PROPOSAL
Oleh
Husniya Faradisa
NIM 152210101054
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
Hati merupakan organ paling besar dalam tubuh yang memiliki berat
sekitar 1,5 kg atau setara dengan 2% dari total tubuh manusia. Hepar
merupakan organ yang memiliki peran untuk filtrasi dan penyimpanan darah,
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan hormon, dan senyawa asing
pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan zat besi dan pembentukan
faktor koagulasi (Guyton, C. A. Dan E. J. Hall, 2011).
Kerusakan sel-sek hepar dapat ditimbulakan karena adanya paparan
zat asing dalam jumlah cukup besar sehingga hati tidak mampu untuk
metabolisme zat tersebut untuk diekskresikan ke luar tubuh. Kerusakan sel-
sel hati dapat ditandai dengan disekresikannya enzim aminotransferase yaitu
serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamat
piruvat transaminase (SGPT). Selain itu kondisi histopatologi dari sel-sel
hepar juga dapat menjadi parameter pendukung kerusakan sel-sel hepar.
Berdasarkan beberapa hal diatas, dilakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian daun sirih merah secara subkronis terhadap gambaran
histopatologi hatidan kadar SGOT darah mencit.
3
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper
Crocatum) terhadap gambaran mikroskopis hati pada mencit ?
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom Plantae
Subkingdom Viridiplantae
Infrakingdom Streptophyta
Super divisi Embryophyta
Divisi Tracheophyta
Sub divisi Spermatophytina
Class Magnoliopsida
Superordo Magnolianae
Ordo Piperales
Famili Piperaceae
Genus Piper L.
Spesies Piper oratonum
5
2.1.1. Deskripsi Tanaman Sirih Merah
Tanamn sirih mempunyai ragam spesies diantaranya sirih gading,
sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning, dan sirih merah.Daun sirih merah
(Piper crocatum) adalah salah satu tanaman obat potensial berkhasiat
untuk menyembuhkan berbagai penyakit (Andareto, Obi. 2015).
6
2.2. Tinjauan Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai (Anonim,1995). Soxhletasi adalah suatu metode / proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara
penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga
semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari ekstraksi yaitu
cairan pelarut yang digunakan. Cairan pelarut dalam pembuatan ekstrak
adalah pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat
atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat dipisahkan dari
bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung
sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total,
maka cairan pelarut yang dipilih yang dapat melarutkan hampir semua
metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk pertimbangan
dalam memilih pelarut adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses
dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah, lingkungan, serta keamanan (Dirjen
POM, 2000).
7
Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang
yang diberikan secara oral pada hewan uji selama sebagian umur hewan,
tetapi tidak lebih dari 10% seluruh umur hewan. Prinsip dari uji toksisitas
subkronis oral adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan
setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per
kelompok selama 28 atau 90 hari, bila diperlukan ditambahkan kelompok
satelit untuk melihat adanya efek tertunda atau efek yang bersifat reversibel.
Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harus diamati setiap hari untuk
menentukan adanya toksisitas. Hewan yang mati selama periode pemberian
sediaan uji, bila belum melewati periode rigor mortis (kaku) segera
diotopsi,dan organ serta jaringan diamati secara makropatologi dan
histopatologi. Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua hewan yang
masih hidup diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secara
makropatologi pada setiap organ dan jaringan. Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan histopatologi (BPOM, 2014).
8
Vena pada hepar yang membawa darah keluar dari hepar menuju vena cava
inferior adalah vena hepatica. Sedangkan, pembuluh darah vena porta dan
arteri hepatica aliran nya menuju pada porta hepatica.
9
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
10
3.5. Bahan dan Alat Uji
3.5.1. Bahan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih galur BALB, sehat,
berkelamin jantan dan betina serta usia 6-8 minggu dengan berat 20-30 gram.
11
3.7.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian adalah kadar SGOT dan SGPT serta
perubahan histologi hatimencit setelah pemberian ekstrak daun sirih
merah dengan dosis 500 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB dan 2000 mg/kgBB.
3.9. Prosedure
3.9.1. Tahapan Persiapan
a. Preparasi simplisia
Daun sirih merah dideterminasi terlebih dahulu, kemudian dicuci
menggunakan air dan dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Setelah kering, daun sirih merah di kecilkan
ukurannya hingga menjadi serbuk menggunakan blender.
12
b. Pembuatan ekstrak daun sirih merah (Piper Crocatum)
Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode soxhletasi, 500
gram serbuk daun sirih merah yang telah kering diekstraksi
menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut etanol 96%.
Pelarut etanol 96% dimasukkan dalam labu alas bulat yang ada
di soxhlet (± 500 ml). Cairan pelarut etanol 96% dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan
oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan pelarut
yang jatuh ke dalam labu soxhlet yang berisi daun sirih merah
dan jika cairan tersebut telah mencapai permukaan labu soxhlet,
seluruh cairan akan kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai
dengan cairan di labu soxhlet tidak berwarna atau sirkulasi telah
mencapai 16 kali. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan
pelarutnya dengan elektromanthel pada suhu 60ºC sehingga
didapatkan ekstrak kental.
c. Pembuatan Suspensi Ekstrak daun Sirih Merah (Piper crocatum)
dosis 500 mg/kgBB
Sebanyak 500 mg ekstrak daun sirih merah ditambah 0,5 Ml
tween 80 kemudian disuspensikan dalam CMC Na 1% ad 50 Ml
d. Pembuatan Suspensi Ekstrak daun Sirih Merah (Piper crocatum)
dosis 1000 mg/kgBB
Sebanyak 500 mg ekstrak daun sirih merah ditambah 0,5 Ml
tween 80 kemudian disuspensikan dalam CMC Na 1% ad 50 Ml
e. Pembuatan Suspensi Ekstrak daun Sirih Merah (Piper crocatum)
dosis 2000 mg/kgBB
Sebanyak 500 mg ekstrak daun sirih merah ditambah 0,5 Ml
tween 80 kemudian disuspensikan dalam CMC Na 1% ad 50 Ml
13
3.9.2. Perlakuan terhadap Hewan Coba
Sediaan uji ekstrak daun sirih merah diberikan pada hewan uji satu
kali sehari selama 28 hari. Pada penelitian ini digunakan 20 mencit
yang dibagi dalam 4 kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 ekor
jantan dan 5 ekor betina. Setiap kelopok diletakkan dalam kandang
yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin. Mencit diadaptasikan di
laboratorium selama 7 hari dengan tujuan menyesuaikan lingkungan
sekitar. Hewan coba dinyatak sehat jika tidak mengalami perubahan
berat badan yang signifikan. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok
yang terdiri dari kelompok normal dan kelompok perlakuan ( dosis 500
mg/kgBB, dosis 1000 mg/kgBB, dosis 2000 mg/kgBB). Masing-masing
mencit terdiri dari 5 ekor jantan dan 5 ekor betina.
14
kemudian dicampur dengan reagen SGPT, kemudian campuran plasma
darah an reagen dianalisis menggunakan fotometer Biolyzer 100.
15
3.11. Skema Kerja
3.11.1. Skema Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah
150 gram Serbuk daun sirih merah diambil untuk diekstraksi kemudian
dimasukkan kedalam labu soxhlet
16
3.11.2. Skema Penelitian Toksisitas Ekstrak Daun Sirih Merah
K1 K2 K2 K3
(Kelompok (Kelompok (Kelompok (Kelompok
normal) perlakuan 1) perlakuan 2) perlakuan 3)
Setelah 28 hari mencit diambil darahnya untuk mengukur kadar SGOT dan SGPT
serta dilakukan pengambilan organ jantung
17
3.11.3. Skema Pengukuran Kadar SGOT dan SGPT
Diambil 50 µl
Dicampur Dicampur
18
3.11.4. Skema Alur Pembuatan Preparat Hepar
Hasil irisan diambil dengan objek glas yang sudah dicoating dan
dikeringkan diatas hotplate
19
3.12. Justifikasi Anggaran Biaya
Tabel 1. Anggaran Biaya
Harga
Justifikasi Harga
Material Kuantitas keseluruan
Pemakaian Satuan(Rp)
(Rp)
Penyimpanan
Vial 5 buah Rp. 1.000 Rp. 5.000
ekstrak
Alat
Sonde pemberian per 5 buah Rp. 3.000 Rp. 15.000
oral
Penghomogen
Erlenmeyer 2 buah Rp. 50.000 Rp. 100.000
an sediaan
Peralatan
Sarung Tangan 1 pack Rp. 47.000 Rp. 47.000
produksi
Peralatan 1 pack
Masker Rp. 25.000 Rp. 25.000
produksi
Daun Sirih
Bahan 1Kg Rp. 50.000 Rp. 50.000
Merah
Reagent Pereaksi - Rp. 50.000 Rp. 50.000
Biaya
Pembuatan
pembuatan - Rp. 150.000 Rp. 150.000
preparat
preparat
Biaya Sewa Sewa
2 lab Rp. 300.000 Rp. 600.000
Laboratorium Laboratorium
SUB TOTAL (Rp) Rp. 992.000
20
DAFTAR PUSTAKA
Andareto, Obi. 2015. Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta : Pustaka Ilmu
Semesta
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2014. Pedoman Uji Klinik Obat
Herbal. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2014. Pedoman Uji Toksisitas
Nonklinik Secara In Vivo. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan (Dirjen POM). 2000. Parameter
Standar Umum Ekstrak. Jakarta: Departemen Kesehatan.
21
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Registrasi Obat
Tradisional. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Tang, Wenping, Shiming Li, Yue Lie, Mou-Tuang Huang. Chi Tang Ho. 2013.
Antidiabetic Activity of Chemical Profiled Green Tea and black Tea Extranct in A
Type 2 Diabetes Mice Model Via Different Mechanism. Journal of Functional
Food, 5, 1784-1793
Widyastuti, S., 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Iprih (Ficus Glabella Blume)
Terhadap Artemia salina Leach Dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi.
Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
22