Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

ANALISA KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PERBAIKAN


WASH TANK DI STASIUN PENGUMPUL MENGGUNAKAN NEW
APROACH RISK ANALYSIS

Ika Dasi Ariyanto1 dan Tri Joko Wahyu Adi2


Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Proyek
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e-mail: ikdzy_ary@yahoo.co.id 1)
trijokowahyuadi@gmail.com 2)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisa tingkat risiko pada proyek perbaikan Tangki
Penimbun Wash Tank 6000 barrel pada stasiun pengumpul “S” dan membuat mitigation plan
pada 5 besar tingkat risiko paling tinggi. Analisa risiko dilakukan pada setiap proses pekerjaan
perbaikan Wash Tank berdasarkan Project Risk Index atau Level Risk Factor kemudian
membuat prosedur mitigation dan respon plan pada risiko-risiko tersebut. Metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat risiko adalah kombinasi antara Pair Wise Comparation-
AHP (Analytical Hierarcy Process) dan Risk Matrix. Pair Wise Comparation digunakan
untuk mencari bobot risiko yang mungkin terjadi, sedangkan Risk Matrix untuk mengetahui
kemungkinan kejadian dan dampaknya. Hasil analisa dengan metode tersebut menunjukkan
bahwa risiko paling tinggi pada proses perbaikan Wash Tank adalah perbaikan rafter dan roof
dengan bobot risiko 39.29%. Hasil penilaian Risk Level pada 5 besar risiko yang mungkin
terjadi pada perbaikan Wash Tank adalah risiko terjatuh pada saat melakukan perbaikan rafter
dan roof (Risk Level: 23,46%), terjatuh pada saat proses coating (Risk Level: 6.10%), tersengat
listrik pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.69%), terbakar karena
pengelasan pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.18%), dan terjatuh dari
atap pada saat proses pemasangan blower di main hole roof (Risk Level: 5.16%).
Kata kunci: Analytical Hieracy Process (AHP), Mitigation Plan, Pair Wise Comparation,
Risk Matrix, Risk Level, Tangki Penimbun Wash Tank.

PENDAHULUAN
Tangki penimbun (Storage Tank) di stasiun pengumpul merupakan tangki
penyimpanan minyak sebelum dikirim ke stasiun metering minyak akhir yang siap untuk
dijual. Tangki-tangki penimbun yang ada di stasiun pengumpul berjumlah sekitar 432 buah
dan sebagian besar terdiri dari, Free Water Knock Out Tank, Wash Tank dan Shipping Tank.
Tangki – tangki pengumpul ini rata-rata sudah berumur 30 tahun, dan berdasarkan hasil
inspeksi diperlukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan integrity dan reability dari
tangki-tangki tersebut. Proses konstruksi perbaikan tangki Wash Tank terdapat banyak faktor
risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) yang cukup tinggi. Dengan lokasi di stasiun
pengumpul class A (criticality no.1) dan dekat fasilitas umum maka perbaikan tangki Wash
Tank ini mempunyai risiko yang tinggi karena kondisi lingkungan sekitar dan kondisi tangki
sudah rapuh akibat umur dan korosi.
SWA (Stop Work Authority) adalah dihentikannya pekerjaan karena pekerjaan tersebut
dilakukan dengan tidak selamat dan setiap orang berhak malakukan SWA terhadap semua
proyek yang dilakukan dengan tidak selamat. Akibat dilakukannya SWA maka akan

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

berdampak terhadap biaya, waktu dan mutu pekerjaan. Sebagai langkah agar tidak terjadi
SWA, maka perlu dibuatkan sebuah manajemen risiko yang efektif. PT. XYZ mempunyai
prinsip bahwa lakukanlah pekerjaan itu dengan selamat, jika kondisi tidak selamat jangan
dilakukan, pasti ada waktu yang tepat dan selamat untuk melakukan pekerjaan itu. Hal inilah
yang mendasari diperlukannya sebuah analisa risiko dalam pelaksanaan perbaikan Wash Tank
6000 Barrel di Stasiun Pengumpul “S”.
Penelitian analisa risiko pada proyek perbaikan tangki penimbun pernah dilakukan,
antara lain Kajian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Overhaul Tangki Timbun L3 di PT
Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong-Palembang (Fitriana R. , 2012)
dengan menggunakan metode risk matrix dan Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading
Tangki Timbun 61 dengan Pendekatan Fault Tree analysis (Kharisma M. , 2010).
I Putu Arta Wiguna dan Stephen Scott (2005) dalam penelitiannya Nature of the
Critical Risk Factors Affecting Project Performance in Indonesian Building Contracts,
meneliti mengenai risiko-risiko yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanan dan
pembiayaan yang berlebih (overrun) yang akan mempengaruhi performance dari sebuah
proyek. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi pembangunan 22 gedung di Jawa
Timur dan Bali. Penilaian risiko ini berdasarkan pada kemungkinan risiko yang terjadi
(Probability) dan Dampak (Impact) yang berpengaruh terhadap biaya dan waktu, dan juga
mempertimbangkan bobot (weight) dari tingkat risiko menggunakan pair-wise comparation
yang merupakan bagian dari Analytical Hierarcy Process (AHP). Metode ini akan
menghasilkan Project Risk Index atau Level Risk Factor yang akan memberikan nilai sebagai
dasar perangkingan risiko yang paling berpengaruh terhadap biaya dan waktu pelaksanaan
proyek. Metode dari penelitian I Putu Artama Wiguna dan Stephen Scott (2005) bisa
diterapkan dalam membuat analisa risiko pada perbaikan Wash Tank, karena hasil penelitian
akan memberikan informasi risiko-risiko yang paling berpengaruh pada setiap langkah
pekerjaan, sehingga bisa dilakukan respon terhadap risiko berdasarkan dari level risikonya.
Sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat atau “zero incidents”, karena apabila
pekerjaan dilakukan dengan tidak selamat atau berisiko, maka pekerjaan akan dihentikan atau
dilakukan Stop Work Authority (SWA) yang akan mengakibatkan keterlambatan waktu dan
biaya proyek bagi kontraktor.
Penelitian ini bertujuan membuat tingkat risiko pada setiap proses pada proyek
perbaikan Wash Tank dan juga membuat mitigation plan atau respon terhadap risiko-risiko
yang kemungkinan terjadi pada proyek konstruksi perbaikan Wash Tank tersebut, terutama 5
besar tingkat risiko paling tinggi. Dengan beberapa langkah yang dapat dicapai, yaitu dengan
menganalisis risiko pada setiap langkah pekerjaan perbaikan Wash Tank berdasarkan Project
Risk Index atau Level Risk Factor dan membuat standar atau prosedur dalam melakukan
mitigation dan respon plan pada risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek
perbaikan Wash Tank.

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan penggabungan pair waise comparison
bagian dari AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan probability dan impact matrix untuk
menghitung Risk Level/Risk Index yang dilakukan pada konstruksi perbaikan Tangki
penimbun Wash Tank untuk mendapatkan risiko – risiko yang mungkin terjadi selama proses
perbaikan Wash Tank yang dapat menghambat tercapainya sasaran, yaitu pekerjaan dilakukan
dengan selamat, ketepatan mutu, biaya dan waktu.

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Berikut rumus menghitung Risk Level/Risk Index:


∑ (1)

Gambar Analisa Risk Level

Identifikasi risiko di dasarkan pada setiap proses pekerjaan atau Work Breakdown Structure
(WBS) pada proses perbaikan Wash Tank.
Penilaian dan pengukuran probabilitas dan dampak diberi nilai 1 sampai dengan 5.
Nilai tersebut menunjukkan probabilitas (Tabel 2. Penilaian Probabilitas Risiko) dari tingkat
yang sangat rendah sampai dengan sangat tinggi kemungkinan risiko terjadi dan menunjukkan
dampak (Tabel 3. Penilaian dampak Risiko) yang terjadi pada perusahaan bila risiko tersebut
terjadi.

Tabel 1 Penilaian Probabilitas Risiko

Kemungkinan
Kejadian Risiko Nilai
Kiteria Probabilitas
/ Pobabilitas Variabel
Risiko Terjadi
Sangat Tinggi Risiko yang hampir pasti terjadi pada fasilitas, atau
5
(almost certain) - Nilai probabilitas > 85%
Risiko yang kemungkinan besar terjadi pada
Tinggi (likely) fasilitas atau pernah terjadi di Business Unit, atau 4
- Nilai probabilitas > 60% s/d 85%
Risiko yang kemungkinan kecil terjadi pada
Sedang (possible) fasilitas, atau pernah terjadi dalam Operation, atau 3
- Nilai probabilitas > 40% s/d 60%
Risiko yang kemungkinan kecil terjadi beberapa
kali di Perusahaan/Industri, tetapi tidak di
Rendah (unlikely) 2
Operation, atau
- Nilai Probabilitas >20-40%
Risiko yang hampir pasti tidak terjadi, atau terjadi
Sangat rendah
satu - dua kali di dalam Perusahaan/Industri, atau 1
(rare)
- Nilai Probabilitas 0-20%

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Tabel 2 Penilaian Dampak Risiko


Dampak
Nilai
Risiko / Efek Kiteria Impact/Dampak
Variabel
Risiko
- Keselamatan & Kesehatan: > 1 orang meninggal
dunia
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan
dan serius dan kemungkinan dapat memberikan efek
pada kesehatan dalam jangka panjang.
- Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
Sangat Tinggi
atau biaya sebesar > USD 100 MM 5
(catostrophic)
- Schedule: Terlambat > 12 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi) : Mendapat
perhatian dari masyarakat Internasional, merugikan
luas dan jadi perhatian media internasional,
berdampak pada regulasi GOI (Government Of
Indonesia)
- Keselamatan & Kesehatan: 1 orang meninggal
dunia
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan
dan serius dan kemungkinan dapat memberikan efek
pada kesehatan dalam jangka pendek.
- Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
atau biaya sebesar > USD 10 MM – USD 100 MM
Tinggi (major) 4
- Schedule: Terlambat > 8 – 12 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Mendapat
perhatian dari masyarakat Nasional, berdampak
terhadap kerugian terhadap kebijakan regional /
nasional yang berpotensi membatasi dan / atau
dampak pada pemberian pinalti, menimbulkan aksi
organisasi masa.
- Keselamatan & Kesehatan: cedera permanen
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan
dan serius dan tidak memberikan efek pada
kesehatan dalam jangka pendek.
- Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
Sedang atau biaya sebesar > USD 1 MM – USD 10 MM
3
(moderate) - Schedule: Terlambat > 4 – 8 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Mendapat
perhatian dari masyarakat daerah, media nasional
atau lokal, politisi daerah. Sikap yang merugikan
pemerintah daerah dan / atau organisasi

- Keselamatan & Kesehatan: cedera ringan lebih


dari satu.
Rendah
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan 2
(minor)
dan serius
- Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Dampak
Nilai
Risiko / Efek Kiteria Impact/Dampak
Variabel
Risiko
atau biaya sebesar USD 100.000 – USD 1 MM
- Schedule: Terlambat 2 – 4 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Ada
beberapa kekhawatiran masyarakat dan perhatian
media lokal dengan aspek yang potensial
membahayakan
- Keselamatan & Kesehatan: Sangat kecil
kemungkinan terjadinya cedera, tidak berisiko,
kemungkinan kehilangan waktu sangat kecil.
- Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan tidak ada
atau sangat kecil, hanya ada pemberitahuan dari
pihak berwenang
Sangat rendah - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
1
(insignificant) atau biaya sebesar
< USD 100.000
- Schedule: Terlambat < 2 bulan
- Compliance (peraturan dan reputasi): Kesadaran
masyarakat mungkin ada tetapi tidak ada atau kecil
perhatian publik dan masyarakat lokal terhadap
perusahaan

Penentuan weight risiko dengan pair-wise comparation berdasarkan data yang di


dapatkan dan dilakukan pengolahan dengan langkah sebagai berikut:
1. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas data sampel untuk menghitung. Uji
validitas di katakana valid jika nilainya positive dan uji reliabilitas cukup memuaskan
ata tinggi jika nilai >0.70
2. Membuat hierarcy process dan factor-faktor risiko
3. Membuat pembobotan dengan cara matriks berpasangan (pairwise comparison)
4. Menghitung Consistency Index (CI) untuk mengukur error dari keputusan. Nilai CI
semakin mendekati nilai nol (0) maka CI semakin konsisten
5. Menghitung Consistency ratio (CR). Sebaiknya CR < 10% untuk menunjukkan bahwa
keputusan dapat diterima atau konsisten (Saaty, 2000)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan perhitungan dari Bobot (weight) menggunakan pair-wise comparation dan juga
hasil perhitungan dari Risk Matrix, maka selanjutnya dilakukan perhitungan Risk Level. Hasil
dari perhitungan Risk Level terlihat pada Tabel 3.

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Tabel 3 Hasil Perhitungan Risk Level


Risk 
Kriteria  Subkriteria 
No  Bobot  (P)  (I) Level  Ranking 
(Proses)  (Risiko) 
(RL) 
Survey  0,13
Hambatan dari masyarakat  0,0021 2  2  0,0105  33
lapangan  % 
Susah  akses  untuk 
0,42
pengangkatan  material  dan  0,0050 3  3  0,0334  27

peralatan 
Susah  penempatan  mobil 
pembawa  peralatan  dan  0,31
0,0038 3  2  0,0250  29
1  material  dekat  dengan  area  % 
   kerja 

2,02% 
   Susah  penempatan  alat 
   angkat  (Foco  Truck  dan 
   crawler  crane)  untuk  0,28
0,0039 3  2  0,0225  31
   pengangkatan  dan  % 
   penurunan    (swing)  material 
dekat dengan area kerja
0,23
Terbentur benda keras  0,0034 2  2  0,0189  32

0,29
Terpeleset  0,0043 2  2  0,0232  30

0,36
Tangan terjepit  0,0051 2  2  0,0290  28

Pemasangan  5,16
Terjatuh dari atap  0,0476 2  4  0,4153  5 
Blower  % 

8,07% 

0,87
   Terjepit blower  0,0099 3  3  0,0700  26

  
Tersengat listrik 2,04
0,0185 3  3  0,1639  21

3,73
Terjepit  0,0531 2  2  0,3003  7 
3  Pembukaan 

3,86
10,24% 
   Door Sheet  Tersengat listrik  0,0391 3  3  0,3105  6 

     
Terkena  paparan  panas  2,65
0,0300 3  2  0,2129  14
pengelasan  % 
Bottom  0,94
Tersandung  0,0111 3  3  0,0758  25
Plate Repair  % 
3,32
Terbakar karena pengelasan  0,0307 3  3  0,2673  8 
4  % 
12,32% 

   Terkena  paparan  asap  dari  1,88


0,0233 3  2  0,1510  22
   pengelasan  % 
   1,35
Kepala Terbentur  0,0169 2  3  0,1090  24
   % 
   1,84
Terjepit  0,0237 3  2  0,1481  23

2,99
Tersengat Listrik  0,0330 3  3  0,2404  13

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Risk 
Kriteria  Subkriteria 
No  Bobot  (P)  (I) Level  Ranking 
(Proses)  (Risiko) 
(RL) 
Repair  23,4
Terjatuh dari atap  0,1524 3  4  1,8871  1 
Rafter  dan  6% 
Roof    5,18
5  Terbakar karena pengelasan  0,0608 2  3  0,4164  4 

39,29% 
   % 
  
   5,69
   Tersengat listrik  0,0594 3  3  0,4581  3 
   % 
  
Terkena  paparan  panas  2,46
   0,0235 4  2  0,1981  17
matahari  % 
Terkena  paparan  asap  dari  2,50
0,0371 3  2  0,2011  16
pengelasan  % 
6  Shell  Plate  3,30
Terbakar  0,0387 2  3  0,2657  9 
   repair  % 

11,80% 
      2,52
Tersengat listrik  0,0275 3  3  0,2026  15
   % 
2,99
Terjepit  0,0341 3  3  0,2408  11

2,99
Kepala terbentur  0,0330 3  3  0,2407  12

7  Coating  6,10
Terjatuh  0,0462 3  4  0,4904  2 
      % 
      Sesak  Nafas  karena  debu  2,43
0,0244 3  2  0,1959  18

16,26% 
      sand blast  % 
      Tersengat  Listrik  mesin  sand  2,07
0,0255 3  3  0,1668  20
blast  % 
Sesak  nafas  karena  paparan  3,30
0,0336 3  2  0,2655  10
coating  % 
Sesak  nafas  karena  di  ruang  2,35
0,0236 3  2  0,1893  19
tertutup/terbatas % 

Berdasarkan dari perhitungan bobot, probabilitas kejadian dan dampak kejadian maka
di dapatkan Risk Level sebagai berikut:
a. Rangking Risk Level Berdasarkan Proses dari tertinggi ke terendah:

Proses Kejadian Risk % Risk


(event) Level Level
1. Repair Rafter dan
3.2 39.29%
Roof
2. Coating 1.3 16.26%
3. Bottom Plate Repair 1.0 12.32%
4. Shell Plate repair 0.9 11.80%
5. Pembukaan Door
0.8 10.24%
Sheet
6. Pemasangan Blower 0.6 8.07%
7. Survey lapangan 0.2 2.02%

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

b. Rangking Risk Level Berdasarkan Subkriteria Proses 5 besar dari tertinggi ke terendah:
Risk % Risk
Kejadian (Event) Level
Level
1. Terjatuh dari atap pada saat
proses perbaikan Rafter dan 1.8871 23.46%
Roof
2. Terjatuh pada saat proses
coating (internal & external 0.4904 6.10%
coating pada ketinggian)
3. Tersengat listrik pada saat
proses perbaikan Rafter dan 0.4581 5.69%
Roof
4. Terbakar karena pengelasan
pada saat proses perbaikan 0.4164 5.18%
Rafter dan Roof
5. Terjatuh dari atap pada saat
proses pemasangan blower 0.4153 5.16%
di main hole roof

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil analisa penelitian ini dapat diambil kesimpulan:
1. Pembobotan (weighting) merupakan kriteria penentu dalam perhitungan Risk Level
perangkingan tingkat risiko, sehingga memberikan petunjuk yang jelas untuk prioritas
terhadap respon risiko.
2. Risiko utama pada proses perbaikan Wash Tank adalah proses perbaikan Rafter, Roof
dan pemasangan walkway diatas Roof Tank. Hal ini terkait dengan Risk Level sebesar
3.16 (39,29%).
3. Risiko yang paling utama pada perbaikan Wash Tank adalah Terjatuh dan Terkena
Panas/Listrik.

Saran untuk menindaklanjuti penelitian ini antara lain:


1. Melakukan perhitungan jumlah pekerja/crew yang optimal pada setiap proses pekerjaan
perbaikan Tangki berdasarkan pada Risk Level sehingga pekerjaan bisa dilakukan
dengan selamat dan lebih efisien terhadap biaya dan waktu.
2. Membuat sistem yang baik untuk setiap proses pekerjaan perbaikan tangki berdasarkan
Risk Level pada setiap proses, sehingga membuat pekerjaan dilakukan dengan aman dan
selamat yang akan mengurangi terjadinya SWA (Stop Work Authority)

DAFTAR PUSTAKA
American Petrolium Institute (2009), API 653: Tank Inspection, Repair, Alteration, and
Reconstruction, American Petrolium Institute, Washington, D. C.
Artama, W. P. and Scott, S. (2005), “Nature Of The Critical Risk Factors Affecting Project
Performance In Indonesian Building Contracts”, Association of Researchers in
Construction Management, Vol. 1, 225-35.

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Artama, W. P. (2011), Aplication of Risk Management, Lecture handout: Magister


Management Project, Institute Technology Sepuluh November, Surabaya.
Australia, Standard Association (1999), Guidelines for Managing Risk: AS/NZS 4360, In the
Australian and New Zealand Public Sector, New South Wales.
Australia, Standard Association (2004), Risk Management Standard: AS/NZS 4360, New
South Wales.
Alberta Environment, (2001), “Risk Management Guidelines for Petroleum Storage Tank
Sites”, No. T/570, Edmonton, Alberta.
Chevron, (2009), JOSOP 499 – Hazard Analysis Procedure, Chevron Coorporation.
Dey, P. K. (2010) “Managing project risk using combined analytical hierarchy process and
risk map”, applied soft computing, 10, hal 990-1000.
Drops Online The Dropped Objects Prevention Scheme Global Resource Centre, “Electronic
DROPS Calculator”. www.dropsonline.org . Diunduh 14 Juni 2013.
Fitriana, R. (2012), Kajian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Overhaul Tangki Timbun
1.3 di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong-Palembang,
Universitas Indonesia, Depok.
I Putri R. (2009) “Risk Matrix, Tools yang Powerful dalam Manajemen Risiko”.
http://www.managementfile.com/journal.php?id=51&sub=journal&awal=10&page=ri
sk . Diunduh pada 12 November 2012.
Kuang, Z. (2011) “Risk Management in Construction Projects”, Via University College,
Horsens Campus Denmark.
Marsh, (2011) “Atmospheric Storage Tank”, Risk Engineering Position Paper, Marsh &
McLennan Company, United Kingdom.
Mohammad, A. M, dkk (1991), “Project risk Assessment Using Analytical Hierarcy Process”,
IEEE Transaction on Engineering Management, Vol. 38 No.1.
Muhammad, K. (2009), Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading Tangki Timbun 61 Dengan
Pendekatan Foult Tree analysis, Teknik Industri, Institut Teknologi Surabaya,
Surabaya.
PMI (2008), A Guide to The Project Management Body of Knowledge, Project Management
Institute, Pennsylvania.
Saaty, (2008), “Decision making with the analytic hierarchy process”, Int. J. Services
Sciences, Vol. 1, No. 1.
Siswanto (2011), Analisa Resiko Pada Masa Konstruksi Proyek Pembangunan Dermaga
Multipurpose Teluk Lamongan Surabaya, Manajemen Proyek, Institut Teknologi
Surabaya, Surabaya.

ISBN : 978-602-97491-7-5
B-9-9

Anda mungkin juga menyukai