Anda di halaman 1dari 10

Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011

ISSN.1907-753X

Perbandingan Penggunaan Pasir Lumajang


dengan Pasir Gunung Merapi terhadap Kuat Tekan Beton

Dewi Pertiwi1), Boedi Wibowo2), Endang Kasiati2), Triaswati2), Ari Gandhi


Sabban2)
1) 2)
Jurusan Teknik Sipil ITATS, Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS
Email : en_kas@ce.its.ac.id

Abstract

Concrete Is a function of constituting materials consisting of hydraulic cement materials,


coarse aggregate, fine aggregate, water, and additional materials. In research, there are
two kinds of fine aggregate used i.e. Lumajang Sand and Mount Merapi Sand. Such
research is trying to do Comparison Of Lumajang Sand With Mount Merapi Sand Against
Compressive Strength Of Concrete. Method of manufacture of concrete using cylindrical
test objects (Ø15 cm, height 30 cm) with a compressive strength plans 30 Mpa, using
variations of Cement Water Factor (CWF) 0.4, 0.5, 0.4 and 0.3 and added with Fly Ash
20%. Of research results obtained on tap CWF 0,6 Lumajang Sand and Mount Merapi
Sand is not availabe because results of the strong concrete i.e 273,964 kg/cm² and 270,090
kg/cm² is under strong concrete plans 300 kg/cm² , results that meet the strong concrete
plans on tap CWF 0.5 Lumajang sand experienced an increase of 27% i.e. 411,499 kg/cm2,
whereas Mount Merapi sand experienced an increase of 22.9% i.e. 389,351 kg/cm2. On
CWF 0.4 Lumajang sand experienced an increase of 32,6% i.e. 445,728 kg/cm2, whereas
Mount Merapi sand experienced an increase of 36.5% i.e. 472,716 kg/cm2 . On CWF 0.3
Lumajang sand experienced an increase of 48.3% i.e. 580,432 kg/cm2, whereas Mount
Merapi Sand experienced an increase of 54,7% i.e. 663,224 kg/cm2.

Keyword: CWF, compressive strength of concrete, Lumajang sand, Mount Merapi sand

Abstrak

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambahan. Dalam penelitian ini
ada dua jenis agregat halus yang dipergunakan yakni pasir lumajang dan pasir gunung
merapi. Pasir gunung Merapi merupakan pasir dengan kualitas baik, dikarenakan
partikelnya yang memiliki sudut. Pola partikel yang memiliki sudut itulah yang
membuat ikatan pasir gunung merapi degan semen menjadi lebih kuat. Berdasarkan
hal tersebut penelitian ini mencoba untuk melakukan perbandingan pasir lumajang
dengan pasir gunung merapi terhadap kuat tekan beton. Metode pembuatan benda uji
menggunakan beton silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan rencana 30 Mpa,
menggunakan variasi Faktor Air Semen (FAS) 0.6, 0.5, 0,4 dan 0,3 serta dicampurkan
dengan Fly Ash 20%. Dari hasil penelitian didapatkan hasil pada FAS 0,6 kuat tekan
beton untuk pasir Lumajang sebesar 273,964 dan pasir Gunung Merapi 270,094 ini
semua tidak memenuhi kuat tekan rencana ,yang memenuhi kuat tekan beton rencana
yakni pada FAS 0,5 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 27% yakni
411,499 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar
22,9% yakni 389,351 kg/cm2. Pada FAS 0,4 pasir Lumajang mengalami peningkatan
sebesar 32,6% yakni 445,728 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami
peningkatan sebesar 36,5% yakni 472,716 kg/cm2. Pada FAS 0,3 pasir Lumajang
mengalami peningkatan sebesar 48,3% yakni 580,432 kg/cm2, sedangkan Pasir Gunung
Merapi mengalami peningkatan sebesar 54,7% yakni 663,224 kg/cm2.

Kata Kunci : faktor air semen, kuat tekan beton, pasir Lumajang, pasir Gunung
Merapi

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 13
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Dalam penelitian ini jumlah benda uji


1. Pendahuluan yang dibuat terdiri dari 240 buah
Beton merupakan salah satu unsur silinder beton dengan ukuran Ø 15 cm
penting sebagai elemen pembentuk dan tinggi 30 cm dengan masing-
struktur yang banyak digunakan masing variasi menggunakan 30 benda
dewasa ini, hal ini dikarenakan beton uji :
mempunyai kelebihan antara lain : 1. Pasir gunung merapi yang
1. Memiliki kekuatan yang tinggi. digunakan dalam penelitian ini
2. Dapat di bentuk dengan bentuk dan adalah pasir yang berasal dari sisa-
ukuran yang di kehendaki. sisa material vulkanik yang
3. Perawatan yang ekonomis. dimuntahkan Gunung Merapi di
4. Mudah di laksanakan dari pada Yogyakarta, sedangkan pasir
bahan kontruksi yang lain. Lumajang adalah pasir yang
5. Awet dan tahan terhadap cuaca berasal dari campuran muntahan
serta api. (durability) Gunung Semeru di Lumajang Jawa
Bahan pokok penyusun beton antara Timur.
lain semen, air, pasir (agregat halus) 2. Semen yang digunakan dalam
dan batu pecah (agregat kasar). Bahan
penelitian ini adalah Semen
air dan semen disatukan akan
membentuk pasta semen, dan Portland tipe I.
berfungsi sebagai bahan pengikat. 3. Komposisi masing-masing
Sedangkan pasir (agregat halus) dan campuran menggunakan FAS
batu pecah (agregat kasar) berfungsi (faktor air semen) antara 0.6, 0.5,
sebagai bahan pengisi. 0.4 dan 0,3.
Saat ini telah dilakukan berbagai
4. Melakukan uji kuat tekan beton,
inovasi untuk mencari material
alternatif untuk pembuatan beton. pada umur 7, 14, dan 28 hari.
Salah satunya dengan mencari agregat 5. Melakukan perbandingan hasil uji
halus yang efisien dan memiliki kuat kuat tekan beton pada umur 28 hari.
tekan yang optimum. Dimana dalam 6. Melakukan uji statistik Anova.
penelitian ini menggunakan dua Semua ini adalah untuk mengetahui
agregat halus yaitu pasir Lumajang kuat tekan beton dengan menggunakan
dan pasir Gunung Merapi. pasir Lumajang dan pasir Gunug
Oleh karena itu, dalam penelitian ini Merapi dan membandingkan kuat
tentang ‘Perbandingan Pasir tekan beton antara pasir lumajang
Lumajang Dengan Pasir Gunung dengan pasir gunung merapi.
Merapi Terhadap Kuat Tekan Beton. Diharapkan dalam penelitian ini, dapat
Dimana dalam pemanfaatannya memberikan masukan didalam
diharapkan dapat menemukan hasil penggunaan material pasir Lumajang
kuat tekan beton yang baik. dan pasir Gunung Merapi untuk
Dengan adanya penelitian ini, penulis campuran beton, sehingga dapat
diharapkan dapat memberikan menjadi acuan sebagai material
sumbangsih penelitian yang penyusun beton untuk konstruksi di
bermanfaat bagi masyarakat. Indonesia. Untuk Material penyusun
Kemudian dapat diterapkan dan diteliti beton agregat kasar, ditinjau dari berat
lagi lebih lanjut. jenisnya ada 3 macam yaitu :

Halaman 14 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
ISSN.1907-753X

1. Agregat kasar ringan pekerjaan teknik sipil dan tidak


Yaitu agregat yang memiliki berat memerlukan persyaratan khusus.
jenis kurang dari 2,0 dan biasanya 2. Tipe II
digunakan ntuk beton nonstructural. Semen portland yang mempunyai
2. Agregat kasar normal kegunaan ketahanan terhadap sulfat
Adalah agregat yang memiliki berat dan kalor hidrasi sedang (lebih
jenis antara 2,5 sampai 2,7. Beton kecil dari tipe I).
menggunakan agregat normal 3. Tipe III
biasanya memiliki berat jenis Semen portland yang
sekitar 2,3 dengan kuat desak antara penggunaannya mempunyai
15 MPa sampai 40 Mpa. kekuatan awal yang tinggi setelah
3. Agregat kasar berat pengikatan terjadi.
Agregat kasar jenis ini memiliki 4. Tipe IV
berat jenis lebih dari 2,8. Semen portland yang yang dalam
Sedangkan untuk agregat halus pada penggunaannya memerlukan kalor
Pasir Lumajang merupakan pasir yang hidrasi yang rendah, hamper sama
berasal dari campuran muntahan dengan tipe II.
Gunung Semeru yang memiliki 5. Tipe V
karakteristik butiran dan gradasi Semen porland yang dalam
(susunan besar butiran) sangat bagus, penggunaan memerlukan
dengan daya lekat (interlocking) juga ketahanan tinggi terhadap sulfat.
bagus, sehingga dapat berpengaruh Pemakaian air pada pembuatan beton
terhadap kekuatan (strength) dan mempunyai tujuan utama yaitu agar
ketahanan (durability) beton. Pada terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia
pasir gunung Merapi merupakan pasir antara semen dan air yang
dengan kualitas baik, karena menyebabkan campuran ini menjadi
partikel tersebut memiliki sudut. Pola keras setelah beberapa waktu tertentu.
partikel yang memiliki sudut itulah Air yang dibutuhkan agar menjadi
yang membuat ikatan pasir gunung proses hidrasi kira-kira 20% dari berat
merapi degan semen menjadi lebih semen. Pembebanan air ini harus
kuat. dibatasi sebab dapat mengakibatkan
Untuk Semen Portland adalah bahan berkurangnya kekuatan. Proses hidrasi
yang mempunyai sifat adhesive dan akan berlangsung baik apabila dipakai
kohesif, yaitu bahan pengikat. Menurut air tawar, oleh karena itu air yang di
Standart Industri Indonesia, SII 0013 gunakan untuk campuran beton harus
– 1981, definisi semen portland adalah memenuhi syarat berdasarkan SNI-03-
semen hidraulis yang dihasilkan 2847-2002 yaitu :
dengan cara menghaluskan klinker
yang terutama terdiri dari silikat – 1. Air yang digunakan pada campuran
silikat kalsium yang bersifat hidraulis. beton harus bersih dan bebas dari
Semen portland diklasifikasikan
bahan-bahan yang merusak yang
menjadi 5 jenis atau tipe menurut
standart SII-0013-1981, terdiri atas : mengandung oli, asam, alkali,
1. Tipe I garam, bahan organik atau bahan-
Semen portland yang pada bahan lainnya yang merugikan
umumnya digunakan untuk terhadap beton atau tulangan.

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 15
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

2. Air pencampur yang digunakan atau selama proses pengadukan


pada beton prategang atau pada berlangsung.
beton yang didalamnya tertanam Pada pengerjaan beton, pencampuran
bahan-bahan penyusun beton
logam aluminium, termasuk air
dilakukan agar diperoleh suatu
bebas yang terkandung dalam komposisi yang solid dari bahan-
agregat, tidak boleh mengandung bahan penyusun berdasarkan
ion klorida dalam jumlah yang rancangan campuran beton.
membahayakan. Komposisi campuran beton yang baik
3. Air yang tidak dapat diminum tidak akan menghasilkan kuat tekan yang
dapat digunakan pada beton kecuali tinggi, akan tetapi jika
pelaksanaannya tidak dikontrol
ketentuan berikut terpenuhi :
dengan baik, kemungkinan
a. Pemilihan proporsi campuran dihasilkannya beton yang tidak sesuai
beton harus didasarkan pada dengan rencana akan semakin besar.
campuran beton yang Secara umum prosedur pelaksanaan
menggunakan air dari sumber dalam pengerjaan beton adalah :
air yang sama. Ø Persiapan
b. Hasil pengujian pada umur 7 Ø Penakaran (Batching).
dan 28 hari pada benda uji yang Ø Pencampuran dan pengadukan
dibuat dengan adukan dengan (Mixing).
air yang tidak dapat diminum Ø Pengangkutan dan pengecoran.
harus mempunyai kekuatan Ø Pemadatan (Compacting).
sekurang-kurangnya sama Ø Penyelesaian (Finishing).
dengan 90% dari kekuatan Ø Perawatan (Curing).
benda uji yang dibuat dengan air Secara umum, diketahui bahwa
yang dapat diminum. semakin besar nilai FAS, semakin
rendah mutu kekuatan beton. Dengan
Sedangkan bahan tambahan atau
demikian, untuk menghasilkan sebuah
Admixture adalah bahan-bahan yang
beton yang bermutu tinggi FAS dalam
ditambahkan ke dalam campuran
beton haruslah rendah, sayangnya hal
beton pada saat atau selama
ini menyebabkan kesulitan dalam
pencampuran berlangsung. Fungsi dari
pengerjaannya. Umumnya nilai FAS
bahan ini adalah untuk mengubah
minimum untuk beton normal sekitar
sifat-sifat dari beton agar menjadi
0,4 dan nilai maksimumnya 0,65.
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,
(Mulyono, 2004).
atau untuk menghemat biaya.
Hubungan antara FAS dengan kuat
Admixture atau bahan tambah
tekan beton dinyatakan dalam
didefinisikan dalam Standard
pernyataan f’c = A/(B1.5X), dimana A
Definitions Of Terminology Relating
dan B adalah nilai konstanta, dan X
to Concrete and Concrete Aggregates
adalah nilai FAS. Pada praktiknya,
(ASTM C.125-1995:61) dan dalam
untuk mengatasi kesulitan pengerjaan
Cement and Concrete Terminology
karena rendahnya nilai FAS ini,
(ACI SP-19) sebagai material selain
ditambahkan bahan tambah yang
air, agregat dan semen hidrolik yang
bersifat menambah keenceran.
dicampurkan dalam beton sebelum

Halaman 16 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
ISSN.1907-753X

Pada prinsipnya, perlu dilakukan Ø Kuat Tekan Karakteristik :


perawatan yaitu untuk mencegah
pengeringan yang bisa menyebabkan
kehilangan air yang dibutuhkan untuk Dimana :
proses pengerasan beton atau P = Beban maksimum (kg).
A = Luas penampang benda uji
mengurangi kebutuhan air selama
(cm2).
proses hidrasi semen. Pencegahan ini s = Deviasi standar. (kg/cm2)
terutama pada awal hari (umur awal) fci = Kuat tekan beton yang didapat
sampai beton berumur 14 hari dari hasil pengujian (kg/cm2).
(minimum moist curing). Lamanya fcr = Kuat tekan beton rata-rata
perawatan ini juga tergantung dari (kg/cm2).
jenis semen yang dipakai, misalnya n = Jumlah benda uji, minimum 20
buah.
tipe I, II dan V paling sedikit di curing
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
21 hari lamanya. Untuk tipe semen V (kg/cm2).
proses pengerasan lebih lambat dari
semen tipe I dan II, maka curingnya
dianjurkan minimum 28 hari. 2. Metodologi
Perawatan yang biasa dilakukan pada Perlu dilakukan persiapan material
beton untuk mempertahankan yang akan dipakai untuk pembuatan
benda uji, yaitu :
kelembaban adalah:
• Semen Portland Type 1
• Menggenangi permukaan tanah
• Air
atau pasir.
• Agregat Kasar (Batu pecah)
• Menutupi permukaan beton dengan
• Agregat Halus (Pasir Lumajang dan
air goni yang dibasahi air.
Pasir Gunung Merapi)
• Menutupi dengan tanah atau pasir.
• Bahan Tambah (Fly Ash dan Zat
• Menyirami beton secara kontinyu.
Additive)
• Merendam beton dalam air.
Benda uji yang harus dibuat adalah
silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm
Untuk perhitungan beton pada umur dimana proses pengecoran dilakukan
28 hari, menggunakan perhitungan dengan cara manual dengan dengan
sebagai berikut : menggunakan FAS (faktor air semen)
0.6, 0.5 ,0,4 dan 0.3. Pembuatan benda
Ø Kuat Tekan Individu : uji ini adalah sesuai SNI-03-2847-
2002.
Parameter yang digunakan dalam
Ø Kuat Tekan Rata-rata : penelitian ini meliputi :
a. Penelitian dan pengujian bahan
secara fisik
Ø Standar Deviasi : b. Pengujian kuat tekan beton pada
umur 7, 14 dan 28 hari.
c. Evaluasi mutu beton (sesuai ASTM
C-805-94)

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 17
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Tempat penelitian dilaksanankan Analisa Material Agregat Kasar


adalah Laboratorium jaminan mutu Kondisi Batu Pecah 5/10
dan inovasi PT. Varia Usaha Beton, Jl • Asal : Pandaan
Letjen S Parman 38, SURABAYA. • Syarat Kebersihan
a. Kadar Organis : -
3. Hasil Dan Pembahasan
b. Kadar Lumpur : 3,8 %
Kondisi Pasir lumajang
• Asal : Lumajang • Modulus Kehalusan: -
• Syarat Kebersihan • Berat Volume
a. Kadar Organis : (Bening) a. Lepas : 1,227 kg/m3
Lebih muda b. Rojok : 1,372 kg/m3
b. Kadar Lumpur : 1.4% c. Goyang : 1,395 kg m3
• Modulus Kehalusan: - • Kelembaban : -
• Berat Volume: • Berat Jenis : 2,48
a. Lepas : 1,66 kg/m3 • Kekerasan : -
b. Rojok : 1,67 kg/m3 • Resapan : 3,95 %
c. Goyang : 1,68 kg/m3
• Kelembaban : - Kondisi Batu Pecah 10/20
• Asal : Pandaan
• Berat Jenis : 2,60
• Syarat Kebersihan
• Kekerasan : -
a. Kadar Organis : -
• Resapan : 2,8%
b. Kadar Lumpur : 4,6 %
• Grading Zone :3
• Modulus Kehalusan: -
Kondisi Pasir Gunung Merapi • Berat Volume
• Asal :Sleman a. Lepas : 1,192 kg/m3
Yogjakarta b. Rojok : 1,383 kg/m3
• Syarat Kebersihan c. Goyang : 1,387 kg m3
a. Kadar Organis : (Kuning • Kelembaban : -
Muda) Lebih Muda • Berat Jenis : 2,24
b. Kadar Lumpur : 5.4% • Kekerasan : -
• Modulus Kehalusan: - • Resapan : 4,82 %
• Berat Volume
a. Lepas : 1,61 kg/m3 Kondisi Batu Pecah 20/30
• Asal : Pandaan
b. Rojok : 1,73 kg/m3
c. Goyang : 1,76 kg/m3 • Syarat Kebersihan
• Kelembaban : - a. Kadar Organis : -
b. Kadar Lumpur : 2,85 %
• Berat Jenis : 2,58
• Modulus Kehalusan: -
• Kekerasan : -
• Berat Volume
• Resapan : 4.38%
Lepas : 1,267 kg/m3
• Grading Zone :3 Rojok : 1,467 kg/m3
Goyang : 1,475 kg m3

Halaman 18 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
ISSN.1907-753X

Kelembaban : - adalah sebesar 307,418 kg/cm2, pada


Berat Jenis : 2,28 umur 14 hari kuat tekan betonnya naik
Kekerasan : - menjadi 350,400 kg/cm2, dan pada
Resapan : 2,93 % umur 28 hari kuat tekan betonnya
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa : mengalami kenaikan sebesar 402,570
Kuat tekan beton rata-rata pasir kg/cm2.
lumajang FAS 0,6 pada umur 7 hari
adalah sebesar 204,115 kg/cm2, pada
umur 14 hari kuat tekan betonnya naik
menjadi 218,386 kg/cm2, dan pada
umur 28 hari kuat tekan betonnya
mengalami kenaikan sebesar 273,964
kg/cm2.

Gambar 2. Perbandingan Kuat tekan Beton


antara pasir lumajang dengan pasir gunung
merapi FAS 0,5.

Kuat tekan beton rata-rata pasir


Gunung Merapi FAS 0,5 pada umur 7
hari adalah sebesar 266,916 kg/cm2,
pada umur 14 hari kuat tekan betonnya
naik menjadi 336,245 kg/cm2, dan
Gambar 1. Perbandingan Kuat tekan Beton pada umur 28 hari kuat tekan betonnya
antara pasir lumajang dengan pasir gunung
mengalami kenaikan sebesar 405,285
merapi FAS 0,6.
kg/cm2.
Maka, kuat tekan beton pasir
Kuat tekan beton rata-rata pasir
Lumajang FAS 0,5 memiliki kuat
Gunung Merapi FAS 0,6 pada umur 7
tekan optimum beton sebesar 402,570
hari adalah sebesar 205,675 kg/cm2,
kg/cm2, dan kuat tekan beton optimum
pada umur 14 hari kuat tekan betonnya
pasir Gunung Merapi FAS 0,5 sebesar
naik menjadi 237,451 kg/cm2, dan
405,285 kg/cm2. Sehingga untuk FAS
pada umur 28 hari kuat tekan betonnya
0,5 kuat tekan beton optimum kedua
mengalami kenaikan sebesar 270,094
material telah memenuhi syarat kuat
kg/cm2.
tekan (fc’) yang direncanakan, yakni
Maka, kuat tekan beton pasir
sebesar 300 kg/cm2.
Lumajang FAS 0,6 memiliki kuat
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa
tekan optimum beton sebesar 273,964
kuat tekan beton rata-rata pasir
kg/cm2, dan kuat tekan beton optimum
lumajang FAS 0,4 pada umur 7 hari
pasir Gunung Merapi FAS 0,6 sebesar
adalah sebesar 324,401 kg/cm2, pada
270,094 kg/cm2. Sehingga untuk FAS
umur 14 hari kuat tekan betonnya naik
0,6 kuat tekan beton optimum kedua
menjadi 380,731 kg/cm2, dan pada
material belum memenuhi
umur 28 hari kuat tekan betonnya
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa
mengalami kenaikan sebesar 441,105
kuat tekan beton rata-rata pasir
kg/cm2.
lumajang FAS 0,5 pada umur 7 hari

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 19
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Gambar 4. Perbandingan Kuat tekan Beton


antara pasir lumajang dengan pasir gunung
Gambar 3. Perbandingan Kuat tekan Beton merapi FAS 0,3.
antara pasir lumajang dengan pasir gunung
merapi FAS 0,4.
Kuat tekan beton rata-rata pasir
Gunung Merapi FAS 0,3 pada umur 7
Kuat tekan beton rata-rata pasir hari adalah sebesar 520,834 kg/cm2,
Gunung Merapi FAS 0,4 pada umur 7 pada umur 14 hari kuat tekan betonnya
hari adalah sebesar 340,000 kg/cm2, naik menjadi 563,586 kg/cm2, dan
pada umur 14 hari kuat tekan betonnya pada umur 28 hari kuat tekan betonnya
naik menjadi 406,441 kg/cm2, dan mengalami kenaikan sebesar 605,184
pada umur 28 hari kuat tekan betonnya kg/cm2.
mengalami kenaikan sebesar 470,570 Maka, kuat tekan beton pasir
kg/cm2. Lumajang FAS 0,3 memiliki kuat
Maka, kuat tekan beton pasir tekan optimum beton sebesar 566,764
Lumajang FAS 0,4 memiliki kuat kg/cm2, dan kuat tekan beton optimum
tekan optimum beton sebesar 441,105 pasir Gunung Merapi FAS 0,3 sebesar
kg/cm2, dan kuat tekan beton optimum 605,184 kg/cm2. Sehingga untuk FAS
pasir Gunung Merapi FAS 0,4 sebesar 0,3 kuat tekan beton optimum kedua
470,570 kg/cm2. Sehingga untuk FAS material telah memenuhi syarat kuat
0,4 kuat tekan beton optimum kedua tekan (fc’) yang direncanakan, yakni
material telah memenuhi syarat kuat sebesar 300 kg/cm2.
tekan (fc’) yang direncanakan, yakni Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa
sebesar 300 kg/cm2. kuat tekan beton rata-rata hasil
Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa konversi pasir lumajang FAS 0,6 pada
kuat tekan beton rata-rata pasir umur 28 hari adalah sebesar 270,241
lumajang FAS 0,3 pada umur 7 hari kg/cm2, Sedangkan kuat tekan beton
adalah sebesar 414,529 kg/cm2, pada rata-rata hasil konversi pasir gunung
umur 14 hari kuat tekan betonnya naik merapi FAS 0,6 pada umur 28 hari
menjadi 512,456 kg/cm2, dan pada adalah sebesar 277,915 kg/cm2.
umur 28 hari kuat tekan betonnya
mengalami kenaikan sebesar 566,764
kg/cm2.

Halaman 20 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
ISSN.1907-753X

merapi FAS 0,3 pada umur 28 hari


adalah sebesar 663,224 kg/cm2.
Sehingga untuk FAS 0,3, kuat tekan
beton hasil konversi kedua material
telah memenuhi syarat kuat tekan (fc’)
yang direncanakan, yakni sebesar 300
kg/cm2.

4. Kesimpulan
Gambar 5. Perbandingan konversi kuat tekan Berdasarkan hasil penelitian yang
beton antara pasir lumajang dengan pasir telah dilakukan dan analisa secara
gunung merapi pada umur 28 hari. keseluruhan, mulai dari pengujian
bahan material beton hingga pengujian
Sehingga untuk FAS 0,6, kuat tekan tes kuat tekan beton, maka dapat
beton hasil konversi kedua material ditarik kesimpulkan sebagai berikut :
belum memenuhi syarat kuat tekan 1. Dari pengujian kuat tekan beton
(fc’) yang direncanakan, yakni sebesar pada Faktor Air Semen (FAS) 0,6
300 kg/cm2. umur 28 hari, didapatkan hasil kuat
Kuat tekan beton rata-rata hasil tekan beton pada material pasir
konversi pasir lumajang FAS 0,5 pada Lumajang sebesar 270,241 kg/cm2,
umur 28 hari adalah sebesar 411,499 sedangkan kuat tekan beton untuk
kg/cm2, Sedangkan kuat tekan beton pasir Gunung Merapi sebesar
rata-rata hasil konversi pasir gunung 277,915 kg/cm2. Sehingga untuk
merapi FAS 0,5 pada umur 28 hari pengujian Faktor Air Semen (FAS)
adalah sebesar 389,351 kg/cm2. 0,6, kedua material belum
Sehingga untuk FAS 0,5, kuat tekan memenuhi syarat kuat tekan beton
beton hasil konversi kedua material rencana, yakni sebesar 300 kg/cm2.
telah memenuhi syarat kuat tekan (fc’) 2. Dari pengujian kuat tekan beton
yang direncanakan, yakni sebesar 300 pada Faktor Air Semen (FAS) 0,5
kg/cm2. umur 28 hari, didapatkan hasil kuat
Kuat tekan beton rata-rata hasil tekan beton optimum pada material
konversi pasir lumajang FAS 0,4 pada pasir Lumajang mengalami
umur 28 hari adalah sebesar 445,728 peningkatan sebesar 27% yakni
kg/cm2, Sedangkan kuat tekan beton sebesar 411,499 kg/cm2, sedangkan
rata-rata hasil konversi pasir gunung kuat tekan beton optimum untuk
merapi FAS 0,4 pada umur 28 hari pasir Gunung Merapi mengalami
adalah sebesar 472,716 kg/cm2. peningkatan sebesar 22,9% yakni
Sehingga untuk FAS 0,4, kuat tekan sebesar 389,351 kg/cm2. Sehingga
beton hasil konversi kedua material untuk pengujian Faktor Air Semen
telah memenuhi syarat kuat tekan (fc’) (FAS) 0,5, kedua material telah
yang direncanakan, yakni sebesar 300 memenuhi syarat kuat tekan beton
kg/cm2. rencana, yakni sebesar 300 kg/cm2.
Kuat tekan beton rata-rata hasil 3. Dari pengujian kuat tekan beton
konversi pasir lumajang FAS 0,3 pada pada Faktor Air Semen (FAS) 0,4
umur 28 hari adalah sebesar 580,432 umur 28 hari, didapatkan hasil kuat
kg/cm2, Sedangkan kuat tekan beton tekan beton optimum pada material
rata-rata hasil konversi pasir gunung pasir Lumajang mengalami

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 21
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

peningkatan sebesar 32,6% yakni 6. Pasir Gunung Merapi merupakan


sebesar 445,728 kg/cm2, sedangkan pasir dengan kualitas yang baik,
kuat tekan beton optimum untuk sehingga dapat direkomendasikan
pasir Gunung Merapi mengalami sebagai bahan bangunan.
peningkatan sebesar 36,5% yakni
sebesar 472,716 kg/cm2. Sehingga Daftar Pustaka
untuk pengujian Faktor Air Semen Arifin, Munif. 2009. Pasir Lumajang.
(FAS) 0,4, kedua material telah http://lumajangtopic.blogspot.c
memenuhi syarat kuat tekan beton om/2009/02/pasir-
rencana, yakni sebesar 300 kg/cm2. lumajang.html.
4. Dari pengujian kuat tekan beton L. J. Murdock, F. I. H. E. I, Stephanus
pada Faktor Air Semen (FAS) 0,3 Hindarko. 1986. Bahan dan
umur 28 hari, didapatkan hasil kuat Praktek Beton, edisi ke –
tekan beton optimum pada material empat.
pasir Lumajang mengalami Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton.
peningkatan sebesar 48,3% yakni Yogyakarta: Andi.
sebesar 580,432 kg/cm2, sedangkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
kuat tekan beton optimum untuk 1971. Bandung: Departemen
pasir Gunung Merapi mengalami Pekerjaan Umum.
peningkatan sebesar 54,7% yakni Departemen Perindutrian Republik
sebesar 663,224 kg/cm2. Sehingga Indoneia. 1980. Mutu dan
untuk pengujian Faktor Air Semen Cara Uji Agregat Beton.
(FAS) 0,3, kedua material telah Standar Industri Indonesia
memenuhi syarat kuat tekan beton (SII) 0052 – 80.
rencana, yakni sebesar 300 kg/cm2. Departemen Perindustrian Republik
5. Dari hasil uji Statistik Anova satu Indoneia. 1980. Mutu dan
arah, beton pasir Lumajang dan Cara Uji Pasir Standard.
beton pasir Gunung Merapi pada Standar Industri Indonesia
Faktor Air Semen (FAS) 0,6 (SII) 0287 – 80.
dinyatakan diterima, dikarenakan
‘nilai F hitung < nilai F critical’
yakni = 1,54 < 7,093, jadi kuat
tekan beton Pasir Lumajang sama
dengan kuat tekan beton pasir
Gunung Merapi. Sedangkan pada
Faktor Air Semen (FAS) 0,5, 0,4,
dan 0,3 dinyatakan ditolak,
dikarenakan ‘nilai F hitung > nilai
F critical’, dengan kata lain kuat
tekan beton pasir Lumajang
berbeda dengan kuat tekan beton
pasir Gunung Merapi.

Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Anda mungkin juga menyukai