Anda di halaman 1dari 108

PEMANFAATAN TENAGA SURYA SEBAGAI SUMBER

ENERGI LISTRIK ALTERNATIF PADA SHELTER


DI MESJID MUHAJIRIN PASIR PUTIH PADANG

TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya


dari Politeknik Negeri Padang

ELIASMAN SATRIA
BP: 1301032030

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2016
PEMANFAATAN TENAGA SURYA SEBAGAI SUMBER
ENERGI LISTRIK ALTERNATIF PADA SHELTER
DI MESJID MUHAJIRIN PASIR PUTIH PADANG

TUGAS AKHIR

Oleh:

ELIASMAN SATRIA

BP. 1301032030

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dedi Erawadi, M.Kom Riza Widia , S.ST., MT.


NIP. 19640901 199601 1 001 Nip.19730219 200312 2 000
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas akhir yang berjudul Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai Sumber


Energi Listrik pada Shelter di Mesjid Muhajirin Pasir Putih Padang telah
disidangkan atau dipertanggungjawabkan didepan tim penguji sebagai
berikut pada hari Jumat 20 September 2016 di Program Studi Teknik
Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1. DR. Nazris Nazaruddin ,ST.,M.Si Ketua


Nip. 19700527 199501 1 001

2. Tri Artono,ST., M.Kom Sekretaris

Nip.19690109 199601 1 001

3. Rahmi berlianti , S.ST ., M.T Anggota


Nip. 19850722 201212 2 002

4. Ir. Dedi Erawadi M.Kom Anggota


Nip. 19640901 199601 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknik Elektro Teknik Listrik

Afrizal Yuhanef ST., M.Kom Herisajani ST., M.Kom


Nip. 19640429 199003 1 001 Nip. 19660130 199003 1 001
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


Maka apabila kamu sudah selesai ( Dengan satu urusan ) kerjakanlah
Dengan sungguh – sungguh urusan yang lain Ini hanya kepada Allah
Hendaknya kamu berharap”
(QS: Alam Nasrah: 1-8)

“Ya Allah berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmatmu yang
telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang engkau ridho dan masuklah aku dengan rahmat-
Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh”
(QS: An-Nahl : 19)

“Allah memberikan ilmu yang berguna kepada siapa saja yang dikehendaki
Barang siapa yang mendapatkan ilmu yang berguna itu Sesungguhnya telah
mendapatkan kebajikan yang banyak Dan tiadalah yang menerima peringatan
Melainkan orang-orang yang berakal”
(Q.S. Albaqarah : 269)

Ya Allah……
Bersujud Aku dihadapan_Mu atas segala rahmat dan karuniamu yang
Engkau berikan kepadaku semoga langkahku tidak terhenti sampai
Disini karena perjalananku masih panjang dengan
Setumpuk cita-cita yang belum teraih
Berikanlah jalan terbaik dalam hidup ini jalan yang Engaku Ridhoi
Ya Allah…… Ya Rahman…. Ya Rahim

Hari ini ……….


Seiring rasa syukurku kepada-Mu Ya Allah
Secercah harapan telah kugenggam Sepenggam rasa telah kuraih
Dari lubuk hati yang paling dalam kupersembangkan kepada ayahanda yang selalu
memberi semangat dan mendidikku dengan sepenuh tenaga dan hati untuk keberhasilan
ini
Kepada Ibunda
Yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik dan
Membimbingku untuk menjadi orang-orang yang berguna
Ya Allah rangkullah Ia dalam rahmat dan karunia-Mu
Dan tempatkanlah Ia ditempat yang baik disisimu
Amin………Ya rabbal alamin………

Thanks To :

My best Family :

Ucapan terimakasih yang tidak dapat diungkapkan


Kepada kedua orangtua Abak dan Amak (Firman Duhu dan Salmawati ) yang selalu
berusaha untukku apapun itu caranya untuk keperluanku .
Yang selalu menasehatiku ketika aku salah dan selalu mengingatkan ku
rajin sholat dan selalu berdoa
Abangku Dori Apriman Duha (Uwi), yang selalu mensupport walaupun Uwi jauh
untuk meraih hidup yang lebih baik untuk keluarga kita. Adikku Arif Safitra (Alek)
yang juga mensupport dan membantuku disaat butuh. Adikku Riki Budiman dan
Mutiara Selvia Hadi (pise/Iyai) yang juga support abangnya untuk berhasil.
Terimakasih juga nenekku(nek mai) yang selalu doakan ku dan dan menasehatiku.
Terimakasih kepada semua Keluarga Besar yang mendoakan ku dan mendukung ku
untuk Sukses .

Kekasihku :

Agriani Putri (teman sih tapi teman hidup) makasih atas doanya ,selalu support dan
selalu membantuku . Makasih ya Apinku { }
My best Friend :

Terimakasih buat teman –teman angkatan 13 Teknik Listrik , Lokal 3A , Lokal 3C ,


Lokal 3D dan terutama teman –teman terbaikku lokal 3B ( Lintar (kaduk/guru) dio
(Duk alah bisa kau lalok duk ? pitih lah den baliak an mah wkwk) , arryan (Boboy)
,Ali(ndak ingat ang samo teman TA ang ? ), pino (jogging lai no) boas, ridho, rahman
Vanny, mila, yogi, aldi, cris, andre, ayu, boge, nia, pipop, anggi, camaik , randi , cipuik
dan teman teman yang tidak bisa disebut namanya hahahah terimakasih atas
supportnya wkwkwkw.

Terimakasih juga untuk teman teman kos ku randi , edo , igo , caam , agum ,wanri ,
bang zulvan . dll

Sekali lagi, buat seluruh yang ada dalam pembuatan tugas akhir ku ini
TERIMA KASIH SEMUA …

Wassalamualaikum, Wr .Wb..
By Eliasman Satria
ABSTRAK

Penggunaan listrik pada saat terjadi bencana alam sangat dibutuhkan


karena pada saat terjadi bencana alam maka listrik dari PLN akan padam. Shelter
yang digunakan untuk penampungan masyarakat sementara akan diberikan listrik
dari Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) . PLTS akan dirancang bangun
untuk sumber listrik di shelter mesjid muhajirin pasir putih tabing Padang.
Komponen utama PLTS terdiri dari panel surya, charger controller,
Accumulator, dan inverter . PLTS bekerja pada saat panel surya menerima radiasi
dari cahaya matahari kemudian dikonversikan oleh panel surya menjadi listrik
kemudian charger controller akan mengontrol proses pengecasan accu yang
sumbernya dari hasil konversi panel surya , dan inverter digunakan untuk konversi
listrik arus searah (DC) ke arus bolak-balik (AC) . Rancang bangun PLTS ini akan
membantu dalam sumber listrik pada shelter pada saat terjadi bencana alam .

Kata kunci : Bencana alam , PLTS , Konversi , Sumber listrik, Shelter


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,

penulis telah dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Pemanfaatan

Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif pada Shelter di

Mesjid Muhajririn Pasir Putih Padang ”. Shalawat beserta Salam tidak lupa

penulis do’a kan kepada Allah SWT agar selalu disampaikan-Nya kepada Nabi

Besar Muhammad SAW, yang telah merubah akhlak manusia ketempat terpuji yang

disinari Iman dan Islam berlandaskan Ilmu pengetahuan seperti yang sama-sama

kita rasakan saat sekarang ini.

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Teknik Listrik,

Politeknik Negeri Padang 2016.

Dalam menyelesaikan laporan ini, Penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Orangtua yang dengan susah payah memberikan sokongan moril dan

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebaik

mungkin dan dengan tepat waktu. Kemudian terima kasih juga buat

seluruh keluarga besar penulis.

2. Bapak Aidil Zamri, ST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.

viii
3. Bapak Afrizal Yuhanef ST., M.Kom selaku Ketua Jurusan

Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.

4. Bapak Herisajani ST., M.Kom selaku Ketua Program Studi DIII

Teknik Listrik Politeknik Negeri Padang.

5. Bapak Ir. Dedi Erawadi, M.Kom. selaku Pembimbing I

6. Ibuk Riza Widia S.ST., MT. selaku Pembimbing II

7. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis sampai laporan ini

selesai tepat pada waktunya.

Penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Sekiranya ada kesalahan dalam

penulisan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Padang, 19 September 2016

Eliasman Satria

ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................. ........... 3
1.3 Batasan masalah................................................................................ 3
1.4 Tujuan ............................................................................................... 3
1.5 Manfaat ............................................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan..................................................................... .. 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Pembangkit Listrk Tenaga Surya (PLTS) ...................... 7
2.1.1 Keunggulan PLTS .................................................................. 7
2.2. Bagian-bagian PLTS ........................................................................ 8
2.1.1 Sel Solar (Solar Cell).............................................................. 9
2.1.2 Solar Charger Controller ....................................................... 22
2.1.3 Baterai ..................................................................................... 25
2.1.4 Inverter.......................................................................... ......... 30
BAB III PERENCANAAN METODOLOGI
3.1 Prinsip Kerja Alat Pemanfaatan Sel Surya Sebagai Energi Listrik
Alternatif Pada Shelter .................................................................... 32
3.2 Perencanaan Alat Untuk Pemanfaatan Sel Surya Sebagai Energi Listrik
Alternatif Pada Shelter..................................................................... 33
3.2.1 Perencanaan kerja alat .......................................................... 33
3.2.2 Perencanaan komponen dan alat kerja.................................... 36
3.2.3 Perencanaan Konstruksi ......................................................... 39

iv
3.2.4 Pemilihan Panel Surya ............................................................ 41
3.2.5 Pemilihan Charger Controller................................................. 42
3.2.6 Pemilihan Baterai (Accu) ....................................................... 43
3.2.7 Pemilihan Inverter .................................................................. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisa Perangkat ........................................................................ 46
4.2 Hasil Pengujian Arus dan Tegangan ............................................ 46
4.2.1 Bentuk Karakteristik dari Tegangan Terhadap waktu ........... 50
4.2.2 Bentuk Karakteristik dari Tegangan Terhadap waktu ............ 51
3.3 Analisa Perhitungan .................................. .................................. .. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 55
5.2 Saran ............................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58


LAMPIRAN 1 .................................................................................................. 59
LAMPIRAN 2 .................................................................................................. 60
LAMPIRAN 2 .................................................................................................. 61

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Struktur Sel Surya ........................................................................... 10
Gambar II.2 P-N Junction pada Sel surya .......................................................... 10
Gambar II.3 Generate pasangan Elektron-hole ................................................... 11
Gambar II.4 Panel Surya Jenis Poly-Cristalline.................................................. 12
Gambar II.5 Panel Surya Jenis Mono-Cristalline ............................................... 13
Gambar II.6 Panel Surya Jenis Amprphous ........................................................ 13
Gambar II.7 Panel Surya Jenis GaAs(Gallium Arsinide) ................................... 14
Gambar II.8 Karakteristik Suatu Sel Surya dan dioda ....................................... 15
Gambar II.9 Hubungan Seri sel surya ................................................................ 17
Gambar II.10 Hubungan Seri sel surya dengan bypass dioda ............................ 18
Gambar II.11 Rangkaian Paralel Sel Surya ........................................................ 18
Gambar II.12 Beberapa panel surya paralel di seri dengan dioda ...................... 19
Gambar II.13 Karakteristik Kurva I-V pada sel surya ........................................ 19
Gambar II.14 Charger controller ........................................................................ 23
Gambar II.15 Aki (Baterai) ................................................................................. 25
Gambar II.16 Struktur Baterai ............................................................................ 26
Gambar II.17 Proses Pengosongan Baterai ........................................................ 29
Gambar II.18 Proses Pengisiian Baterai ............................................................. 29
Gambar II.19 Inverter.......................................................................................... 31
Gambar III.1 Diagram Blok ............................................................................... 33
Gambar III.2 Panel Surya Poly-Cristalline ........................................................ 34
Gambar III.3 Charger Controller ........................................................................ 35
Gambar III.4 Baterai MF-SLA ............................................................................ 35
Gambar III.5 Inverter ........................................................................................ 36
Gambar III.6 Konstruksi Kedudukan Panel surya ............................................. 39
Gambar III.7 Pintu Panel Box ............................................................................ 40
Gambar III.8 Tata letak Komponen di dalam panel box ..................................... 40
Gambar III.9 Rangkaian Kontrol ........................................................................ 40
Gambar III.10 Rangkaian Daya ......................................................................... 40

vi
Gambar III.11 Perencanaan PLTS ........................................................................ 41
Gambar III.12 Wearing Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............... 41
Gambar IV.1 Karakteristik Tegangan Panel Surya terhadap Waktu ................. 50
Gambar IV.2 Karakteristik Arus Panel Surya terhadap Waktu .......................... 51

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbandingan beberapa jenis panel surya ................................. 14

Tabel 3.1 Komponen – komponen PLTS ................................................. 37

Tabel 3.2 Spesifikasi Panel surya ........................................................... 42

Tabel 4.1 Hasil pengujian arus dan tegangan tanggal 28-08-2016 ......... 47

Tabel 4.2 Hasil pengujian arus dan tegangan tanggal 03-09-2016 ......... 48

Tabel 4.3 Hasil pengujian arus dan tegangan tanggal 04-09-2016 ......... 49

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di daerah dengan tingkat aktivitas gempa bumi yang

tinggi, hal tersebut sebagai akibat bertemunya tiga lempeng tektonik utama dunia

yakni Samudera India – Australia di sebelah selatan, Samudera Pasifik di sebelah

Timur dan Eurasia, dimana sebagian besar wilayah Indonesia berada di dalamnya.

Jika terjadi pergerakan relative dari pada lempeng-lempeng tersebut maka akan

terjadi bencana baik itu gempa maupun tsunami . Provinsi sumatera Barat

khususnya kota padang yang dilalui oleh lempeng samudera India-Australia maka

daerah ini merupakan daerah yang rawan terhadap gempa dan Tsunami . Selain itu

Kota Padang juga rawan terhadap bencana alam yang lainya seperti banjir dan

longsor .

Jika bencana alam itu terjadi maka dibutuhkan tempat perlindungan

sementara dari bahaya tersebut . Tempat untuk berlindung dari bencana sering

disebut dengan shelter . Jika terjadi bencana maka masyarakat bisa pergi ke

shelter yang sudah dibangun khusus untuk perlindungan sementara untuk

masyarakat yang terkena bencana alam .

Di Mesjid Muhajirin Pasir Putih kota Padang sudah dilengkapi shelter

sebagai tempat perlindungan dari bencana alam . Shelter ini dapat menampung

1
2

sekitar 2000 ribu jiwa . Shelter ini sudah dilengkapi dengan sirine peringatan

bencana alam dengan sumber listrik yang berasal dari PLN .

Jika terjadi bencana maka permasalahan yang sering ditemukan adalah

pemadaman listrik oleh PLN . Ini sangat berpengaruh terhadap kegunaan shelter

sebagai tempat perlindungan dari bencana alam. Apabila sumber listrik PLN

padam, maka sirine peringatan tidak berfungsi dan kelistrikan pada shelter pun

juga tidak berfungsi. Dalam hal ini, kita harus membuat sumber kelistrikan

pengganti dari sumber PLN . Salah Satu energi yang dapat menghasilkan listrik

adalah cahaya matahari. Energi surya yang diterima di Negara Indonesia kurang

lebih sekitar 4,5 kWh/m2/hari di daerah barat dan 5,1 kWh/m2/hari untuk daerah

timur . Radiasi sinar matahari inilah yang akan nantinya akan dirubah menjadi

energi listrik dan digunakan untuk kebutuhan manusia, khususnya yang akan

digunakan untuk sumber energi cadangan di shelter masjid muhajirin Pasir Putih

Kota Padang jika terjadinya bencana alam .

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menangkap energi matahari

adalah panel surya. Panel surya atau photovoltaic merupakan terdiri beberapa sel

surya yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik . Dengan adanya sel

surya yang bisa merubah energi cahaya menjadi energi listrik dibutuhkan

penyimpanan energi ini dan pengontrolanya . Jika kita telah menyimpan energi ini

di baterai maka kita membutuhkan inverter untuk mengubah arus DC ke AC .

Dengan adanya hal tersebut, maka penulis akan merancang suatu pembangkit

dan dirancang dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul tentang “Pemanfaatan

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif pada Shelter di

mesjid Muhajirin Pasir Putih “. Dengan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga


3

Surya Pada Shelter ini diharapkan dapat menjadi sumber listrik pengganti saat

PLN padam dan fungsi shelter sebagai tempat perlindungan dari bahaya atau

bencana alam menjadi efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang mungkin dapat penulis bahas pada pembuatan alat ini

antara lain :

1. Bagaimana merancang dan membangun pembangkit listrik tenaga surya

pada shelter mesjid muhajirin pasir putih padang ?

2. Bagaimana hubungan 2 unit modul solar cell berkapasitas 100 Wp agar

dapat menghasilkan daya minimal 1000 watt yang akan digunakan pada

pembangkit listrik tenaga surya untuk shelter ?

3. Bagaimana cara mengontrol pengecasan baterai/aki pada pembangkit

listrik tenaga surya agar tidak cepat merusak baterai/aki ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :

1. Menggunakan 2 unit sel surya 100 wp sebagai pembangkit listrik

2. Menggunakan Solar Cell Charger Controller berkapasitas 20 A sebagai

pengatur/pengontrol sistem agar penggunaan listrik aman dan efektif.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembahasan tentang “Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai


Sumber Energi Listrik Alternatif pada Shelter di mesjid Muhajirin Pasir
Putih “ adalah :
4

1. Merancang dan membangun pembangkit listrik tenaga surya sebagai

sumber listrik pada shelter dan dapat digunakan apabila sumber listrik

PLN padam

2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga

surya

3. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pembangkit listrik tenaga

surya

4. Mengetahui bagaimana cara mengontrol aki agar tidak cepat rusak

5. Mengetahui lama pengecasan aki

1.5 Manfaat

Dengan dibuatnya tugas akhir yang berjudul Rancang Bangun Pembangkit

Listrik Tenaga Surya ini, diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Penulis dapat merancang dan membangun pembangkit listrik tenaga

surya sebagai sumber listrik

2. Sebagai pengganti sumber listrik pada shelter apabila sumber listrik

PLN padam

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran dari proposal judul tugas akhir ini, maka

penyusuanan laporan tugas akhir disusun dalam bentuk sub-sub Bab, adapun

sistematika penulisan adalah sebagai berikut :


5

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas penjelasan tentang latar belakang, tujuan, perumusan

masalah, batasan masalah, manfaat, metode penyelesaian TA dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas penjelasan tentang teori dasar yang digunakan pada

pembuatan tugas akhir

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Bab ini membahas tentang perencanaan dari alat yang dibuat seperti :

deskripsi kerja dan perencanaan mekanik alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini membahas hasil pengujian alat dan menganalisa hasil percobaan

dari alat tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

penulis lakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
6

Foto-foto dokumentasi, pembuatan Tugas Akhir rancang bangun

pembangkit listrik tenaga surya sebagai sumber listrik pada shelter di masjid

muhajirin pasir putih padang.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pembangkit listrik Tenaga surya (PLTS)

PLTS adalah Pembangkit Listrik yang menggunakan cahaya matahari

dengan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik . Energi listrik

yang dihasilkan oleh PLTS dapat langsung digunakan untuk mencatu beban , atau

disimpan terlebih dahulu dalam sebuah baterai . PLTS ini menghasilkan tegangan

arus searah (Directcurrent/DC) yang dapat diubah menjadi tegangan arus bolak

balik (alternatingcurrent/AC) . Oleh karena itu meskipun cuaca mendung selama

terdapat cahaya , maka PLTS tetap dapat menghasilkan listrik .

2.1.1. Keunggulan PLTS

Keuntungan-keunggulan PLTS dibandingkan sistem pembangkit listrik lain

yaitu :

1. Tidak memerlukan bahan bakar , karena menggunakan sumber energi

matahari yang dapat diperoleh di setiap wilayah sepanjang tahun , sehingga

hampir tidak memerlukan biaya operasi .

2. Tidak memerlukan konstruksi yang berat dan menetap , sehingga dapat

dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan bilamana dibutuhkan .

7
8

3. Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditempatkan di suatu area dan

listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ke tempat-tempat

yang membutuhkan ) maupun desentralisasi (sistem PLTS dipasang pada

setiap rumah , dengan demikian tidak diperlukan jaringan distribusi , sistem

ini sangat cocok diterapkan pada wilayah pedesaan dengan pola pemukiman

yang menyebar ).

4. Pada pola desentralisasi , ganguan pada satu sistem tidak akan mempengaruhi

sistem yang lain dan tidak banyak energi yang terbuang pada jaringan

distribusi .

5. Bersifat moduler , kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dengan cara merangkai modul secara seri dan paralel .

6. Dapat dioperasikan secara otomatis (unattendable) maupun menggunakan

operator (attendable).

7. Ramah lingkungan , tidak menimbulkan polusi suara maupun polusi asap .

8. Tidak ada bagian yang bergerak , sehingga hampir tidak memerlukan biaya

pemeliharaan. Yang diperlukan hanya membersihkan modul apabila kotor

dan menambahkan cairan baterai jika menggunkan aki basah .

2.2 Bagian-Bagian PLTS

Energi matahari dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan sehari-

hari , misalnya menjemur pakaiaan , mengeringkan ikan bagi para nelayan , dan

lain-lain . Untuk keperluan diatas merupakan manfaat matahari secara langsung .

Selain itu energi matahari bermanfaat dengan bantuan peralatan lain , yaitu

dengan merubah radiasi matahari kebentuk lain . Sinar matahari yang berupa

gelombang elektromagnetik pendek menuju atmosfer dianggap 100 % sampai ke


9

lapisan atmosfer . Tetapi radiasi ini tidak bisa diteruskan ke selurhannya karena

ada pantulan yang terjadi dan besarnya pantulan 31 % . Berarti radiasi yang dapat

diteruskan kedaerah atmosfer hanya 69% . dari jumlah ini akan diserap oleh udara

keliling atmosfer sebesar 17,4% dan pantulan permukaan bumi sebesar 4,3 %

sehingga sampai ke permukaan bumi tinggal 47,326%. Dahnil Zainuddin (1989 :

9) [2] Berikut ini nilai-nilai cahaya matahari yang diserap oleh permukaan bumi

antara lain diserap :

a. Laut : 37,7 %

b. Samudera : 14,3 %

c. Kehidupan numi (tumbuh-tumbuhan , dll) : 0,1 %

d. Panas bumi : 0,02 %

e. Kehidupan manusia : 0,004 %

f. Angin gelombang : 0,2 %

2.2.1. Sel Surya(solar cell)

Sigalingging (1994:1)[1], bahwa pada umumnya sel surya memiliki

ketebalan minimum 0,3 mm, yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor

dengan kutub positif dan negatif . Dioda listrik surya sel surya merupakan

dioda yang dapat memperoleh energi surya / matahari secara langsung menjadi

energi listrik (berdasarkan sifat foto elektrik yang ada pada setengah

penghantar) . Sel surya ini biasanya berbentuk dioda pertemuan P-N yang

memeliki luas penampang tertentu . Semakin luas permukaan penampang sel

maka semakin besar pula arus yang diperoleh . Satu sel surya dapat

menghasilkan beda potensial sebesar 0,5 VDC (dalam keadaan cahaya penuh )
10

. Beberapa sel dapat dideretkan guna memperoleh tegangan 6, 9, 12 , 24 dan

seterusnya . Sel surya dapat pula dijajarkan guna memperoleh arus keluaran

lebih besar . Bahan dasar dari sel surya adalah silikon , dimana fosfor

digunakan untuk menghasilkan Silikon tipe –N dan Boron digunakan sebagai

pencemar untuk memperoleh bahan tipe –P .

Gambar II.1 Struktur sel surya

A. Prinsip kerja sel surya

Pada dasarnya sel surya terdiri dari dua jenis semikonduktor , yaitu

semikonduktor tipe –n yang kelebihan electron yang bermuatan negatif dan

semikonduktor tipe-p yang kelebihan hole yang bersifat positif .


11

Gambar II.2 P-N junction pada sel surya

Sambungan dua semikonduktor berbeda tipe tersebut akan membentuk

depletion layer yang menghasilkan medan listrik .

Pada gambar II.3 diperlihatkan prinsip kerja sel surya , dimana energi

photon yang lebih besar dari energi band gap semikonduktor akan men-

generate pasangan electron-hole .

Gambar II.3 Generate pasangan electron-hole

Cara kerja atau prinsip kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori

cahaya sebagai partikel . Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak

maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai

gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon .

Sel surya bekerja dalam tiga langkah :

1. Photon dalam sinar matahari memukul sel surya dan diserap oleh bahan

semkonduktor , seperti silikon .

2. Elektron (bermuatan negatif) yang mengetuk lepas dari atom-atom mereka ,

menyebabkan perbedaan potensial listrik . mulai saat ini mengalir melalui

materi untuk membatalkan potensi dan listrik ini ditangkap . karena komposisi
12

khusus dari sel surya , elektron hanya diperbolehkan untuk bergerak dalam satu

arah .

3. Sebuah array sel surya mengubah energi matahari menjadi listrik yang dapat

digunakan langsung saat listrik (DC).

B. Jenis-jenis solar cell

Jenis solar sel yang sering digunakan pada saat sekarang ini adalah sebagai

berikut :

1. Polikristal (Poly-crystalline)

Merupakan panel surya yang memiliki susunan Kristal acak. Type

polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan

jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat

menghasilkan listrik pada saat mendung.

Gambar II.4 Panel surya jenis poly-crystalline

2. Monokristal (Mono-crystalline)

Merupakan panel yang paling effisien, menghasilkan daya listrik persatuan

luas yang paling tinggi. Memiliki effisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan
13

dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya

mataharinya kurang (teduh), effisiensinya akan turun drastis dalam cuaca

berawan.

Gambar II.5 Panel surya jenis mono-crystaline

3. Amorphous

Jenis sel surya yang berbentuk film tipis . efiensinya sekitar 4-6% . Panel

surya jenis ini banyak dipakai di mainan anak-anak ,jam dan kalkulator.

Gambar II.6 Panel surya jenis amorphous

4. Coumpound (GaAs)

Jenis panel surya yang terbuat dari GaAs (Gallium Arsenide) yang lebih efisien

pada temperature tinggi .


14

Gambar II.7 Panel surya jenis GaAs (Gallium Arsenide)

Berikut adalah tabel perbandingan beberapa jenis panel surya :

Tabel 2.1 Perbandingan beberapa jenis panel surya

EFISIENSI

PERUBAHAN DAYA BIAYA KETERANGAN PENGGUNAAN


JENIS
DAYA TAHAN

Mono Sangat Kegunaan


Sangat baik Baik Sehari-hari
baik pemakaian luas

Sangat Sangat Cocok untuk Sehari-hari


Poly
Baik baik baik produksi masal

Bekerja baik Sehari-hari &

Cukup dalam perangkat


Amorphous
Cukup baik baik Baik pencahayaan komersial

fluorescent

Compound
Sangat baik Sangat Cukup Berat dan Pemakaian
(GaAs)
baik baik rapuh diluar angkasa
15

C. Karakteristik sel surya

Sel surya tanpa pada kedaan penyinaran , mirip seperti permukaan

penyearah setengah gelombang dioda . ketika sel surya dapat sinar akan mengalir

arus konstant yang arahnya berlawanan dengan arus dioda seperti gambar

dibawah ini :

Gambar II.8 Karakteristik suatu sel surya dan dioda

Keterangan : U0 : Tegangan Beban nol

IK : Arus hubung singkat

ID: Arus dioda

IL: Arus solar cell (rated current )

Dari gambar diatas dilihat bahwa grafik sel surya tidak tergantung dari sifat-

sifat dioda . Jika diselidiki pada kuadran IV akan ditemukan tiga titik penting ,

yaitu :

a. Tegangan beban nol (U0) diukur tanpa beban tanpa dipengaruhi penyinaran .
16

b. Arus hubung singkat (Ik) diukur saat sel hubung sibgkat dan disini arus

hubung singkat berbanding lurus dengan kuat penyinaran .

c. Titik daya maksimum (Maximum Power Point = MPP) dari sel surya

didapatkan dari hasil arus dan tegangan yang dibuat pada setiap titik .

Dalam hal U0 dan Ik maksimum , daya yang dihasilkan oleh suatu sel

surya sama dengan nol . Pada suatu titik tertentu daya sel surya mencapai titik

mkasimum dan titik ini disebut titik MMP (Maximum Power Point ) , yang

pada praktek yang selalu diusahakan agar pemakian berpatokan dari titik

MMP ini . Konversi energi dari sel surya ke konsumen akan maksimum

apabila tahanan pemakai (RL) dan tahanan sel surya memenuhi persamaan ,

berikut :

RL = Ri .................................................................................................. ( 1 )

Keadaan ini pada teknik listrik disebut istilah beban pas . dengan bantuan

pengubah tegangan searah khusus atau sering disebut MPT (Maximum Power

Tracker) memungkinkan beban pas ini tercapai .

D. Cara pemasangan Sel Surya

Untuk mendapatkan arus , tegangan dan daya yang besar sesuai dengan

yang dibutuhkan , maka beberapa sel surya harus dikombinasikan pemasangannya

, diantaranya :

1. Rangkaian seri dari sel surya

Sigalingging(1994:28) [1]Hubungan seri suatu sel surya didapat apabila

bagian depan (+) sel surya utama dihubungkan dengan bagian belakang (-) sel
17

surya kedua . Hubungan seri dari sel surya dapat dilihat pada gambar dibawah .

Dari keadaan seri ini didapatkan :

a. Tegangan sel surya apabila dihubungkan seri satu sama lain

Utotal =U + U +U + U + Un .......................................................................... ( 2 )

b. Arus sel surya sama apabila dihubungkan seri satu sama lain

Itotal = I = I = I = I = I ................................................................................ ( 3 )

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian pada peaksanaan pemasangan

sel surya ini adalah , kemungkinan adanya daun-daunan yang menutupi sel-sel

surya yang dapat berakibat daya menjadi nol .

Gambar II.9 Hubungan seri sel surya

Kejadian yang kemungkinan terjadi apabila panel tertutupi atau pada

malam hari hal dimana efek penyinaran kecil , maka arus dapat mengalir dari

beban panel surya , misalnya dari baterai kembali ke panel yang dapat

mengakibatkan sel surya panas .

a. Semua sel surya (panel ) yang dihubungkan seri , arusnya harus sama pada titik

kerjanya .
18

b. Paralel pada sejumlah hubungan seri sel / panel surya haruslah dipasang suatu

bypass dioda . satu bypass dioda dapat melayani 12-14 sel surya . Gambar

pemasangan bypass dioda ini dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar II.10 Hubungan seri sel surya dengan bypass dioda

2. Rangkaian paralel dari sel surya

Sigalingging (1994:30) [1] Rangkaian paralel sel surya di dapat apabila

terminal kutub positif dan negatif sel surya dihubungkan satu sama lain .

hubungan paralel dari sel surya dapat dilihat pada gambar dibawah .

a. Tegangan sel surya yang dihubungkan paralel sama dengan satu sel surya

Utotal = U =U = U =U = U ......................................................................( 4 )

b. Arus yang timbul dari hubungan ini langsung dijumlahkan

Itotal = I + I + I + I .................................................................................. ( 5 )

Gambar II.11 Hubungan paralel sel surya


19

3. Rangkaian seri dan paralel (campuran ) pada sel surya

Sigalingging (1994:31)[1], Dalam praktek kebanyakan sel surya

dihubungkan secara gabungan / kombinasi dari seri dan paralel dan

bersamaan dengan itu dipasangankan beberapa dioda . Rangkaian seri dan

paralael (campuran ) pada sel surya dapat dilihata gambar dibawah :

Gambar II.12 Beberapa panel surya paralel di seri dengan dioda

E. Performansi solar cell

Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh

dari kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika

diberi beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama. Kemampuan ini

dapat direpresentasikan dalam kurva arus-tegangan (I-V)

Gambar II.13 Karakteristik Kurva I-V pada sel surya


20

Gambar diatas menunjukkan tipikal kurva V-I. Tegangan pada sumbu

horizontal, arus pada sumbu vertikal. Kebanyakan kurva V-I diberikan dalam Test

Condition 1000 watt/m² (kondisi pada saat satu matahari puncak / one peak sun

hour) dan suhu Panel surya 25 derajat Celcius.

Kurva V-I terdiri dari 3 hal yang penting :

1. Tegangan dan Arus Maksimum Pmax (Vmp dan Imp)

Maximum Power Point (Vmp dan Imp) Pada kurva I-V, adalah titik operasi

yang menunjukkan daya maksimum yang dihasilkan oleh panel sel surya

2. Open Circuit Voltage (Voc)

Open Circuit Voltage Voc, adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat

dicapai pada saat tidak adanya arus.

...............................................( 6 )

Dimana :

k = konstanta boltzmann (1.30x10-16erg)

q = konstanta muatan elektron (1.602x10-19 C

T = suhu dalam Kelvin

Is = Arus saturasi

3. Short Circuit Current (Isc)

Short Circuit Current (Isc), adalah maksimum arus keluaran dari panel sel

surya yang dapat dikeluarkan di bawah kondisi dengan tidak ada resistansi

atau hubung singkat. Untuk mengetahui Arus hubung singkat dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut :


21

...................................................( 7 )

Dimana : G = tingkat generasi

Ln = panjang difusi elektron

Lp = panjang difusi hole

Karakter penting lainnya dalan sel surya yaitu fill factor (FF), dengan persamaan

sebagai berikut :

............................................................................( 8 )

Dengan menggunakan fill factor maka maksimum daya dari sel surya didapat

persamaan sebagai berikut :

.............................................................( 9 )

Sehingga effisiensi sel surya yang didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan dari

sel (P MAX) dibagi dengan daya dari cahaya yang dating (P CAHAYA) :

.........................................................................( 10 )

Dimana : FF = Fill factor

= Tegangan maksimum (V)

= Arus maksimum (A)

= Tegangan open sircuit (V)

= Short circuit current (A)

= Effisiensi (%)
22

Dalam pengaplikasiannya, perancangan teknologi pembangkit listrik

tenaga surya ini harus dilakukan beberapa langkah. Adapun langkah-langkahnya

ialah sebagai berikut :

1. Mencari total beban pemakaian perhari. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

( ) ......................( 11 )

2. Menentukan ukuran kapasitas modul surya yang sesuai dengan beban

pemakaian. Rumus yang digunakan adalah :

…………....................( 12 )

3. Menentukan kapasitas baterai/aki. Persamaan yang digunakan ialah sebagai

berikut :

( ) ………………..................( 13 )

2.2.2 Solar Charger Controler

Regulator atau pengatur adalah suatu peralatan yang dilengkapi dengan

rangkaian elektronik bersungsi untuk mengatur arus pengisiian /pengosongan

baterai (sebagai penyimpan ) secara otomatis . setiap regulator pada umumnya

dilengkapi dioda sebagai pemblokir arus balik dari batrai ke panel apabila

tegangan panel sangat rendah . Untuk panel surya dengan baterai 12 volt DC

maka regulator harus dapat memisahakan rangkaian dari pemakaian saat tegangan

baterai mencapai 10,5 volt [1].


23

Gambar II.14 Charger controler

1. Fungsi solar charger controller

Berikut ini adalah fungsi dari solar charger controler :

a. Charging mode : mengisi baterai (kapan baterai diisi , menjaga pengisiian

kalau baterai penuh ).

Pada charging mode umumnya baterai diisi dengan metoda three stage

charger :

1. Fase bulk : baterai akan di charge sesuai dengan tegangan setup ( bulk

antara 14,4 – 14,6 volt ) dan arus diambil secara maksimum dari panel

surya . Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase

absortion .

2. Fase absortion : pada fase ini , tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan

tegangan bulk , sampai solar charger controler timer (umumnya satu jam )

tercapai , arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari

baterai .

3. Fase float : baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13,4

– 13,7 volt ) . Beban yang terhubung kebaterai dapat menggunakan arus

maksimum dari panel surya pada stage ini .

b. Operation mode : penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban

diputus atau baterai sudah mulai kosong ).Apabila penggunaan baterai


24

berlebih ataupun over discharge . maka baterai akan dilepas dari beban . Hal

ini berguna untuk mencegah kerusakan dari baterai.

Untuk solar charger controller yang dilengkapi dengan sensor

temperature baterai . tegangan charging disesuaikan dengan temperature dari

baterai dengan sensor ini didapatkan optimum dari charging dan juga optimun

dari usaia baterai . Apabila solar charger controller tidak memiliki sensor

temperature baterai , maka tegangan charging perlu diatur , disesuaikan

dengan temperature lingkungan dan jenis baterai .

Berikut adalah persamaan-persamaan yang berhubungan dengan Battery

Charge Controller:

1. Lama pengisian baterai

…………………….……..………………………( 14 )

Dimana :

Lamanya pengisian arus (jam)

Besarnya kapasitas baterai (Ah)

Besarnya arus pengisian ke baterai (ampere)

2. Lama pengisian daya

………….……..…………………………….( 15 )

Dimana :

Td = Lamanya pengisian daya (jam)

Daya Ah = Besarnya daya yang dapat dari perkalian Ah dengan besar

tegangan baterai (watt hours)


25

Daya A = Besarnya daya yang didapat dari perkalian A dengan besar

tegangan baterai (W)

2.2.3 Baterai

Baterai merupakan peralatan penting pada suatu pembangkit listrik tenaga

surya . Baterai menyimpan energi listrik yang diterimanya siang hari , dan akan

dikeluarkan kapan kita kehendaki .Disamping itu baterai juga menyiadakan daya

kepada beban waktu tidak ada cahaya matahari dan harus pula meratakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada beban (Karmon sigalingging ,1994) [1].

Salah satu bentuk fisik baterai dilihat pada gambar dibwah ini :

Gambar II.15 Aki (baterai)

Aki(baterry) adalah alat penyimpan energiyang diisi oleh aliran Dc dari

panel surya .Disamping penyimpanan tenaga DC , aki juga berfungsi mengubah

energi kimia menjadi aliran listrik . Pada dasarnya orang mengetahui dua jenis aki

, yaitu Aki primer (primary baterry) , dan aki sekunder ( secunder baterry).

Baterai ABC adalah salah satu contoh aki primer . Aki primer ini biasanya tidak

bisa di cas ulang . Aki sekunder adalah baterai yang bisa di isi ulang , contohnya

aki merk Yuasa , VRLA , dan lain-lain .

Tanpa menggunkan aki , suplai alran listrik sumber surya ke alat-alat

pemakaian listrik akan berhenti pada malam hari atau ketika sinar matahari itu
26

lenyap karena ditutpi oleh awan dan sebagainya . supaya tahan lama dari

pengisiian dan pengeluaran arus listrik yang tak terputus , umumnya aki deep

cylce yang digunakan pada sistem surya .

Gambar II.16 struktur baterai

A. Jenis baterai

Baterai biasanya diklarifikasikan terhadap dua tipe , yakni baterai primer

dan baterai sekunder . baterai yang digunakan untuk pembangkit sel surya adalah

baterai sekunder , artinya baterai yang dapat diisi dan dikosongkan secara

terulang-ulang .

Pada umumnya baterai yang digunakan untuk pembangkit tenaga surya

adalah baterai tembel dan baterai nickel cadmium . Dalam pemasangan suatu

pembangkit tenaga surya biaya untuk pengadaan baterai ini biasanya hampir 10 %

dari biaya totalnya .

Berikut ini jenis baterainya :

1. Aki deep-cycle jenis marine pada dasarnya digunakan untuk aplikasi yang

kecil dan sederhana

2. Aki deep-cycle jenis load acid adalah aki yang berkepingan internal yang

tebal dan banyak diguanakan oleh industri-industri berat .


27

3. Aki sealed Gel adalah aki deep-cycle yang tidak menguapkan gas ketika

proses pengisian berlangsung . Aki ini cocok diguanakan di dalam bangunan .

4. Aki absorbed glass mat (AGM) adalah aki anti bocor dan mempunyai kinerja

yang sangat tinggi . Jenis aki ini boleh dikatakan adalah yang terbaik untuk

diterapkan pada sistem surya industri-industri berat . misalnya : aki AGM

terdapat didalm pesawat terbang , rumah sakit dan dan sebagainya .

Hal-hal yang harus diperhatikan pada peralatan aki/baterai tersebut adalah :

a. Kapasitas

Satuan kapasitas suatu baterai adalah Amper hours (Ah) . Biasanya

informasi ini terdapat pada label suatu baterai , misalnya suatu baterai dengan

kapasitas 100 Ah terisi penuh dengan arus 1 Amper selama seratus (100) jam.

Waktu pengisiian ini ditandai kode K 100 atau c 100 , pada temperature 250.

Umumnya arus pengisian yang diizinkan maximum 1/10 dari kapasitasnya .

oleh karena itu waktu pengisian yang baik tidak kurang dari 10 jam dan

dalam kenyataannya dengan waktu tersebut dengan pengisian baru mencapai

80 %. Dalam penggunaan aki maka menambahkan 20 % dari kapasitas yang

dibutuhkan.

Menentukan kapasitas baterai/aki. Persamaan yang digunakan ialah sebagai

berikut :

( ) .........………………………….( 16 )

( ) ......….……..…….......………………….( 17)

( ) ………….……..…........……………….( 18 )

Keterangan : Ka = kapasitas daya yang dibutuhkan


28

Ka’= Kapasitas daya tambahan berdasarkan efesiensi penggunaan

Ka”= Kapasitas Daya yang bisa digunakan penuh sesuai kebutuhan

b. Kepadatan energi

Pada pemakaian tertentu (model pesawat , mobil surya dan sebagainya )

kepadatan energi sangat penting .Nilainya terletak pada 30 Wh/kg untuk c/10

dan temperature 250c.

c. Penerimaan arus pengisian yang sangat kecil

Baterai harus dapat di isi dengan arus pengisian yang agak kecil (pada

cuaca yang jelek sekalipun ), sehingga tidak ada energi surya yang terbuang

begitu saja .

d. Efesiensi Ah ( Ah)

Baterai menyimpan dalam jumlah Amper-jam , dengan suatu efesiensi

Ah( Ah) dibawah 100 % (biasanya 90 %) . Efesiensi ini disebut juga dengan

istilah “coulombscher”.

e. Efesiensi Wh ( Wh)

Efesiensi Wh adalah perbandingan energi yang ada dan yang dapat

dikeluarkan . efesiensi Wh selalu lebih rendah dari efesiensi Wh dan biasanya

lebih kurang 80 % . Hal-Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam

memiliki suatu baterai adalah :

1. Tegangan yang dipersyaratkan

2. Jadwal waktu pengoperasian

3. Satu pengoperasian

4. Arus dipersyaratkan
29

5. Kapasitas (Amper jam =Ah)

6. Ukuran bobot dan umur

B. Prinsip kerja baterai

1) Proses Pengosongan (discharge)

Pada sel berlangsung menurut gambar . jika sel dihubungkan dengan

beban maka , elektron mengalir dari anoda melalui beban melalui beban

katoda , kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif

mengalir ke katoda . Bentuk dari proses pengosongan baterai tersebut dapat

dilihat pada gambar dibawah ini . proses pengosongan baterai :

Gambar II.17 Proses pengosongan baterai

2) Proses pengisian

Apabila sl dihubungkan dengan powersupply maka elektroda positif

menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang

terjadi .

Gambar II.18 Proses pengisian baterai


30

2.2.4 Inverter

Untuk kebutuhan listrik AC, energi listrik yang disimpan di baterai

dirubah menjadi listrik AC menggunakan Inverter. Inverter adalah perangkat

elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus

listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi arus DC 12-24 V dari perangkat

seperti baterai, panel surya/solar cell menjadi arus AC 220 V.

Sumber Dc yang dibutuhkan inverter dapat berasal dari baterai atau dari

sumber tegangan AC yang disearahkan. Untuk mendapatkan keluaran yang

dikehendaki maka digunakan rangkaian control. Rangkaian control tersebut antara

lain berfungsi untuk mengatur frekuensi amplitude gelombang keluaran. Agar

gelombang keluarannya dapat kembali mendekati gelombang sinus, maka

digunakan filter.

Filter berfungsi untuk melewatkan frekuensi yang diharapkan saja. Filter

yang digunakan disini biasanya merupakan filter jenis bandpass filter yang akan

menagkal frekuensi rendah dan frekuensi tinggi yang tidak diharapkan pada

keluarannya. Inverter mode saklar adalah rangkaian utama dari system yang

berfungsi untuk membalikkan tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik.

Disebut mode saklar karena alat ini bekerja dengan menggunakan teknik

penyaklaran (switching).

Keluaran dari inverter mode saklar ini masih berupa pulsa-pulsa berfrekuensi

tinggi (frekuensi switching). Sedangkan rangkaian control berfunsi untuk

mengendalikan proses penyaklaran (switching) yang terjadi pada inverter mode

saklar. Pengendalian ini akan menentukan bentuk gelombang, amplitude


31

gelombang, serta frekuensi gelombang keluaran pada sistem secara keseluruhan.

Pada gambar dibawah ini adalah bentuk dari inverter.

Gambar II.19 Inverter

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter, yaitu :

1. Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya

mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya

maksimal dan baterai memiliki efesiensi kerja 80 % .

Dalam pemilihan inverter harus diperhitungankan efesiensinya terlebih dahulu

dengan menggunakan persamaan berikut :

Pkeluaran .......…..….….............………….( 19 )

PEfeisnsi .......…..….......................................……. ……….( 20 )

.......…..….............................…………….( 21 )

2. Input DC 12 V atau 24 V.

3. Sinewave ataupun square wave outuput AC. True sine wave inverter

diperlukan terutama untuk beban-beban yang masih menggunakan motor agar

bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas. Oleh karena itu dari sisi

harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal diantara yang

lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli dari

jaringan listrik PLN. Sedangkan pada square wave inverter beban-beban listrik

yang menggunakan kumparan/motor tidak dapat bekerja sama sekali.


BAB III

PERENCANAAN DAN METEDOLOGI

3.1. Prinsip kerja alat pemanfaatan sel surya sebagai energi listrik alternatif

pada shelter

Pemanfaatan sel surya adalah hal yang sudah umum untuk umat manusia .

pemanfaatan yang dilakukan disini adalah pemanfaatan radiasi matahari yang

akan di konversi menjadi energi listrik . radiasi cahaya matahari akan di konversi

oleh sel surya yang memiliki dioda -P dan dioda –N , dari radiasi inilah yang

diterima oleh dioda ini akan dilakukan pergerakan elektron-elektron yang akan

menghasilkan energi listrik arus searah (DC) .

Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya tergantung luas penampang

dari sel surya tersebut . semakin luas permukaan sel surya maka semakin besar

pula arus yang diterima . beda potensial yang dihasilkan satu sel surya adalah 0,5

volt DC (dalam keadaan cahaya penuh ) . keluaran dari sel surya ini akan

langsung dihubungkan ke charger controler . Charger controller ini berfungsi

untuk mengontrol arus yang masuk dari panel dan dikeluarkan ke aki (proses

pengecas aki) , dan keluaran aki akan juga dikontrol ke beban .

Jika beban yang digunakan menggunakan arus searah (DC) maka

keluaran controller langsung di hubungkan ke beban . jika beban yang digunakan

32
33

beban arus bolak balik (AC) , maka kita akan konversi dari arus DC ke AC

menggunkan Inverter .

Jadi energi sel surya adalah sumber energi listrik alternatif untuk

pengganti listrik PLN . Penggunakan pemanfaatan energi alternatif ini pada

shelter yang merupakan tempat perlindungan sementara dari bencana alam . Jika

terjadi bencana alam maka listrik PLN akan mati dan energi alternatif ini yang

akan di manfaatkan untuk sumber listrik untuk Shelter ini .

3.2. Perencanaan Alat untuk pemanfaatan sel surya sebagai energi listrik

alternatif pada shelter

3.2.1. Perencanaan kerja alat

Dalam memanfaatkan sel surya sebagai sumber energi listrik alternatif

membutuhkan suatu perencanaan . Perencanaan akan menghasilkan alat konversi

energi ini akan berkerja dan berfungsi sesuai diinginkan .

Cahaya
matahari

Panel
surya

Beban DC Charger
12 volt controller

Baterai/aki

Beban AC
inverter
220 volt
Gambar III.1 Diagram blok
34

1. Cahaya Matahari

Cahaya matahari adalah sumber enegri yang akan digunkan untuk sumber

untuk energi yang diubah menjadi energi listrik . Dalam perencanaan sumber

energi ini tergantung keadaan cuaca . Jika cuaca cerah dan cahaya bagus terpancar

ke panel surya maka energi listrik yang dihasilkan akan maksimal .

2. Panel Surya

Panel surya adalah suatu komponen yang akan menerima cahaya matahari

yang panel surya ini memiliki dioda silicon –p dan –n yang nanti akan bekerja

mengkonversi radiasi cahaya matahri menjadi energi listrik . Panel surya yang

digunakan disini adalah jenis Poly-Crystalline . Jenis ini sangat bagus digunakan

untuk masal . Daya tahan yang dihasilkan sangat baik dan perubahan daya yang

dihasilkan juga baik .

Gambar III.2 Panel surya Poly-Crystalline

3. Charger controller

Charger controller adalah alat pengontrol proses pengisiian aki dan proses

pengosongan aki . Eenergi listrik yang dihasilkan panel surya akan melelaui ke

Charger controller dan baru dilakukan pengecasan ke aki . jika aki kita gunakan

juga maka juga akan melalui charger controller terlebih dahulu . Tetapi pada

perencanaan ini kita menggunkan langsung dari aki ke inverter untuk beban .

keluaran dari charger controller ke beban akan digunakan jika mesjid Muhajirin
35

menggunakan beban DC . Charger controller yang diguanakan adalah merk EP

solar .

Gambar III.3 Charger controller

4. Baterai/Aki

Baterai adalah tempat penyimpanan sementara energi listrik sebelum

digunakan ke beban . Dalam perencanaan baterai yang diguanakan adalah

baterai kering merk MF-SLA . Baterai merk ini yang biasanya digunakan untuk

pembangkit tenaga surya .

Gambar III.4. Baterai MF-SLA

5. Inverter

Inverter adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik

DC menjadi energi AC. Energi listrik yang disimpan di aki akan di

hubungkan ke masukan inverter. Merk Inverter yang digunkan disini adalah

Pascal Inverter , modified sine wive . merk Pascal adalah merk yang bagus

untuk inverter. Alasan memilih merk yang bagus adalah agar keluaran dari
36

inverter tidak jauh berbeda dengan yang tertera pada inverter . inverter yang

digunakan adalah berkapasitas 1500 watt. Jadi jika kita gunakan beban maka

bisa digunakan 80 % dari kapasitas daya inverter ini .

Gambar III.5 Inverter

6. Beban DC

Beban DC adalah beban yang digunakan adalah beban berarus searah (DC) .

contohnya lampu LED DC yang sudah tersedia di pasaran pada saat sekarang ini .

7. Beban AC

Beban AC adalah beban yang akan digunakan setelah arus konversikan

menggunakan inverter pada perencanaan ini . Beban yang digunakan disini berupa

beberapa sound system , lampu penerangan dan TOA .

3.2.2. Perencanaan komponen dan alat kerja

Dalam merencanakan komponen untuk pembuatan alat ini dibutuhkan

komponen-komponen yang sangat mendukung dalam kinerja alat dan hasil dari

alat ini . berikut ini komponen yang digunakan :


37

Tabel 3.1 Komponen-komponen PLTS


NO Komponen Spesifikasi Jumlah Keterangan

1 Panel surya jenis 100 WP 2 Jenis polikristal

2 Charger controller 20 A 1 Merk Epsolar

Merk pascal modified

3 Inverter 1500 W 1 sine wive

Baterai kering khusus

4 Batteray / Accu 120 Ah 1 Merk MF SLA

5 MCB 6A 3 Merk schneider

6 Kontaktor 6A 1 3 pole Merk schneider

7 Overload 5 -16 A 1 Merk schneider

8 Push button 2

9 Volt meter 220 v AC 2

10 Amper meter 0 – 60 A AC 1 Merk extrana

11 Kabel NYAM 1 x 2,5 mm Secukupnya Merk supreme

12 Kabel NYM 2 x 2,5 mm 25 m Merk supreme

13 Panel box 1

14 Profil U Secukupnya

15 Wiring channel Secukupnya

16 Lampu indikator 220 v 3

17 Baut No.8 Secukupnya

Fungsi dari masing-masing komponen :


38

1. Panel surya berfungsi sebagai komponen yang menerima sinar radiasi

matahari dan akan di konversikan ke energi listrik arus searah (DC).

2. Charger controller berfungsi pengontrol arus yang diterima dari panel

surya , proses pengecasan aki jika sudah penuh atau belumnya , dan

pengontrolan proses penggunaan arus yang tersimpan di aki ke beban .

3. Inverter berfungsi pengubah arus searah (DC) ke arus bolak balik (AC).

4. Aki(accumulator) berfungsi sebagai penyimpanan arus sementara sebelum

digunakan ke beban .

5. MCB (main circuit breaker) berfungsi sebagai pemutus dan penghubung

arus .

6. Kontaktor berfungsi sebagai penghubung arus dan juga sebagai pengaman

beban dari gangguan .

7. Overload berfungsi sebagai pengaman dari penggunaan beban lebih.

8. Push button berfungsi sebagai saklar pengasutan sesaat

9. Voltmeter AC berfungsi sebagai alat ukur tegangan AC

10. Ampermeter berfungsi alat ukur arus AC

11. Kabel NYAM berfungsi sebagai penghubung antar komponen

12. Kabel NYM berfungsi sebagai kabel penghubung panel surya dengan

panel box

13. Panel box berfungsi tempat penempatan beberapa komponen

14. Profil U berfungsi tempat meletakan beberapa komponen

15. Wiring channel berfungsi tempat lewat kabel-kabel pada saat di rangkai.

16. Lampu indikator berfungsi sebagai lampu tanda pada saat di operasikan

alat
39

17. Baut berfungsi penempel komponen dengan box panel

3.2.3. Perencanaan konstruksi

Dalam perencanaan konstruksi alat ini ada 2 macam perencanaan

konstruksi :

1. Konstruksi panel surya

Pada konstruksi panel surya ini dilokasikan diluar karena fungsi

panel surya menerima cahaya radiasi matahari .berikut ini gambar

konstruksinya :

Gambar III.6 Konstruksi kedudukan panel surya

2. Konstruksi panel box

Lokasi yang digunakan untuk panel box di letakan di dalam

ruangan . Panel box akan di tempel di dinding dan dibawahnya akan di

letakan aki .
40

Gambar III.7 Pintu panel box Gambar III.8 Tata letak komponen

didalam panel box

Gambar III.9 Rangkaian Kontrol Gambar III.10 Rangkaian Daya

Dari kedua perencanaan tersebut maka di dapat perencanaan

keseluruhan dari pembuatan pembangkit tenaga surya ini :


41

Gambar III.11 Perencanaan plts

Gambar III.12 Wearing Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya

3.2.4. Pemilihan panel surya

Dalam pemilihan panel surya harus diperhitungkan jumlah daya yang bisa

diterima oleh panel surya . Jumlah daya yang diterima oleh panel surya

mempengaruhi proses pengisian aki . Solar panel mengkonversikan tenaga

matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari

matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar

cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12

Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan

maksimun). Pada perencanaan yang akan dibuat menggunakan panel surya 2 unit

panel surya berkapsitas 100 WP.


42

Apa arti Solar Cell 100WP ?

Solar cell 100 wp artinya solar cell tersebut mempunyai 100 watt peak ( pada saat

matahari terik )

Peak 1 hari di asumsikan 4,5 jam (hitungan aman adalah 4 jam)

sehingga 100 x 4,5 = 450 watt hour / day

Disini digunakan 2 unit 100 WP , jadi 2 x 450 watt hours/day = 900

watt/hours/day

itulah kapasitas daya yang dapat diterima oleh panel surya 200 Wp per hari nya .

Berikut ini spesifikasi panel surya 100 Wp :

Tabel 3.2 Spesifikasi panel surya


PV Module electricty performance parameter
Model SLP100
Rated Power 100W
Rated Voltage 18,0 V
Rated Current 5,56 A
Open circuit voltage 22,0 V
Short circuit Current 5,82 A
Sabdart test condition 1000w/m2 , AMI 1,5 and 250 C

3.2.5. Pemilihan charger controller

Pemilihan charger controller harus diperhatikan . Pemilihannya tergantung

arus dari hubungan panel surya yang digunakan . Disini 2 unit panel surya 100

WP dilakukan hubungan paralel . jadi pada saat panel surya di paralelkan maka

arus keluaranya akan bertambah dan tegangan akan bernilai sama .

a. Tegangan sel surya yang dihubungkan paralel sama dengan satu sel surya

Utotal = U =U
43

=18 volt = 18 volt

b. Arus yang timbul dari hubungan ini langsung dijumlahkan

Itotal = I + I

= 6,56 + 5,56

= 11,12 A

Dari hasil arus dan tegangan dari hubungan 2 unit panel surya maka kita

bisa memilih spesifikasi charger controller yang akan kita gunakan . charger

controller yang digunakan disini harus besar sama dengan arus 11,12 A dan rating

tegangannya harus besar sama 18 volt . karena tidak tersedianya charger controller

sesuai dengan dibutuhkan maka dipilih disini charger controller merk Epsolar

dengan rating arus 20 A dan tegangan 12 -24 volt .

Baterai nantinya akan digunakan bertegangan 12 volt , maka charger

controller akan menurunkan tegangan yang tidak stabil dari panel surya sampai 12

volt yang masuk ke baterai/aki.

3.2.6 Pemilihan baterai (Aki)

Dalam melakukan pemilihan penggunaan aki harus benar karena aki yang

digunakan untuk solar cell adalah aki khusus . Kita bisa menggunakan aki yang

biasa tetapi daya tahan dan perawatanya yang membutuhkan waktu khusus kita

untuk solar cell ini . Disini dipilih baterai / Aki kering khusus merk MF-SLA yang

sudah umum digunakan untuk pembuatan solar cell .

Dengan daya yang dibutuhkan adalah minimal 1000 watt maka :


44

Kapasitas aki yang digunakan adalah 83,3 Ah , tetapi mengingat efesiensi

pemakaian aki adalah 80 % dari kapasitas sebenarnya maka kita akan

menambahkan 20 % kapasitas aki yang akan digunakan dari kapasitas

sebenarnya.

Keterangan : I = arus sebelum termasuk efesiensi pemakaian

I’= arus efesiensi

Maka ,

Setelah kapasitas aki minimal didapatkan 100 Ah maka pemilihan aki bisa

dilakukan . Aki yang diganakan pada PLTS ini diatas kapasitas minimal

dibutuhkan yaitu 120 Ah .

3.2.7. Pemilihan inverter

Dalam pemilihan inverter Sesuai dengan permintaan dari pengurus mesjid

muhajirin . Permintaan dari pengurus mesjid minimal menghasilkan daya 1000

watt . Jadi disini menggunkan inverter yang keluaranya minimal 1000. Dari

estimasi efesiensi penggunaan inverter yaitu 80 % yang keluaranya bisa terpakai .

Kapasitas daya minimal : 1000 watt

Efesiensi : 80 %
45

Pkeluaran

Pkeluaran

Pkeluaran

Dari perhitungan diatas inverter kapasitas 1000 watt baru menghasilkan

800 watt jadi kita akan meningkatkan kapasitas daya inverter tersebut 20 % dari

kapasitas daya minal yang diinginkan .

Pefesiensi

Pefesiensi

Jadi kapsitas daya minimal untuk penggunaan inveter dengan daya

minimal 100 watt adalah 1000 watt + 200 watt adalah 1200 watt .

Dari hasil perhitungan tersebut Kapasitas daya 1200 dengan merk pascal tidak ada

ketika proses pembelian komponen . maka dari itu kapasitas daya inveter

dibutuhkan yang dibeli yaitu 1500 Watt.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Perangkat

Pembangkit listrik tenaga surya sangat bergantung pada cahaya matahari ,

dimana panel surya pada pembangkit ini bekerja jika menerima cahaya dari

matahari . Jika sianar radiasi matahari di pancarkan ke panel surya maka panel

surya mengkonversi jadi energi listrik searah . Energi listrik yang dihasilkan oleh

panel surya akan di masukan ke accumalator dan sebelum itu arus dan tegangan

yang keluar dari panel surya akan di stabilkan oleh charger controller terlebih

dahulu .

Accumulator akan tetap terisi walaupun intensitas cahaya kecil . panel

surya yang digunakan disini panel surya jenis poly-cristalline . proses pengecasan

terjadi selama 12 jam tetapi hanya 5-6 jam yang efektif proses pengecasan jika

saat cerah . yaitu saat jam 09.00 – 15.00 WIB . Jam 07.00-09.00 dan 15.00-18.00

di katakan tidak efektif karena keadaan posisi matahari tidak sepenuhnya

menghadap ke panel surya secara posisi yang pas .

Pada saat ini cuaca tidak menentu untuk melakukan pengujian jadi saat

pengujian akan terjadi tidak teraturnya hasil pengujian .

4.2. Hasil Pengujian Arus dan Tegangan panel surya

Pada saat pengujian arus dan tegangan dimulai pada 09.00-15.00 .

Pengujian ini dilakukan menggunakan 200 WP panel surya yang terhubung

46
47

paralel . Hasil pengukurannya ditunjukan pada tabel 1 , tabel 2 dan tabel 3 berikut

ini :

Tabel 4.1 Hasil pengujian arus dan tegangan tanggal 28-08-1016

No Waktu Intensitas cahaya Tegangan Arus (Ip) Daya Ket.

(WIB) (Cd) (Vp) (Ampere)

(volt)

1 09.00 120.500 15,6 5,12 79,87 Cerah

WIB

2 10.00 119.700 15,1 4,81 72,63 Cerah

WIB

3 11.00 127.400 17,9 7,2 128,8 Cerah

WIB 8

4 12.00 131.600 17,1 7.51 128,4 Cerah

WIB 2

5 13.00 104.800 18,6 6,53 121,4 Cerah

WIB 6

6 14.00 100.800 15,5 6,23 96,56 Cerah

WIB

7 15.00 88.600 14,12 4,95 69,89 Cerah

WIB

Rata-rata 113,343 16,27 6,05 99,53 Cerah

(Sumber : hasil pengujian 28-08-2016)


48

Tabel 4.2 Hasil Pengujian arus dan tegangan pada tanggal 03-09-2016

N Waktu Intensitas cahaya Tegangan Arus (Ip) Daya Ket.

o (WIB) (Cd) (Vp) (Ampere)

(volt)

1 09.00 111.700 19,9 8,1 161,19 Cerah

WIB

2 10.00 119.400 13,2 7,8 102,96 Cerah

WIB

3 11.00 124.600 14,6 8,1 118,26 Cerah

WIB

4 12.00 124.900 14,7 7,6 111,72 Cerah

WIB

5 13.00 130.900 12,8 4,77 61,06 Cerah

WIB

6 14.00 113.600 12,9 4,78 61,67 Cerah

WIB

7 15.00 75500 13 4,29 55,77 Cerah

WIB

Rata-rata 114,4 14,44 6,49 93,71 Cerah

(sumber : hasil pengujian tanggal 03-09-2016)


49

Tabel 4.3 Hasil pengjian arus dan tegangan ada tanggal 04-09-2016

N Waktu Intensitas cahaya Tegangan Arus (Ip) Daya Ket.


o
(WIB) (Cd) (Vp) (A)

(volt)

1 09.00 390 13,89 3,25 45,14 Cerah

WIB berawan

2 10.00 119.400 14,49 3,49 50,57 Cerah

WIB berawan

3 11.00 124.600 14,42 3,47 50,04 Cerah

WIB berawan

4 12.00 124.900 18,7 5,01 93,69 Cerah

WIB berawan

5 13.00 130.900 19,0 5,02 95,38 Cerah

WIB berawan

6 14.00 113.600 18,0 3,78 68,04 Cerah

WIB berawan

7 15.00 75500 17,3 2,20 38,06 Cerah

WIB berawan

Rata-rata 114,4 16,54 3,74 61,86 Cerah

berawan

(sumber : pengujian tanggal 04-09-2016)


50

Dari perolehan data tabel 1 , tabel 2 dan tabel 3 yang telah didapat arus

dan tegangan setiap harinya berbeda saat dilakukan pengujian walaupun diukur

pada jam yang sama . Hal tersebut terjadi karena jumlah intensitas cahaya yang

diterima oleh panel surya berbeda-beda.

Berikut ini gambar grafik yang membandingkan hubungan tegangan, dan

arus terhadap waktu :

4.2.1 Bentuk karakteristik dari Tegangan terhadap waktu .

Tegangan yang dihasilkan dari cahaya matahari akan terlihat

perubahanya terhadap waktu dari diagram dibawah ini :

Hubungan Tegangan Terhadap waktu


25

20

28/08/2016
Tegangan

15
03/09/2016
10 14/09/2016

0
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
waktu

Gambar IV.1 Karakteristik tegangan panel surya terhadap waktu

Dari gambar diagram karakteristik diatas Tegangan terhadap waktu

penyinaran diatas Sel surya dibebani Charger controller dan Baterai . Dari Grafik

diatas walaupun keadaan cerah tegangan yang dihasilkan panel surya berbeda-

beda setiap waktu pengukuran . Itu disebabkan perbedaan intensitas cahaya yang

diterima oleh panel surya . Radiasi cahaya matahari akan diterima oleh panel
51

surya dan panel surya akan terukur berapa tegangan dalam keadaan intensitas

pada saat itu .

4.2.2 Bentuk karakteristik dari Arus terhadap waktu .

Arus yang dihasilkan dari keadan instensiatas cahaya matahari yang selalu

berubah-ubah yang diterima panel surya.

Hubungan Arus Terhadap waktu


9
8
7
6
28/08/2016
5
Arus

03-19-2016
4
04/09/2016
3
2
1
0
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
Waktu

Gambar IV.2 Karakteristik Hubungan Arus terhadap waktu

Dari grafik diatas arus yang didapat saat panel surya terbebani caharger

controller dan aki setiap harinya berbeda-beda . Hal tersebut dikarenakan

intensitas cahaya pada saat pengukuran setiap hari dan jam yang sama berbeda-

beda yang ditangkap oleh panel surya .

4.3 Analisa perhitungan

Dari hasil pengujian pada tabel 1 , tabel 2 , dan tabel 3 dapat diketahui

bahwa nilai arus total pengisian pada accumulator sehingga dapat hitung berapa
52

lama pengisian Baterai maksimal dengan menggunakan 2 unit solar cell yang

berkapasitas 100 WP.

1. Pada tanggal 28-08-2016

Maka ,

Ta

Ta

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengecasan baterai

berkapsitas 120 Ah dengan menggunakan panel surya berkapasitas 200 Wp

dengan arus rata-rata 6,05 Amper adalah selama 20 jam 23 menit .

2. Pada tanggal 03-09-2016


53

Maka ,

Ta

Ta

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengecasan baterai

berkapsitas 120 Ah dengan menggunakan panel surya berkapasitas 200 Wp

dengan arus rata-rata 6,49 Amper adalah selama 18 jam 49 menit .

3. Pada tanggal 04-09-2016

Maka ,

Ta

Ta

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengecasan baterai

berkapsitas 120 Ah dengan menggunakan panel surya berkapasitas 200 Wp

dengan arus rata-rata 3,74Amper adalah selama 32 jam 9 menit .


54

Dari hasil perhitungan lama pengecasan aki diatas berbeda-beda setiap

harinya , lama pengecasan tergantung arus yang dihasilkan oleh panel surya ,

panel surya bekerja maksimal tergantung intensitas cahaya pada saat itu . jika

inetenstas cahaya maksimal diterima panel surya maka arus yang dihasilkan akan

mencapai maksimal dari rating arus dari pada kapasitas panel surya yang kita

gunakan .

Dalam proses pengecasan baterai charger controller sangat beperan besar

dalam menjaga kestabilan pengisian dan ketahanan umur baterai . Jika baterai

terisi penuh maka charger controller akan secara otomatis memutus proses

pengisian agar baterai tidak kelebihan pengecasan (overcharger). Jika kapasitas

baterai berkurang maka charger controller akan melakukan pengsiian secara

otomatis , dan arus yang diberikan charger controller akan di sesuaikan kapasitas

yang akan dibutuhkan baterai . Misalnya , Jika baterai berkurang kapsitasnya 10

Ampere , maka baterai tidak langsung menyalurkan arus sebesar 10 Amper.

Baterai akan menurunkan kapasitas arus yang disalurkan secara bertahap .

Dalam proses pengecasan Charger controller akan mengeatur tegangan

terukur pada charger controller dengan tegangan pada aki saat pengecasan . Arus

akan mengalir ke beda potensial yang rendah . Jadi tegangan pada charger

controller akan lebih besar dari pada tegangan pada aki .


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan serta pengujian alat, maka didapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berhasil dirancang dan dibangun

pada shelter mesjid muhajirin dengan kapasitas daya permintaan minimal

1000 watt .

2. Pembangkit listrik tenaga surya bekerja jika radiasi cahaya matahari diterima

oleh panel surya maka panel surya akan mengkonveresi menjadi listrik arus

searah . Listrik yang dihasilkan panel surya akan di teruskan ke charger

controller dan akan dikontrol secara otomatis pengecasan aki oleh charger

controller ini . Charger controller akan secara otomatis mengontrol keluaran

arus ke beban DC . Aki yang sudah terisi maka dihubungkan ke masukan

inverter maka inverter akan mengubah arus 12 V DC menjadi 220 V DC.

Arus ini akan digunakan untuk beban berarus bolak balik (AC).

3. Intensitas cahaya berpengaruh kepada arus dan tegangan yang dihasilkan oleh

panel surya. Contohnya pada saat pengukuran intensitas 120.500 Cd

dihasilkan arus 5,12 ADC dan tegangan 15,6 VDC sedangkan pada saat

55
56

intensitas cahaya 119.700 Cd dihasilkan arus 4,81 ADC dan tegangan 15,1

VDC .

4. Cara mengontrol aki secara otomatis agar tidak cepat rusak adalah dengan

menggunakan charger controller yang akan menjaga agar baterai tidak terjadi

overcharger (kelebihan mengecas) dan over discharger (pengosongan aki

berlebih-lebih) . Cara manual untuk menjaga baterai agar tidak cepat rusak

adalah dengan mengukur tegangan baterai secara berkala pada saat pemakaian

dan pengecasan aki . Jika aki bertegangan 13,6-13,8 VDC baterai terisi

penuh maka pengecasan dihentikan dan Jika baterai dibawah ˂ 12 Volt DC

baterai lemah maka pemakaian aki dihentikan dan lalu dicas kembali .

5. Dari hasil perhitungan kapasitas daya Baterai 120 Ah adalah 1440 Watt per

jam, baterai akan terisi penuh selama 20 jam 23 menit saat arus rata-rata

pengujian pertama 6,05 A, 18 jam 49 menit saat arus rata-rata pengujian

kedua 6,49 A, dan 32 jam 9 menit saat arus rata-rata pengujian ketiga 3,74 A .

5.2 Saran

Setelah melakukan pengujian dan analisa, penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Penggunaan pembangkit PLTS lebih efektif di integrasikan dengan ATS

(Automatic Transfer switch )


57

2. Mengubah sistem kemiringan panel surya mengikuti pergerakan matahari

(solar tracking), karena sudut masuk matahari yang baik adalah tegak lurus

terhadap permukaan panel agar mendapatkan energi listrik yang maksimal.


Daftar Pustaka

[1] Sigalingging Karmon 1994, Pembangkit Listrik Tenaga Surya , Bandung:

Anggota IKAPI.

[2] Putra Putu Yudi Astrawan.2007.Perancangan dan Pembuatan Simulasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Laporan Tugas Akhir. Singaraja.

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

[3] Indra Beni. 2015. Rancang bangun Instalasi Listrik Tenaga Surya Untuk

Penerangan Domestik Bekapasitas 300VA. Tugas Akhir. Politeknik Negeri

Padang.

[4] Reza Muhammad Rianda. 2014. Rancang bangun Pembangkit Listrik Tenaga

Surya (PLTS) Pada Miniatur Rumah Tinggal Sederhana. Tugas Akhir.

Politeknik Negeri Padang.

[5] Sitorus Paralian. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunkan

solar cell 100 WP Sebagai Energi alternatif Pada Fakultas Teknik Universitas

negeri Padang (UNP). Tugas Akhir. Unversitas Negeri Padang.

56
Lampiran 1. Dokumentasi pengukuran

Saat pengukuran panel surya Saat percobaan sebelum di pasang ke


panel box

Pengukuran intensitas cahaya

Komponen telah selesai dirangkai dan dipasang

57
58

Saat pemasangan konstruksi panel surya

Saat ingin pengambilan data panel surya


Lampiran 2. Spesifikasi komponen

Spesifikasi panel surya 100 WP

Spesifikasi baterai MF-SLA

59
Lampiran 3

Manual Operasi PLTS

A. Menghidupkan PLTS

1. Pastikan Baterai/aki terisi (lampu indikator charger controller bewarna hijau)

2. Pindahkan posisi saklar inverter ke ON

3. Naikan MCB

4. Tutup pintu panel box

5. Selanjutnya tekan tombol ON (warna hijau ) pada pintu panel box

6. Setelah itu naikan saklar hager ke posisi PLTS

7. Sumber energi listrikdari PLTS sudah bisa digunakan

B. Mematikan PLTS

1. Pastikan semua beban sudah OFF (mati)

2. Turunkan posisi Saklar hager ke posisi bawah (PLN)

3. Tekan tombol OFF (merah)

4. Buka pintu panel box

5. Selanjutnya turunkan MCB

6. Pindahkan posisi saklar inverter ke OFF

7. Tutup pintu panel


☆ Design patent NO.:

EPSOLAR 201130028317.3

☆ Utility model patent NO.:


201120064092.1

LS1024R / LS1524R / LS2024R


—— Solar Light Controller

INSTRUCTION
MANUAL

Thank you very much for selecting our product!


This manual offers important information and
suggestions with respect to installation, use and
troubleshooting, etc. Please read this manual
carefully before using the product and pay attention
to the safety recommendations in it.
LandStar
LS1024R / LS1524R / LS2024R
—— Solar Light Controller

Specification Summary

Nominal system voltage 12 / 24VDC*


Maximum PV input voltage 50V
Nominal charge / discharge current
LS1024R 10A
LS1524R 15A
LS2024R 20A

* The controller will recognize the system rated voltage when start up. If
the battery voltage is lower than 18V, it will recognize the system as 12V.
If the battery voltage is greater than 18V, it will recognize the system as
24V.
Contents

1 Important Safety Information .....................................1


2 General Information ...................................................2
2.1 Product Overview ................................................2
2.2 Product Features ..................................................3
3 Installation Instructions ..............................................4
3.1 General Installation Notes ...................................4
3.2 Mounting .............................................................4
3.3 Wiring .................................................................6
4 Operation..................................................................10
4.1 PWM Technology .............................................10
4.2 Battery Charging Information ............................10
4.3 LED Indicators ..................................................12
4.4 Setting Operation ...............................................14
5 Protections, Troubleshooting and Maintenance ........18
5.1 Protection ..........................................................18
5.2 Troubleshooting ...............................................19
5.3 Maintenance ..................................................21
6 Warranty ..................................................................22
7 Technical Specifications ...........................................23
1 Important Safety Information

Save These Instructions


This manual contains important safety, installation and operating
instructions.
The following symbols are used throughout this manual to indicate
potentially dangerous conditions or mark important safety instructions,
please take care when meeting these symbols.

WARNING: Indicates a potentially dangerous


condition. Use extreme caution when
performing this task.

CAUTION: Indicates a critical procedure for


safe and proper operation of the controller.

NOTE: Indicates a procedure or function that


is important for the safe and proper operation
of the controller.

General Safety Information

 Read all of the instructions and cautions in the manual before beginning
installation.
 There are no user serviceable parts inside the controller. Do not
disassemble or attempt to repair it.
 Install external fuses/breakers as required.
 Disconnect the solar module and fuse/breakers near to battery before
installing or adjusting the controller.
 Do not allow water to enter the controller.
 Confirm that power connections are tightened to avoid excessive heating
from loose connection.

1
2 General Information
2.1 Product Overview

Thank you for selecting LandStar series solar light controller that adopts the
most advanced digital technique and operates fully automatically. The Pulse
Width Modulation (PWM) battery charging can greatly increase the lifetime
of battery. It has various unique functions and quite easy to use, such as:
12/24V automatic recognition
High efficient Series PWM charging, increase the battery lifetime and
improve the solar system performance.
Use MOSFET as electronic switch, without any mechanical switch
Widely used, automatically recognize day/night.
Digital LED menu, only one key solve all setting simply
Intelligent timer function with 1-15 hours option
 Unique dual timer function, enhance the flexibility of street light system.
 Gel, Sealed and Flooded battery type option.
Adopt temperature compensation, correct the charging and discharging
parameters automatically and improve the battery lifetime.
Electronic protection: Overheating, over charging, over discharging,
overload, and short circuit.
Reverse protection: any combination of solar module and battery.

The controller is for off-grid solar system, especially in solar light system,
and protects the battery from being over charged by the solar module and
over discharged by the loads. The charging process has been optimized for
long battery life and improved system performance. The comprehensive
self-diagnostics and electronic protection functions can prevent damage from
installation mistakes or system faults.
Though the controller is easy to operate and use, please take your time to
read this manual and become familiar with it. This will help you make full
use of all the functions and improve your solar PV system.

2
2.2 Product Features

Figure 2-1 Land Star characteristics

1 –Temperature Sensor
Measure ambient temperature and make temperature compensation for
charging and discharging.
2 – Charging status LED indicator
An LED indicator that shows charging status and also indicates when battery
voltage is higher than over voltage disconnect voltage.
3 – Battery status LED indicator
An LED indicator that shows battery status
4 – Battery type setting indicator
The indicator will be on when select battery type.
5 – Timer 2 setting indicator
The indicator will be on when set timer 2.
6 – Timer 1 setting indicator
The indicator will be on when set timer 1.
7 –LED digital display
Display the load work mode and status
8 –Setting button
Set load work mode and select battery type (in manual mode used for load
ON/OFF).
3
9 –Solar Module Terminals
Connect solar modules.
10 –Battery Terminals
Connect batteries.
11 –Load Terminals
Connect loads.

3 Installation Instructions
3.1 General Installation Notes

Read through the entire installation section first before beginning installation.
Be very careful when working with batteries. Wear eye protection. Have
fresh water available to wash and clean any contact with battery acid.
Uses insulated tools and avoid placing metal objects near the batteries.
Explosive battery gasses may be present during charging. Be certain there
is sufficient ventilation to release the gasses.
Avoid direct sunlight and do not install in locations where water can enter
the controller.
Loose power connections and/or corroded wires may result in resistive
connections that melt wire insulation, burn surrounding materials, or even
cause fire. Ensure tight connections and use cable clamps to secure cables
and prevent them from swaying in mobile applications.
Use with Gel, Sealed or Flooded batteries only.
Battery connection may be wired to one battery or a bank of batteries. The
following instructions refer to a singular battery, but it is implied that the
battery connection can be made to either one battery or a group of
batteries in a battery bank.
 Select the system cables according to 3A/mm2 current density

3.2 Mounting
NOTE: When mounting the controller, ensure free air
through the controller heat sink fins. There should be at
least 6 inches (150 mm) of clearance above and below the
controller to allow for cooling. If mounted in an
enclosure, ventilation is highly recommended.

4
WARNING: Risk of explosion! Never install the
controller in a sealed enclose with flooded batteries! Do
not install in a confined area where battery gassed can
accumulate.

Step 1: Choose Mounting Location


Locate the controller on a vertical surface protected from direct sun, high
temperature, and water. And make sure good ventilation.
Step 2: Check for clearance
Place the controller in the location where it will be mounted. Verify that
there is sufficient room to run wires and that there is sufficient room above
and below the controller for air flow.

150mm(5.9inches)
Warm air

150mm(5.9inches) Cool air

Figure 3-1 Mounting and cooling

Step 3: Mark Holes


Use a pencil or pen to mark the four (4) mounting hole locations on the
mounting surface.
Step 4: Drill Holes
Remove the controller and drill 4mm holes in the marked locations.
Step 5: Secure Controller
Place the controller on the surface and align the mounting holes with the
drilled holes in step 4.
Secure the controller in place using the mounting screws.
5
3.3 Wiring

NOTE: A recommended connection order has been


provided for maximum safety during installation.

NOTE: The controller is a common positive ground


controller.

CAUTION: Don’t connect the loads with surge power


exceeding the ratings of the controller.

CAUTION: For mobile applications, be sure to secure


all wiring. Use cable clamps to prevent cables from
swaying when the vehicle is in motion. Unsecured
cables create loose and resistive connections which may
lead to excessive heating and/or fire.

Step1: Battery Wiring

WARNING: Risk of explosion or fire! Never short


circuit battery positive (+) and negative (-) or cables

Fuse
150mm(5.9inches)
MAX

Battery

Figure 3-2 Battery connecting


6
Before battery is connected, make sure that battery voltage is greater than 6V
so as to start up the controller. If system is 24V, make sure battery voltage is
not less than 18V. System voltage can only be automatically recognized
when controller start up for the first time.
When install fuse, make sure that the biggest distance between the fuse
holder and the positive terminal of battery is 150mm. Do not insert a fuse at
this time. Confirm the connection correct and turn on the power.

Step 2: Load Wiring

The controller loads can be connected to such electrical equipments as lights,


pumps, motors and others. Controller offers power to loads through the
battery voltage.

Fuse
Load

Figure 3-3 Load Wiring


Connect the positive (+) and negative (-) of loads to controller load terminals
as shown in Figure 3-3. The load terminal may exist voltage, connect
carefully to avoid short circuit.

An in-line fuse holder should be wired in series in the load positive (+) or
negative (-) wire as show in Figure 3-3. Do not insert a fuse at this time.
Confirm the connection correct and turn on the power.

7
If wiring the load connection to a load distribution panel, each load circuit
should be fused separately. The total load draw should not exceed the load
rated current of controller.

Step 3: Solar wiring

WARNING: Risk of electric shock! Exercise caution


when handling solar wiring. The solar module(s) high
voltage output can cause severe shock or injury. Be
careful operation when installing solar wiring.

The controller can accept12V, 24V nominal off-grid solar module(s).


Grid-tie solar module(s) may be used if the open circuit voltage of solar
module doesn’t exceed the Maximum PV input voltage of the controller.
The solar module(s) work voltage must be equal to or greater than the
system voltage.

Solar Module

Figure 3-4 Solar wiring

8
Step 4: Confirm Wiring
Double-check the wiring in step1 through 3. Confirm correct polarity at each
connection. Verify that all six terminals are tightened.

Solar Module

Load

Fuse

Fuse
150mm(5.9inches)
MAX
Battery

Figure 3-5 System wiring review

Step 5: Confirm power on

When battery power is applied and the controller starts up, the battery LED
indicator will be green.
If the controller doesn't start up, or the battery status LED error exists, please
refer to section 5 for troubleshooting.

9
4 Operation
4.1 PWM Technology (Series Pulse Width Modulation)

The controller adopts the advanced series pulse width modulation (PWM)
charging mode. With range of 0-100%, it can charge the battery quickly and
stably under any condition of solar photovoltaic system.
PWM charging mode use automatic conversion duty ratio pulses current to
charge the battery. The battery can be fully charged safety and rapidly with
the pulse current. Intermissions make some oxygen and hydrogen generated
by chemical reaction chemically combined again and absorbed. It can
eliminate concentration polarization and ohm polarization naturally and
reduce the internal pressure of the battery so that the battery can absorb more
power. Pulse current charging mode makes battery have more time to react,
which reduces the gassing volume and makes battery improve the
acceptance rate of charging current.

4.2 Battery Charging Information

Figure 4-1 PWM Charging mode

·
Bulk Charge
In this stage, the battery voltage has not yet reached boost voltage and 100%
of available solar power is used to charge the battery.

·
Boost Charge
When the battery has recharged to the Boost voltage setpoint, constant-
current regulation is used to prevent heating and excessive battery
gassing.The Boost stage remains 120 minutes and then goes to Float Charge.

10
·
Float Charge
After the battery is fully charged in Boost voltage stage, the controller
reduces the battery voltage to Float voltage set point. When the battery is
fully recharged, there will be no more chemical reactions and all the charge
current transmits into heat and gas at this time. Then the controller reduces
the voltage to the floating stage, charging with a smaller voltage and current.
It will reduce the temperature of battery and prevent the gassing, also
charging the battery slightly at the same time. The purpose of Float stage is
to offset the power consumption caused by self consumption and small loads
in the whole system, while maintaining full battery storage capacity.
In Float stage, loads can continue to draw power from the battery. In the
event that the system load(s) exceed the solar charge current, the controller
will no longer be able to maintain the battery at the Float setpoint. Should
the battery voltage remains below the boost reconnect charging voltage, the
controller will exit Float stage and return to Bulk charge.

·
Equalize Charge

WARNING: Risk of explosion!


Equalizing flooded battery can produce explosive
gases, so well ventilation of battery box is necessary

NOTE: Equipment damage!


Equalization may increase battery voltage to the level
damaging to sensitive DC loads. Ensure that all load
allowable input voltages are greater than the equalizing
charging set point voltage.

NOTE: Equipment damage!


Over-charging and excessive gas precipitation may
damage the battery plates and activate material
shedding on them. Too high an equalizing charge or for
too long may cause damage. Please carefully review the
specific requirements of the battery used in the system.

11
Certain types of batteries benefit from periodic equalizing charge, which can
stir the electrolyte, balance battery voltage and complete chemical reaction.
Equalizing charge increases the battery voltage, higher than the standard
complement voltage, which gasifies the battery electrolyte.
If the battery is being over discharged, the solar controller will automatically
turn to equalize charging stage, and the equalize stage remain 120mins.
Equalize charge and boost charge are not carried out constantly in a full
charge process to avoid too much gas precipitation or overheating of battery.

4.3 LED Indicators

Charging Status LED indicator Battery Status LED indicator

Figure 4-2 LED indicators

 Charging status indicator


GREEN ON whenever sunlight is available for battery charging,
GREEN FAST FLASHING when battery over voltage.
Please refer to section 5 for troubleshooting.

Charging Status LED indicator Table 4-1

Color Indicator Charging Status

Green On Solid Charging

Green Fast Flashing Battery over voltage

12
Battery status indicator

GREEN ON when battery voltage in normal range


GREEN SLOWLY FLASHING when battery full
ORANGE ON when battery under voltage
RED ON when battery over discharged
Please refer to section 5 for troubleshooting.

Battery status LED indicator Table 4-2

Color Indicator Battery Status

Green On solid Normal


Green Slowly Flashing Full
Orange On solid Under voltage
Red On solid Over discharged

 Load status indicator:

When the load amp is 1.25times of rated current for 60 seconds, or the
load amp is 1.5 times of rated current for 5 seconds (overload); or load amp
is more than 3.5 times of rated current(Short Circuit) ,the LED digital tube
shows “L” with slowly flashing simultaneously. Please refer to section 5 for
trouble shooting.

Load status LED indicator Table 4-3


Color LED digital tube Load status

Red “L” with slowly flashing Overload or short circuit

 Overheating protection indicator:

When heat sink of the controller exceeds 85 ℃, the controller will


automatically cut input and output circuit, with LED digital tube showing
“H” with slowly flashing simultaneously. Please refer to section 5 for trouble
shooting.

Overheating protection indicator Table 4-4


Color LED digital tube System status

Red “H” with slowly flashing Controller overheating

13
4.4 Setting Operation

Dual timer function

Timer1 Timer2
Light
ON Midnight
Number Number
of hours of hours
Light
OFF

Sunset Sunrise
The default night length is 10 hours.The controller can learn the night length
refering to the previous night so as to adapt to the different seasons.
However, it will take some time to learn it.
Notes: when the “OFF” time set at timer 2 is later than
local sunrise time, the controller will turn off the load
output at the sunrise time, which shows light control
first!

. Load Control Settings


1. Dusk to Dawn
When solar module voltage goes below the point of NTTV (Night Time
Threshold Voltage) at sunset, the controller will recognize the starting
voltage and turn on the load after 10 minutes delay. When solar module
voltage goes above point of DTTV (Day Time Threshold Voltage), the solar
controller will recognize the starting voltage and turn off the load after 10
minutes delay.

2. Light ON + Timer
When solar module voltage goes below the point of NTTV (Night Time
Threshold Voltage) at sunset; the solar controller will recognize the starting
voltage and turn on the load after 10 minutes delay. The load will be on for
several hours which users set through LED digital tube. The controller has
dual timer function. Please refer to table 4-5 “Load Work Mode Setting”.

3. Test mode
This mode is the same as Dusk to Dawn. But there is no 10 minutes delay
when controller recognizes the starting voltage. When below the starting
voltage, the controller will turn on the load, if higher, it will turn off load.
The test mode makes it easy to check the system installation.
14
4. Manual mode

This mode is to turn ON and OFF the load by manual.

 Load Work Mode Setting

Timer1 Setting indicator Load work mode LED digital tube

Timer2
Setting indicator

Battery type
Setting Indicator
Setting button

Figure 4-3 Setting operation indicating

Press the setting button once and setting indicators will be changed
once among timer 1, timer2 and battery type.
When timer 1 setting indicator is on, press the setting button for more
than 5 seconds till the LED digital tube flashes. Then press the setting button
till the desired number appears according to the following table. The setting
is finished when the digital tube stop flashing.
Timer 2 setting is the same as timer 1 when the setting indicator is on
timer2

15
Load work mode Table 4-5

LED
Timer1 Digital
No.

Disable n

Dusk to Dawn, Load will be on all night 0

Load will be on for 1 hour after ten minutes delay since sunset 1

Load will be on for 2 hours after ten minutes delay since sunset 2

Load will be on for 3 hours after ten minutes delay since sunset 3

Load will be on for 4 hours after ten minutes delay since sunset 4

Load will be on for 5 hours after ten minutes delay since sunset 5

Load will be on for 6 hours after ten minutes delay since sunset 6

Load will be on for 7 hours after ten minutes delay since sunset 7

Load will be on for 8 hours after ten minutes delay since sunset 8

Load will be on for 9 hours after ten minutes delay since sunset 9

Load will be on for 10 hours after ten minutes delay since sunset 10

Load will be on for 11 hours after ten minutes delay since sunset 11

Load will be on for 12 hours after ten minutes delay since sunset 12

Load will be on for 13hours after ten minutes delay since sunset 13

Load will be on for 14 hours after ten minutes delay since sunset 14

Load will be on for 15 hours after ten minutes delay since sunset 15

Test mode 16

ON/OFF mode 17

16
Load work mode Table 4-6

Timer2 LED Digital No.

Disable n

Load will be on for 1 hour before sunrise 1

Load will be on for 2 hours before sunrise 2

Load will be on for 3 hours before sunrise 3

Load will be on for 4 hours before sunrise 4

Load will be on for 5 hours before sunrise 5

Load will be on for 6 hours before sunrise 6

Load will be on for 7 hours before sunrise 7

Load will be on for 8 hours before sunrise 8

Load will be on for 9 hours before sunrise 9

Load will be on for 10 hours before sunrise 10

Load will be on for 11 hours before sunrise 11

Load will be on for 12 hours before sunrise 12

Load will be on for 13hours before sunrise 13

Load will be on for 14 hours before sunrise 14

Load will be on for 15 hours before sunrise 15

Notes: If timer 1 is Dusk to Dawn( 0), Test mode (16) or


ON/OFF mode (17), the timer 2 will be disabled.

 Battery Type Setting

When battery type setting indicator is on, press the setting button for
more than 5 seconds till the LED digital tube flashes. Then press the setting
button till the desired number appears according to the following table. The
setting is finished till the LED digital display stops flashing.

Battery type setting Table 4-7


Battery type Digital tube display
Sealed lead acid battery 1
Gel battery 2
Flooded battery 3

17
5 Protection, Troubleshooting and
Maintenance
5.1 Protection

·
PV Array Short Circuit

If PV array short circuit occurs, clear it to resume normal operation.

·
Load Overload

If the load current exceeds the maximum load current rating, the controller
will disconnect the load. Overloading must be cleared up through reapply
power or pressing the setting button.

·
Load Short Circuit

Fully protected against load wiring short-circuit. After one automatic load
reconnect attempt, the fault must be cleared by reapply power or pressing the
setting button.

·
PV Reverse Polarity

Fully protection against PV reverse polarity, no damage to the controller will


result. Correct the miswire to resume normal operation.

·
Battery Reverse Polarity

Fully protection against battery reverse polarity, no damage to the controller


will result. Correct the miswire to resume normal operation.

·
Damaged Local Temperature Sensor

If the temperature sensor short-circuited or damaged, the controller will be


charging or discharging at the default temperature 25℃ to prevent the
battery damaged from overcharging or over discharged.

·
Overheating Protection

If the temperature of the controller heat sink exceeds 85C, the controller
will automatically start the overheating protection.

·
High Voltage Transients
PV is protected against high voltage transients. In lightning prone areas,
additional external suppression is recommended.

18
5.2 Troubleshooting
Trouble Shooting Table 5-1

Faults Possible reasons Troubleshooting


Charging LED PV Check that PV and battery
indicator off during array wire connections are
daytime when disconnection correct and tight.
sunshine falls on PV
modules properly.
Green charging LED Battery voltage Check if battery voltage
indicator fast higher than over over high. Disconnect the
flashing voltage solar module
disconnect
voltage(OVD)
Battery Battery under Load output is normal,,
LED indicators are voltage charging LED indicator
orange will return to green
automatically when fully
charged.
Battery LED Battery The controller cut off the
indicators RED color over discharged output automatically, LED
and loads not indicator will return to
working. green automatically when
fully charged.

19
Digital tube displays Over load or short Overload: Please reduce
“L” with red slowly circuit the load and press the
flashing button once, the
controller will resume to
work after 3s;
Short circuit: when the
first short-circuit occurs,
the controller will
automatically resume to
work after 10s; when a
second short-circuit
occurs, press the button,
the controller will
resume to work after 3s.
Digital tube displays Too high When heat sink of the
“H” with red slowly temperature of controller exceeds
flashing controller 85 ℃, the controller will
automatically cut input
and output circuit. When
the temperature below
75℃, the controller will
resume to work

Notes: No LED indicator.


Measure battery voltage with multimeter.
Min.6V can start up the controller.

Notes: No charging status LED indicator with normal


connection. Measure the input voltage of solar module,
the input voltage must be higher than battery voltage!

20
5.3 Maintenance

The following inspections and maintenance tasks are recommended at least


two times per year for best controller performance.

 Check that the controller is securely mounted in a clean and dry


environment.

 Check that the air flow and ventilation around the controller is not blocked.
Clear all dirt or fragments on the heat sink.

 Check all the naked wires to make sure insulation is not damaged for
serious solarization, frictional wear, dryness, insects or rats etc. Maintain or
replace the wires if necessary.

 Tighten all the terminals. Inspect for loose, broken, or burnt wire
connections.

 Check and confirm that LED digital tube is consistent with required. Pay
attention to any troubleshooting or error indication .Take necessary
corrective action.

 Confirm that all the system components are ground connected tightly and
correctly.

 Confirm that all the terminals have no corrosion, insulation damaged, high
temperature or burnt/discolored sign, tighten terminal screws to the
suggested torque.

 Inspect for dirt, insects and corrosion, and clear up.


 Check and confirm that lightning arrester is in good condition. Replace a
new one in time to avoid damaging of the controller and even other
equipments.

Notes: Dangerous with electric shock!


Make sure that all power source of controller is cut
off when operate above processes, and then make
inspection or other operations!

21
6 Warranty
The LandStar charge controller is warranted to be free from defects for a
period of TWO (2) years from the date of shipment to the original end user.
We will, at its option, repair or replace any such defective products.

• Claim procedure:

Before requesting warranty service, check the Operation Manual to be


certain that there is a problem with the controller. Return the defective
product to us with shipping charges prepaid if problem cannot be solved.
Provide proof of date and place of purchase. To obtain rapid service under
this warranty, the returned products must include the model, serial number
and detailed reason for the failure, the module type and size, type of batteries
and system loads. This information is critical to a rapid disposition of your
warranty claim.

•This warranty does not apply under the following conditions:


1. Damage by accident, negligence, abuse or improper use.
2. PV or load current exceeding the ratings of product.
3. Unauthorized product modification or attempted repair
4. Damaged occurring during shipment.
5. Damage results from acts of nature such as lightning, weather extremes
6. Irreclaimable mechanical damage.

22
7 Technical specifications
Electrical Parameters Table 7-1

Description Parameter

12 / 24VDC
Nominal System Voltage
Auto work

Maximum Battery Voltage 32V

LS1024R 10A
Rated Battery Current LS1524R 15A
LS2024R 20A

Charge Circuit Voltage Drop ≤0.26V

Discharge Circuit Voltage Drop ≤0.15V

Self-consumption ≤6mA

Threshold Voltage Parameters Table7-2


Description Parameter

NTTV (Night Time Threshold Voltage) 5V; x2/24V

DTTV (Day Time Threshold Voltage) 6V; x2/24V

Temperature Compensation Coefficient Table7-3

Description Parameter
Temperature Compensation
(25℃ ref)
-30mV/℃/12V
Coefficient(TEMPCO)*

* Compensation of equalize, boost, float and low voltage disconnect voltage.

23
Battery Voltage Parameters (temperature at 25℃) Table 7-4

Charging Parameters
Battery
charging Gel Sealed Flooded
setting
Over Voltage
Disconnect 16V; x2/24V 16V; x2/24V 16V; x2/24V
Voltage
Charging
15.5V;x2/24V 15.5V;x2/24V 15.5V;x2/24V
Limit Voltage
Over Voltage
Reconnect 15V; x2/24V 15V; x2/24V 15V; x2/24V
Voltage
Equalize
Charging ----- 14.6V;x2/24V 14.8V;x2/24V
Voltage
Boost
Charging 14.2V;x2/24V 14.4V;x2/24V 14.6V;x2/24V
Voltage
Float
Charging 13.8V;x2/24V 13.8V;x2/24V 13.8V;x2/24V
Voltage
Boost
Reconnect
13.2V;x2/24V 13.2V;x2/24V 13.2V;x2/24V
Charging
Voltage
Low Voltage
Reconnect 12.6V;x2/24V 12.6V;x2/24V 12.6V;x2/24V
Voltage
Under
voltage
warning 12.2V;x2/24V 12.2V;x2/24V 12.2V;x2/24V
reconnect
voltage
Under
Voltage
12V; x2/24V 12V; x2/24V 12V; x2/24V
Warning
Voltage
Low Voltage
Disconnect 11.1V;x2/24V 11.1V;x2/24V 11.1V;x2/24V
Voltage
Discharging
10.8V;x2/24V 10.8V;x2/24V 10.8V;x2/24V
Limit Voltage
Equalize
----- 2 hours 2 hours
duration
Boost
2 hours 2 hours 2 hours
duration

24
Environmental parameters Table 7-5
Environmental parameters Parameter
Working temperature -35℃ to +55℃
Storage temperature -35℃to +80℃
Humidity 10%-90% NC
Enclosure IP30

LS1024R Mechanical parameters Table 7-6


Mechanical Parameter Parameter
Overall dimension 140(5.51)x65(2.56)x34(1.34) mm/inches
Mounting dimension 130(5.12) x 45(1.77) mm/inches
Mounting hole size Φ4.5
Terminal 4mm2
Net weight 0.15kg

LS1524R、LS2024R Mechanical Parameters Table 7-7


Mechanical
Parameter
Parameter
Overall dimension 144(5.67)x75(2.95)x45(1.77) mm/inches
Mounting
135(5.31)x55(2.16) mm/inches
dimension
Mounting hole size Φ4.5
Terminal 10mm2
Net weight 0.25kg

Final interpretation right of the manual belongs to our company.


Any changes without prior notice!

25
mm(inches)

34(1.34)
140(5.51)

130(5.12)

64.9(2.56)
45(1.77)
Figure1-1 LS1024R Dimensions
45(1.77)
74.9(2.95)
55(2.16)

135(5.31)
144(5.67)

Figure1-2 LS1524R & LS2024R Dimensions

Version number: V6.0


BEIJING EPSOLAR TECHNOLOGY CO., LTD.

Tel:010-82894112 / 82894962

Fax:010-82894882

E-mail:info@epsolarpv.com

Website: www.epsolarpv.com

Anda mungkin juga menyukai