empirik secara terbatas. Validasi
dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgment), sedangkan ujicoba empirik
dilakukan pada beberapa peserta didik SMK. Dengan demikian, modul ini
diharapkan menjadi bahan dan sumber belajar yang sesuai untuk membekali
peserta diklat dengan kompetensi kerja yang diharapkan. Namun demikian,
karena dinamika perubahan dunia kerja begitu cepat terjadi, maka modul ini
masih akan selalu perlu direvisi agar selalu relevan dengan kondisi lapangan.
Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak,
terutama tim penyusun modul (penulis, editor, tenaga komputer modul, dan
tenaga ahli desain grafis) atas dedikasi, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk penyusunan modul ini.
Modul GRA.PUR.009 3
Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang psikologi,
praktisi dunia usaha dan industri, dan pakar akademik untuk meningkatkan
kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan,
kesesuaian dan fleksibelitas dengan mengacu pada perkembangan IPTEKS pada
dunia kerja dan potensi SMK serta dukungan kerja dalam rangka membekali
kompetensi standar pada peserta diklat.
Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
peserta diklat SMK Bidang Keahlian Grafika, atau praktisi yang sedang
mengembangkan modul SMK.
Modul GRA.PUR.009 4
Kata Pengantar
Agus Nugroho
Modul GRA.PUR.009 5
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
a. Deskripsi............................................................................ 13
b. Prasarat ............................................................................. 13
c. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................ 14
d. Tujuan Akhir ...................................................................... 15
e. Kompetensi ........................................................................ 16
f. Cek Kemampuan................................................................. 18
II. PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar
Modul GRA.PUR.009 6
e. Tes Formatif ........................................................... 64
f. Kunci Jawaban ....................................................... 64
g. Lembar Kerja ......................................................... 65
III. EVALUASI
A. Tes Tertulis........................................................................ 69
B. Tes Praktik......................................................................... 70
KUNCI JAWABAN
A. Tes Tertulis........................................................................ 71
B. Lembar Penilaian Tes Praktik................................................ 76
IV. PENUTUP............................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 80
Modul GRA.PUR.009 7
Peta Kedudukan Modul
GRA.PUR.001 GRA.PUR.002
GRA.PUR.009
GRA.PUR.003 GRA.PUR.004
GRA.PUR.005
GRA.PUR.007 GRA.PUR.008
GRA.PUR.010
GRA.PUR.011
GRA.PUR.012
GRA.SUP.001
GRA. SUP.002
GRA. SUP.009
GRA. SUP.010
GRA. SUP.012
LULUS
Modul GRA.PUR.009 8
DAFTAR JUDUL MODUL
Modul GRA.PUR.009 9
MEKANISME PEMELAJARAN
START
Lihat Kedudukan
Modul
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Kerjakan Cek
Nilai 7>=
Kemampuan
Nilai <=7
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Evaluasi
Nilai < 7 Tertulis &
Praktik
Modul
Nilai 7>= berikutnya/Uji
Kompetensi
Modul GRA.PUR.009 10
GLOSARY
ISTILAH KETERANGAN
Anleg Penepat; bagian yang menjadi pedoman (penepat)
Buku jalur Buku yang seelah dijilid menjadi buku, gambar, peta
dan lain sebagainya lalu ditempelkan
Buku tempel Buku yang gambarnya, potretnya, teksnya atau isi
lainnya ditempelkan atau dengan cara lain
ditaruhkan pada lembaran-lembaran kertasnya
Bor Sejenis bord yang terbuat dari jerami merang dan
merupakan bahan penyampul buku, untuk map atau
portepel serta dipergunakan berbagai macam jenis
kotak
Benang jahit Benang yang dipergunakan untuk menjahit terbuat
dari bahan kapas atau binatang (ulat sutera)
Benang jahit kawat Benang jahit yang terbuat dari bahan campuran
baja, tembaga dan timah
Dinit Dijahit, penjahitan dengan jahit benang atau kawat
Fuller Alat yang dipergunakan untuk penyetelan dua benda
yang saling berimpitan, agar sebelah kanan maupun
sebalah kiri mendapatkan tekanan yang sama
Kain kasa Kain yang terbuat dari benang tipis dengan jarak
anyaman yang agak jarang
Katern Kuras
Karton Kertas yang agak tebal
Kertas Lembaran tipis hasil tempaan yang terdiri dari serat
(biasanya dari tumbuhan, kadang-kadang dari
mineral, hewan atau sintetik); terbentuk pada
saringan halus dari suspensi air dalam mesin
pembuat kertas; bahan-bahan penolong (bahan
pengisi-perekat-pengikat dan lain-lain)
ditambahankan untuk memperoleh sifat-sifat
tertentu pada kertas bila dikombinasikan dengan
keadaan jalinan seratnya
Kuras Kertas yang sudah dicetak dan sudah dilipat
sedikitnya dua kali dan merupakan bagian dari
sebuah buku; sebuah huruf atau angka kadang-
kadang terdapat pada bagian bawah halaman
pertama kuras, dimaksud untuk pedoman bagi
penjilidan; kadang-kadang sebuah titik atau persegi
Modul GRA.PUR.009 11
juga dicetakkan pada bagian pungggung lipatan
secara berurut untuk membantu dalam
pengumpulan katern.
Kwikprint Alat yang yang digunakan untuk pekerjaan cetakan
warna emas
Linen Sejenis kain kasa yang terbuat dari bahan kain
tenun, kain kafan dan kain satin
Meja jahit Meja yang dipergunakan untuk menjahit kuras-kuras
Median kecil Nama ukuran kertas: 40 x 55 cm
Mikrometer Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan
kertas atau plastik
Plano Ukuran kertas lembaran utuh
Pita kapital Sejenis pita yang terbuat dari bahan nylon atau kain
berwarna warni yang dipasang pada punggung buku
bagian kepala dan ekor
Pusut Alat bantu berujung runcing dalam menyusun huruf
tangan, gunanya untuk mengangkat huruf bila
sedang mengoreksi atau untuk menyimpulkan tali
ikatan susunan huruf, serta melubangi kertas yang
akan dijilid
Pnematik Cara kerja menggunakan tenaga hisapan atau
hembusan udara
Royal Nama ukuran kertas: 50 x 65 cm
Schrijf Nama ukuran kertas: 241/2 x 44 cm
Tulang pelipat Alat terbuat dari tulang-tulang sapi atau kerbau
yang dipergunakan untuk melipat dan menekan
lipatan kertas
Modul GRA.PUR.009 12
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
alam modul ini anda mempelajari teknik menjilid buku dengan sistem
D tusuk kaye. Sistem penjilidan ini adalah termasuk dalam kategori
pekerjaan jilid tangan. Pada bagian penjilidan ini sebenarnya banyak
dikerjakan berbagai bentuk pekerjaan purna cetak atau penyelesaian. Dan
sebenarnya pekerjaan yang dapat dikerjakan pada bagian ini tidak hanya
terbatas menjilid buku saja. Memang sebagian besar bentuk pekerjaan yang
banyak dikerjakan adalah bentuk buku.
alau kita melihat suatu buku, maka kita dapat menilai dari dua sisi.
K Bagi seorang pembaca, bagusnya suatu buku biasanya dilihat dari isi
bacaannya. Tetapi bagi seorang penjilid buku, maka bagusnya suatu buku
akan dilihat dari segi penjilidannya. Sehingga baik tidaknya suatu bentuk
buku akan tergantung dari proses penggarapan dalam bagian purna cetak
atau penyelesaian. Sebab dengan hasil penjilidan yang bagus akan
menentukan wajah luarnya suatu buku. Di mana dalam pekerjaan penjilidan,
cara penjilidannya disesuaikan dengan pemakaian bukunya. Sedangkan
tusuk kaye dan tusuk brosir adalah salah satu cara penjilidan pada kuras
(katern) menjadi bentuk buku.
B. Prasarat
alam mempelajari modul ini anda harus telah mempelajari teknik-
D teknik penjilidan yang berkembang saat ini. Selain itu pahami juga
macam-macam alat dan bahan yang dipergunakan dalam pejilidan.
Modul GRA.PUR.009 13
Pemahaman terhadap teknik cetak juga harus dikuasai, karena pada
hakekatnya buku-buku yang dijilid merupakan hasil cetakan. Pelajari juga
buku-buku referensi tentang penjilidan, karena teknik penjilidan sekarang ini
sudah semakin berkembang dengan menerapkan berbagai teknik dan
coraknya. Kemudian untuk lebih mendalami teknik menjilid yang lebih baik,
pelajari juga modul berikutnya yang memiliki kaitan dengan modul ini.
Sehingga kita dapat membandingkan berbagai bentuk penjilidan dan
menentukan teknik penjilidan yang akan dikerjakan pada suatu buku.
Modul GRA.PUR.009 14
8. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan
pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya
yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan
tambahan pengetahuan.
D. Tujuan Akhir
Modul GRA.PUR.009 15
E. Kompetensi
KOMPETENSI : Menjilid secara manual
KODE : GRA:PUR:009(A)
DURASI PEMELAJARAN : 54 Jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 1 2 1 1 2 1
Modul GRA.PUR.009 16
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Melakukan penjilidan ? Tumpukan kuras ? Penjilidan kuras ? Cermat ? Macam-macam kuras ? Menjilid kuras dengan
manual diletakkan pada alat pres. ? Melipat cetakan lembar ? Teliti yang dijilid dengan tusuk kaye
? Rata dan tegaknya lembar ? Disiplin sampul lunak ? Menjilid kuras dengan
punggung tumpukan ? Menyusun kuras ? Tanggungjawab ? Macam-macam kuras tusuk brosir
kuras diperiksa ? Pengeleman kuras ? Bekerja sesuai yang dijilid dengan ? Menjilid kuras
? Lem dioleskan pada ? Penjahitan kuras dengan prosedural sampul keras secara dikartonkan
punggung tumpukan (SOP) manual ? Menjilid hard cover
kuras kemudian ? Teknik menjilid kuras secara manual
dikeringkan dengan alat secara manual
pengering
? Lem dioleskan lagi ke
punggung tumpukan
kuras, kemudian
ditempelkan sampul luar
pada tumpukan kuras.
Modul GRA.PUR.009 17
F. Cek Kemampuan
Modul GRA.PUR.009 18
BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Modul GRA.PUR.009 19
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
b. Uraian materi
alam bidang grafika penjilidan merupakan tahap akhir dari proses
D pembentukan barang cetakan. Dan sebenarnya penjilidan
merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang ada dalam penyelesaian
grafika atau purna cetak. Pada pekerjaan penjilidan, lebih banyak
dikerjakan pada penjilidan buku. Walaupun hal tersebut juga dapat
dikerjakan untuk bentuk lainnya seperti majalah. Untuk menentukan
penjilidan suatu buku harus ada beberapa hal yang dipertimbangkan, di
antaranya:
1) Perlukah buku tersebut dijilid dengan kuat?
2) Bagaimana bentuk penjilidannya? Dibuat cukup sederahana atau
dibuat dengan mewah?
3) Apakah harus dibuat dengan lentur?
4) Apakah harus dibuat secara terbuka rata?
5) Apakah harus dibuat menyolok untuk reklame?
Modul GRA.PUR.009 20
6) Apakah harus dibuat tebal atau justru harus kompak?
BAHAN-BAHAN PENJILIDAN
ahan-bahan penjilidan yang dimaksud adalah bahan yang
B diperlukan untuk segala macam pekerjaan yang berhubungan
dengan penjilidan. Sedangkan bahan-bahan yang sering dipakai dalam
penjilidan di antaranya adalah:
1. Kertas
2. Karton
3. Bor
4. Benang jahit buku
5. Benang jahit kawat
6. Bahan perekat atau lem
7. Sampul Kulit
8. Linen
9. Kain Kasa
10. Pita Kapital (Head band)
Modul GRA.PUR.009 21
1. Kertas
Kertas adalah termasuk bahan utama dalam penjilidan. Kertas selain
dipakai untuk pencetakan, juga dipergunakan untuk keperluan
penyampulan dan pembungkusan. Kertas memiliki bahan-bahan baku
yang berlainan jenisnya.
2. Karton
Karton adalah kertas yang agak lebih tebal. Karton memiliki jenis, tebal
dan warna yang bermacam-macam.
3. Bor
Bor (strobord) dibuat dari jerami merang dan merupakan bahan
penyampul buku yang penting. Sedang untuk keperluan lainnya adalah
untuk map atau portepel serta dipergunakan berbagai macam jenis
kotak. Bor dari bahan jerami merang ini dibuat dengan ukuran yang
berbeda-beda tebalnya.
Modul GRA.PUR.009 22
atau sabut-sabut, amat mudah sekali terpengaruh oleh kelemahan
udara. Pengaruh yang lain adalah tidak tahan panas dan basah.
7. Sampul Kulit
Buku yang bersampul kulit biasanya untuk buku-buku materi ilmiah
bermutu tinggi dengan hiasan-hiasan emas, foli emas atau cetak buta.
Bahan-bahan kulit dapat diperoleh dari binatang-binatang yang besar,
baik dari laut maupun darat.
8. Linen
Pada dasarnya sama dengan kain kasa, hanya bahan lapisannya dibuat
berlainan. Bahan linen terdiri dari kain, biasanya termasuk kain tenun,
kain kafan dan kain satin
Macam-macam Linen.
1) Linen natuur: bersifat lemah, sedang warnanya tidak begitu
menyolok.
2) Linen Buchram: bersifat halus dan termasuk jenis yang kuat.
Modul GRA.PUR.009 23
3) Linen Kaliko: dasarnya memakai kain tenun, setelah dilapisi lalu
dicetak buta (embosing).
4) Linen Gecacheerd: pada sisi linen yang kasar dilapisi kertas.
5) Linen plain.
Sampul-sampul tiruan
1) Balacron: bahannya terdiri dari kertas yang dilapisi plastik.
2) Linen tiruan.
3) Kunstleer: kulit tiruan yang pada dasarnya dari kain.
Sampul pualam
1) Pualam cetak (fancy paper): kertas yang dicetak dan diberi motif
yang sesuai dengan sampul buku.
2) Pualam terpentin: pualam yang dibuat dari sisa-sisa tinta cetak
yang dicampur dengan minyak tanah, dan ditaburkan di atas
permukaan air dengan pertolongan sapu lidi.
3) Pualam kanji: dibuat dari bubur kanji yang diberi bahan-bahan
berwarna (serbuk tinta tulis atau cat aniline). Kedua bahan itu
dicampur menjadi satu, disaring dengan kain supaya memperoleh
bahan yang lembut. Berikutnya sehelai kertas disapu dengan kanji
berwarna yang rata lalu dibuat hiasan sesukanya.
9. Kain Kasa
Kain kasa terbuat dari benang tipis dengan jarak
anyaman yang agak jarang. Kain seperti seperti ini dapat
digolongkan pada jenis kain perban, tetapi dibuat agak
sedikit kasar dan benangnya kuat serta dikanji dan
diseterika. Kain ini ditempelkan pada punggung buku atau pada seluruh
permukaan jahitan. Pada dasarnya kain kasa berfungsi untuk:
1) Memperkuat jahitan yang kendor atau kemungkinan untuk
memperkuat jahitan andaikata ada jahitan benang yang putus.
Modul GRA.PUR.009 24
2) Menahan pita capital (head band).
3) Lebih memperkokoh hubungan kuras satu dengan lainnya.
4) Menanggulangi bagi kuras-kuras yang miring pada waktu
pengeliman mungkin setelah kering pecah atau retak.
5) Menguatkan hubungan sampul dengan blok buku, atau memperkuat
engselan.
Macam-macan kain kasa.
1) Kain kasa yang dipintal (ditenun) dengan benang rangkap.
2) Kain kasa yang dilapisi dengan kertas yang tipis.
3) Kain kasa yang dilapisi dengan bahan perekat atau lem yang bersifat
elastis.
Modul GRA.PUR.009 25
PERALATAN PENJILIDAN
ntuk mengenal dan memahami peralatan yang dipergunakan
U dalam penjilidan, berikut adalah beberapa jenis dan macam alat
yang sering dipergunakan.
1. Jarum jahit
Alat ini cukup kecil dan sangat penting
bagi pekerjaan menjahit atau menjilid
buku. Jarum jahit kuras buku ini agak
besar jika dibanding dengan jarum jahit pakaian, sebab dipakai untuk
menusuk kertas atau kuras buku yang tebal, juga supaya jangan lekas
patah.
2. Tulang pelipat
Alat ini dibuat dari tulang-tulang
binatang sapi atau kerbau yang digergaji
tipis dan dibulatkan. Gunanya untuk
melipat dan menekan lipatan kertas yang
tebal, menggosok (menghaluskan)
kertas, linen dan kulit yang baru ditempelkan. Kalau alat ini kena lem
sampai kotor dapat dihilangkan dengan air panas dan dibersihkan
dengan lap yang bersih lagi kering.
Modul GRA.PUR.009 26
Macam penggaris siku yaitu:
1) siku-siku segitiga
2) siku-siku bentuk huruf L
3) siku berbentuk huruf T
4. Pisau
Ada beberapa jenis pisau yang dipergunakan untuk
menipiskan kulit di bagian penyelesaian, yaitu pisau
kulit model Perancis dan pisau kulit yang biasa
dipergunakan tukang-tukang sepatu, disebut pangot.
Untuk perawatan, setelah pisau dipergunakan kemudian dibersihkan
dan diasah. Kemudian untuk menghindari karatan, berilah oli dan
kemudian dibersihkan dengan lap kering yang bersih. Sedangkan kater
dipergunakan untuk memotong sampul surat (amplop), tepi gambar
yang kecil, lukisan-lukisan dan etiket.
5. Gunting
Menurut jenis dan penggunaannya gunting dapat dibedakan menjadi:
1) Gunting biasa: yang setiap hari dipegunakan untuk memotong
kain, linen, kulit, kertas dan sebagainya.
2) Gunting abjad: dipergunakan untuk memotong huruf abjad (index)
bagi pekerjaan buku kantor, kamus dan pekerjaan perkantoran.
3) Gunting zigzag: dipergunakan untuk membuat potongan
berombak pada kertas, linen, karton, sutera dan beludru.
4) Gunting seng: dipergunakan untuk memotong plat seng, pelat
aluminium. Bagi pekerjaan packaging gunting ini berguna dalam
membantu membuat acuan pekerjaan peckaging.
5) Punching (eyelets): dipergunakan untuk membuat lubang mata
ayam dan seterusnya pada alat ini terdapat 6 pelubang (six way
eyelet punch) dengan garis tengah 2 mm sampai 5 mm. Biasanya
Modul GRA.PUR.009 27
6) dipergunakan untuk membuat
lubang pada kertas, karton bor
(label), kalender, agar mudah
digantungkan.
6. Kuas lem
Kuas yang baik untuk pekerjaan penjilidan adalah
yang lebarnya 10 cm, karena lebih cepat dipakai
untuk melumurkan bahan perekat serta dapat rata. Sedangkan kuas
berukuran kecil dipakai untuk pekerjaan lukisan, atau untuk memercikan
tinta cetak pada waktu membuat pualam terpentin minyak.
7. Pusut
Alat ini dipergunakan untuk membantu pada waktu
membuat lubang pada sampul bor bagi pekerjaan penjilidan
Perancis (France joint) atau untukmembuat lubang-lubang
jahitan lembar-lembar lepas. Pusut mempunyai ujung yang runcing, dan
pada bagian yang runcing itu kadang-kadang ada yang berlubang dan
berkait.
8. Palu martil
Palu yang permukaannya cembung dan bulat
baik sekali untuk membulatkan punggung
buku benar-benar dapat rata. Sedangkan
alat yang permukaannya persegi dan rata,
kalau dipakai untuk membulatkan punggung buku kurang baik, karena
tajam. Baik sekali jika dipakai untuk memukul dan merapatkan lipatan
(isnlag) linen, kertas, kulit dan karton.
Modul GRA.PUR.009 28
9. Jangka
Jangka dipergunakan untuk membuat garis
lingkaran, bagi pekerjaan membuat kotak, untuk
mengukur abjad dan sampul buku (bor). Bagi
pekerjaan seperti membuat kotak bulat, kotak jahit dan kotak ijasah,
kadang-kadang dipakai untuk mengukur tempatnya “Titel buku” pada
sampul atau pada punggung buku.
10. Kikir
Kikir dibuat dari besi baja, sehingga
kalau dipakai untuk menggosok benda
lain sifatnya dapat mengalahkan benda
tersebut. Kikir ada yang halus, setengah halus dan kasar. Bentuk
penampangnya ada yang segi tiga, segi empat bulat dan setengah
bulat. Fungsi kikir kasar pada pekerjaan penyelesaian adalah:
1) untuk menipiskan atau menggosok sisi tepi sampul bor
2) untuk menggusarkan punggung buku dari pekerjaan lembaran lepas.
3) menggosok pekerjaan sisi kotak, sudut bor.
4) sedangkan kikir yang halus dipakai untuk mengasah gergaji, pisau
dan untuk meruncingkan pusut.
11. Gergaji
Pada bagian penyelesaian
ada beberapa gergaji yang
diperlukan, yaitu:
1) Gergaji kecil (saw back). Gergaji ini untuk menggergaji barang-
barang yang ringan, misalnya: strobord, kayu, triplek dan macam-
macam pekerjaan lain.
2) Gergaji besi (saw frame) sewaktu-waktu untuk memperbaiki alat-alat
dan mesin.
Modul GRA.PUR.009 29
12. Obeng
Obeng dipergunakan untuk membuka dan
menutup skrup maupun mur. Menurut
bentuknya obeng dibagi atas:
1) Obeng perempatan atau bentuk blimbingan.
2) Obeng yang bercanggah yang tengahnya berlobang.
3) Obeng datar berbentuk tipis, tumpul dan datar.
13. Kunci
Kunci merupakan alat pelengkap dan penting pada mesin. Menurut
jenisnya kunci dibagi atas:
1) Kunci pas
2) Kunci ring
3) Kunci tusuk
4) Kunci sok (socket)
Dalam menggunakan kunci harus betul-betul ditepatkan menurut mulut
dan kepala mur atau skrup.
14. Tang
Banyak dipergunakan untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan mesin-mesin penyelesaian.
Beberapa fungsi dari tang adalah:
1) Untuk memotong benang kawat pada penyetelan pertama.
2) Untuk membelokkan benang kawat.
3) Untuk menarik kawat bilamana ada atau terdapat kesalahan.
4) Dalam keadaan memaksa dapat juga untuk membongkar peralatan
mesin.
Modul GRA.PUR.009 30
Alat ini dipergunakan untuk membuat hiasan pada sampul
buku, di samping itu juga dipakai mesin “Kwikprint”. Alat-
alat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Gerinda: merupakan alat lukis atau ukir kulit yang
berbentuk roda dengan motif gambar timbul yang baik.
2) Tera: alat ini semacam stempel dengan berhiaskan gambar yang
berbeda-beda yang dibuat dari kuningan dengan tujuan agar supaya
tidak mudah oksidasi pada kulit.
3) Alat-alat polis: alat ini kebanyakan dibuat dari batu (akik) dengan
diberi tangkai dari kayu. Biasanya dipakai untuk menggosok
pekerjaan-pekerjaan dari kulit. Di samping itu ada alat lain yang
disebut “gurat”, dipakai oleh penjilid buku pada waktu membuat
garis-garis atau hiasan buta di atas kulit.
17. Mikrometer
Alat ini terdiri dari ukuran 0,01 mm sampai 25,4 mm.
Fungsi alat ini adalah sebagai berikut:
1) Mengukur tebal tipisnya peralatan, seperti: pisau ril, cincin garis dan
pelat untuk pekerjaan packaging.
2) Dan yang lainnya dipergunakan untuk mengukur tebal tipisnya
bahan-bahan praktek seperti kertas, karton dan bor jerami.
Modul GRA.PUR.009 31
18. Fuller
Alat ini dipergunakan untuk keperluan penyetelan dua
benda (benda bulat) yang saling berhadapan atau
berimpitan, agar sebelah kanan maupun sebelah
kirinya mendapatkan tekanan yang sama. Pisau fuller
dalam satu stel terdapat ukuran 0,05 sampai 0,50 mm. Sedangkan
peralatan khusus yang dalam penyetelannya menggunakan alat ini
adalah:
1) Roda-roda penghantar.
2) Rol karet (rol tinta) pada mesin garis.
3) Rol-rol pelipat pada mesin pelipat kertas.
4) Cincin roda (bearer).
PELIPATAN KURAS
elipatan dapat dibedakan dalam pelipatan dengan tangan dan
P pelipatan dengan mesin. Untuk pekerjaan buku terbitan telah
menjadi kebiasaan, bahwa lembaran kertas dicetak sedemikian, hingga
lembaran itu dapat dilipat dengan tangan maupun dengan mesin.
Hasil pelipatannya dengan sendirinya harus sedemikian bagus, hingga
nomor halaman-halaman kuras yang diperoleh berurutan. Nomor urut
yang dipakai untuk menandai lembaran, yang dinamakan tanda kuras
atau signature, harus kelihatan pada sisi depan lembaran, jadi pada
halaman kuras yang nomor halamannya paling kecil.
1. Penepat
Penepat dari pencetak harus sama seperti yang diperlukan untuk
melipat dengan mesin. Pencetak, yang dapat menyusun acuan cetaknya
dengan berbagai cara dan dapat mengambil penepatnya di mana saja
pada sisi kertas, harus memperhitungkan kemungkinan terbatas dari
Modul GRA.PUR.009 32
mesin lipat. Karenanya pencetak perlu merundingkan hal itu dengan
penjilid.
2. Lembaran terlipat
Keempat sisi pinggir lembaran buku yang sudah terlipat masing-masing
mempunyai namanya sendiri. Bila lembaran itu diletakkan sedemikian di
hadapan kita, hingga sisi yang terlipat ada di kiri dan di atas dan
halaman yang ada tanda kurasnya terletak paling atas, maka sisi kiri
yang terlipat disebut punggung halaman, sisi atas disebut kepala,
bagian kanan disebut sisi depan dan sisi bawahnya disebut ekor.
Pada lembaran yang terlipat masih ada satu hal khusus, yang
merupakan akibat logis dari pelipatan dan juga dari pencetakan, ialah
bahwa sisi depan dan sisi bawahnya (ekor) tidak sedemikian tajam
pembatasannya seperti punggung yang terlipat dan kepala yang
terlipat. Bahkan tumpukan lembaran buku pada sisi itu tidak sama
pinggirannya, dan kalau pencetak tadinya memakai kertas yang
ukurannya tidak persis sama atau acuannya karena sesuatu hal tidak
dicetakkan tepat di tengah-tengah kertas, maka ketidaksamaan
pinggiran kertas tadi lebih besar lagi. Bagian pingiran yang tidak sama
pada sisi depan maupun pada ekor itu, dinamakan janggut. Bila
kemudian pada pemotongan buku ketiga sisinya harus dipotong, maka
pemotongan sisi depan dan sisi bawah (ekor) harus lebih banyak
daripada sisi atas (kepala) yang sudah rata.
Pencetak, waktu menyusun acuan-cetaknya menjaga agar di bagian
ekor diberi lebih banyak wit, artinya: jarak lebih besar antara halaman
cetak dan batas bawah halaman daripada kepala. Bila cetakan atau tata
garisnya mempunyai garis sampai pinggir, garis itu setelah pemotongan
akan terlihat jelas pada tempat potongan buku.
Modul GRA.PUR.009 33
Pekerjaan ini dapat
dilakukan dengan tangan
maupun dengan mesin.
Tetapi yang dipakai bukan
gerak-silang, melainkan
gerak sejajar. Jadi jumlah halaman dalam kuras tidak ditentukan oleh
jumlah gerak-silangnya, tetapi oleh jumlah lembaran yang dihitung serta
sekaligus dilipat di tengah, dan bila masih perlu sekali lagi dilipat
dengan gerak lipat sejajar (sejajar dengan gerak-lipat pertama),
sehingga terjadi jumlah halaman yang dua kali besarnya. Pada melipat
buku kantor yang dijahit dengan mesin, perlu diperhitungkan bahwa
yang menjahit buku harus dengan mudah dan cepat dapat menemukan
pertengahan kuras. Kuras yang terjadi dari dua gerak paralel, tidak
menimbulkan kesukaran. Kuras ini, disisi depan separonya tertutup
sampai pertengahannya. Tetapi kuras yang hanya dilipat dengan satu
gerak, harus dilipat sedemikian, hingga waktu ditutupkan terjadi sisi
yang agak menonjol ke luar. Jumlah lembaran yagn terhitung tidak
dilipat persis di tengah-tengahnya, melainkan harus ada lebihan 3 – 4
cm. Penyisipan kertas blangko atau bergaris sampai menjadi jumlah
lembaran tertentu, disebut dengan istilah sisip-kuras.
PENJILIDAN BUKU
Proses penjilidan buku terdiri dari:
1) proses penghimpunan
2) proses penggabungan
3) proses pemasangan kulit
Pada ketiga proses di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan menjilid
adalah menghimpun, menggabung lembaran-lembaran menjadi satu
dan dilengkapi dengan kulit.
Modul GRA.PUR.009 34
1. Proses Penghimpunan
Penghimpunan adalah penyusunan
lembaran-lembaran atau jilidan-jilidan
yang masih terpisah-pisah ke dalam
urutan tertentu. Dalam proses ini yang
perlu diperhatikan adalah peletakan
panjang dan lebar kertas serta nomor halaman jika ada yang disusun
berurutan. Jika menghimpun majalah yang disusun berimpitan dimulai
dari terbitan yang lebih awal yang berada di bagian atas atau pada
bagian depan yang menyusul terbitan-terbitan berikutnya. Demikian
pula kalau hendak menghimpun beberapa buah buku kecil melalui
jilidan harus memperhatikan urutan jilidannya.
2. Proses Penggabungan
Penggabungan adalah menyatukan dan
memadukan secara erat dan utuh setiap
lembaran atau jilidan yang telah
dihimpun. Penggabungan jilidan dapat
dilakukan dengan jahitan benang atau
jahitan kawat. Sedangkan penggabungan
lembaran-lembaran lepas, dilakukan
dengan cara pengeleman.
Modul GRA.PUR.009 35
majalah atau buku-buku yang tipis. Penjilidan ini hanya dilakukan untuk
menjilid satu jilidan buku saja.
Jilid kaye yang sedarhana, cukup dengan jahitan benang 3 lobang.
Tetapi untuk buku yang berukuran lebih besar seperti majalah, jahitlah
dengan jahitan 5 lobang. Ukuran jarak antara lobang dan tepi buku
hendaknya ukurlah dahulu dan berilah tanda dengan pensil. Buku-buku
yang dapat dijilid dengn sistem kaye adalah buku-buku yang tipis dan
tidak terlampau banyak jumlah halamannya. Menjilid buku-buku tebal
dengan sistem kaye dengan cara menjahit punggungnya, hasilnya akan
kurang memuaskan.
a. tusuk dari dalam (1) lalu keluar
b. dari (1) tusuk ke dalam (2)
c. dari (2) langsung ke (3)
d. dari (3) kembali ke (1)
e. lalu simpul, ikat erat di bagian
dalam
Modul GRA.PUR.009 36
PEMOTONGAN
ada pelipatan dengan tangan, sisi kepalanya dipotong
P setengahnya menjadi terbuka, agar dengan demikian hubungan
lembaran satu sama lain dalam kuras tetap terjaga dan mencari
pertengahan kuras dapat dipermudah. Pada pelipatan dengan mesin
pencacah lubang dilakukan secara kasaran, sehingga hubungan
lembaran dalam kuras tetap terjaga, pertengahan kuras lebih mudah
dapat ditemukan, tetapi masih terdapat cukup ruang gerak untuk
mencegah terjadi pelekukan.
c. Rangkuman
Modul GRA.PUR.009 37
janggung lembaran. Karena itu sisi depan dan ekor buku harus
dipotong lebih banyak daripada kepalanya.
? Dari segi penyelesaian grafika atas dasar kegunaannya, penjilidan
buku dibedakan menjadi 4 kelompok utama, yaitu:
1. Buku yang dilihat dan dibaca
2. Buku yang ditulisi
3. Buku temple
4. Buku jalur
? Bahan-bahan penjilidan yang sering dipergunakan diantaranya
adalah:
1. Kertas
2. Karton
3. Bor
4. Benang jahit buku
5. Benang jahit kawat
6. Bahan perekat atau lem
7. Sampul kulit
8. Linen
9. Kain kasa
10. Pita capital
Modul GRA.PUR.009 38
4. Pisau
5. Gunting
6. Pusut
7. Palu martil
8. Jangka
9. Kikir
10. Gergaji
11. Obeng
12. Kunci
13. Tang
14. Alat ukir kayu
15. Alat pelumas mesin
16. Mikrometer
17. Fuller
Modul GRA.PUR.009 39
? Pekerjaan terakhir yang harus dilakukan dalam proses penjilidan
buku adalah dengan melakukan pemotongan bersih sesuai ukuran.
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban
Modul GRA.PUR.009 40
a. Buku yang dilihat dan dibaca, buku yang berisi teks untuk
dibaca.
b. Buku yang ditulisi, buku ini biasanya tidak banyak teksnya
dan berisi garis-garis untuk ditulisi.
c. Buku temple, buku yang gambarnya, potretnya, teksnya atau
isi lainnya ditempelkan atau dengan cara lain ditaruhkan pada
lembaran-lembaran kertasnya.
d. Buku jalur, buku yang setelah dijilid menjadi buku, gambar,
peta dan lain sebagainya lalu ditempelkan.
Modul GRA.PUR.009 41
- tulang pelipat
- kater
- pensil dan penggaris
- pusut
- jarum jahit
- pemotong kertas/kacip
2). Bahan
- Kertas isi buku tulis (18 lembar/buku).
- Cover buku (kulit buku).
- Benang jahit nylon
3). Keselamatan Kerja
a. Pergunakan alat dan bahan sesuai kebutuhan.
b. Hati-hati ketika menusukkan jarum ke lembar kertas.
c. Hati-hati ketika memotong kertas.
d. Pergunakan masker bila diperlukan.
e. Kembalikan peralatan yang telah digunakan pada tempatnya.
4). Langkah Kerja
a. Siapkan lembar kertas isi buku tulis sejumlah 18 lembar.
b. Lipat satu kali dengan tangan kertas tersebut menggunakan
tulang pelipat pada posisi tengah.
Posisi lipatan
c. Tandai kertas isi buku tulis dengan pensil pada posisi tengah
pada lembar paling dalam (lembar pertama).
Modul GRA.PUR.009 42
Posisi tengah (1)
d. Tandai pada bagian atas dan bawah dari posisi tengah tersebut
dengan jarak 5 cm.
3
1
2
Modul GRA.PUR.009 43
2. Kegiatan Belajar 2
Modul GRA.PUR.009 44
- mengenal perkakas perlengkapan penjilidan
- menggunakan alat penjilidan sesuai fungsinya
- menggunakan bahan penjilidan sesuai kebutuhan
- melakukan pelipatan kertas dengan tangan
- melakukan penjilidan buku dengan sistem tusuk brosir
- melakukan pemasangan lembar kulit buku (cover)
- melakukan pemotongan buku
- menjawab tes-tes formatif
b. Uraian Materi
enjahit buku yang terdiri dari beberapa kuras dapat dilakukan
M dengan beberapa cara. Dalam industri grafika yang besar,
menjahit brosir itu dikerjakan dengan mesin jahit yang maksudnya
untuk mempercepat selesainya pekerjaan daripada kalau dijahit dengan
tangan. Tetapi apabila dikerjakan dengan tangan cara yang paling
sederhana dan paling cepat adalah dengan sistem tusuk brosir. Sistem
tusuk brosir atau tusuk brosur adalah sistem pejahitan benang dengan
menggunakan tusuk tiga atau lebih. Jilid sistem brosir adalah
merupakan kelanjutan dari sistem jahit kaye. Pada jilid sistem brosir
dilakukan apabila buku yang akan dijilid terdiri lebih dari satu jilidan.
Penjahitannya tidak mengikut sertakan kulitnya/covernya. Setelah
kuras-kuras disusun menjadi blok buku, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan kulitnya. Pekerjaan ini sebenarnya termasuk dalam
kategori pekerjaan buku yang dibrosurkan, yaitu cara sederhana untuk
menggabungkan kuras satu sama lain dan di sekelilingnya diberi
sampul. Pada cara penjahitan ini tidak digunakan bahan punggung,
seperti pita atau kain kasa. Untuk menjahit jilid brosir diperlukan
perkakas yang dapat membantu dalam proses penjilidan, selain
Modul GRA.PUR.009 45
tentunya alat-alat utama yang memang dipakai pada proses penjilidan
itu sendiri.
Modul GRA.PUR.009 46
buku
4) Menempelkan lajur punggung buku
5) Meratakan atau menghaluskan sisi potongan
6) Untuk menghias sisi potongan
2. Kompor Listrik
Dipergunakan untuk memanasi alat-alat penyepuh (ornament
tooling) atau untuk membuat cetak buta pada kulit.
3. Meja Jahit
Meja jahit terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Meja jahit yang bersifat pemanen.
2) Meja jahit yang dapat disetel.
Meja tersebut khusus digunakan untuk
menjahit buku yang dikerjakan dengan
tangan.
4. Meja Praktek
Meja ini dibuat memanjang (meja panjang) atau dapat juga dibuat
dalam bentuk persegi. Meja ini dipergunakan untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan penjilidan, seperti menghitung bahan,
mengelim kertas, linen, bor dan sebagainya.
5. Lemari Alat
Lemari alat dipergunakan untuk menyimpan peralatan atau
perkakas kecil-kecil penjilidan. Selain itu juga dapat digunakan
untuk menyimpan bahan-bahan yang dipakai untuk menjilid.
Dengan adanya almari memudahkan kita dalam mengontrol,
memeriksa dan demi keamanan.
Modul GRA.PUR.009 47
Alat ini lebih banyak dipergunakan dalam pekerjaan label. Pada
alat ini dilengkapi dengan beberapa alat pembuat lubang (eyelets).
Terdapat 3 bagian dalam alat ini, yaitu:
1) Tempat untuk menyimpan mata ayam.
2) Pegangan atau handel.
3) Acuan atau saluran tempat mata ayam turun ke bagian
pemasangan.
Beberapa contoh yang merupakan hasil dari alat ini adalah lubang
pada ikat pinggang, sepatu, foto album, pekerjaan lembaran lepas,
kalender, topi dan sebagainya.
Modul GRA.PUR.009 48
(bone holder) digosok-gosok sampai lengkung. Di dalam balok ini
terdapat berbagai macam ukuran alur dari ukuran kecil sampai
dengan ukuran yang paling besar sesuai dengan ukuran punggung
blok buku.
Modul GRA.PUR.009 49
ditempelkan dapat melekat dengan rata dan baik. Papan yang
dipergunakan hendaknya memiliki pesyaratan-pesyaratan sebagai
berikut:
1) Permukaan papan itu harus diketam halus dan kuat (kayu jati)
2) Papan tidak boleh melengkung, jadi harus benar-benar rata.
3) Tidak boleh ada gumpalan lem yang kering dan tinggal di
atasnya, jadi benar-benar harus bersih.
Modul GRA.PUR.009 50
Pada pekerjaan cetakan warna emas, baik itu
merupakan buku atau lembaran berharga
kebanyakan dicetak pada mesin cetak foil.
Jumlah pekerjaan yang dikerjakan di mesin
kwikprint itu adalah sangat terbatas baik
ukuran maupun jumlahnya. Selain
mengerjakan atau mencetak dengan foli emas juga membuat
cetakan buta, yaitu cetakan tanpa foli atau daun emas (blind
tooling).
PEMBROSURAN
embrosuran adalah suatu cara sederhana untuk menggabungkan
P kuras satu sama lain dan di kelilingnya diberi sampul. Buku yang
dijilid mempunyai tujuan yang sama; menggabungkan kuras dan
melindunginya dengan sampul buku. Bagi penjilid hal tersebut
Modul GRA.PUR.009 51
dinamakan pembrosuran, sedangkan bagi penerbit disebut penjahitan
bersama sampulnya. Pembrosuran adalah buku yang dibrosurkan
dengan sistem penjilidannya menggunakan jilid brosir dengan corak
sampul yang berbeda-beda. Banyak cara untuk menyampul brosur, di
antaranya adalah:
1) Sampul dapat dikelilingi kuras, dan punggung beserta sampulnya
dijahit (dinit) dengan benang kawat disatu atau dua tempat.
2) Sampul dapat demikian saja dilekatkan pada punggung buku yang
dibrosurkan. Bukunya harus terdiri dari beberapa kuras dan
sampulnya tidak boleh lebih tebal dari 150 gram/m2.
3) Kalau sampulnya lebih tebal dari 150 gram, kertas sampulnya perlu
diberi dua ril-lipat dengan jarak setebal buku.
4) Metode ini dapat diperluas dengan menambah dua ril pada daun-
sampul, kira-kira 6 atau 8 mm dari punggung. Sampul sekaligus
juga dilekatkan pada daun buku. Agar ril-ril kelihatannya tetap
baik, brosur dapat dipotong lebih dahulu dan sampulnya dibiarkan
mencuat sedikit pada semua sisi.
5) Menjadi lebih kuat bila bukunya diberi sampul penumpu dari karton
dupleks. Disekeliling karton kemudian dapat direkatkan sampul
yang tercetak.
elain itu juga terdapat berbagai bentuk pembrosuran, yaitu:
S
1) Buku dan sampul dijahit dengan benang kawat,
kemudian punggungya dibalut dengan jalur lena.
Modul GRA.PUR.009 52
direkatkan pada punggung. Tidak diril.
Modul GRA.PUR.009 53
KURAS ISI BUKU
ang dinamakan kuras atau katern adalah lembaran kertas yang
Y masih kosong maupun yang sudah dicetak untuk buku pelajaran
atau buku perkantoran. Pada dasarnya kuras isi buku terbagi menjadi
dua, yaitu:
1) Isi kuras buku pelajaran/pekerjaan penerbitan.
2) isi kuras buku kantor.
Melipat lembaran-lembaran itu banyak sekali bentuknya sesuai dengan
yang diperlukan. Pekerjaan melipat dapat dilakukan dengan tangan dan
mesin. Pada isi buku pelajaran/penerbitan berbeda dengan isi kuras
buku kantor, begitu pula cara melipatnya.
Untuk halaman-halaman kuras kuras buku kantor dipergunakan
lembaran lepas dari ukuran dan jenis kertas tertentu dan melipatnya
hanya sekali saja. Jadi bentuk kuras isi buku kantor hanya terdiri dari
lembaran saja, dan untuk melipatnya menggunakan kertas yang tebal
(HVS 90 gr) atau kertas register. Isi buku kantor yang lazim itu antara
50, 100, 150 atau 200 halaman. Karena itu masing-masing bagian dari
buku kantor ini dinamai buku kantor yang tebalnya 1, 2, 3 dan 4 buku.
Tetapi sebutan ini hanyalah berlaku bagi buku kantor yang dibuat dari
lembaran kertas yang berukuran tunggal, seperti :
1) Schrijf
2) Median kecil
3) Royal
Kadang-kadang buku kantor yang tebalnya kurang dari satu buku
dinamai menurut banyaknya lembaran.
Untuk isi kuras buku pelajaran atau penerbitan terdiri dari 4, 8, 16, dan
32 halaman, atau kadang-kadang 64 halaman. Ketentuan isi tidak
berlaku bagi pekerjaan buku teks dari lembaran lepas. Pada isi kuras
Modul GRA.PUR.009 54
buku penerbitan ini ditandai dengan angka-angka signature dengan
maksud untuk membantu saat menyusun kuras-kuras buku.
Bagi penjilid buku penerbitan kalau akan melipat lembaran kertas
terlebih dahulu harus diingat, apakah lembaran itu tengahan, tunggal
atau rangkap.
1. Bentuk Kuras
Bentuk kuras isi buku berarti
memberikan perwujudan awal dari
ukuran buku yang akan dibuat.
Sebenarnya bentuk kuras buku
secara umum tidak begitu banyak,
hanya tiga bentuk yaitu :
1) Bentuk ukuran panjang.
2) Oblong lebar.
3) Bentuk biasa atau tegak.
Bentuk ukuran panjang, lebarnya lebih sempit/pendek dari tingginya.
Bentuk seperti itu banyak ditemui pada buku-buku ekspedisi. Sedangkan
ukuran kuras oblong besar tingginya lebih pendek dari lebarnya. Bentuk
kuras seperti itu adalah untuk buku gambar, brosur dan sebagainya.
Pada bentuk kuras yang lebih umum dan berlaku bagi kuras buku
pekerjaan penerbitan biasanya berupa bentuk lipatan dan folder yang
terdiri dari beberapa kali lipatan.
2. Menyusun Kuras
Sebelum kuras-kuras tersebut dijahit, maka terlebih dahulu disusun
sesuai urutan halaman buku. Semua kuras yang telah dilipat diletakkan
secara berurut dari kiri ke kanan dekat tangan si penjilid dengan angka
signaturnya menghadap ke atas. Kemudian pekerjaan menyusun kuras
dimulai dari kuras terakhir dipegang dengan tangan kanan langsung
Modul GRA.PUR.009 55
diterimakan pada tangan kiri menurut urut-urutan dari susunan kuras
dalam buku. Dengan cara demikian berarti pekerjaan menyusun kuras
buku itu dimulai dari kiri ke kanan. Begitu seterusnya pekerjaan
menyusun kuras dilakukan. Sedangkan untuk buku-buku yang tidak
terlalu tebal, lembaran kuras itu dapat disusun beberapa buah kuras
sekali saja sebelum diratakan.
3. Meratakan Kuras
Bentuk buku hasil cetakan akan
menjadi baik apabila pekerjaan di
bagian penyelesaian baik pula. Walau
hasil cetakan buku itu baik, namun
bila pengerjaan di bagian penyelesaian kurang memuaskan, akan
menjadi sia-sia dan hasil pekerjaan itu sangat mengecewakan.
Tahap pertama sebelum menjahit kuras adalah mempersiapkan
lembaran untuk dilipat. Setelah semua lembaran itu dilipat, diambil
sebanyak 25 kuras (section) kemudian dijatuhkan secara kendur-kendur
saja di atas meja. Pekerjaan ini dilakukan untuk meratakan bagian
kepala dan punggung buku. Pada bagian-bagian yang tertutup ini
dengan memakai tulang pelipat digosok sambil menekan agar supaya
sisi lipatan itu dapat rapat dan rata, sehingga pada waktu kuras-kuras
buku itu ditumpuk di dalam pres atau di
atas meja tidak akan jatuh berserakan
atau mungkin tumpukan itu meleset.
Selanjutnya pada bagian kepala dan
punggung kuras ditumpuk secara
berbolak-balik, sedikit 1 cm bagian yang
tertutup itu masuk ke dalam. Lalu
tumpukan itu diletakkan di atas dua buah papan pengepres dan
dimasukkan ke dalam pres. Pada perusahaan-perusahaan penjilidan
Modul GRA.PUR.009 56
atau penerbitan buku yang besar, pengepresan kuras dilakukan secara
serempak di dalam pres yang besar, dan pengepresan itu dilakukan
secara hidrolik atau biasa. Setelah semua kuras dikeluarkan dari dalam
pres diatur dalam bentuk tumpukan yang setiap tumpuknya berisi 50
lembar atau kuras. Dan dari beberapa tumpukan itu di tumpuk lagi
menjadi satu tumpukan besar 3 atau 4 yang khusus terdiri dari satu
bab, yang selanjutnya dikerjakan untuk kuras pada bab-bab yang lain.
Modul GRA.PUR.009 57
JAHITAN BROSIR
ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menjahit dengan
P tusuk brosir sebagai berikut:
1. Jahitan brosir untuk 2 kuras
a. Ambil sebuah papan yang lebarnya melebihi dua kali lebarnya
buku yang akan dijahit.
b. Kuras yang pertama dipegang tengah-tengah kepalanya dengan
tangan kiri, kemudian dibalik dan diletakkan rata dengan sisi
muka papan.
c. Kemudian dengan jarak 5 cm dari bawah kita tusuk dengan
jarum yang telah ada benangnya dari luar ke dalam.
d. Kemudian dengan jarak 5 cm dari kepala kita tusuk dari dalam ke
luar; kemudian jarum kita tarik terus, hingga di sebelah bawah
benangnya masih menyembul 3 cm panjangnya.
e. Kemudian ambil kuras yang kedua, kita tusuk dari luar ke dalam
di bagian atas, tepat di atas tusukan kuras-kuras pertama,
kemudian benangnya ditarik; setelah terasa kencang (tegang)
kemudian kita simpulkan dengan benang kelebihan yang
menyembul di kuras pertama dan selanjutnya siap untuk
dipasang sampul.
Modul GRA.PUR.009 58
3. Jahitan buku tebal
a. Kuras pertama dan terakhir dijahit seluruhnya.
b. Kuras antara kuras pertama dan terakhir dijahit separo saja.
4. Jahitan penuh
a. Susun kuras-kuras yang akan dijahit.
b. Beri tanda dengan pensil dengan jarak dari kepala 11/2 cm dan
dari ekor 11/2 cm, kemudian beri tanda pada bagian tengahnya.
c. Kemudian dijahit dari kuras pertama sampai dengan kuras
terakhir.
Modul GRA.PUR.009 59
Penusukan ini sama caranya
ketika melakukan tusukan pada
jilidan I dan II. Tusukan jarum
pertama keluar pada tusukan
kedua di jilidan III, lalu kaitlah benang simpul yang ada diantara
jilidan I dan II di bawahnya. Tarik dan tusukan akhir di jilidan III
tersebut. Tarik erat dan simpulkan. Demikianlah seterusnya
dilakukan pada jilidan berikutnya hingga tiba pada jilidan
terakhir.
Untuk simpulan terakhir harus dilakukan 2
kali simpulan agar jilidan dan jahitan
terikat erat. Kini proses penggabungan
telah selesai. Hasil jilidan disebut sebagai blok buku yang
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kulit.
Modul GRA.PUR.009 60
MENEMPELKAN HELAI PELINDUNG
agi buku-buku yang bersampul
B bor pada umumnya kuras
pertama dan terakhir ditempeli helai
pelindung. Pengertian menempelkan
helai pelindung (end-papers) ada 2,
yaitu:
1) Menempelkan helai pelindung pada kuras buku.
2) Menempelkan helai pelindung pada sampul bor.
Fungsi utama helai pelindung untuk blok buku adalah:
a. Melindungi isi buku.
b. Menghubungkan isi dan sampul bor.
c. Menambah nilai arstitik pada buku secara fisik.
Modul GRA.PUR.009 61
MEMASANG SAMPUL
roses berikutnya pekerjaan jilid brosir adalah dengan
P menempelkan atau memasang sampul. Setelah kuras-kuras
dijahit, kemudian dipasang sampul manila atau brifkart. Pengerjaan
seperti ini dinamakan membrosir. Bila yang akan dikerjakan banyak,
maka sebaiknya sampul-sampulnya harus dilipat terlebih dahulu.
Melipatnya dapat dilakukan beberapa lembar sekaligus, apabila
punggungnya tidak terdapat nama buku (teks). Sebelum memulai
dengan melipat sampul, harus diperhatikan dahulu apakah sampuil-
sampul itu telah menurut ukurannya yang benar, sebab kalau terlalu
panjang, atau telalu lebar nanti akan sukar menempelkannya.
Modul GRA.PUR.009 62
tengah ke tepi kanan dan kiri kemudian dilem dengan lem yang
kental sampai benar-benar rata dengan menggunakan kuas.
4) Letakkan di sebelah kiri papan yang berada di atas, maka sampul
buku terbuka di tengah-tengah.
5) Hadapkan sisi muka ke kita, sedang sisi luarnya atau sisi yang
tercetak (bertitel) menghadap ke bawah.
6) Ambil buku dengan tangan kanan pada bagian ekornya, kemudian
letakkan pada lipatan dan kepalanya harus rata dengan sampul itu.
7) Lalu pegang belakang sampul dengan tangan kanan, kemudian
bungkuskan pada buku itu erat-erat.
8) Tekan buku bagian atas dengan tangan kiri dan gosok-gosoklah
punggung buku dengan jari dan ibu jari, supaya dapat merekat
dengan baik.
9) Ratakan punggung buku dengan diletakkan diantara dua buah
papan.
10) Maka buku siap untuk dilakukan pemotongan bersih. (potong pada
sisi kepala, depan dan ekor)
c. Rangkuman
Modul GRA.PUR.009 63
Yang dinamakan kuras atau katern adalah lembaran kertas yang
masih kosong maupun yang sudah dicetak untuk buku pelajaran
atau buku perkantoran.
Sebenarnya bentuk kuras buku secara umum tidak begitu banyak,
hanya tiga bentuk yaitu :
1. Bentuk ukuran panjang.
2. Oblong lebar.
3. Bentuk biasa atau tegak.
Semua kuras yang telah dilipat diletakkan secara berurut dari kiri ke
kanan dekat tangan si penjilid dengan angka signaturnya
menghadap ke atas.
Keempat sisi lembaran buku yang terlipat, mempunyai nama-
namanya sendiri. Sisi atas disebut kepala, di belakang disebut
punggung, di depan disebut sisi depan dan di bawah disebut ekor.
Dari tanda jahitan tepi diukur tiga bagian yang sama seandainya
kuras-kuras itu dijahit 4 tusukan.
Bagi buku-buku yang bersampul bor pada umumnya kuras pertama
dan terakhir ditempeli helai pelindung.
Setelah kuras-kuras dijahit menjadi blok buku, maka langkah
pekerjaan berikutnya adalah melakukan pengepresan blok buku
tersebut.
Fungsi utama helai pelindung untuk blok buku adalah:
1. Melindungi isi buku.
2. Menghubungkan isi dan sampul bor.
3. Menambah nilai arstitik pada buku secara fisik.
Proses berikutnya pekerjaan jilid brosir adalah dengan menempelkan
atau memasang sampul. Setelah kuras-kuras dijahit, kemudian
dipasang sampul manila atau brifkart. Pengerjaan seperti ini
dinamakan membrosir.
Modul GRA.PUR.009 64
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban
Modul GRA.PUR.009 65
e. Lemari alat
f. Alat memasang mata ayam
g. Alat memasak lem
h. Blok pembuat jalur punggung buku
i. Alat pemegang huruf
j. Batu marmer
k. Papan pengepres
l. Gunting bor (kacip)
m. Kwikprint
n. Pisau pembulat sudut
g. Lembar Kerja
Menjilid Buku dengan Sistem Jahit Tusuk Brosir
(benang).
1). Alat
Modul GRA.PUR.009 66
- tulang pelipat
- kater
- penggaris
- pensil
- pusut
- jarum jahit
- pemotong kertas/kacip
- pres tangan
- meja jahit
- meja praktik
- batu marmer
- papan pengepres
- gunting bor
- kuas lem
2). Bahan
- Kuras isi buku (5 kuras; 1 kuras 16 halaman).
- Kertas kasing
- Cover buku (kulit buku).
- Benang jahit nylon
- Lem kanji
- Lem tulang (lem urea)
3). Keselamatan Kerja
a. Pergunakan alat dan bahan sesuai kebutuhan.
b. Hati-hati ketika menusukkan jarum ke lembar kertas.
c. Hati-hati ketika mengepres blok buku
d. Hati-hati ketika memotong kertas.
e. Pergunakan masker bila diperlukan.
f. Kembalikan peralatan yang telah digunakan pada tempatnya.
Modul GRA.PUR.009 67
4). Langkah Kerja
a. Siapkan lembar kertas kuras isi buku sejumlah 5 kuras.
Modul GRA.PUR.009 68
j. Pasang lembar pelindung menggunakan kertas kasing.
o. Lakukan pemotongan tiga sisi (sisi atas, depan dan ekor) hasil
jilidan buku yang sudah selesai.
Modul GRA.PUR.009 69
BAB. III
EVALUASI
A. Tes Tertulis
Modul GRA.PUR.009 70
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan sistem jahit kaye dalam penjilidan buku!
2. Jelaskan langkah-langkah penjilidan buku tulis!
3. Apakah fungsi pita kapital?
4. Apakah fungsi dari tulang pelipat?
5. Sebutkan gunting yang sering dipergunakan dalam penjilidan!
6. Jelaskan fungsi pusut!
7. Apakah yang dimaksud dengan penggabungan?
8. Sebutkan ciri-ciri benang dari kapas!
9. Sebutkan macam-macam linen!
10. Sebutkan macam-macam sampul pualam!
11. Sebutkan fungsi dari batu marmer!
12. Jelaskan fungsi dari papan pengepres!
13. Sebutkan faktor keselamatan krja yang perlu diperhatikan!
14. Apakah yang dimaksud dengan pembrosuran?
15. Jelaskan langkah dalam jahitan brosir 3 kuras!
16. Jelaskan cara menempelkan helai pelindung!
17. Jelaskan fungsi pres horisontal!
18. Jelaskan fungsi pres vertikal!
19. Apakah fungsi dari blok pembuat lajur?
20. Sebutkan persyaratan papan pengepres yang baik!
B. Tes Praktik
Modul GRA.PUR.009 71
1. Jumlah kuras isi buku 5 kuras dengan setiap kuras terdiri dari 16 halaman.
KUNCI JAWABAN
A. Tes Tertulis
Modul GRA.PUR.009 72
1. Sistem kaye dengan jahit benang dan jahit kawat.
4. Fungsi tulang pelipat adalah untuk melipat dan menekan lipatan kertas yang
tebal, menggosok (menghaluskan) kertas, linen dan kulit yang baru
ditempelkan.
Modul GRA.PUR.009 73
6. Pusut digunakan untuk membantu pada waktu membuat lubang pada sampul
bor bagi pekerjaan penjilidan Perancis atau untuk membuat lubang-lubang
jahitan lembar-lembar lepas.
9. Macam-macam linen:
a. Linen natuur; bersifat lemah, sedang warnanya tidak begitu menyolok.
b. Linen Buchram; bersifat halus dan termasuk jenis yang kuat.
c. Linen Kaliko; dasarnya memakai kain tenun, setelah dilapisi lalu dicetak
buta (embosing).
d. Linen Gecacheerd; pada sisi linen yang kasar dilapisi kertas.
e. Linen plain.
Modul GRA.PUR.009 74
c. Pualam kanji; dibuat dari bubur kanji yang diberi bahan-bahan
berwarna (serbuk tinta tulis atau cat aniline). Kedua bahan itu dicampur
menjadi satu, disaring dengan kain supaya memperoleh bahan yang
lembut. Berikutnya sehelai kertas disapu dengan kanji berwarna yang rata
lalu dibuat hiasan sesukanya.
14. Pembrosuran adalah suatu cara sederhana untuk menggabungkan kuras satu
sama lain dan disekelilingnya diberi sampul. Buku yang dijilid mempunyai
tujuan yang sama; menggabungkan kuras dan melindunginya dengan sampul
buku.
Modul GRA.PUR.009 75
c. Kuras ketiga dijahit separo juga; ditusuk ke dalam di tengah-tengah dan
tusuknya ke luar tepat di atas tusukan permulaan lembaran pertama.
19. Alat ini berguna sekali untuk membulatkan lajur karton atau bor punggung
buku. Lajur ini ditempatkan di dalam aluran yang bulat setengah lingkaran itu
lalu dengan pertolongan tulang pelipat (bone holder) digosok-gosok sampai
lengkung.
Modul GRA.PUR.009 76
B. Lembar Penilaian Tes Praktik
Nama Peserta :
No. Induk :
Program Keahlian :
Nama Jenis Pekerjaan :
PEDOMAN PENILAIAN
Skor Skor
No. Aspek Penilaian Keterangan
Maks. Perolehan
Modul GRA.PUR.009 77
1 2 3 4 5
I Perencanaan
1.1. Persiapan alat 3
1.2. Persiapan bahan 4
Sub total 7
II Proses (Sistematika & Cara Kerja)
2.1. Cara menggabungkan kuras-kuras 5
2.2. Cara menjahit kuras-kuras 10
2.3. Cara memasang lembar pelindung 10
2.4. Cara memasang lembar cover 5
2.5. Cara memotong bersih 5
Sub total 35
III Kualitas Hasil Penjahitan
3.1. Posisi kuras sesuai dengan urutan 10
3.2. Helai pelindung terpasang dengan kuat 5
3.3. Cover terpasang dengan kuat 10
3.4. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu 10
yang telah ditentukan
Sub total 35
IV Sikap/Etos Kerja
4.1. Tanggung jawab 2
4.2. Ketelitian 3
4.3. Inisiatif 3
4.4. Kemandirian 2
Sub total 10
V Laporan
5.1. Sistimatika penyusunan laporan 4
5.2. Kelengkapan tugas yang diberikan 6
Sub total 10
Total 100
KRITERIA PENILAIAN
Modul GRA.PUR.009 78
1.2. Persiapan bahan ? Bahan disiapkan sesuai kebutuhan 4
? Bahan disiapkan tidak sesuai
1
kebutuhan
Modul GRA.PUR.009 79
dengan waktu yang telah ? Menyelesaikan pekerjaan tepat 8
ditentukan waktu
10
? Menyelesaikan pekerjaan melebihi
waktu yang ditentukan
2
IV Sikap/Etos Kerja
4.1. Tanggung jawab ? Membereskan kembali alat dan
bahan yang dipergunakan 2
? Tidak membereskan alat dan
1
bahan yang dipergunakan
BAB.IV
PENUTUP
etelah menyelesaikan modul ini, maka anda berhak untuk mengikuti tes
S paktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila anda
dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini,
Modul GRA.PUR.009 80
maka anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah
pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem
penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi
profesi yang berkompeten, apabila anda telah menyelesaikan suatu
kompetensi tertentu. Ikuti tes praktik yang terdapat dalam modul ini. Atau
apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka
hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat
dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi.
Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu
standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda
berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia
industri atau asosiasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Modul GRA.PUR.009 81
1983, Penjilidan Buku Jilid Massal dan Jilid Brosur, Pusat Grafika Indonesia,
Jakarta, Indonesia.
Krebet Hidayat, R. Soemarto, Drs. Sumarlan, 1982, Teori Jilid Buku 1, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta, Indonesia.
Tim Leksikon Grafika, 1985, Leksikon Grafika, Pusat Grafika Indonesia, Jakarta,
Indonesia.
Modul GRA.PUR.009 82