ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisa tingkat risiko pada proyek perbaikan Tangki
Penimbun Wash Tank 6000 barrel pada stasiun pengumpul “S” dan membuat mitigation plan
pada 5 besar tingkat risiko paling tinggi. Analisa risiko dilakukan pada setiap proses pekerjaan
perbaikan Wash Tank berdasarkan Project Risk Index atau Level Risk Factor kemudian
membuat prosedur mitigation dan respon plan pada risiko-risiko tersebut. Metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat risiko adalah kombinasi antara Pair Wise Comparation-
AHP (Analytical Hierarcy Process) dan Risk Matrix. Pair Wise Comparation digunakan
untuk mencari bobot risiko yang mungkin terjadi, sedangkan Risk Matrix untuk mengetahui
kemungkinan kejadian dan dampaknya. Hasil analisa dengan metode tersebut menunjukkan
bahwa risiko paling tinggi pada proses perbaikan Wash Tank adalah perbaikan rafter dan roof
dengan bobot risiko 39.29%. Hasil penilaian Risk Level pada 5 besar risiko yang mungkin
terjadi pada perbaikan Wash Tank adalah risiko terjatuh pada saat melakukan perbaikan rafter
dan roof (Risk Level: 23,46%), terjatuh pada saat proses coating (Risk Level: 6.10%), tersengat
listrik pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.69%), terbakar karena
pengelasan pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.18%), dan terjatuh dari
atap pada saat proses pemasangan blower di main hole roof (Risk Level: 5.16%).
Kata kunci: Analytical Hieracy Process (AHP), Mitigation Plan, Pair Wise Comparation,
Risk Matrix, Risk Level, Tangki Penimbun Wash Tank.
PENDAHULUAN
Tangki penimbun (Storage Tank) di stasiun pengumpul merupakan tangki
penyimpanan minyak sebelum dikirim ke stasiun metering minyak akhir yang siap untuk
dijual. Tangki-tangki penimbun yang ada di stasiun pengumpul berjumlah sekitar 432 buah
dan sebagian besar terdiri dari, Free Water Knock Out Tank, Wash Tank dan Shipping Tank.
Tangki – tangki pengumpul ini rata-rata sudah berumur 30 tahun, dan berdasarkan hasil
inspeksi diperlukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan integrity dan reability dari
tangki-tangki tersebut. Proses konstruksi perbaikan tangki Wash Tank terdapat banyak faktor
risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) yang cukup tinggi. Dengan lokasi di stasiun
pengumpul class A (criticality no.1) dan dekat fasilitas umum maka perbaikan tangki Wash
Tank ini mempunyai risiko yang tinggi karena kondisi lingkungan sekitar dan kondisi tangki
sudah rapuh akibat umur dan korosi.
SWA (Stop Work Authority) adalah dihentikannya pekerjaan karena pekerjaan tersebut
dilakukan dengan tidak selamat dan setiap orang berhak malakukan SWA terhadap semua
proyek yang dilakukan dengan tidak selamat. Akibat dilakukannya SWA maka akan
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
berdampak terhadap biaya, waktu dan mutu pekerjaan. Sebagai langkah agar tidak terjadi
SWA, maka perlu dibuatkan sebuah manajemen risiko yang efektif. PT. XYZ mempunyai
prinsip bahwa lakukanlah pekerjaan itu dengan selamat, jika kondisi tidak selamat jangan
dilakukan, pasti ada waktu yang tepat dan selamat untuk melakukan pekerjaan itu. Hal inilah
yang mendasari diperlukannya sebuah analisa risiko dalam pelaksanaan perbaikan Wash Tank
6000 Barrel di Stasiun Pengumpul “S”.
Penelitian analisa risiko pada proyek perbaikan tangki penimbun pernah dilakukan,
antara lain Kajian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Overhaul Tangki Timbun L3 di PT
Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong-Palembang (Fitriana R. , 2012)
dengan menggunakan metode risk matrix dan Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading
Tangki Timbun 61 dengan Pendekatan Fault Tree analysis (Kharisma M. , 2010).
I Putu Arta Wiguna dan Stephen Scott (2005) dalam penelitiannya Nature of the
Critical Risk Factors Affecting Project Performance in Indonesian Building Contracts,
meneliti mengenai risiko-risiko yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanan dan
pembiayaan yang berlebih (overrun) yang akan mempengaruhi performance dari sebuah
proyek. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi pembangunan 22 gedung di Jawa
Timur dan Bali. Penilaian risiko ini berdasarkan pada kemungkinan risiko yang terjadi
(Probability) dan Dampak (Impact) yang berpengaruh terhadap biaya dan waktu, dan juga
mempertimbangkan bobot (weight) dari tingkat risiko menggunakan pair-wise comparation
yang merupakan bagian dari Analytical Hierarcy Process (AHP). Metode ini akan
menghasilkan Project Risk Index atau Level Risk Factor yang akan memberikan nilai sebagai
dasar perangkingan risiko yang paling berpengaruh terhadap biaya dan waktu pelaksanaan
proyek. Metode dari penelitian I Putu Artama Wiguna dan Stephen Scott (2005) bisa
diterapkan dalam membuat analisa risiko pada perbaikan Wash Tank, karena hasil penelitian
akan memberikan informasi risiko-risiko yang paling berpengaruh pada setiap langkah
pekerjaan, sehingga bisa dilakukan respon terhadap risiko berdasarkan dari level risikonya.
Sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat atau “zero incidents”, karena apabila
pekerjaan dilakukan dengan tidak selamat atau berisiko, maka pekerjaan akan dihentikan atau
dilakukan Stop Work Authority (SWA) yang akan mengakibatkan keterlambatan waktu dan
biaya proyek bagi kontraktor.
Penelitian ini bertujuan membuat tingkat risiko pada setiap proses pada proyek
perbaikan Wash Tank dan juga membuat mitigation plan atau respon terhadap risiko-risiko
yang kemungkinan terjadi pada proyek konstruksi perbaikan Wash Tank tersebut, terutama 5
besar tingkat risiko paling tinggi. Dengan beberapa langkah yang dapat dicapai, yaitu dengan
menganalisis risiko pada setiap langkah pekerjaan perbaikan Wash Tank berdasarkan Project
Risk Index atau Level Risk Factor dan membuat standar atau prosedur dalam melakukan
mitigation dan respon plan pada risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek
perbaikan Wash Tank.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan penggabungan pair waise comparison
bagian dari AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan probability dan impact matrix untuk
menghitung Risk Level/Risk Index yang dilakukan pada konstruksi perbaikan Tangki
penimbun Wash Tank untuk mendapatkan risiko – risiko yang mungkin terjadi selama proses
perbaikan Wash Tank yang dapat menghambat tercapainya sasaran, yaitu pekerjaan dilakukan
dengan selamat, ketepatan mutu, biaya dan waktu.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Identifikasi risiko di dasarkan pada setiap proses pekerjaan atau Work Breakdown Structure
(WBS) pada proses perbaikan Wash Tank.
Penilaian dan pengukuran probabilitas dan dampak diberi nilai 1 sampai dengan 5.
Nilai tersebut menunjukkan probabilitas (Tabel 2. Penilaian Probabilitas Risiko) dari tingkat
yang sangat rendah sampai dengan sangat tinggi kemungkinan risiko terjadi dan menunjukkan
dampak (Tabel 3. Penilaian dampak Risiko) yang terjadi pada perusahaan bila risiko tersebut
terjadi.
Kemungkinan
Kejadian Risiko Nilai
Kiteria Probabilitas
/ Pobabilitas Variabel
Risiko Terjadi
Sangat Tinggi Risiko yang hampir pasti terjadi pada fasilitas, atau
5
(almost certain) - Nilai probabilitas > 85%
Risiko yang kemungkinan besar terjadi pada
Tinggi (likely) fasilitas atau pernah terjadi di Business Unit, atau 4
- Nilai probabilitas > 60% s/d 85%
Risiko yang kemungkinan kecil terjadi pada
Sedang (possible) fasilitas, atau pernah terjadi dalam Operation, atau 3
- Nilai probabilitas > 40% s/d 60%
Risiko yang kemungkinan kecil terjadi beberapa
kali di Perusahaan/Industri, tetapi tidak di
Rendah (unlikely) 2
Operation, atau
- Nilai Probabilitas >20-40%
Risiko yang hampir pasti tidak terjadi, atau terjadi
Sangat rendah
satu - dua kali di dalam Perusahaan/Industri, atau 1
(rare)
- Nilai Probabilitas 0-20%
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Dampak
Nilai
Risiko / Efek Kiteria Impact/Dampak
Variabel
Risiko
atau biaya sebesar USD 100.000 – USD 1 MM
- Schedule: Terlambat 2 – 4 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Ada
beberapa kekhawatiran masyarakat dan perhatian
media lokal dengan aspek yang potensial
membahayakan
- Keselamatan & Kesehatan: Sangat kecil
kemungkinan terjadinya cedera, tidak berisiko,
kemungkinan kehilangan waktu sangat kecil.
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan tidak ada
atau sangat kecil, hanya ada pemberitahuan dari
pihak berwenang
Sangat rendah - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
1
(insignificant) atau biaya sebesar
< USD 100.000
- Schedule: Terlambat < 2 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Kesadaran
masyarakat mungkin ada tetapi tidak ada atau kecil
perhatian publik dan masyarakat lokal terhadap
perusahaan
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
2,02%
Susah penempatan alat
angkat (Foco Truck dan
crawler crane) untuk 0,28
0,0039 3 2 0,0225 31
pengangkatan dan %
penurunan (swing) material
dekat dengan area kerja
0,23
Terbentur benda keras 0,0034 2 2 0,0189 32
%
0,29
Terpeleset 0,0043 2 2 0,0232 30
%
0,36
Tangan terjepit 0,0051 2 2 0,0290 28
%
Pemasangan 5,16
Terjatuh dari atap 0,0476 2 4 0,4153 5
Blower %
8,07%
2
0,87
Terjepit blower 0,0099 3 3 0,0700 26
%
Tersengat listrik 2,04
0,0185 3 3 0,1639 21
%
3,73
Terjepit 0,0531 2 2 0,3003 7
3 Pembukaan
%
3,86
10,24%
Door Sheet Tersengat listrik 0,0391 3 3 0,3105 6
%
Terkena paparan panas 2,65
0,0300 3 2 0,2129 14
pengelasan %
Bottom 0,94
Tersandung 0,0111 3 3 0,0758 25
Plate Repair %
3,32
Terbakar karena pengelasan 0,0307 3 3 0,2673 8
4 %
12,32%
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Risk
Kriteria Subkriteria
No Bobot (P) (I) Level Ranking
(Proses) (Risiko)
(RL)
Repair 23,4
Terjatuh dari atap 0,1524 3 4 1,8871 1
Rafter dan 6%
Roof 5,18
5 Terbakar karena pengelasan 0,0608 2 3 0,4164 4
39,29%
%
5,69
Tersengat listrik 0,0594 3 3 0,4581 3
%
Terkena paparan panas 2,46
0,0235 4 2 0,1981 17
matahari %
Terkena paparan asap dari 2,50
0,0371 3 2 0,2011 16
pengelasan %
6 Shell Plate 3,30
Terbakar 0,0387 2 3 0,2657 9
repair %
11,80%
2,52
Tersengat listrik 0,0275 3 3 0,2026 15
%
2,99
Terjepit 0,0341 3 3 0,2408 11
%
2,99
Kepala terbentur 0,0330 3 3 0,2407 12
%
7 Coating 6,10
Terjatuh 0,0462 3 4 0,4904 2
%
Sesak Nafas karena debu 2,43
0,0244 3 2 0,1959 18
16,26%
sand blast %
Tersengat Listrik mesin sand 2,07
0,0255 3 3 0,1668 20
blast %
Sesak nafas karena paparan 3,30
0,0336 3 2 0,2655 10
coating %
Sesak nafas karena di ruang 2,35
0,0236 3 2 0,1893 19
tertutup/terbatas %
Berdasarkan dari perhitungan bobot, probabilitas kejadian dan dampak kejadian maka
di dapatkan Risk Level sebagai berikut:
a. Rangking Risk Level Berdasarkan Proses dari tertinggi ke terendah:
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
b. Rangking Risk Level Berdasarkan Subkriteria Proses 5 besar dari tertinggi ke terendah:
Risk % Risk
Kejadian (Event) Level
Level
1. Terjatuh dari atap pada saat
proses perbaikan Rafter dan 1.8871 23.46%
Roof
2. Terjatuh pada saat proses
coating (internal & external 0.4904 6.10%
coating pada ketinggian)
3. Tersengat listrik pada saat
proses perbaikan Rafter dan 0.4581 5.69%
Roof
4. Terbakar karena pengelasan
pada saat proses perbaikan 0.4164 5.18%
Rafter dan Roof
5. Terjatuh dari atap pada saat
proses pemasangan blower 0.4153 5.16%
di main hole roof
DAFTAR PUSTAKA
American Petrolium Institute (2009), API 653: Tank Inspection, Repair, Alteration, and
Reconstruction, American Petrolium Institute, Washington, D. C.
Artama, W. P. and Scott, S. (2005), “Nature Of The Critical Risk Factors Affecting Project
Performance In Indonesian Building Contracts”, Association of Researchers in
Construction Management, Vol. 1, 225-35.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-9