Anda di halaman 1dari 18

Radiasi Benda Hitam

Benda yang panas akan memancarkan radiasi elektromagnetik. Penyelidikan atas


spektrum radiasi yang dipancarkan benda panas merupakan titik awal menuju pada
pemahaman konsep gelombang partikel. Pernahkah Anda memperhatikan lampu
pijar saat menyala? Saat menyala, lampu pijar memancarkan cahaya yang
bersumber dari filamen. Jika arus listrik dialirkan, filamen ini akan menahan arus
listrik. Hal ini menyebabkan kenaikan suhu filamen yang sangat cepat sehingga
filamen menyala dan memancarkan cahaya. Pemancaran cahaya akibat kenaikkan
sinar demikian dinamakan radiasi termal.

Dalam bab ini, Anda akan mempelajari radiasi, yaitu radiasi benda hitam. Apa yang
dimaksud dengan radiasi benda hitam? Anda dapat mengetahui jawabannya pada
pembahasan berikut.

Radiasi Benda Hitam

Cahaya (radiasi termal) yang dipancarkan oleh sebuah benda dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu suhu benda, jenis bahan benda dan sifat permukaan benda.
Dengan menggunakan spektrometer, intensitas radiasi termal tersebut dapat
diukur dan untuk logam permukannya dilapisi kertas karbon, menunjukkan bahwa
intensitas radisinya hanya bergantung pada suhu benda dan tidak bergantung pada
jenis bahan maupun sifat permukaan logam.

Kenyataan di atas memunculkan istilah yang disebut benda hitam, yaitu sebuah
benda yang menyerap semua cahaya yang sampai ke permukannyadan jika benda
itu berpijar pada suhu tertentu, maka akan memancarkan intensitas radiasi paling
besar dari benda-benda lain pada suhu yang sama.

Karena karbon berwarna hitam, maka permukaan logam yang dilapisi karbon dapat
menyerap semua panjang gelombang cahaya dan dalam hal ini intensitas radiasi
logam hanya dapat dipengaruhi oleh suhu logam.
Gambaran sederhana dari radiasi benda hitam adalah sebuah logam berongga yang
mempunyai lubang kecil di permukannya.

Jika sebuah sinar cahaya masuk ke dalam logam berongga melalui lubang kecil,
maka sinar cahaya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kalioleh
permukaan dalam logam dan kemungkinannya kecil untuk keluar dari dalam logam
berongga. Sehingga, dengan kata lain semua cahaya yang mengenai permukaan
logam melalui lubang kecil tersebut akan diserap olrh logam berongga. Akan tetapi
jika logam berongga tersebut dipanaskan, maka intensitas cahaya yang
dipancarkan melalui lubang kecil lebih besar dari intensitas cahaya yang
dipancarkan oleh permukaan logam, sehingga dalam hal ini, lubang kecil pada
logam berongga tersebut bersifat sebagai benda hitam.
Perkembangan Model Atom

Coba kalian amati gambar di atas. Bagaimana lampu-lampu itu bisa menyala?
Tabung lampu itu dirancang dari tabung lucutan sinar katoda. Apakah sinar katoda
itu? Apakah atom itu?

Perkembangan Teori Atom


Democritus

Teori tentang atom telah muncul sebelum Masehi. Contohnya adalah definisi atom
menurut Demokritus. Demokritus membuat simpulan : Suatu zat dapat dibagi
menjadi yang lebih kecil hingga mendapatkan bagian yang paling kecil dan tidak
dapat dibagi lagi dan dinamakan atom. Kata atom ini berasal dari bahasa Yunani
“atomos” yang berarti tak dapat dipotong.
Model Atom Dalton
Kemudian muncul lagi setelah Masehi seperti yang disampaikan oleh John
Dalton (1766−1844). Menurut Dalton atom adalah bagian suatu unsur yang tak
dapat dibagi lagi. Perkembangan berikutnya dapat diperhatikan seperti berikut.
Penemuan Elektron

Pada tahun 1879, Sir William Crookes melakukan sebuah percobaan dengan
menggunakan tabung sinar katode (CRT) atau disebut juga tabung Crookes. Tabung
Crookes terdiri dari tabung kaca bertekanan rendah yang didalamnya dipasang dua
buah elektroda (anoda dan katoda) dan ujung tabung dekat anoda dilapisi zat
fluoresensi (misalnya ZnS). Ketika elektroda pada tabung Crookes dihubungkan
dengan sumber tegangan tinggi, maka dari katoda akan terpancar seberkas sinar
yang tidak tampak menuju ke anoda yang yang ditunjukkan dengan berpendarnya
layar fluoresensi di dekat anoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda
dibengkokkan oleh medan listrik dan medan magnet serta dapat memutar baling-
baling yang dipasang pada lintasan sinar katoda. Karena itu, sinar katoda
merupakan partikel yang mempunyai muatan dan massa. Karena dalam medan
listrik sinar katoda dibelokkan ke kutub positif, maka partikel-partikel sinar katoda
merupakan partikel-partikel bermuatan negatif. Partikel sinar katoda G.J Stoney
diberi nama elektron. Jika bahan katoda diganti dengan logam lain, selalu
dihasilkan sinar katoda serupa, sehingga dapat disimpulkan bahwa partikel-partikel
sinar katoda (elektron) terdapat pada setiap materi.

Pada tahun 1897, Sir Joseph Thomson menemukan harga muatan elektron yaitu
melalui perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m). Dalam penumuannya,
Thomson menggunakan medan magnet dan medan listrik yang dipasang pada
lintasan elektron seperti gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas, jika medan listrik (E) tidak diterapkan, tampak bahwa medan
magnet (B) menyebabkan elektron bergerak melingkar dengan jari-jari r. Jika
elektron mempunyai kecepatan v maka gaya magnet pada elektron sama dengan
gaya sentripetalnya, sehingga berlaku persamaan :

Keterangan :

B = medan magnet (Wb/m2)

e =muatan elektron (C)

v = kecepatan elektron (m/s)

m = massa elektron (kg)

r = jari-jari lintasan elektron (m)

Tetapi jika medan listrik diterapkan dan diatur agar lintasan elektron kembali
seperti sebelum dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik, maka pada
keadaan ini gaya listrik pada elektron sama dengan gaya magnet, sehingga berlaku
persamaan :
Berdasarkan hal tersebut, diterapkanlah bahwa elektron merupakan partikel dasar
penyusun materi (atom).

Pada tahun 1906, Robert A. Milikan berhasil juga menetukan harga muatan
elektron melalui percobaan tetes minyak, seperti gambar berikut.

Tetesan-tetesan minyak yang disemprotkan ke dalam tabung akan terionisasi dan


turun melalui lubang pada plat posistif dengan kecepatan v yang memenuhi hukum
Stokes. Setelah memasuki daerah diatara dua plat, maka tetesan minyak yang
terionisasi akan bergerak dengan kecepatan tetap dan mengalami gesekan,
sehingga diperoleh persamaan:

Ketika plat dihubungkan dengan sumber tegangan, maka tetesan minyak akan
mengalami gaya listrik. Dengan mengatur tegangan, maka tetesan minyak dapat
dibuat diam dan pada keadaan ini gaya listik sama dengan gaya gravitasi,
sedangkan gaya stokes-nya sama dengan nol. Mengacu pada hal diatas, maka
milikan menemukan bahwa muatan tetesan minyak (q) selalu merupakan kelipatan
bulat dari -1,6 x 10-19 C dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

dengan n = 1,2,3,…..

Maka massa elektron sebesar : 9,11 x 10-31 kg.


Model Atom Thomson

Sejak ditemukannya elektron sebagai partikel dasar bermuatan negatif, maka


keabsahan teori atom Dalton mulai diragukan. Pada tahun 1899, seorang ahli fisika
inggris, Sir Joseph Thomson, mengemukakan atom sebagai sebuah bola bermuatan
positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif yang disebut elektron.
Elektron-elektron tersebut tersebar pada bola seperti kismis pada roti (seperti
tampak pada gambar di atas).

Model Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford, Geiger dan Marsden melakukan percobaan
dengan menembakkan partikel-partikel alfa (α) pada lempeng emas tipis yang
bertujuan untuk membuktikan teori atom Thomson. Ternyata Rutherford
memperoleh fakta bahwa tidak semua partikel alfa dipantukan. Hal ini
membuktikan bahwa atom bukanlah benda padat melainkan memiliki rongga-
rongga. Kemudian Rutherford mengusulkan suatu model atom sebagai berikut.

1. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif. Inti atom yang mengandung
hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan
negatif seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral karena jumlah muatan positif sama dengan
jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk dari gaya tarik
menarik antara elektron dengan gaya inti atom.

Adapun model atom Rutherford adalah sebagai berikut.

Pada dasarnya teori atom Rutherford lebih sesuai dengan teori atom Thomson,
tetapi teori ini mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah:

1. Teori Rutherford bertentangan dengan teori gelombang elektromagnetik Maxwell.


Berdasarkan teori gelombang elektromagnetik Maxwell, partikel-pertikel bermuatan
listrik yang bergerak dengan kecepatan seperti elektron yang mengelilingi inti atom
akan memancarkan enegri dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Karena
elektron merupakan partikel bermuatan negatif, maka selama mengelilingi inti
elektron akan memancarkan energi terus menerus dan elektron akan jatuh ke inti.
Dalam hal ini, jika teori atom Rutherford benar, maka lintasan elektron mengelilingi
inti berbentuk spiral sedangkan kenyataannya hal ini tidak pernah terjadi.
2. Teori atom Rutherford tidak mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen. Jika
atom Rutherford benar, maka selama mengelilingi inti, elektron akan memancarkan
gelombang elektromagnetik secara kontinu tetapi kenyatannya berbeda gelombang
yang dipancarkan berupa spektrum garis.
Model Atom Bohr
Kelamahan teori atom Rutherford dalam menjelaskan teori garis atom hidrogen
berhasil diperbaiki oleh ahli fisika Denmark yang bernama Niels Bohr pada tahun
1913. Berdasarkan teori atom Rutherford dan teori kuantum Planck, Bohr
mengajukan postulat tentang model atom sebagai berikut.

1. Elektron pada atom mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut lintasan
stasioner. Pada lintasan ini, elektron tidak menyerap atau melepaskan energi dan
elektron mempunyai momentum sudut yang besarnya merupakan kelipatan dari
2. Elektron akan melepaskan energi jika elektron berpindah dari tingkat energi yang
lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah dan elektron akan menyerap energi
ketika berpindah dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi.

Berdasarkan postulat Bohr, momentum sudut elektron memiliki persamaan :

Dengan :
L = momentum sudut elektron

m = massa elektron

v = kecepatan elektron

r = jarak elektron ke inti

h = konstanta Planck

n = bilangan kuantum utama (n = 1,2,3, …..)

Kecepatan linier elektron dalam mengelilingi inti adalah:

Jari-jari kulit atomnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

Energi total elektron pada masing-masing orbit yaitu


Sedangkan energi elektron pada kulit ke-n adalah

Dengan:

En = energi elektron pada kulit ke-n

Energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron ketika eksitasi atau transisi
tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

Meskipun teori atom Bohr menjelaskan fenomena spektrum atom hidrogen dan
dapat digunakan untuk menentukan besaran-besaran elektron, masih memiliki
beberapa kelemahan yaitu :

1. Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan atom hidrogen, sedangkan untuk atom
berelektron banyak tidak dapat dijelaskan dengan model atom Bohr.
2. Lintasan elektron sebenarnya tidak sederhana seperti yang diajukan Bohr (lintasan
lingkaran) tetapi lebih rumit dan mempunyai subkulit orbital
3. Teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan kejadian-kejadian dalam kaitan kimia
dan tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet terhadap spectrum atom.
Model Atom Menurut Teori Kuantum
Walaupun teori Bohr tidak dapat menjelaskan spektrum atom berelektron banyak,
tetapi pada perkembangan selajutnya teori atom Bohr menjadi acuan bagi
beberapa ilmuan dalam melahirkan teori atom modern (teori mekanika kuantum
atau teori mekanika gelombang). Erwin Schrodinger mengajukan pendapat bahwa
apabila elektron mempunyai sifat gelombang, maka elektron mempunyai fungsi
gelombang yang menyatakan keadaan elektron tersebut. Menurut Schrodinger
fungsi gelombang elektron dalam mengelilingi inti dapat dinyatakan dengan fungsi
gelombang bebas waktu sebagai berikut.

Analog dengan gelombang stasioner pada tali yang kedua ujungnya dijepit, maka
fungsi gelombang partikel dalam kotak dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.

Sedangkan energi partikel pada keadaan n dinyatakan dengan :


Karena mempunyai sifat gelombang, maka menurut Schrodinger, elektron-elektron
pada atom tidak mengorbit inti atom, tetapi lebih berisifat sebagai gelombang
yang bergerak pada jarak tertentu dan dengan energi tertentu di sekeliling inti.

Model atom Scrodinger terbukti lebih tepat dan berdasarkan model inti.
Penyelesaian ekstrak dari gelombang Schrodinger melahirkan empat buah besaran
yaitu bilangan kuantum utama, bilangan kuantum orbital, bilangan kuantum
magnetik dan bilangan kunatum spin.

1.Bilangan kuantum utama

Bilangan kuantum utama merupakan bilangan yang menyatakan tingkatan energi


elektron pada atom dan sesuai dengan bilangan kuantum n pada teori atom Bohr.

Berdasarkan teori atom Bohr, energi elektron pada atom hydrogen (Z=1) adalah ,
tetapi untuk atom-atom selain hydrogen, maka energi elektronnya memenuhi
persamaan:
Kedudukan elektron yang bersesuaian dengan tingkatan energi elektron dinyatakan
dengan kulit atom, yang dilambangkan dengan K, L, M, N, O, P dan seterusnya.

Hubungan bilangan kuantum utama dengan kulit atom ditunjukkan pada tabel
berikut ini.

2.Bilangan kuantum orbital

Bilangan kuantum orbital atau bilangan kuantum utama adalah bilangan yang
menyatakan besaran momentum sudut elektron dan juga menyatakan sub kulit
atom. Momentum sudut elektron terhadap sumbu inti atom ditentukan oleh

Dalam hal ini, l merupakan bilangan kuantum orbital yang mempunyai nilai dari nol
sampai n-1.

Adapun tabel bilangan kuantum utama dengan dengan masing-masing sub kulitnya
adalah sebagai berikut.
Kombinasi dari bilangan kuantum utama dengan bilangan kuantum orbital adalah
sebagai berikut.

3.Bilangan kuantum magnetik

Bilangan kuantum magnetik menerapkan arah momentum sudut dengan cara


menentukan komponen momentum sudut dalam arah medan magnet luar.

Jika medan magnet luar sejajar sumbu y, maka momentum sudut dalam arah y
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

Nilai bilangan kuantum magnetik bergantung pada nilai bilangan kuantum orbital
yaitu semua bilangan bulat mulai dari –l sampai +l termasuk nol

4.Bilangan kuantum spin


Gerakan elektron pada atom tidak hanya mengelilingi inti atom, tetapi juga
berotasi terhadap sumbunya. Rotasi elektron terhadap sumbunya disebut spin dan
keadaan ini dinyatakan dengan bilangan kuantum spin (ms).
Arah spin elektron hanya mempunyai dua kemungkinan yaitu searah dengan jarum
jam atau berlawanan arah dengan jarum jam. Elektron yang mempunyai spin
searah dengan jarum jam menuju ke bawah, sedangkan elektron yang mempunyai
spin berlawanan dengan jarum jam ke atas, seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.

Berdasarkan keadaan spin elektron tersebut, maka tentu tiap-tiap orbital elektron
hanya ditempati oleh dua buah elektron. Kedua elektron tersebut harus
mempunyai spin berlawanan, sehingga menghasilkan medan magnet yang
berlawanan yang diperlukan untuk mengimbangi gaya tolak (gaya Coulomb) dari
elektron-elektron yang terdapat dalam orbital tersebut.
Penggunaan Radioisotop

Radioisotop banyak digunakan dalam bidang kesehatan, biologi, industi, arkeologi,


hidrologi dan bidang lainnya. Berikut ini contoh manfaat radioisotope dalam
bidang-bidang tersebut.

1. Dalam bidang kedokteran.

Radioisotope yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran adalah kobalt-60


dan iridium-131. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker, sedangkan
iridium-131 digunakan untuk mempelajari cara kerja kelenjar gondok.

Dalam dunia kedokteran nuklir, prinsip radiologi dimanfaatkan dengan memakai


isotop radioaktif yang disuntikkan ke dalam tubuh. Kemudian, isotop tersebut
ditangkap oleh kolektor di luar tubuh sehingga diperoleh gambaran yang
menunjukkan distribusinya di dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mengetahui
letak penyempitan pembuluh darah pada penderita penyakit penyempitan
pembuluh darah, digunakan radioisitop natrium. Kemudian, jejak radioaktif
tersebut dirunut dengan menggunakan pencacah Geiger. Letak penyempitan
pembuluh darah ditunjukkan dengan terhentinya aliran natrium.

2.Dalam bidang biologi

Dalam bidang biologi, radioisotope digunakan untuk mempelajari beberapa proses


dalam sel hidup dan mekanisme reaksi fotosintesis.

3.Dalam bidang industry .

Radioisotp yang banyak digunakan dalam bidang industry ialah kobalt-60 dan
iridium-192 yang biasanya digunakan untuk mengetahui cacat dan kerusakan bahan
dalam industry.
4.Dalam budang arkeologi

Dalam bidang arkeologi, radioisotope digunakan untuk menentukan unsur batuan


atau fosil dengan menggunakan konsep peluruhan dan waktu paruh.

5.Dalam bidang hidrologi

Dalam bidang hidrologi, radioisotope digunakan untuk mengukur laju aliran fuida,
untuk mengukur kandungan air dalam tanah, untuk mendeteksi kebocoran pipa dan
untuk mengukur tinggi permukaan cairan.

Anda mungkin juga menyukai