Penyuluhan Napza
Penyuluhan Napza
KABUPATEN JENEPONTO
I. LATAR BELAKANG
1
remaja. Dimana pada masa remaja ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
individu terhadap penyesuaian sosialnya (Makarao, 2003 dalam Hutauruk, 2007)
Peran penting sektor kesehatan sering tidak disadari oleh petugas kesehatan itu
sendiri, bahkan para pengambil keputusan, kecuali mereka yang berminat dibidang
kesehatan jiwa, khususnya penyalahgunaan NAPZA. Bidang ini perlu dikembangkan
secara lebih profesional, sehingga menjadi salah satu pilar yang kokoh dari upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Kondisi diatas mengharuskan pula Puskesmas
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dapat berperan lebih proaktif dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat. Dari hasil identifikasi masalah
NAPZA dilapangan melalui diskusi kelompok terarah yang dilakukan Direktorat
Kesehatan Jiwa Masyarakat bekerja sama dengan Direktorat Promosi Kesehatan – Ditjen
Kesehatan Masyarakat Depkes-Kesos RI dengan petugas-petugas puskesmas di beberapa
propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali ternyata pengetahuan
petugas puskesmas mengenai masalah NAPZA sangat minim sekali serta masih
kurangnya buku yang dapat dijadikan pedoman.
Seringkali pengedar memberikan hal yang sangat menarik perhatian siswa dalam
bentuk yang tidak menyerupai narkoba, sehingga banyak siswa yang menggunakan
Narkoba tanpa menyadarinya secara langsung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
2
kewaspadaan dari siswa siswi terhadap sesuatu hal yang mencurigakan serta pengetahuan
yang sangat minim terhadap NAPZA.
IV. PELAKSANAAN
3
Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan
dari penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat
pengetahuan peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.
2. Penyajian Materi
Materi penyuluhan disajikan dengan bantuan LCD projector. Slide yang telah
disiapkan disajikan kepada siswa-siswi pada saat menguraikan materi-materi
penyuluhan. Penyuluhan dilakukan di dalam ruang kelas selama 30 menit
dilanjutkan dengan sesi diskusi.
V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelumnya Persuratan untuk
pelaksanaan peyuluhan dibuat dan dikirim langsung ke sekolah yang bersangkutan 3
hari sebelum kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Dokter bersama tim promkes dari puskesmas tiba di sekolah pada Pk. 08.30 dan
langsung mendatangi kantor kepala sekolah untuk membicarakan ruang tempat
penyuluhan. Peserta yang hadir kurang lebih 24 orang dari perwakilan kelas yang
ditunjuk. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat
pengetahuan peserta masih kurang mengenai materi penyuluhan sebelum
diadakannya penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Hampir sebagian besar siswa-siswi yang hadir kurang mengetahui materi
penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, siswa-siswi cukup
antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.
PESERTA PENDAMPING